Anda di halaman 1dari 13

Techno, ISSN 1410 - 8607

Volume 15 No. 1, April 2014


Hal. 37 – 49

PENGARUH UMUR STARTER Acetobacter xylinum


TERHADAP PRODUKSI NATA DE COCO

(Effects of the Starter Age of Acetobacter xylinum on


the Nata de coco production)

Alwani Hamad1,2, Nur Afifah Handayani1,


Endar Puspawiningtyas1
1
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX 202, Dukuhwaluh 53183
Telp. (0281) 636751 ext 130, Fax (0281) 637239
2
Email: hamadalwani@yahoo.co.id

ABSTRAK
Nata de coco adalah salah satu makanan olahan dari air kelapa sebagai salah
satu makanan diet karena kandungan serat yang melimpah yang dalam proses
fermentasinya memanfaatkan bakteri Acetobacter xylinum. Dalam pembuatan
nata de coco selama ini, starter yang ditambahkan belum ada standar kualitas
yang pasti berapa jumlah bakteri hidup. Penelitian ini bertujuan mengkaji
pengaruh umur penyimpanan starter terhadap jumlah bakteri Acetobacter
xylinum dan nata de coco hasil fermentasinya. Pembuatan starter dibuat dalam
100 ml air kelapa ditambahkan nutrisi (gula 3,5 gr; urea 0,6 gr; cuka 4 ml; starter
12 ml). Jumlah bakteri dalam starter (umur penyimpanan: 0, 1, 4, 7, 10, 13, 16,
19, 25, 30, 40, 60 hari) dihitung menggunakan metode turbidity (kekeruhan)
dengan menggunakan alat UV-Vis Spectrophotometers. Kemudian starter
tersebut ditambahkan ke dalam medium fermentasi dalam air kelapa 500 ml
ditambahkan nutrisi (gula 17,5 gr; urea 0,6 gr; cuka 4 ml; starter 60 ml). Nata de
coco yang dihasilkan dianalisa kualitas fisiknya, yaitu yield, tebal lapisan nata,
dan moisture content. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan jumlah
bakteri dalam starter selama umur penyimpanan 0-19 hari sebanyak 1,37 x 109
sampai 2,02 x 109 sel/ml. Setelah 19 hari, jumlah bakteri dalam starter
cenderung konstan. Setelah umur penyimpanan 40 hari, jumlah bakteri dalam
starter mengalami penurunan 9%. Dengan penambahan starter umur 7-13 hari
menghasilkan nata de coco dengan kualitas fisik paling baik, yang ditunjukkan
dengan yield 89%, tebal 9 mm, dan moisture content >95%. Dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa waktu penyimpanan starter mempengaruhi kualitas
fisik nata de coco.
Kata kunci: Nata de coco, Acetobacter xylinum, starter, jumlah bakteri,
fermentasi

ABSTRACT
Nata de coco is one of coconut water refined to dietary food through fiber contens
by fermentation of Acetobacter xylinum. During of the fermentation the adding of
starter on production has not assuredly standard quality such as liveable
bacteria. This study aims to determine the influence of the starter aging time
toward Acetobacter xylinum quantity and fermented product. Starter is made from
100 ml of coconut water then is added nutritions (3,5 gr of sugar; 0,6 gr of urea, 4
37
Nur Afifah Handayani, Alwani Hamad, Endar Puspawiningtyas

ml of vinegar; 12 ml of starter). Counting of bacteria quantity inside starter (aging


time: 0, 1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 25, 30, 40, 60 days) used turbidity method on UV-
Vis Spectrophotometer. Then, this starter used in fermentation with 500 ml of
coconut water medium, 17,5 gr of sugar, 3 gr of urea, 20 ml of vinegar, and 60 ml
of that starter. Yield, thickness, and moisture content of nata de coco are
analyzed. This study showed that amount of bacterial increased at 0-19 days as
many as 1,37 x 109 to 2,02 x 109 cell/ml. After 19 days, the quantity of bacterial
showed constant. After 40 days, there was reduction around 9%. These starters
aging time at 7-13 days have the best physical quality of nata de coco product, it
were 89% of yield, 9 ml of thickness, and >95% of moisture content. From this
study, we can conclude that the starter aging time influenced to the physical
quality of nata de coco.
Key word: Nata de coco, Acetobacter xylinum, starter, quantity of bacteria,
fermentation

PENDAHULUAN mikroba dalam jumlah memadai dan


Nata de coco adalah cellulose kondisi fisiologis yang siap
yang merupakan hasil aktifitas bakteri diinokulasikan pada media fermentasi.
Acetobacter xylinum. Sebenarnya, Media starter biasanya identik dengan
nata adalah lapisan polisakarida media dalam fermentasi nata
ekstraseluler (selulosa) yang dibentuk ((Nurmiati 2010). Keberhasilan nata
oleh mikroba pembentuk kapsul. Nata yang dihasilkan dalam proses
berbentuk padat, berwarna putih, fermentasi sangat bergantung dengan
transparan, bertekstur kenyal, banyaknya populasi A. xylinum yang
menyerupai gel dan terapung pada ada dalam starter . Kualitas starter
bagian permukaan cairan (Iguchi, yang ditambahkan sangat bergantung
Yamanaka et al. 2000). Cellulose dengan jumlah fisiologis bakteri yang
hanya dihasilkan oleh bakteri di siap menghasilkan enzim pembentuk
permukaan atas yang kontak dengan kapsul nata (Iguchi, Yamanaka et al.
udara sebab sifat dari Acetobacter 2000). Ketika pembuatan starter,
adalah aerob. Selama proses dijaga waktu simpan akan mempengaruhi
agar tidak goyang, maka lapisan gel berapa jumlah bakteri yang telah
yang terapung akan semakin tebal dan berkembang didalamnya. Selama ini di
bakteri akan mendapatkan pasokan dalam laboratorium Bioproses Teknik
udara melalui difusi di lapisan nata Kimia ketika penambahan starter
tersebut (Budhiono, Rosidi et al. dalam pembuatan nata de coco hanya
1999). menggunakan parameter umur starter
Dalam pembuatan nata de coco, . Ketika starter berumur tiga hari
salah satu faktor berhasil tidaknya tentunya akan mempunyai jumlah
pembuatan sangat tergantung oleh koloni A. xylinum yang berbeda
kualitas starter yang digunakan. dengan starter yang telah berumur
Penggunaan starter merupakan satu bulan. Mengetahui jumlah
syarat yang sangat penting yang pastinya koloni bakteri yang
bertujuan untuk memperbanyak jumlah ditambahkan dalam proses fermentasi
koloni A. xylinum yang menghasilkan nata de coco diharapkan akan dapat
enzim pembentuk nata. Disamping itu meningkatkan produktifitas nata yang
starter juga berguna untuk adaptasi dihasilkan. Salah satu metode yang
bakteri sebelum proses fermentasi dipakai untuk menghitung jumlah
nata de coco (Iguchi, Yamanaka et al. koloni bakteri adalah menggunakan
2000). Starter adalah populasi metode turbidity dengan perhitungan
38
Techno Volume 15 No 1 April 2014
Pengaruh Umur Starter Acetobacter xylinum Terhadap Produksi Nata De Coco

cell density menggunakan Pembuatan starter diawali dengan


spektrophotometer karena mudah dan proses penyaringan air kelapa agar
cepat cepat (Burke, Dawson et al. semua kotoran dapat tersaring.
2000). Selanjutnya air kelapa direbus sampai
Pada penelitian ini akan dikaji mendidih. Setelah mendidih, gula
pengaruh umur starter selama pasir, urea, dan cuka makanan
penyimpanan (1,4,7,10,13,16,19,25, dilarutkan dalam air kelapa yang
30, 40 dan 60 hari) terhadap hasil masih panas. Menempatkan larutan
produksi nata de coco. Starter tersebut tersebut ke dalam wadah fermentasi
sebelum digunakan dalam produksi (botol kaca) dan segera ditutup
nata, terlebih dahulu dihitung jumlah dengan kertas koran yang telah
bakteri Acetobacter xylinum yang ada disterilkan (Edria et al., 2008).
di dalamnya. Parameter hasil produksi Ditambahkan bibit starter saat larutan
nata de coco yang digunakan yaitu telah dingin kemudian tutup kembali
yield, tebal nata dan moisture content. wadah fermentasi tersebut. Untuk
mengetahui nilai absorbansi
BAHAN DAN METODE (kekeruhan atau turbidity) dari starter
PENELITIAN menggunakan alat SHIMADZU
Penelitian ini dilakukan di UVmini-1240 UV-Vis
Laboratorium Bioproses, Program Spectrophotometers. Alat ini diatur
Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, untuk penggunaan analisa photometric
Universitas Muhammadiyah dengan pengaturan panjang
Purwokerto pada bulan Februari-Maret gelombang (λ) 600 nm. Proses
2013. Bahan-bahan yang digunakan pengambilan data absorbansi tiap
dalam percobaan ini adalah air kelapa sampel sebanyak dua kali
sebanyak 100 ml yang dimasukkan ke pengambilan sampel uji yang masing-
dalam botol kaca bervolume 140 ml masing diambil lima kali pengambilan
sebagai tempat penyimpanan, bibit data absorbansi sehingga dapat dilihat
starter sebanyak 12 ml yang berumur kestabilan nilai absorbansi tiap
16 hari. Sumber karbon yang variabel. Dokumentasi gambar diambil
digunakan yaitu gula pasir sebanyak menggunakan mikroskop OLYMPUS
3,5 gram. Sebagai sumber nitrogen CX21 yang telah dipasang kamera
digunakan urea sebanyak 0,6 gram yang langsung terhubung dengan
dan cuka makanan sebanyak 4 ml laptop ASUS A43SJ.
untuk mengatur pH menjadi 4,5. Alat-
alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah panci, kompor, sendok HASIL DAN PEMBAHASAN
sayur, sendok teh, saringan halus, A. Pengaruh Umur Starter terhadap
timbangan digital, baskom plastik, Jumlah Koloni Bakteri
gelas ukur, botol kaca bervolume Acetobacter xylinum
maksimal 140 ml, karet gelang, dan Untuk mengetahui pengaruh
kertas koran. Starter di simpan di umur starter terhadap jumlah koloni
dalam lemari yang tidak terkena sinar bakteri Acetobacter xylinum dapat
matahari secara langsung dilihat dalam tabel 1 dan gambar 1.
(dikondisikan dalam suhu 28ºC-31ºC, Percobaan dilakukan 3 kali
suhu kamar). dengan hasil mean ± SD, pada kolom
Metode penelitian dilakukan tiga yang sama dengan superscript yang
replikasi starter dengan variabel umur berbeda menunjukkan perbedaan
penyimpanan (1, 4, 7, 10, 13, 16 hari). yang signifikan (p ≤ 0,05)
39
Techno Volume 15 No 1 April 2014
Nur Afifah Handayani, Alwani Hamad, Endar Puspawiningtyas

hidup di dalam starter maka starter


Tabel 1. Pengaruh umur starter tersebut memiliki kualitas yang
terhadap hasil absorbansi dan semakin baik. Perhitungan jumlah
jumlah koloni bakteri Acetobacter bakteri yang digunakan dalam
xylinum penelitian ini adalah menggunakan
Jumlah metode perhitungan tidak langsung
Umur
Bakteri A. (indirect method) yaitu berdasarkan
Starter Absorbansi
xylinum kekeruhan (turbidity) yang dapat dilihat
(Hari)
(sel/ml) dari hasil uji absorbansi sampel starter
0 1,72 ± 0,00h 1,37 x 109 dengan alat UV-Vis spectrophotometer
1 2,07 ± 0,08g 1,66 x 109 pada panjang gelombang (λ) 600
f
4 2,14 ± 0,01 1,71 x 109 nm. Kemudian hasil tersebut
e
7 2,30 ± 0,01 1,84 x 109 dikonversi menggunakan software
10 2,42 ± 0,04d 1,94 x 109 kalkulator bakteri online
c
13 2,48 ± 0,03 1,99 x 109 (www.genomics.agilent.com/bioCalcs)
16 2,54 ± 0,03b 2,03 x 109 untuk mengetahui jumlah pasti sel/ml
b
19 2,53 ± 0,02 2,02 x 109 koloni bakteri di dalam starter.
25 2,48 ± 0,02c 1,98 x 109 Tabel 1 dan gambar 1 tersebut
a
30 2,71 ± 0,12 2,17 x 109 memperlihatkan terjadinya
40 2,68 ± 0,03a 2,14 x 109 peningkatan jumlah bakteri dalam
d
60 2,43 ± 0,19 1,94 x 109 starter sampai umur penyimpanan 30
Dari data tabel 1. dan gambar 1. hari (2,17 x 109 sel/ml koloni bakteri,
tersebut diketahui hasil absorbansi tabel 5.1) dari jumlah koloni bakteri
dan jumlah koloni bakteri Acetobacter awal yang ditambahkan pada medium
xylinum dari beberapa variabel umur starter sebanyak 1,37 x 109 sel/ml
penyimpanan starter. Salah satu cara koloni bakteri. Semakin lama
untuk mengetahui kualitas starter penyimpanan starter maka terjadi
adalah dengan mengetahui jumlah peningkatan jumlah koloni bakteri.
bakteri yang hidup di dalamnya.
Semakin banyak jumlah bakteri yang

2.4e+9
Jumlah Bakteri Acetobacter xylinum(sel/ml)

2.2e+9

2.0e+9

1.8e+9

1.6e+9

1.4e+9

1.2e+9
0 10 20 30 40 50 60 70
Umur Penyimpanan Starter (Hari)
Gambar 1. Grafik pengaruh umur starter terhadap
jumlah koloni bakteri Acetobacter xylinum

40
Techno Volume 15 No 1 April 2014
Techno, ISSN 1410 - 8607
Volume 15 No. 1, April 2014
Hal. 37 – 49

Lama penyimpanan starter meningkat, bakteri memanfaatkan


selain mengakibatkan peningkatan oksigen yang terlarut dalam medium
jumlah bakteri juga mengakibatkan dan menghasilkan selulosa di dalam
semakin tebalnya kapsul gel nata yang medium yang ditunjukkan dengan
terbentuk. Koloni bakteri A. xylinum meningkatnya kekeruhan starter yang
dan kapsul gel nata yang terbentuk berlangsung selama 3 jam dari awal
dapat dilihat dalam gambar mikroskop inokulasi. Setelah oksigen di dalam
(gambar 2,3, dan 4). Pembentukan medium telah habis, maka hanya
kapsul gel nata tersebut dapat mulai bakteri yang berada di permukaan
dilihat mulai umur penyimpanan starter yang dapat menghasilkan selulosa
1 hari. Mekanisme pembentukan gel dalam bentuk gel (Budhiono, Rosidi et
nata ini dapat dijelaskan bahwa pada al., 1999).
fase awal populasi koloni A. xylinum

(a) (b) (c) (d)

(e) (f) (g) (h)

(i) (j) (k) (l)


Gambar 2. Penampang koloni bakteri Acetobacter xylinum yang diambil dari
foto mikroskop variabel umur (a) 0 hari; (b) 1 hari; (c) 4 hari; (d) 7 hari; (e) 10
hari; (f) 13 hari; (g) 16 hari; (h) 19 hari; (i) 25 hari; (j) 30 hari; (k) 40 hari; (l) 60
hari pada 10x magnification

Jumlah koloni bakteri mengalami umur penyimpanan 19 hari (2,02 x 109


peningkatan yang cukup pesat sampai koloni bakteri, tabel 1). Pertumbuhan
41
Nur Afifah Handayani, Alwani Hamad, Endar Puspawiningtyas

bakteri meningkat secara (Bell, Chris et al., 2005). Ini juga dapat
eksponensial, karena di sini oksigen dikonfirmasi dari gambar bakteri yang
masih dapat menembus gel selulosa diperlihatkan oleh foto mikroskop
yang dihasilkan oleh bakteri di (gambar 2, 3, dan 4). Di gambar
permukaan. Hal ini menyebabkan tersebut untuk bakteri dalam starter
bakteri A. xylinum dapat tetap dengan umur penyimpanan 1, 4, dan 7
mengalami pertumbuhan (Iguchi, hari cenderung belum mengalami
Yamanaka et al., 2000). Pada fase peningkatan jumlah bakteri yang
eksponensial tersebut, tiap 1 bakteri pesat. Jumlah spot koloni bakteri
akan membelah menjadi 2 tiap 10-20 semakin banyak sesuai lama
menit pada kondisi optimum, penyimpanan. Pada magnification 40x
kemudian dari 1 sel dapat menjadi 1 dan 100x dapat dilihat kapsul selulosa
juta sel dalam 5 jam. Hal ini dapat yang terbentuk (dapat dilihat pada
dihitung bahwa laju pertumbuhan sel gambar 2, 3, dan 4). Saat di umur
tersebut selama 15 menit. Sehingga penyimpanan 19 hari, kapsul gel nata
pada fase eksponensial, sel mulai terlihat seperti lembaran.
mengalami pertumbuhan sangat cepat

(a) (b) (c) (d)

(e) (f) (g) (h)

(i) (j) (k) (l)


Gambar 3. Penampang koloni bakteri Acetobacter xylinum yang diambil dari
foto mikroskop variabel umur (a) 0 hari; (b) 1 hari; (c) 4 hari; (d) 7 hari; (e) 10
hari; (f) 13 hari; (g) 16 hari; (h) 19 hari; (i) 25 hari; (j) 30 hari; (k) 40 hari; (l) 60
hari pada 40x magnification

42
Techno Volume 15 No 1 April 2014
Techno, ISSN 1410 - 8607
Volume 15 No. 1, April 2014
Hal. 37 – 49

Setelah umur penyimpanan 19 medium sehingga pertumbuhan


hari sampai umur penyimpanan 30 bakteri tidak secepat sebelumnya
hari, jumlah koloni bakteri dalam karena sifat bakteri yang aerob.
starter cenderung stabil (2,02 x 109 Setelah terbentuk lembaran selulosa
koloni bakteri, tabel 1). Hal ini karena yang menutupi konsumsi oksigen,
oksigen tidak dapat terdifusi ke dalam bakteri tidak mengalami pertumbuhan
secara eksponensial akan tetapi oksigen (semakin tebal gel/lapisan
berada pada fase stasioner. Pada saat selulosa yang terbentuk di permukaan)
ini, bakteri dapat dikatakan tidur (Bell, Chris et al., 2005).
sampai digunakan untuk kultur baru Dari penjelasan tersebut
(Iguchi, Yamanaka et al., 2000; menunjukkan bahwa umur
Skinner and Cannon, 2000). Hal ini penyimpanan starter mempengaruhi
juga dikonfirmasi pada gambar 2, 3, peningkatan jumlah koloni bakteri
dan 4, dapat dilihat mulai hari ke-19 secara eksponensial pada umur
sampai ke-30 kecenderungan spot penyimpanan 0-19 hari, kestabilan
koloni bakterinya stabil. jumlah koloni bakteri terjadi pada umur
Saat starter berumur lebih dari 40 hari penyimpanan >19 sampai 30 hari, dan
jumlah koloni bakteri mengalami penurunan jumlah koloni bakteri terjadi
penurunan sekitar 9% dikarenakan pada umur penyimpanan >30 sampai
nutrisi berkurang. Bakteri tersebut ≥60 hari. Hal ini menunjukkan bahwa
dapat diaktifkan atau dihidupkan A. xylinum dapat langsung beradaptasi
kembali jika ditempatkan dalam kultur tanpa memerlukan waktu yang lama.
baru (starter baru). Selain kekurangan
nutrisi yang menyebabkan bakteri
mengalami fase tidur, ada faktor
ekstrinsic yang berupa kekurangan

43
Techno, ISSN 1410 - 8607
Volume 15 No. 1, April 2014
Hal. 37 – 49

(a) (b) (c) (d)

(e) (f) (g) (h)

(i) (j) (k)


Gambar 4. Penampang koloni bakteri Acetobacter xylinum yang diambil dari foto
mikroskop variabel umur (a) 0 hari; (b) 4 hari; (c) 7 hari; (d) 10 hari; (e) 13 hari; (f) 16
hari; (g) 19 hari; (h) 25 hari; (i) 30 hari; (j) 40 hari; (k) 60 hari pada 100x magnification

Menurut Budhiono, Rosidi et al (1999), 50% medium telah terisi lembaran


untuk mendapatkan hasil nata de coco nata pada umur 40 hari (c). Pada
dengan kualitas yang baik adalah sampel starter pada hari ke-40
dengan mengkondisikan tempat tersebut, gel nata telah menutupi kultur
fermentasi agar oksigen dapat terdifusi sehingga sulit untuk dimanfaatkan
secara merata. Hal ini bisa dicapai kembali dan tidak efektif. Ini juga dapat
saat fermentasi dilakukan dilihat dari foto mikroskop (gambar 2,3,
menggunakan media yang luas. Hal dan 4) dan hal tersebut
tersebut berarti membutuhkan jumlah menggambarkan bahwa kualitas
bakteri yang semakin banyak agar starter berkurang.
difusi oksigen dan pembentukan
lembaran selulosa dapat optimal. B. Pengaruh Umur Starter
Lembaran nata yang terbentuk terhadap Hasil Fisik
di dalam starter di permukaan. Fermentasi Nata de Coco
Lembaran nata telah terbentuk pada Untuk mengetahui pengaruh
starter mulai umur 1 hari (b). Sekitar umur stater terhadap hasil fisik
44
Pengaruh Umur Starter Acetobacter xylinum Terhadap Produksi Nata De Coco

fermentasi nata de coco dapat dilihat dan gambar 7 berikut ini.


dalam tabel 2, gambar 5, gambar 6,

Tabel 2. Pengaruh umur starter terhadap kualitas fisik


hasil fermentasi nata de coco
Umur
Tebal Basah
Variabel Starter Yield (%) Moisture (%)
(mm)
(Hari)
I 0 0 0 0
abc d
II 1 68,16 ± 30,36 5,15 ± 2,21 95,91± 0,85cd
abc b
III 4 81,72 ± 12,77 8,27 ± 1,48 96,11± 0,58bcd
a ab
IV 7 89,78 ± 11,92 9,15 ± 1,09 96,71± 0,70a
V 10 89,28 ± 11,39a 9,65 ± 0,99a 95,62± 0,64de
a ab
VI 13 89,09 ± 12,24 9,38 ± 0,87 96,38± 0,42abc
VII 16 58,17 ± 12,56bc 2,80 ± 0,95e 95,31± 0,77e
c e
VIII 19 52,38 ± 5,34 1,94 ± 0,91 95,91± 0,60cd
IX 25 93,74 ± 10,63a 9,28 ± 1,09ab 96,65± 0,46ab
ab c
X 30 84,28 ± 12,35 6,36 ± 1,55 95,58± 0,84de
Percobaan dilakukan 3 kali dengan hasil mean ± SD, pada kolom yang sama superscript yang
berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan (p ≤ 0,05)

Nata de coco adalah jenis nata Cannon, 2000). Reaksi pembentukan


dengan medium fermentasi dari air lembaran selulosa nata dari glukosa
kelapa. Nata de coco adalah cellulose dapat dilihat di pathway berikut.
yang merupakan hasil aktifitas bakteri Glucose (glucokinase)  Glucose-6-
Acetobacter xylinum. Sebenarnya, Phosphate (phosphoglucomutase) 
nata adalah lapisan polisakarida Glucose-1-Phosphate (UDP-glucose
ekstraseluler (selulosa) yang dibentuk pyrophosphorylase)  UDP-Glucose
oleh mikroba pembentuk kapsul. Nata (cellulose synthase)  Cellulose
berbentuk padat, berwarna putih (Skinner and Cannon, 2000).
transparan, bertekstur kenyal, Percobaan dilakukan dengan
menyerupai gel dan terapung pada membandingkan kualitas fisik nata de
bagian permukaan cairan. Nata de coco yang dihasilkan dari bibitan
coco dibuat dengan memanfaatkan air starter bakteri A. xylinum dengan umur
kelapa untuk difermentasikan secara berbeda. Adapun hasil kualitas nata
aerob dengan bantuan mikroba yang diukur adalah yield, tebal basah
(Iguchi, Yamanaka et al., 2000). nata yang dihasilkan, dan moisture
Lapisan nata ini merupakan content. Yield dirumuskan sebagai
mikrofibril yang dihasilkan dari reaksi berikut.
yang kompleks dengan bantuan enzim
yang menggunakan substrat awal
glukosa. Selulosa yang dihasilkan
merupakan hasil metabolit sekunder di Yield yang dihasilkan dari penggunaan
mana produk akan terbentuk jika starter dengan umur 0-30 hari dapat
tersedia nutrisi yang cukup. Fungsi dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.6.
selulosa ini diduga untuk melindungi Hal ini menunjukkan bahwa yield yang
bakteri dari sinar ultraviolet atau dari dihasilkan signifikan berbeda (p <
predator dan kompetitor (Iguchi, 0,05).
Yamanaka et al., 2000; Skinner and
45
Techno Volume 15 No 1 April 2014
Nur Afifah Handayani, Alwani Hamad, Endar Puspawiningtyas

120

100

80
Yield (%)

60

40

20

0 5 10 15 20 25 30 35
Umur Penyimpanan Starter (Hari)

Gambar .5. Grafik pengaruh umur starter terhadap yield nata de coco

Hasil yield terbesar didapat pada Yield optimal didapat starter


penggunaan starter dengan umur 7- pada umur 7-13 hari (89,78-89,09%),
13 hari. Sebelum starter berumur 7 hal ini disebabkan bakteri dalam
hari, yield yang dihasilkan lebih rendah starter berada dalam fase
karena jumlah bakteri belum eksponensial. Pada fase eksponensial
maksimal. Hal ini karena sebelum ini, kecepatan pertumbuhan bakteri
starter berumur 7 hari pada volume sangat cepat. Sehingga, ketika bakteri
starter yang sama, jumlah bakterinya tersebut dipindahkan ke dalam kultur
lebih kecil dibandingkan dengan umur baru maka respon pembentukan nata
starter 7-13 hari walaupun bakteri akan lebih cepat karena adanya nutrisi
sudah memasuki fase eksponensial baru sebagai substart di kultur
(1,84 x 109 sel/ml). Ketebalan nata fermentasi (Bell, Chris, 2005). Yield
dipengaruhi oleh difusi oksigen yang yang didapat oleh starter dengan umur
memasuki medium untuk digunakan lebih dari 13 hari cenderung menurun
sebagai metabolisme bakteri karena kondisi pertumbuhan bakteri
Acetobacter xylinum. Semakin tebal dalam kondisi/fase stasioner.
nata berarti bakteri A. xylinum dapat
memaksimalkan pemanfaatan oksigen
yang terdifusi. Ketebalan nata yang
tidak maksimal itu dimungkinkan
kurangnya jumlah bakteri yang
memanfaatkan oksigen yang telah
terdifusi. Hal tersebut telah dibahas di
pembahasan sebelumnya.

46
Techno Volume 15 No 1 April 2014
Pengaruh Umur Starter Acetobacter xylinum Terhadap Produksi Nata De Coco

12

10

8
Tebal Basah(mm)

0 5 10 15 20 25 30 35
Umur Penyimpanan Starter (Hari)

Gambar 6. Grafik pengaruh umur stater terhadap tebal basah nata de coco

Pengaruh umur starter terhadap sebelum dan sesudah itu cenderung


tebal basah nata de coco yang mempunyai lapisan nata yang lebih
dihasilkan dapat dilihat di tabel 5.2 dan tipis (1,94-8,27 mm). Hal ini dapat
gambar 5.7. Nata de coco yang disimpulkan bahwa jumlah bakteri
ditambahkan starter dengan umur menunjukkan kualitas starter yang
penyimpanan 7-13 hari mempunyai mempengaruhi ketebalan nata
ketebalan yang paling besar (9,15- (Budhiono et al., 1999).
9,65 mm). Penambahan starter

120

100

80
Moisture (%)

60

40

20

0
0 5 10 15 20 25 30
Umur Penyimpanan Starter (Hari)

Gambar 7. Grafik pengaruh umur starter terhadap moisture


47
Techno Volume 15 No 1 April 2014
Nur Afifah Handayani, Alwani Hamad, Endar Puspawiningtyas

Moisture nata de coco dari Budiarti, Retni S. 2008. Pengaruh


penambahan starter dengan berbagai Konsentrasi Starter Acetobacter
umur penyimpanan dapat dilihat di xylinum Terhadap Ketebalan
dalam gambar 8 dan tabel 2. Hampir dan Rendemen Selulosa Nata
semua variabel dari penelitian ini de Soya. Vol 1 No 1 Februari
mempunyai moisture content >95%. 2008, hlm. 19-24. Jambi,
Nata yang bagus mempunyai kadar air Program Studi Pendidikan
>85% (Budhiono, et al). Hal ini Biologi, Jurusan P MIPA, FKIP
menunjukkan bahwa matrik dalam Universitas Jambi.
kapsul selulosa di dalam lembaran Budiyanto, M.A.K. 2002. Mikrobiologi
nata menjebak molekul air yang Terapan. Universitas
menyebabkan tekstur nata kenyal. Muhammadiyah. Malang.
Nata ini mempunyai kemampuan Malang. (Hal: 8-19).
mengabsorpsi air yang sangat tinggi Burke, D., Dawson et al. 2000.
sehingga selulosa yang dihasilkan Methods in Yeast Genetics.
menjadi terlihat basah (Vandamme, et Cold Spring Harbor Laborator
al., 1997). Press.
Collado, L. S. 1986. Processing and
KESIMPULAN problem of the industry in the
Dari hasil penelitian ini dapat Philipines. Traditional Food and
disimpulkan bahwa: Pengaruh umur Their Processing in Asia. Tokyo.
penyimpanan starter ditunjukkan Edria, D., M. Wibowo, et al. 2008.
dengan peningkatan jumlah koloni Pengaruh penambahan kadar
bakteri Acetoacter xylinum dari umur gula dan kadar nitrogen
0-19 hari (1,37 x 109 sampai 2,02 x 109 terhadap ketebalan, tekstur dan
sel/ml koloni bakteri). Jumlah bakteri warna nata de coco. Jurusan
ini kemudian konstan sampai umur 30 Ilmu dan Teknologi Pangan.
hari dan setelahnya mengalami Bogor, IPB.
penurunan. Hasil yield nata de coco Hamad, A., N. A. Andriyani, et al.
optimal saat dilakukan penambahan 2011. Pengaruh Penambahan
starter dengan umur penyimpanan 7- Sumber Karbon Terhadap
13 hari dengan prosentase sebanyak Kondisi Fisik Nata de Coco.
±89%. Hal ini juga ditunjukkan dengan Techo Volume 12 No.2: 74-77.
kualitas fisik nata yang memiliki Hamad, A., N. Indrianti, et al. 2012.
ketebalan ±9 mm dan moisture content Optimasi Parameter Proses
>95%. Pembuatan Nata de Coco dari
Air Kelapa Menggunakan
DAFTAR PUSTAKA Statistical Experimental Design.
Bell, Chris, Paul Neaves, et al. Food Techno Volume 13.
Microbiology and Laboratory Iguchi, M., S. Yamanaka, et al. 2000.
Practice. Blackwell Publishing. Review Bacterial cellulose—a
Budhiono, A., B. Rosidi, et al. 1999. masterpiece of nature’s arts.
Kinetics Aspects of Bacterial JOURNAL OF MATERIALS
Cellulose Formation in nata-de- SCIENCE 35: 261-270.
coco Culture System. Jay, J. M., M. T. Loessner, et al., Eds.
Carbohydrate Polymers 40 2005. Food protection with high
(1999): 137-143. temperature. New York,

48
Techno Volume 15 No 1 April 2014
Pengaruh Umur Starter Acetobacter xylinum Terhadap Produksi Nata De Coco

Springer Science Businness


Media.
Nurmiati, D. p. n. 2010. Pengaruh
Penggunaan Dosis Gula dan
Asam Cuka Terhadap
Perkembangan Acetobacter
xylinum Dalam Starter Nata de
Coco. Prosiding Seminar dan
Rapat Tahunan BKS-PTN
Wilayah Barat ke-21: 10-11.
Palungkun, R., Ed. 1992. Aneka
Produk Olahan Kelapa. Jakarta,
UI-Press.
Rao, D. G. 2005. Introduction to
Biochemical Engineering.
Skinner, P. O. N. and R. E. Cannon.
2000. HOW-TO-DO-IT. THE
AMERICAN BIOLOGY
TEACHER,VOLUME 62, NO. 6.
Suryani, A., E. Hambali,dan P.
Suryadarma. 2005. Membuat
Aneka Nata. Penebar Swadaya.
Jakarta.(Hal : 46-50)
Vandamme, E.J., et al. 1997.
Improved Production of
Bacterial Cellulose and Its
Application Potential. Polymer
Degradation and Stability 59.
www.genomic.agilent.com/bioCalcs.

49
Techno Volume 15 No 1 April 2014

Anda mungkin juga menyukai