Anda di halaman 1dari 5

Edu Geography 6 (3) (2018)

Edu Geography

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan Penduduk terhadap


Perilaku Pengelolaan Sampah di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunungpati
Tahun 2018

Eldo Rado Silaban  Puji Hardati, Hariyanto

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Diterima September 2018 hubungan tingkat pendidikan penduduk, tingkat pengetahuan penduduk terhadap
Disetujui Oktober 2018
perilaku dalam pengelolaan sampah pada penduduk di Kelurahan Patemon Kecamatan
Dipublikasikan
November 2018 Gunungpati. Peneliti mengumpulkan data menggunakan kuesioner, observasi dan
________________ dokumentasi. Sampel yang digunakan sebaganya 100 responden yang diambil secara
Keywords: insidental sampling. Hasil penelitian : (1) Tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan
level of education, Patemon tergolong sedang sebesar 61,6 %. (2) Tingkat pengetahuan penduduk di
Knowledge, Waste Keluraha Patemon tergolong tinggi sebesar 14,16 %. (3) Prilaku penduduk terhadap
management behavior pengelolaan sampah tergolong tinggi sebesar 47,1 %. Hasil penelitian menyatakan tingkat
____________________
pendidikan penduduk diperoleh nilai thitung = 4,075 dan sig = 4,075 = 0,000% < 5% dan
tingkat pengetahuan penduduk diperoleh nilai thitung = 2,415 dan sig = 0,018 = 1,8% <
5%. Kesimpulan didapatkan hasil tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan
terhadap perilaku pengelolaan sampah, tidak ada hubungan tingkat pengetahuan
terhadap pengelolaan sampah.

Abstract
___________________________________________________________________
This study aims to determine the relationship between population’s education level and population’s
knowledge toward behavior on waste management in the population of Patemon Village,
Gunungpati District. Researcher collects the data by using questionnaire, observation and
documentation. The sample used is 100 respondents taken in insidental sampling. Results of the
study: (1) The population education level in Patemon Village is classified as good at 61.6%. (2) The
population knowledge level in Patemon Village is classified as hight at 14,16%. (3) Population
behavior towards waste management is classified as hight at 47.1%. The results of the study state
that the population’s education level obtained the value of tcount = 4.075 and sig = 4.075 = 0.000%
<5% and the population’s knowledge level obtained the value of tcount = 2.415 and sig = 0.018 =
1.8% <5%. Conclusion there is a no relationship between the level of education and behavior of
waste management, there is no correlation between the level of knowledge on waste management.

© 2018 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6684
Gedung C1 Lantai 2 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: geografiunnes@gmail.com

177
Eldo Rado Silaban / Edu Geography 6 (3) (2018)

PENDAHULUAN kampus Universitas Negeri Semarang (Devinal


2015 : 31).
Sampah merupakan konsekuensi nyata Pada saat ini perubahan lingkungan
dari aktivitas yang dilakukan manusia dalam semakin cepat terjadi, berbagai bencana dating
kehidupannya, karena hampir seluruh kegiatan silih berganti, dan akan berdampak di masa
manusia akan meninggalkan sisa atau bekas yang depan. Beberapa musibah bencana disebabkan
disebut dengan sampah. Salah satu dampak oleh penurunan kualitas lingkungan,
akibat laju pertumbuhan penduduk adalah menjadaikan kita berpikir ke belakang dan
meningkatnya volume sampah yang diproduksi menghubungkan kejadian tersebut dengan
(Slamet (2002) dalam Wahyuningsih 2008:11). pendidikan yang diterapkan. Berbagai
Permasalahan tentang sampah sampai saat permasalahan terjadi seperti hutan gundul yang
ini masih merupakan masalah rumit yang belum menyebabkan banjir dan tanah longsor,
dapat terselesaikan. Kurangnya biaya pemerintah banyaknya penggunaan kendaraan bermotor dan
dalam pengelolaan sampah yang memenuhi sikap penduduk yang masih membuang sampah
syarat, meningkatnya taraf hidup masyarakat sembarangan dan masih bnyak lagi
tanpa disertai pengetahuan tentang sampah, dan penyimpangan perilaku yang dapat menurunkan
prilaku masyarakat yang kurang memelihara kualitas lingkungan (Hardati, 2015:14).
kebersihan menjadi beberapa alasan rumitnya Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
masalah sampah. Berbagai akibat penanganan mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan
sampah yang kurang benar, baik di pemukiman dengan prilaku pengelolaan sampah, mengetahui
maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
dapat menimbulkan gangguan bagi masyarakat prilaku pengelolaan sampah dan mengetahui
maupun kemerosotan mutu lingkungan (Devinal hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat
2015). pengetahuan dengan prilaku pengelolaaan
Penduduk manusia memilih ruang untuk sampah.
permukiman mula-mula di wilayah yang sesuai
dengan kebutuhan dan menjamin kelangsungan METODE
hidupnya. Dalam hal pemenuhan kebutuhan
akan tempat tinggal, pemilihan lokasi Populasi penduduk di kelurahan Patemon
permukiman bagi seseorang bervariasi sebanyak 4.497 orang dan sampel yang diteliti
tergantung dari berbagai faktor seperti tingkat sebanyak 100 orang dengan menggunakan
ekonomi, sosial, budaya, aksesibilitas, kedekatan random sampling. Penelitian ini merupakan
dengan fasilitas tertentu, kondisi geografis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif
setempat, dan lain sebagainya. Manusia di satu persentase. Metode deskriptif persentase ini
sisi memilih lokasi tempat tinggal yang strategis, digunakan untuk menguraikan dan menjelaskan
pada lahan yang datar, dekat dengan fasilitas, dari tujuan penelitian. Variabel penelitian ini
dekat dengan tempat bekerja, dan sebagainya. adalah tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan
Namun kenyataannya tidak semua tempat di dan perilaku pengelolaan sampah. Teknik
muka bumi ini merupakan tempat tingal yang pengumpulan data yang digunakan berupa
ideal untuk dihuni (Hardati, 2012:67). observasi, wawancara dan kuesioner.
Kecamatan Gunungpati termasuk dalam
10 besar kecamatan yang menyumbangkan HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah timbulan sampah di Kota Semarang
sebesar 180,94 m3/hari dan sumber timbulan A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
sampah terbanyak berasal dari pemukiman atau Kelurahan Patemon terletak 7 km dari
rumah tangga. Salah satu penyebab besarnya pusat pemerintahan kecamatan atau 10 km dari
jumlah timbulan sampah di Kecamatan ibu kota Jawa Tengah (Kota Semarang). Secara
Gunungpati tidak terlepas dari keberadaan astonomis wilayah Kelurahan Patemon terletak

178
Eldo Rado Silaban / Edu Geography 6 (3) (2018)

pada 7°3’20” LS - 7°4’48” LS dan 110°23’12” BT B. Hasil Penelitian


- 110°24’21” BT.
Kelurahan Patemon memiliki luas wilayah Tingkat Pendidikan Penduduk
496,28 ha yang terbagi atas 7 Rukun Warga (RW) Variabel tingkat pendidikan penduduk
dan 17 Rukun Tetangga (RT) (Badan Pusat diukur berdasarkan tahun suksesnya, yaitu
Statistik Kecamatan Gunungpati, 2018). lamanya waktu menempuh jenjang pendidikan
Kelurahan Patemon memiliki batas batas formal terakhir. Pendidikan formal penduduk di
daerah sebagai berikut: (1) Sebelah Utara Kelurahan Patemon meliputi tidak tamat
Kelurahan Patemon berbatasan dengan SD/sederajat, tamat SD/sederajat, tamat SMP
Kelurahan Sekaran. (2) Sebelah Selatan : /sederajat, tamat SMA/sederajat, dan tamat
Kelurahan Patemon berbatasan dengan Perguruan Tinggi. Berdasarkan data pendidikan
Kelurahan Pakintelan. (3) Sebelah Barat: formal tersebut dapat diketahui tahun sukses
Kelurahan Patemon berbatasan dengan pendidikan dari penduduk Kelurahan Patemon.
Kelurahan Ngijo. (4) Sebelah Timur: Berbatasan
dengan Kelurahan Srondol Kulon.

Tabel 1. Tingkat Pendidikan


Rata – rata
Interval Persentasi
Kriteria Frekuensi Skor Kriteria
Persen (%) (%)
(%)
Sangat
81.25 - 100 19 19.0
Tinggi
62.5 - 81.25 Tinggi 18 18.0
43.75 - 62.5 Sedang 40 40.0 61.6 Sedang
25 - 43.75 Rendah 23 23.0
Total 100 100

Berdasarkan tabel 1 diperoleh keterangan dalam kategori sedang sebanyak 40 orang, yang
banyaknya responden yang memiliki tingkat termasuk dalam kategori rendah sebanyak 23
pendidikan termasuk dengan kategori sangat orang. Secara keseluruhan indeks persentasi
tinggi sebanyak 19 orang, yang termasuk dalam tingkat pendidikan responden mencapai 61,6%
kategori tinggi sebanyak 18 orang, yang termasuk dan termasuk dalam kategori sedang.

Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentasi


15 – 20 Sangat tinggi 34 34
10 - ≤15 Tinggi 59 59
5 - ≤10 Sedang 7 7
0- ≤5 Rendah 0 0
Jumlah 100 100
Tertinggi 18
Terendah 7
Rata-rata 14,16

Tingkat Pengetahuan Penduduk terwujudnya lingkungan yang bersih, sehat dan


Pengetahuan penduduk terhadap indah. Pengetahuan pengelolaan sampah seperti
pengelolaan sampah merupakan bagian dari mengetahuan apa itu sampah, bagaimana

179
Eldo Rado Silaban / Edu Geography 6 (3) (2018)

memahami jenis-jenis sampah,mengetahui yang memiliki pengetahuan penduduk dengan


karakteristik dari sampah, menerapkan kategori tinggi sebanyak 59 orang, banyaknya
penanganan sampah yang benar. responden yang memiliki pengetahuan penduduk
Berdasarkan keterangan diperoleh dengan kategori sedang sebanyak 7 orang. Secara
banyaknya responden yang memiliki keseluruhan indeks persentasi pengetahuan
pengetahuan penduduk dengan kategori sangat penduduk mencapai 14,16% dan termasuk dalam
tinggi sebanyak 34 orang, banyaknya responden kategori tinggi.

Table 3 Indikator Pengetahuan

No Indikator Skor Skor Ideal Persentase Kriteria


Empiris (%)
1 Mengetahui 309 400 77.3 Sangat Tinggi
2 Memahami 216 300 72.0 Tinggi
3 Menerapkan 223 300 74.3 Tinggi
4 Menganalisis 181 300 60.3 Sedang
5 Menilai 283 400 70.8 Tinggi
6 Menciptakan 204 300 68.0 Sedang

Berdasarkan table 3 diperoleh keterangan tamat SD sebanyak 40 orang (40%), tamat SMP
3 indikator pembentuk variable pengetahuan dan SMA sebanyak 18 orang (18%) dan tamat S1
penduduk termasuk dalam kategori tinggi yaitu 19 orang (19%).
indicator memahami, menerapkan dan menilai,
ada 2 indikator termasuk dalam kategori sedang Tingkat Pengetahuan
yaitu menganalisis, menciptakan dan satu Berdasarkan hasil penelitian tingkat
indicator termasuk dalam kategori sangat tinggi. pengetahuan pengelolaan sampah di Kelurahan
Indikator memahami termaksut dengan Patemon, tingkat pengetahuan di bagi menjadi 6
persentase yang paling besar sebesar 77.3 % dan indikator yaitu tingkat memahami sebanyak 77
indikator menganalisis termaksut persentase % (sangat tinggi), tingkat mengerti sebanyak 72%
paling rendah sebesar 60.3 %. (tinggi), tingkat menerapkan 74 % (tinggi),
tingkat menganalisis sebanyak 60% (sedang),
Perilaku Pengelolaan sampah tingkat menilai sebanyak 70% (tinggi) dan tingkat
Berdasarkan tabel dibawah diperoleh menciptakan sebanyak 68% (sedang).
keterangan banyaknya responden yang memiliki
perilaku pengelolaan sampah dengan kategori Prilaku Pengelolaan Sampah
tinggi sebesar 6%, banyaknya responden yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
memiliki perilaku pengelolaan sampah dengan perilaku pengelolaan sampah di Kelurahan
kategori sedang sebesar 94%. Secara keseluruhan Patemon pada kriteria tinggi yaitu sebesar 47,1%.
indeks persentasi perilaku pengelolaan sampah Dari indikator perilaku pengelolaan sampah
mencapai 47,1% dan termasuk dalam kategori dideskripsikan dalam uraian sebagai berikut.
tinggi. a. Pemilahan Sampah
Perilaku pemilahan sampah pada
PEMBAHASAN masyarakat dalam memilah sampah organik dan
anorganik yang di hasilkan masyarakat sebelum
Tingkat Pendidikan sampah di buang dan persentase prikalu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa membersihkan halaman rumah sebesar 63,25 %
tingkat pendidikan formal masyarakat Kelurahan (tinggi)
Patemon masih tergolong rendah yaitu sebagian b. Pengumpulan Sampah
besar tingkat pendidikan respoden tidak tamat Perilaku pengumpulan sampah dengan
sekolah dasar (SD) sebanyak 23 orang (23%), melakukan kegiatan kerja bakti di lingkuan

180
Eldo Rado Silaban / Edu Geography 6 (3) (2018)

masyarakat dan tindakan memungut sampah jika sebanyak 23 orang (23%), tamat SD sebanyak
terlihatdi pinggir jalan, dalam penelitian terhadap 40 orang (40%), tamat SMP dan SMA
100 responden hasil responden sebesar 63,42% sebanyak 18 orang (18%) dan tamat S1 19
(tinggi) orang (19%). Secara keseluruhan indeks
c. Pembuangan sampah persentasi tingkat pendidikan responden
Prilaku pembuangan sampah dengan mencapai 61,6% dan termasuk dalam katgori
membuang sampah pada tempatnya, prilaku tinggi. Hasil pengujian statistik dengan SPSS
membakar sampah di halaman rumah. pada variabel tingkat pendidikan diperoleh
Persentase dari 100 responden sebesar 58,06 % ( nilai thitung = 4,075 dan sig = 0.00 = 0,000% <
sedang) 5% jadi Ho diterima. Ini berarti tingkat
d. Prilaku mengurangi pendidikan tidak berpengaruh terhadap
Prilaku mengurangi dalam rumah tangga perilaku pengelolaan sampah.
dengan mengurangi penggunaan bahan plastik 2. Tingkat Pengetahuan Penduduk dengan
saat berbelanja, mengurangi pembuangan kategori sangat baik sebanyak 34 orang,
sampah yang berlebihan dan kegiatan kerja bakti banyaknya responden yang memiliki
tiap bulannya, dari penelitian terhadap 100 pengetahuan penduduk dengan kategori baik
responden tingkat prilaku mengurangi sebesar sebanyak 59 orang, banyaknya responden
55,69 % dan termaksut kategori (sedang) yang memiliki pengetahuan penduduk
e. Prilaku pemanfaatan kembali dengan kategori cukup baik sebanyak 7 orang.
Perilaku pemanfaatan kembali barang Secara keseluruhan indeks persentasi
yang tidak digunakan atau sampah menjadi pengetahuan penduduk mencapai 14.6% dan
barang yang bernilai ekonomis, pemanfaat termasuk dalam kategori tinggi. Tingkat
barang bekas menjadi barang yang berguna atau pengetahuan penduduk diperoleh nilai thitung =
dapat dipergunakan kembali. Persentase hasil 2,415 dan sig = 0,018 = 1,8% < 5% jadi Ho
penelitian dari 100 responden sebesar 50,81 % diterima.
dan termaksut kategori (rendah).
f. Prilaku mendaur ulang DAFTAR PUSTAKA
Prilaku mendaur ulang pada penduduk
dalam menghasilkan barang daur maupung Devinal, C.C 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu
menggunakan barang daur ulang sampah dan Rumah Tangga Dengan Praktik Pemilahan
hasilpersentase responden terhadap daur ulang Sampah Di Kelurahan Sekaran Kecamatan
Gunungpati Kota semarang. Skripsi. Universitas
sampah sebesar 46,42 % dantermaksut kategori
Negeri Semarang.
(rendah).
Hardati, Puji. 2012. Perkembangan Perumahan dan
Diversifikasi Mata Pencaharian Penduduk
SIMPULAN Kecamatan Ungaran Barat dan Ungaran
Timur. Jurnal. Forum Ilmu Sosial, Vol. 39 66 No.
Berdasarkan hasil penelitian dan 1 Juni 2012.
pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan ------, Puji, R. Rijanta, Su Ritohardoyo. 2014.
sebagai berikut. Scavengers Role in Sustainable Waste
1. Tingkat Pendidikan Penduduk di Kelurahan Management: A Case Study in Ngempon
(Central Java Province). Journal. Proceeding of
Patemon sebagian besar tingkat pendidikan
SustaiN 2014 ISSN: 2188-0999 waste management.
respoden tidak tamat sekolah dasar (SD)

181

Anda mungkin juga menyukai