Anda di halaman 1dari 8

INFOKES, VOL 6 NO 1, Juli 2016 ISSN : 2086 - 2628

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU LESTARI HANDAYANI
DESA JEMBUNGAN KABUPATEN BOYOLALI
Titik Anggraeni
Akademi Keperawatan Mamba‟ul „Ulum Surakarta, titikanggraeni_akpermus@yahoo.com

Abstrak
Menyusui bayi di Indonesia sudah menjadi budaya namun praktik pemberian ASI masih jauh dari
yang diharapkan. Presentase bayi yang diberi ASI eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%.
Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih
relatif rendah. Tahun 2011 di Kabupaten Boyolali jumlah kelahiran 11.170 persalinan yang
mendapat ASI Eksklusif 643 atau 5,76 % bayi.
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross
sectional. Analisis yang digunakan adalah uji statistik Chi Square. Pengambilan sampel
menggunakan non probability sampling (non random) dengan jumlah 43 orang.
Hasil penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif baik sebanyak 23 orang
(53,5%). Sebagian besar ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 27 orang (62,8%). Ibu
yang memberikan ASI Eksklusif pada bayinya sebanyak 24 orang (55,8%).
Simpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan
pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Lestari Handayani Desa Jembungan Kabupaten Boyolali.
Ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI eksklusif pada bayinya walaupun bekerja dengan
cara menyimpan ASI dalam kulkas dan tenaga kesehatan disarankan untuk memberikan
pendidikan kesehatan pada ibu bayi saat post partum yaitu tentang pemberian ASI eksklusif.
Kata Kunci: ASI Eksklusif, Pengetahuan, Pekerjaan

Abstract
Breastfeeding in Indonesia becomes cultural but give breastfeeding practice is a log for a wished.
Baby precetase to giving exclusive breastfeeding until 6 month is 15,3%. There is to caused by
conscious public to support increases mother’s milk still low. At year 2011 in Boyolali regecy
totaling be born 11.170 bear a child to exclusive breastfeeding 643 or 5,76% baby.
Kinds of research is used deskriptif correlation with cross sectional design. Analyze used in this
research is statistical test Chi Square. Applying sample used non probability sampling (non
random) such as 43 people.
Results of Research are mother knowledge about exclusive breastfeeding it’s good such as 23
people (53,5%). Mother occupation are house wife such as 27 people (62,8%). Mother to give
exclusive breastfeeding to her baby such as 24 people (55,8%).
The conclusion are having relationship knowledge and mother occupation with baby exclusive
breastfeeding at Integrated Health Service Lestari Handayani Jembungan Village Boyolali
Regecy. Mother was pay attention to stand to give exclusive breastfeeding to her baby of work
savety mother’s milk on the refrigerator and practice be provided to pay attention to giving health
education to mother baby at post partum is about giving exclusive breastfeeding.
Keyword: Exclusive breastfeeding, Knowledge, Occupation

PENDAHULUAN ASI Eksklusif adalah bayi hanya


Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa
terbaik bagi bayi. Kebutuhan gizi yang tambahan cairan lain seperti susu formula,
terdapat dalam ASI terbukti dapat melawan jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa
infeksi, membantu mematangkan sistem tambahan makanan padat seperti pisang, bubur
imunitas, mengurangi gangguan pencernaan, susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim.
dan mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu (Kristiyansari, 2009)
sesuatu yang tidak dapat diperoleh dari susu ASI mengandung zat gizi yang tidak
buatan pabrik. (Suryoprajogo, 2009) terdapat dalam susu formula. Komposisi zat
dalam ASI antara lain 88,1% air, 3,8% lemak,

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 47


INFOKES, VOL 6 NO 1, Juli 2016 ISSN : 2086 - 2628

0,9% protein, 7% laktosa, serta 0,2% zat kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3
lainnya yang berupa DHA, DAA, kelompok, yaitu: perilaku pemeliharaan
shpynogelin, dan zat gizi lainnya. (Prasetyono, kesehatan (health maintanance), perilaku
2009) pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas
Berdasarkan data yang diperoleh dari pelayanan kesehatan atau sering disebut
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada perilaku pencarian pengobatan (health seeking
tahun 2010 menunjukkan cakupan pemberian behaviour), dan perilaku kesehatan lingkungan
ASI Eksklusif hanya sekitar 37,18 % dari total bagaimana seseorang merespons lingkungan,
jumlah bayi yaitu 488,495 hanya 181,600 bayi baik lingkungan fisik maupun sosial budaya
yang mendapatkan ASI Eksklusif dan dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut
menurun apabila dibandingkan dengan target tidak mempengaruhi kesehatannya. dengan
pencapaian ASI ksklusif tahun 2009 sebesar perkataan lain, bagaimana seseorang
40,21 % dari total bayi 340,373 hanya 136,862 mengelola lingkungannya sehingga tidak
yang mendapat ASI Eksklusif. Dan masih mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga
sangat rendah apabila dibandingkan dengan atau masyarakatnya.(Notoatmodjo, 2007).
target pencapaian ASI Eksklusif tahun 2010 Perilaku seseorang atau subjek
sebasar 80 %. (Profil Kesehatan Provinsi Jawa dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor
Tengah, 2010) baik dari dalam maupun dari luar subjek.
Data yang diperoleh dari Dinas Faktor yang menentukan atau membentuk
Kesehatan Kabupaten Boyolali, sebagian perilaku ini disebut determinan. Banyak teori
informasi kesehatan tahun 2011, didapatkan tentang determinan perilaku ini, masing-
jumlah kelahiran 11.170 persalinan yang masing mendasarkan pada asumsi-asumsi
mendapat ASI Eksklusif 643 atau hanya 5,76 yang dibangun. Menurut teori Lawrence
% bayi. (Profil Kesehatan Kabupaten Green, determinan masalah kesehatan
Boyolali, 2011). tersebut, yakni faktor perilaku (behavioral
Berdasarkan uraian dari latar factors) dan faktor non-perilaku (non
belakang yang telah dipaparkan, maka behavioral factor). Faktor perilaku ditentukan
permasalahan yang dapat dirumuskan : oleh 3 faktor utama, yaitu: Faktor-faktor
“Adakah Hubungan Pengetahuan dan predisposisi (disposing factors), Faktor-faktor
Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI pemungkin (enabling factors), dan Faktor-
Eksklusif di Desa Jembungan”. faktor penguat (reinforcing factors).
Tujuan dari penelitian ini adalah (Notoatmodjo, 2007)
untuk mendiskripsikan hubungan pengetahuan Pengetahuan adalah hasil „tahu‟, dan
dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI ini terjadi setelah orang melakukan
Eksklusif di Desa Jembungan. pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra
TINJAUAN PUSTAKA manusia, yakni : indra penglihatan,
Tindakan adalah suatu sikap belum pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt Sebagian besar pengetahuan manusia
behaviour). Untuk terwujudnya sikap menjadi diperoleh melalui mata dan telinga.
suatu perbedaan nyata diperlukan faktor Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
pendukung atau suatu kondisi yang yang sangat penting untuk terbentuknya
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di tindakan seseorang (overt behaviour).
samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor (Notoatmodjo, 2007)
dukungan (support) dari pihak lain, misalnya Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi
suami atau istri, orang tua atau mertua sangat oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan
penting untuk mendukung praktik. sangat erat hubungannya dengan pendidikan,
(Notoatmodjo, 2007) dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan
Berdasarkan batasan perilaku dari yang tinggi maka orang tersebut akan semakin
Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu
adalah suatu respons seseorang (organisme) ditekankan, bukan berarti seseorang yang
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa
kesehatan, makanan dan minuman, serta peningkatan pengetahuan tidak mutlak
lingkungan. Dari batasan ini, perilaku diperoleh dari pendidikan formal saja, akan

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 48


INFOKES, VOL 6 NO 1, Juli 2016 ISSN : 2086 - 2628

tetapi dapat diperoleh melalui non formal. Rancangan penelitian ini


Pengetahuan seseorang tentang suatu objek menggunakan rancangan penelitian cross
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan sectional yaitu suatu penelitian untuk
aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
menentukan sikap seseorang, semakin banyak faktor resiko dengan efek, dengan cara
aspek positif dan objek yang diketahui, maka pendekatan, observasi atau pengumpulan data
akan menimbulkan sikap makin positif sekaligus pada suatu saat (point time
terhadap objek tertentu. approach) (Notoatmojo, 2007).
Pengetahuan atau kognitif merupakan Penelitian ini dilaksanakan di Desa
domain yang sangat penting untuk Jembungan, dilakukan mulai bulan Januari
terbentuknya tindakan seseorang (ovent sampai dengan Mei 2012
behavior). Dari pengalaman dan penelitian Populasi penelitian ini adalah ibu
ternyata perilaku yang didasari oleh yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan yang
pengetahuan akan lebih langgeng daripada berada di Desa Jembungan sebanyak 51
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. ibu/bulan.
Pengetahuan yang cukup didalam domain Variabel independent dalam
kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu: Tahu penelitian ini adalah “Pengetahuan dan
(know), Memahami (comprehension), aplikasi pekerjaan ibu”. Variabel dependent dalam
(application), analisa (analysis). Dan penelitian ini adalah “Pemberian ASI
sintesis(synthesis) dan evaluasi(evaluation). Eksklusif”.
(Notoatmodjo, 2007) Definisi operasional dalam penelitian
Ibu (ASI) merupakan makanan utama ini adalah pengetahuan ibu bayi usia 6 – 12
bagi bayi, yang sangat dibutuhkan olehnya. bulan, pekerjaan dan ASI eksklusif.
Tidak ada makanan lainnya yang mampu Instrumen penelitian yang
menyaingi kandungan gizinya. ASI digunakan dalam penelitian ini adalah
mengandung protein, lemak, gula dan kalsium
dengan kadar yang tepat. Dalam ASI juga
kuesioner pengetahuan ibu bayi usia 6-
terdapat zat-zat yang disebut antibodi, yang 12 bulan tentang ASI eksklusif dan
dapat melindungi bayi dari serangan penyakit pemberian ASI Eksklusif. Dalam
selama ibu menyusuinya dan beberapa waktu penelitian ini peneliti menggunakan
sesudah itu. Bayi yang senantiasa kuesioner tertutup dengan berisi 20
mengonsumsi ASI jarang mengalami selesma
dan infeksi saluran pernapasan bagian atas
pertanyaan pengetahuan tentang ASI
pada tahun pertama kelahiran, jika Eksklusif, dan 10 pertanyaan tentang ASI
dibandingkan dengan bayi yang tidak Eksklusif.
mengkonsumsinya. Pertumbuhan dan Uji validitas dalam penelitian ini
perkembangan bayi pun berlangsung dengan menggunakan uji korelasi dengan rumus
baik berkat ASI. Hasil penelitian menerangkan Pearson Product Moment (Riwidikdo, 2008).
bahwa ASI adalah makanan yang sangat Pada hasil uji coba kuesioner
sempurna, bersih, serta mengandung zat diperoleh nilai r hitung kuesioner pengetahuan
kekebalan yang sangat dibutuhkan bayi. Jadi, yang terendah 0,503 dan nilai tertinggi 0,768.
jelaslah bahwa ASI yang diberikan kepada Sedangkan hasil uji coba kuesioner ASI
bayi secara eksklusif selama 6 bulan ternyata Eksklusif diperoleh nilai r hitung terendah
mengandung banyak manfaat, baik bagi bayi 0,486 dan nilai tertinggi 0,760. Nilai tersebut
maupun ibu yang menyusui. lebih tinggi dari nilai r tabel (0,444) sehingga
pertanyaan dikatakan valid (hasil terlampir).
METODE Jumlah sampel pada uji validitas adalah 20
Jenis penelitian ini menggunakan orang.
deskriptif korelasi yaitu penelitian yang Uji reliabilitas yang digunakan adalah
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya uji Alpha Cronbach yaitu dilakukan pada
hubungan antara dua atau beberapa variabel. masing-masing korelasi alfa masing-masing
Dengan teknik korelasi dapat diketahui item dan keseluruhan item (Riwidikdo, 2008).
hubungan variasi dalam sebuah variabel Hasil uji coba kuesioner pengetahuan
dengan variasi lain. (Arikunto, 2006) dan ASI Eksklusif menunjukkan nilai Alpha
Cronbach sebesar 0,949 dan 0,895. Nilai
tersebut lebih besar dari koefisien pembanding

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 49


INFOKES, VOL 6 NO 1, Juli 2016 ISSN : 2086 - 2628

(0,75) sehingga pertanyaan dikatakan reliabel Tabel 2. Tabel silang antara pekerjaan
atau dapat dipercaya (hasil terlampir).
Uji validitas dan Reliabilitas dalam ASI Eksklusif
penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Balita Pekerjaan Eksklusif Tidak Jumlah
Eksklusif
Sehat Desa Jipangan pada tanggal bulan Bekerja 5 (11,6%) 11 (25,6%) 16
Januari 2012 dengan jumlah responden (37,2%)
sebanyak 20 orang. Hasil uji coba kuesioner Tidak 19 (44,2%) 8 (18,6%) 27
dinyatakan valid dan reliabel atau dapat Bekerja (62,8%)
Jumlah 24 (55,8%) 19 (44,2%) 43
dipercaya. (100%)
Setelah data terkumpul dan melewati dengan Pemberian ASI eksklusif
proses pengolahan data, selanjutnya data akan Sumber : Data Primer, 2012
dianalisa dengan menggunakan rumus yang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada Berdasarkan tabel diatas dapat
penelitian ini. Analisis data yang digunakan diketahui bahwa, ibu yang bekerja sebanyak
adalah : univariat dan bivariat. Analisis 16 orang (37,2%) yaitu 5 orang (11,6%)
univariat menghasilkan distribusi frekuensi memberikan ASI secara eksklusif dan 11
dan karakteristik responden yang orang (25,6%) tidak memberikan ASI secara
didiskripsikan dalam bentuk persentase. eksklusif. Sedangkan ibu yang tidak bekerja
Analisis bivariat dalam penelitian ini atau ibu rumah tangga sebanyak 27 orang
menggunakan uji chi square. (62,8%) yaitu 19 orang (44,2%) memberikan
ASI secara eksklusif dan 8 orang (18,6%)
HASIL DAN PEMBAHASAN tidak memberikan ASI secara eksklusif.
Hasil Penelitian
Analisis bivariat dalam penelitian ini Tabel 3. Analisa Hubungan Pengetahuan
adalah untuk mengetahui hubungan Dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian
pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan ASI Ekslusif
Pemberian ASI eksklusif di Desa Jembungan

dapat dilihat dari tabulasi silang sebagai Variabel Variabel x²
Df hitu ρ value
berikut : terikat bebas tabel
ng
Tabel 1. Tabel silang antara pengetahuan
dengan Pemberian ASI eksklusif Pengetah 6,58
2 5,591 0,037
Pemberi uan 7
ASI Eksklusif
Pengetahuan Eksklusif Tidak Jumlah an ASI
Eksklusi
Eksklusif f Pekerjaa 6,23
Baik 17 (39,5%) 6 (13,95%) 23 (53,5%) n
1
4
3,481 0,013
Cukup 4 (9,3%) 7 (16,3%) 11 (25,6%)
Kurang 3 (7%) 6 (13,95%) 9 (20,9%)
Jumlah 24 (55,8%) 19 (44,2%) 43 (100%)
Tabel diatas menunjukkan hasil
Sumber : Data Primer, 2012 analisis korelasi Chi Square pada tingkat
Berdasarkan tabel diatas dapat kesalahan 5% (0,05), maka di peroleh nilai x²
diketahui bahwa sebagian besar responden hitung pengetahuan sebesar 6,587 dan x²
hitung pekerjaan sebesar 6,234 dimana nilai
mempunyai pengetahuan baik sebanyak 23
orang (53,5%) yaitu 17 orang (39,5%) tersebut > x² tabel (dapat dilihat pada tabel
memberikan ASI secara eksklusif dan 6 orang diatas), maka H0 ditolak dan Ha diterima yang
(13,95%) lainnya tidak memberikan ASI artinya ada hubungan antara pengetahuan
secara eksklusif. Responden yang mempunyai dengan pemberian ASI eksklusif di Posyandu
pengetahuan cukup sebanyak 11 orang Lestari Handayani Desa Jembungan
Kabupaten Boyolali dan ada hubungan antara
(25,6%) yaitu 4 orang (9,3%) memberikan
ASI secara eksklusif dan 7 orang (16,3%) pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif di
tidak memberikan ASI secara eksklusif. Posyandu Lestari Handayani Desa Jembungan
Sedangkan responden dengan pengetahuan Kabupaten Boyolali.
kurang sebanyak 9 orang (20,9%) yaitu 3
orang (7%) memberikan ASI secara eksklusif Pembahasan
Dalam penelitian ini terdapat
dan 6 orang (13,95%) lainnya tidak
memberikan ASI secara eksklusif. beberapa karakteristik responden yang
meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Dari

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 50


INFOKES, VOL 6 NO 1, Juli 2016 ISSN : 2086 - 2628

hasil penelitian dapat diketahui bahwa ini sesuai dengan Rahma 2010, khusus bagi
sebagian besar responden dalam rentang umur ibu yang bekerja, dengan singkatnya masa cuti
20-30 tahun yaitu sebanyak 27 orang (62,8%). hamil dan melahirkan bahkan sebelum
Jika dilihat dari rentang umur tersebut, pemberian ASI Eksklusif berakhir ibu sudah
responden termasuk masih muda sehingga harus kembali bekerja dan meninggalkan
pengalaman dan pengetahuan masih kurang. bayinya mengganggu pemberian ASI
Hal ini sesuai dengan Mubarak (2011) yang Eksklusif.
menyatakan bahwa semakin bertambah umur Pengetahuan Ibu
maka semakin bertambah pula pengetahuan Pengetahuan yang dimiliki
yang dimiliki seiring dengan bertambahnya seseorang bervariasi hal ini dikarenakan
informasi yang diperoleh di masyarakat. tingkat pemahaman setiap individu berbeda-
Pendapat lain juga diungkapkan oleh beda. Karena pengetahuan seseorang didasari
Notoatmodjo (2007), yang menyatakan salah dengan beberapa tingkatan hingga individu
satu bentuk obyek kesehatan dapat dijabarkan tersebut menjadi tahu, memahami, dan
oleh pengetahuan yang diperoleh dari mengerti hingga kealam pikir. Pengetahuan
pengalaman sendiri. Karena dari pegalaman adalah salah satu faktor pembentuk sikap yang
dan penelitian ternyata perilaku yang dapat mempengaruhi tindakan seseorang,
didasarkan oleh pengetahuan akan lebih pengetahuan seseorang dapat bertambah
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari dengan diperolehnya informasi tentang objek
oleh pengetahuan. tertentu (Notoatmodjo, 2007).
Selain faktor umur, pendidikan ibu Dari hasil penelitian dapat diketahui
juga berperan penting dalam pembentukan bahwa sebagian besar pengetahuan responden
perilaku (pemberian ASI eksklusif). Hasil adalah baik sebanyak 23 orang (53,5%), cukup
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sebanyak 11 orang (25,6%) sedangkan
responden mempunyai pendidikan SLTA pengetahuan kurang sebanyak 9 orang
sebanyak 23 orang (53,5%), SLTP sebanyak (20,9%). Dari jawaban kuesioner responden,
13 orang (30,2%), perguruan tinggi sebanyak sebagian besar telah mengetahui manfaat
4 orang (9,3%) dan yang paling sedikit memberikan ASI secara eksklusif dan
pendidikan SD sebanyak 3 orang (7%). bagaimana cara menyimpan ASI jika harus
Semakin tinggi pendidikan seorang ibu maka ditinggal kerja. Dengan pengetahuan tersebut
akan semakin tinggi pula pengetahuannya. akan mempengaruhi perilaku ibu dalam
Tingginya pengetahuan ibu tentang ASI memberikan ASI kepada bayinya. Jika dilihat
eksklusif akan mempengaruhi ibu dalam dari hasil tersebut, responden telah berada
perilaku pemberian ASI eksklusif. Hal ini pada tingkat pengetahuan memahami karena
sesuai dengan Notoatmojo (2007) yang jika dilihat dari segi pendidikan responden
menyatakan bahwa pendidikan dapat terbanyak yaitu 23 orang adalah SLTA dan
mempengaruhi seseorang termasuk juga hanya 3 orang saja yang mempunyai
perilaku seseorang akan pola hidup terutama pendidikan SD. Latar belakang pendidikan
dalam memotivasi untuk sikap berperan serta seseorang akan mempengaruhi pengetahuan,
dalam pembangunan. Sedangkan menurut semakin tinggi pendidikan seseorang maka
Nursalam (2009), pada umumnya makin tinggi semakin baik pula pengetahuan yang dimiliki.
pendidikan seseorang makin mudah menerima Hal ini sesuai dengan Arikunto (2002) yang
informasi. menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki
Pekerjaan ibu juga menjadi faktor oleh seseorang dipengaruhi oleh tingkat
penting dalam pembentukan perilaku pendidikan orang tersebut. Jika tingkat
pemberian ASI eksklusif. Dari hasil penelitian pendidikan tinggi maka pengetahuan akan
didapatkan sebagian besar responden adalah tinggi begitu juga sebaliknya.
ibu rumah tangga yaitu sebanyak 27 orang Pekerjaan Ibu
(62,8%). Sedangkan responden yang bekerja Pekerjaan merupakan aktivitas yang
sebagai swasta sebanyak 11 orang (25,5%), dilakukan oleh manusia, sedangkan dalam arti
PNS sebanyak 3 orang (7%) dan wiraswasta sempit pekerjaan digunakan untuk suatu tugas
sebanyak 2 orang (4,7%). Perilaku ibu yang atau kerja yang menghasilkan uang. Dalam
mempunyai aktivitas rutin diluar rumah akan memenuhi kebutuhan sehari-hari, responden
berbeda dengan ibu rumah tangga terutama bekerja untuk mendapatkan penghasilan.
tentang pemberian ASI kepada bayinya. Hal Pekerjaan yang dilakukan seseorang bervariasi

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 51


INFOKES, VOL 6 NO 1, Juli 2016 ISSN : 2086 - 2628

tergantung dengan pendidikan dan keahlian konseling laktasi dan dukungan dari petugas
yang dimiliki oleh orang tersebut. Dari hasil kesehatan, faktor sosial budaya, kondisi yang
penelitian dapat diketahui bahwa sebagian kurang memadai bagi para ibu yang bekerja
besar responden adalah ibu rumah tangga dan gencarnya pemasaran susu formula.
sebanyak 27 orang (62,8%), sedangkan
responden yang bekerja sebanyak 16 orang Hubungan antara pengetahuan ibu dengan
(37,2%). Pekerjaan seseorang akan pemberian ASI eksklusif
mempengaruhi perilaku ibu dalam Pengetahuan merupakan salah satu
memberikan ASI eksklusif pada bayinya. faktor penting yang mempengaruhi perilaku
Semakin padat kegiatan ibu maka semakin seseorang yaitu praktek pemberian ASI
kecil kemungkinan untuk memberikan ASI eksklusif. Dari hasil penelitian, responden
eksklusif pada bayinya. Hal ini sesuai dengan dengan pengetahuan baik sebanyak 23 orang
pendapat Soekamto (2000) yang menyatakan (53,5%) yaitu 17 orang (39,5%) memberikan
seseorang yang bekerja mempunya aktivitas ASI Eksklusif dan 6 orang (13,95%) lainnya
yang lebih tinggi dibandingkan dengan tidak memberikan ASI Eksklusif. Responden
seorang yang tidak bekerja dan pekerjaan dengan pengetahuan cukup sebanyak 11 orang
seseoran dapat menjadi penggambaran (25,6%) yaitu 4 orang (9,3%) memberikan
kedudukan sosial dan kemampuan ekonomi ASI Eksklusif dan 7 orang (16,3%) tidak
yang dimiliki oleh seseorang. memberikan ASI Eksklusif. Sedangkan
Pemberian ASI Eksklusif responden dengan pengetahuan kurang
Memberikan ASI secara eksklusif sebanyak 9 orang (20,9%) yaitu 3 orang (7%)
pada bayi sangatlah penting karena memberikan ASI Eksklusif dan 6 orang
mempunyai banyak manfaat bagi bayi, ibu, (13,95%) tidak memberikan ASI Eksklusif.
bahkan keluarga. Selain itu ASI juga lebih Dari hasil uji Chi Square antara
hebat dibandingkan dengan susu formula pengetahuan dengan ASI eksklusif pada bayi
karena kandungan zat dalam ASI lebih bagus. 6-12 bulan pada tingkat kesalahan 5% (0,05)
ASI mempunyai kandungan vitamin C yang dengan df = 2 diperoleh nilai x² hitung > x²
lebih tinggi dan mengandung asam lemak tabel (6,587 > 5,591) maka H0 ditolak dan Ha
esensial serta zat-zat lain yang dibutuhkan diterima yang artinya ada hubungan antara
oleh tubuh. pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif
Dari hasil penelitian dapat diketahui di Posyandu Lestari Handayani Desa
bahwa sebagian besar responden memberikan Jembungan Kabupaten Boyolali. Hasil
ASI eksklusif sebanyak 24 orang (55,8%) penelitian ini relevan dengan penelitian yang
sedangkan 19 orang (44,2%) lainnya tidak dilakukan oleh Yulia Mujtahidan (2008)
memberikan ASI secara eksklusif. Banyak dengan judul hubungan pengetahuan ibu hamil
faktor yang mempengaruhi pemberian ASI primi gravida trimester III tentang ASI
secara eksklusif pada bayinya salah satunya eksklusif dengan sikap pemberian ASI
adalah faktor kesibukan dan pemahaman ibu eksklusif di BPS Endang Murniati, Am.Keb
tentang ASI eksklusif. Dari hasil jawaban Kelurahan Bulus Talan Semarang tahun
responden ibu yang bekerja tetap bisa 2008/2009 dengan hasil ada hubungan
memberikan ASI secara eksklusif pada pengetahuan ibu hamil primi gravida trimester
bayinya dengan cara memeras susu ibu III tentang ASI eksklusif dengan sikap
kemudian disimpan dalam kulkas dan jika pemberian ASI eksklusif.
akan diberikan pada bayi dipanaskan terlebih Pengetahuan yang dimiliki
dahulu. Tetapi ada faktor lain yang seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku
menyebabkan ibu tidak dapat memberikan orang tersebut dalam hal ini adalah pemberian
ASI secara eksklusif salah satunya adalah ASI ASI eksklusif. Semakin baik pengetahuan
ibu belum keluar sehingga sejak lahir bayi yang dimiliki maka semakin tinggi pula
sudah diberikan susu formula. kesadaran ibu untuk memberikan ASI
Faktor-faktor yang menghambat eksklusif pada bayinya. Walaupun demikian
pemberian ASI eksklusif menurut Profil pengetahuan bukanlah satu-satunya faktor
Kesehatan Jateng (2009) yaitu antara lain yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.
rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga
lainnya mengenai manfaat ASI dan caa
menyusui yang benar, kurangnya pelayanan

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 52


INFOKES, VOL 6 NO 1, Juli 2016 ISSN : 2086 - 2628

Hubungan antara pekerjaan ibu dengan yang artinya ada hubungan antara pengetahuan
pemberian ASI eksklusif dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI
Pekerjaan digunakan untuk suatu Eksklusif di Posyandu Lestari Handayani Desa
tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi Jembungan Kabupaten Boyolali.
seseorang (Wales, 2009). Pendapat lain di Pemberian ASI Eksklusif
ungkapkan oleh dr.Suparyanto (2010) yang merupakan salah satu bentuk perilaku
menyatakan pekerjaan adalah simbol status kesehatan ibu, dan untuk berperilaku sehat
seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan banyak faktor yang mempengaruhinya yaitu
untuk memperoleh uang dalam rangka pengetahuan, sikap, pendidikan, keluarga,
memenuhi kebutuhan hidup dan untuk motivasi umur, peran petugas kesehatan dll.
mendapatkan tempat pelayanan kesehatan Pendidikan yang dimiliki seseorang akan
yang diinginkan. mempengaruhi pengetahuan ibu dan secara
Pekerjaan seseorang dapat menjadi tidak langsung akan mempengaruhi perilaku
penggambaran kedudukan sosial dan ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada
kemampuan ekonomi yang dimiliki oleh bayinya. Ibu yang mempunyai pengetahuan
seseorang. Dari hasil penelitian mayoritas baik akan memberikan ASI secara eksklusif
responden tidak bekerja atau ibu rumah tangga karena telah mengetahui manfaat, kelebihan
yaitu sebanyak 27 orang (62,8%), 19 orang dan komponen ASI. Selain itu, ibu yang tidak
(44,2%) diantaranya memberikan ASI bekerja atau ibu rumah tangga akan
eksklusif dan 8 orang (18,6%) lainnya tidak mempunyai banyak waktu dirumah sehingga
memberikan ASI Eksklusif. Sedangkan ibu dapat memberikan ASI eksklusif.
responden yang bekerja sebanyak 16 orang Aktivitas yang terlalu padat akan
(37,2%), 5 orang (11,6%) diantaranya menyita waktu ibu yang mengakibatkan
memberikan ASI Eksklusif dan 11 orang kurang memperhatikan pemberian ASI
(25,6%) lainnya tidak memberikan ASI eksklusif, padahal dengan memberikan ASI
Eksklusif. Sedangkan hasil uji Chi Square eksklusif berarti ibu memberikan zat gizi yang
antara pekerjaan dengan ASI eksklusif pada terbaik karena di dalam ASI mempunyai nilai
bayi 6-12 bulan pada tingkat kesalahan 5% gizi yang tinggi dibandingkan susu formula.
(0,05) dengan df = 1 diperoleh nilai x² hitung Selain itu pekerjaan akan mempengaruhi
> x² tabel (6, 234 > 3,481) maka H0 ditolak pendapatan keluarga sehingga ibu yang
dan Ha diterima yang artinya ada hubungan bekerja secara finansial dapat membelikan
antara pekerjaan dengan pemberian ASI bayinya susu formula dengan berbagai pilihan.
eksklusif di Posyandu Lestari Handayani Desa Hal ini sesuai dengan Soekamto (2000) yang
Jembungan Kabupaten Boyolali. Hasil menyatakan bahwa seseorang yang bekerja
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang mempunyai aktivitas yang lebih tinggi
dilakukan oleh Andi Tenri Amalia (2011) dibandingkan seorang yang tidak bekerja dan
dengan judul hubungan tingkat pengetahuan pekerjaan seseorang dapat menjadi
dan pekerjaan dengan sikap ibu menyusukan penggambaran kedudukan sosial dan
tentang asi eksklusif di wilayah kerja kemampuan ekonomi yang dimiliki oleh
puskesmas pattallassang kabupaten takalar seseorang.
tahun 2011 dan diperoleh hasil ada hubungan
yang signifikan antara pekerjaan dengan sikap KESIMPULAN
ibu menyusukan tentang ASI Eksklusif di Berdasarkan penelitian yang telah
Wilayah Kerja Puskesmas Pattallassang dilakukan oleh peneliti selama ini, maka dapat
Kabupaten Takalar. ditarik kesimpulan: Ada hubungan
Hubungan antara pengetahuan dan pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan
pekerjaan ibu dengan pemberian ASI pemberian ASI Eksklusif di Desa Jembungan.
eksklusif
Dari hasil penelitian dan dilakukan DAFTAR PUSTAKA
uji Chi Square diperoleh hasil nilai x2 hitung > Andi Tenri Amalia. 2011. Hubungan Tingkat
x2 tabel yaitu nilai x2 hitung pengetahuan Pengetahuan dan pekerjaan dengan
sebesar 6,587 > dari x2 tabel sebesar 5,591 dan Sikap Ibu Menyusukan Tentang ASI
nilai x2 hitung pekerjaan sebesar 6,234 > x2 Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
tabel sebesar 3,481. Pada tingkat kesalahan Pattallassang Kabupaten Takalar
5% (0,05) maka HO ditolak dan Ha diterima

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 53


INFOKES, VOL 6 NO 1, Juli 2016 ISSN : 2086 - 2628

tahun 2011. Skripsi : Tidak di Purwaningsih. 2009. Bapa faktor yang


Publikasikan. berhubungan dengan pemberian ASI
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di
Arif, M. 2010. Kapita Selekta Kedokteran jilid Desa Karangawen wilayah kerja
2. Jakarta : Media Aesculapius Puskesmas Karangawen I Kabupaten
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Demak tahun 2009. Skripsi : Tidak di
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Publikasikan.
Cipta Prasetyono. 2009. ASI dan Panduan Praktis
Depkes RI. 2009. Makanan Pendamping ASI. Menyusui. Yogyakarta : Banyumedia
Jakarta : Departemen Kesehatan RI Rachmawati, Evy. 2006. ASI Eksklusif Demi
Depkes RI. 2009. Kebijakan Departemen Sang Anak.
Kesehatan tentang Peningkatan http://www.mitrainti.org
Pemberian ASI Pekerja Wanita. Jakarta Rahma. 2010. Jenis-jenis pendidikan dan
: Departemen Kesehatan RI pekerjaan. www.syadiashare.com
Depkes RI. 2010. Profil Departemen Riwidikdo, H. 2008. Statistik Terapan Dengan
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Jawa Program R Versi 2.5.1 (Open Source)
Tengah Bidang Kesehatan Dan Umum.
Depkes RI. 2011. Profil Departemen Yogyakarta: Mitra Cendekia Press
Kesehatan Kabupaten Boyolali. Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif.
Boyolali Jakarta : Trubus Agriwidya
Depkes. 2011. Manfaat ASI Ekslusif. Jakarta : Saryono. 2010. Metodologi Penelitian
Departeman Kesehatan RI Kesehatan. Yogyakarta : Mitra
Dinkes. 2007. Pemberian ASI Eksklusif Bagi Cendikia Press
Bayi. Jawa Tengah
Hidayat, A. 2003. Riset Keperawatan dan Soekamto. 2000. Model Pembelajaran
Teknik Penulisan Ilmiah.Edisi I. Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Jakarta : Salemba Medika Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Kristyansari. 2009. Manfaat ASI dan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Menyusui. Jakarta : PT Buana Ilmu Bandung : Alfabeta
Populer Supariasa, I, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi.
Mubarak, W. I. 2011. Promosi Kesehatan Jakarta : EGC
Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Suryoprajogo. 2009. Manfaat ASI Eksklusif
Medika Bagi Bayi dan Ibu. Bandung : Alfabeta
Mulyadi, HP. 2009. Materi Pelatihan Wales, Jimmy. 2009. Pekerjaan.
Penyusunan PTK. Semarang : http://id.wikipedia.org
Depdiknas LPMP Wawan. 2010. Pengetahuan, Pendidikan dan
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku dalam Masyarakat. Jakarta :
Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Trubus Agriwidya
Cipta Yulia Mujtahidan. 2009. Hubungan
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan, Pengetahuan Ibu Hamil Primi Gravida
Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Trimester III tentang ASI Eksklusif
Cipta dengan Sikap Pemberian ASI Eksklusif
Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan di BPS Endang Murniati, Am.Keb
Metodologi Penelitian Ilmu Kelurahan Bulus Talan Semarang
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, tahun 2008/2009.
dan Instrumen Penelitian Keperawatan
edisi I. Jakarta : Salemba Medika

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 54

Anda mungkin juga menyukai