Anda di halaman 1dari 5

SURAT PERJANJIAN KERJA

ANTARA
PT..........................................
DENGAN
PT...........................................
NO.001/SPK/PEMBANGUNANSPBU/................................./VIII/2019

Pada hari ini................ tanggal......... bulan...............tahun 2019, yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : H.OWNER

No. KTP : 32XXXXXXXXXX00002

AlAMAT : Dusun.......... Rt...... Rw.....Desa..........

Kecamatan............... Kabupaten........ Jawa barat

Jabatan : Direktur

Selanjutnya di sebut PIHAK PERTAMA.

Nama : H.PEMBORONG

No. KTP : 32XXXXXXXXXXXXXX

Alamat : JlN.................. Rt..... Rw......... Kel..........

KEC................. KABUPATEN...............

Jabatan : Direktur

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Para pihak sepakat terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Pengusaha yang bergerak dalam bidang usaha migas dan
bermaksud untuk membuka usaha SPBU (selanjutnya disebut SPBU) bermitra dengan
PERTAMINA.

2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah Pengusaha yang bergerak dalam bidang Property/kontraktor
dan bersedia untuk membantu PIHAK KEDUA dalam Pembangunan SPBU tersebut

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka kedua belah pihak sepakat untuk membuat dan
menandatangani Perjanjian Kerja sama (selanjutnya disebut Perjanjian kerjasama) dengan syarat
dan ketentuan sebagai berikut :
PASAL 1
TUGAS DAN LUANG LINGKUP

PIHAK PERTAMA dengan ini menunjuk PIHAK KEDUA untuk melakukan pembiayaan dan
pembangunan SPBU MINI sesuai dengan Spesifikasi dan RAB (Rencana Anggaran Biaya ) yang
meliputi pembiayaan dari awal sampai dengan selesai yang telah disetujui bersama (Spesifikasi
dan RAB terlampir) dan PIHAK KEDUA dengan ini bersedia untuk melakukan pembiayaan dan
pembangunan tersebut secara profesional dan bertanggung jawab.

PASAL 2
WAKTU PELAKSANAAN

1. Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 100 (seratus) hari kalender terhitung sejak Perjanjian
Kerja sama ini ditandatangi berikut rencana kerja/scedule yang telah disepakati bersama oleh
kedua belah pihak yaitu mulai dari persiapan pekerjaan, pembuatan shop drawing/gambar
kerja dan metode pelaksanaan secara detail yang dilampirkan dalam Perjanjian Kerja ini.

2. Apabila terjadi keterlambatan dalam memulai pekerjaan Pembangunan SPBU tersebut, maka
PIHAK KEDUA wajib memberitahukan alasannya kepada PIHAK PERTAMA, maksimal 7 (tujuh)
hari sebelumnya.

PASAL 3
LOKASI PEKERJAAN

Pembangunan SPBU ini berlokasi di dusun............... Desa...................


Kec.........................Kab................dengan koordinat 6°...’....,......”S 107°38’36,2”E

PASAL 4
BIAYA PEMBANGUNAN SPBU

1. Biaya pekerjaan pembangunan SPBU sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian
kerjasama ini adalah sebesar Rp 2.981.000.000 (Dua milyar sembilan ratus delapan puluh
satu juta Rupiah) terdiri dari

1.1 Biaya pembangunan pisik sebesar Rp 1,715,954,450 (satu milyar tujuh ratus lima belas
juta sembilan ratus lima puluh empat ribu empat ratus lima puluh ribu rupiah) rincian
terlampir

1.2 Biaya pembelian vendor pertamiana sebesar Rp 1,265,000,000 (satu milyar dua ratus
enam puluh lima juta rupiah) rincian terlampir

2. Biaya tersebut meliputi untung dan rugi

3. Biaya tersebut meliputi biaya pembangunan dari awal sampai selesai

4. Biaya tersebut sudah termasuk biaya koordinasi lingkungan sekitar yang berkaitan dengan
proyek pembangunan SPBU

PASAL 5
CARA PEMBAYARAN

1. Untuk cara pembayaran kedua belah pihak telah sepakat dengan cara pembayaran secara
bertahap,,dengan 3 kali tahapan dan setiap tahapan di cover cek mundur sebagai alat
pembayaran dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan ketentuan sebagai beriku

1.1 pembayaran pertama akan di bayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
sebesar 50% dari total nilai kontarak atau sebesar Rp 1,490,500,000 (satu milyar
empat ratus sembilan puluh juta lima ratus ribu rupiah) setelah bobot pekerjaan
mencapai 70% dan akan di coper cek mundur 65 hari terhitung dari di mulainya
pekerjaan dan setelah vendor pertamina di order dan di bayarkan via owner
1.2 pembayaran tahap kedua akan di bayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA sebesar Rp 1,341,450,000 (satu milyar tiga ratus empat puluh satu juta empat
ratus lima puluh ribu rupiah) setelah bobot pekerjaan mencapai 100% dan akan di coper
cek mundur 35 hari setelah pekerjaan tahap pertama terlealisasi

1.3 pembayaran tahap ketiga akan di bayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA sebesar Rp 149,050,000 (seratus empat puluh sembilan juta lima puluh ribu
rupiah) dan akan di coper cek mundur 60 hari setelah progres tahap kedua terlealisasi

PASAL 6
PEKERJAAN TAMBAHAN

1. Yang dimaksud pekerjaan tambah adalah pekerjaan di luar spesifikasi pekerjaan yang
tercantum pada Pasal 4 Ayat 1 dalam Surat Perjanjian kerja sama ini pekerjaan tambahan
ditentukan dengan dasar harga satuan pekerjaan yang telah disepakati dalam RAB jika item
pekerjaan belum tercantum pada RAB maka pembiayaan akan di tambahkan tanpa Mengacu
ke pasal 5 ayat 1

2. Kedua belah pihak sepakat untuk Pekerjaan Tambahan akan dilakukan oleh PIHAK KEDUA
apabila sudah mendapat persetujuan secara tertulis dari PIHAK PERTAMA

PASAL 7
SANKSI DAN DENDA

1. Apabila terjadi kelambatan prestasi setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 tentang waktu pelaksanaan pekerjaan, maka
PIHAK KEDUA akan dikenakan denda keterlambatan sebesar 1 0/00 (satu per mil) per hari
dari pekerjaan yang belum dilaksanakan dan maksimal sebesar 5 % (lima persen) dari
pekerjaan yang belum dilaksanakan.

2. Denda-denda tersebut diatas tidak dikenakan apabila yang terjadi disebabkan Force Majeure
atau bukan disebabkan oleh PIHAK KEDUA dan harus disampaikan oleh PIHAK KEDUA dan
disetuji PIHAK PERTAMA.

PASAL 8
KEADAAN MEMAKSA/FORCE MAJEURE

Keadaan memaksa force majeure menurut perjanjian ini adalah semua hal yang terjadi di luar
kemampuan semua pihak untuk mengatasinya termasuk dalam hal ini adalah peperangan, block
kade, huru-hara, pemogokan masal, bencana alam dan yang secara langsung menghalangi proses
pelaksanaan pekerjaan. Dan apabila terjadi force majeure/keadaan memaksa PIHAK KEDUA wajib
memberitahukan PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak
tanggal terjadinya force majeure tersebut.

PASAL 9
CHECK LIST KERUSAKAN DAN PERBAIKAN

1. Apabila dalam pelaksanaan check list bersama antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
ditemukan adanya kegagalan kualitas/kerusakan sebab akibat tidak ada/kurang tidak
sempurnanya bahan-bahan atau peralatan kerja maupun metode pelaksanaan yang tidak
sesuai dengan kesepakatan bersama, maka PIHAK KEDUA wajib melakukan perbaikan
maupun penggantian ganti rugi atau tambahan biaya dalam bentuk apapun dalam jangka
waktu maksimal 7 (tujuh) hari kerja, kecuali terbukti kerusakan-kerusakan tersebut
disebabkan oleh kesalahan PIHAK PERTAMA.
2. Dalam hal adanya keterbatasan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan/memperbaiki/
mengganti kegagalan kualitas/kerusakan tersebut, yang disebabkan oleh kesengajaan PIHAK
KEDUA dalam batas waktu maksimum 7 (tujuh) hari kerja setelah pelaksanaan check list
bersama dan hal ini diketahui oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA berhak
melakukan perbaikan dan melakukan penggantian atas kegagalan kualitas/kerusakan
tersebut setelah melakukan kesepakatan atas item dan biaya pekerjaan dan segala biaya yang
timbul menjadi tanggung jawab PIHAK KEDU

PASAL 10
KEAMANAN DAN KEBERSIHAN

1. PIHAK KEDUA bertanggungjawab penuh atas keamanan dan keselamatan para pekerja di
dalam proyek. PIHAK KEDUA juga wajib menjaga agar pegawainya tidak menimbulkan
kesulitan/gangguan kepada penghuni persil disekitarnya dan apabila hal ini terjadi maka hal
tersebut akan menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.

2. PIHAK KEDUA bertanggungjawab menjaga kebersihan, serta segala menyangkut keluar


lapangan semua bahan-bahan/alat-alat yang tidak diperlukan lagi dalam pelaksanaan
pekerjaan dalam waktu 2 X 24 (dua kali dua puluh empat jam) dan apabila tidak dilaksanakan
akan dikenakan denda kebersihan yang berlaku dilapangan.

3. PIHAK KEDUA bersedia mematuhi dan menjalankan tentang kebersihan, kerapihan dan
ketertiban proyek untuk kelancaran proyek.

PASAL 11
PEMUTUSAN SURAT PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan Surat Perjanjian ini secara sepihak tanpa perlu
meminta perantara pengadilan atau lembaga hukum lainnya dengan pemberitaan secara
tertulis dalam waktu 7 (tujuh) hari sebelumnya setelah dilakukan peringatan 3 (tiga) kali
berturut-turut dan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dalam hal-hal di bawah ini:

1.1 Setelah 7 (tujuh) hari kerja sejak di tandatanganinya surat perjanjian kerja ini pekerjaan
belum di mulai maka perjanjian ini di anggap batal.

1.2 Setelah diadakan pemeriksaan di lapangan secara langsung di lapangan ternyata


menurut PIHAK PERTAMA di lapangan (pengawas lapangan) dianggap dengan sengaja
memperlambat penyelesaian pekerjaan.

1.3 Dalam hal terjadi pemutusan surat perjanjian ini sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 11 Ayat 1 di atas PIHAK PERTAMA berhak menunjuk PIHAK KERTIGA untuk

1.4 menyelesaikan pekerjaan dan untuk PIHAK KEDUA wajib menyerahkan seluruh
dokumen

PASAL 12
MATERIAL, ALAT DAN TENAGA KERJA

1. Semua alat-alat kerja, bahan,dan tenaga pengawas lapangan yang berhubungan dengan
pekerjaan tersebut diatas, disediakan dan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

2. Untuk tenaga kerja yang mengerjakan proyek tersebut di sediakan oleh PIHAK PERTAMA yang
sudah memiliki lisensi dari pertamina ( PT.SAWANG GUNUNG .ACC )

3. Seluruh alat dan material sisa pekerjaan menjadi hak PIHAK PERTAMA untuk
mengeluarkannya dari proyek pada waktu yang ditetapkan kedua pihak atau wakilnya di
lapangan
PASAL 13
ADENDUM

1. Segala sesuatu hal yang belum termuat di dalam perjanjian ini atau di dalam RAB dapat
ditambahkan atas kesepakatan kedua belah pihak dan di tandatangani bersama sama

2. untuk pembelian vendor pertamina ( 3 unit tangki pendam,2 unit dispenser 4 nozzle,1 set
ATG,1 unit mesin genset ) diwajibkan melalui PIHAK PERTAMA dan di bayarkan pada saat
perjanjian kontrak kerja ini dibuat dan di tandatangani bersama atau paling lambat 3 hari
sebesar Rp 1.265.000.000 ( Satu milya dua ratus enam puluh lima juta rupiah) yang
tercantung di dalam RAB namun kewajiban bayar vendor via owner sebesar RP.1,100,000,000
( satu milyar seratus juta rupiah)

PASAL 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, PIHAK PERTAMA akan diselasaikan
dengan musyawarah.

2. Apabila cara musyawarah tidak dapat menyelesaikan perselisihan tersebut, kedua belah pihak
dapat mengajukan sengketa kepada suatu panitia arbitrase.

3. Apabila cara dalam Pasal 15 Ayat 2 tersebut belum dapat menyelesaikan perselisihan kedua
belah pihak sepakat untuk memilih domisili hukum yang tetap di Pengadilan Negeri Subang

PASAL 15
PENUTUP

1. Surat perjanjian ini dinyatakan sah dan mengikat kedua belah pihak dan mulai berlaku setelah
ditandatangani oleh kedua belah pihak.

2. Surat perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam rangkap 2 (dua)
bermaterai cukup untuk masing-masing pihak dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Dikeluarkan di : Purwakarta
Pada Tanggal : ....,....... 2019

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

H.OWNER H.PEMBORONG

Anda mungkin juga menyukai