Anda di halaman 1dari 16

Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.

Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 1

BAB III

DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

A. Determinan Matriks
Determinan merupakan nilai yang penting dalam menghitung matriks. Metode yang
akan dipelajari untuk mencari deteminan untuk ada 3 yaitu : perkalian elementer/
sarrus, operasi baris elementer dan dengan ekspansi kofaktor.
Metode OBE dapat digunakan tidak hanya digunakan untuk menghitung determinan
matriks 2x2 atau 3x3 tapi digunakan untuk matriks yang berordo lebih besar lagi
seperti, 4x4, 5x5 dan seterusnya. 

Mencari Determinan Matrik dengan Perkalian Elementer/Sarrus


1. Dengan Perkalian Elementer/Sarrus untuk matriks 2x2
Untuk matriks berorde 2x2, determinan matriks dapat dilakukan dengan cara
mengalikan unsur-unsurnya secara diagonal.
a11 a12

Matriks
A=
[ a21 a22 ] ,
a a
|A|=| 11 12|=a11 a 22−a21 a12
determinannya: a 21 a 22
Contoh :

2 3 2 3 =2.5−4 .3=−2
1.
[ ]
4 5 determinannya
[ ] 4 5

2.
[24 −35 ] determinannya
[24 −35 ]=2 .5−4 .(−3 )=22
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 2

2. Dengan Perkalian Elementer/Sarrus untuk matriks 3x3


Untuk determinan matriks berorde 3x3 :
1). Cara sorrus
a11 a12 a13
|A|=|a 21 a 22 a23|=a11 a22 a 33+a12 a 23 a31 +a 13 a32 a21−a 31 a22 a13−a21 a 12 a33−a11 a23 a32
a 31 a32 a33
Contoh :
1 2 3
|4 5 6 |=1.5.9+2.6.7+3.8. 4−7.5.3−4.2.9−1.6.8=45+84+96−105−72−48=0
7 8 9

3. Dengan Ekspansi Kofaktor


Prinsip penyelesaian determinan dengan cara seperti di atas hanya
berlaku sampai dengan determinan berdimensi tiga, tetapi tidak dapat diterapkan
untuk penyelesaian determinan yang berdimensi di atasnya. Berkenaan dengan
hal ini, Laplace berhasil mengembangkan suatu cara penyelesaian yang berlaku
umum untuk determinan berdimensi berapapun, yakni dengan menggunakan
minor dan kofaktor dari determinan yang bersangkutan.
Perhatikan kembali penyelesaian determinan berdimensi tiga,

a11 a12 a13


|A|=|a 21 a 22 a23|=a11 a22 a 33+a12 a 23 a31 +a 13 a32 a21−a 31 a22 a13−a21 a 12 a33−a11 a23 a32
a 31 a32 a33
Dengan mengatur letak suku-sukunya, penulisan ini bisa diubah menjadi:
n
a a a a a a
|A|=a11| 22 23|−a 12| 21 23|+a13| 21 22|=a11 M 11 −a12 M 12 +a13 M 13= ∑ aij M ij
a12 a33 a 31 a33 a31 a32 i, j=1

Penulisan determinan dalam bentuk minor seperti diatas dapat diubah ke dalam
penulisan bentuk kofaktor. Kofaktor dari determinan |A| untuk minor tertentu M ij
dilambangkan dengan notasi Aij. Hubungan antara kofaktor dan monor :
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 3

Aij = (-1)i+j Mij

Mij adalah minor dari unsur aij yang diperoleh dengan jalan menutup baris ke-i
dan kolom ke-j dari determinan |A|. Aij adalah kofaktor dari unsur aij.
Dengan demikian,
A11= (-1)1+1 M11 = (-1)2 M11 = +M11
A12= (-1)1+2 M12 = (-1)3 M23 = -M12
A13= (-1)1+3 M13 = (-1)4 M13 = + M13
Kofaktor Aij praktis adalah sama dengan minor Mij itu sendiri jika i ≠ j
menghasilkan bilangan genap dan Aij negatif dari Mij apabila i ≠ j menghasilkan
bilangan ganjil.
Penyelesaian determinan dalam notasi minor:
n
|A|=a11 M 11 −a12 M 12 +a13 M 13 = ∑ a ij M ij
i, j=1

Dalam notasi kofaktor menjadi :


n
|A|=a11 A11 +a12 A 12+a13 A13= ∑ aij Aij , untuk setiap baris i = 1,2,. . .,n
j=1
n
=∑ aij A ij , untuk setiap kolom, j = 1,2, .. . ,n
i=1

Cara penyelesaian determinan yang dikembangkan oleh Laplace ini, dikenal


dengan sebutan metode ekspansi dengan kofaktor, berlaku atau diterapkan
untuk determinan berdimensi berapapun.
Contoh:
1 2 3
|A|=|4 5 6 |
7 8 9
5 6
M 11=| |=−3
8 9  A 11 =(−1)2 (−3 )=−3
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 4

4 6
M 12=| |=−6 3
7 9  A 12=(−1 ) (−6 )=6

4 5
M 13=| |=−3 4
7 8  A 13=(−1 ) (−3 )=−3

|A|=a11 A11 +a12 A 12+a13 A13=1(−3)+2(6)+3 (−3 )=0

4. Dengan Cara Operasi Baris Elementer


Selain metode Sarrus dan Minor-Kofaktor, ada satu metode lain yang dapat
digunakan untuk menghitung determinan yaitu Operasi Baris Elementer (OBE).
Cara OBE ini cukup cepat hanya membutuhkan tiga langkah. Baik itu
menggunakan matriks segitiga atas maupun matriks segitiga bawah. Satu hal
yang perlu diperhatikan yaitu rumus OBE untuk determinan sedikit berbeda
dengan rumus OBE untuk Invers Matriks dan Sistem Persamaan Linear (SPL).
Metode OBE adalah mengubah matriks menjadi Matriks Segitiga Atas atau
segitiga bawah.
Matriks segitiga atas yaitu sebuah matriks persegi yang elemen-elemen aij = 0,
dengan i > j. Atau hanya elemen d, g, dan h yang berisi angka nol. Determinan
OBE Matriks Segitiga Atas: “Merubah matriks menjadi matriks segitiga atas,
kemudian determinan diperoleh dari perkalian elemen diagonal utama”.
a b c
Matriks Segitiga Atas A=
(
0 e f
0 0 i )
Det A = aei
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 5

Matriks Segitiga Bawah Yaitu sebuah matriks persegi yang elemen-elemen aij =
0, dengan i < j. Dengan kata lain elemen b, c, dan f yang berisi angka nol.
Determinan OBE Matriks Segitiga Atas: “Merubah matriks menjadi matriks
segitiga bawah, kemudian determinan diperoleh dari perkalian elemen diagonal
utama”.
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 6

a 0 0
Matriks Segitiga Bawah A= d e 0
g h i( )
Det A = aei
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 7

Sifat-sifat Determinan
Determinan mempunyai beberapa sifat khas berkenaan dengan nilai
numeriknya. Tidak semua sifat dibuktikan di sini, pembaca dianjurkan
mencobanya dengan contoh-contoh sendiri. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Nilai determinan adalah nol jika semua unsurnya sama.
2 2 2
|A|=|2 2 2 |=8+8+8−8−8−8=0
2 2 2
2. Nilai determinan adalah nol jika terdapat dua baris atau dua kolom yang
unsur-unsurnya sama.
2 6 5
|A|=|1 8 4 |=80+48+30−80−30−48=0
2 6 5
3. Nilai determinan adalah nol jika terdapat dua baris atau dua kolom yang
unsur-unsurnya sebanding.
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 8

2 6 5
|A|=|1 8 4 |=169+96+60−160−60−96=0
4 12 10
4. Nilai determinan adalah nol jika terdapat dua baris atau dua kolom yang
unsur-unsurnya semuanya nol.
2 6 5
|A|=|1 3 4 |=0+0+0−0−0−0=0
0 0 0
5. Nilai determinan tidak berubah jika semua baris dan kolomnya saling
bertukar letak, dengan kata lain determinan dari matriks A sama dengan
determinan dari matriks transpos A’ ; | A | = | A’|
2 6 5
|A|=|1 3 4 |=54+168+40−105−54−64=39
7 8 9
2 6 5
|A|=|1 3 4 |=54+40+168−105−54−64=39
7 8 9
6. Nilai determinan berubah tanda (tetapi harga mutlaknya tetap) jika dua
baris atau dua kolomnya bertukar letak.
2 6 5
|A|=|1 3 4 |=54+168+40−105−54−64=39
7 8 9
1 3 4
|B|=|2 6 5 |=54+105+64−168−54−40=−39
7 8 9
7. Determinan dari suatu matriks diagonal adalah hasilkali unsur-unsur
diagonalnya.
2 0 0
|A|=|0 3 0 |=2.3.9=54
0 0 9
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 9

8. Jika setiap unsur pada salah satu baris atau kolom dikalikan dengan suatu
bilangan, nilai determinannya adalah sama dengan hasilkalinya dengan
bilangan tersebut.
2 6 5
|A|=|1 3 4 |=39
7 8 9 , Jika baris kedua dikalikan 2, maka :
2 6 5
¿
|A |=|2 6 8 |=108+336+80−210−108−128=78=2|A|
7 8 9
9. Jika semua unsur merupakan penjumlahan dari dua bilangan atau lebih,
determinannya dapat dituliskan sebagai penjumlahan dari dua determinan
atau lebih.

10. Jika nilai determinan dari suatu matriks sama dengan nol, matriksnya
dikatakan singular dan tidak mempunyai invers ; jadi bila | A | = 0, A
merupakan matriks singular dan A-1 tidak ada.
11. Jika nilai determinan dari suatu matriks tidak sama dengan nol,
matriksnya dikatakan non singular dan mempunyai invers; jadi bila | A | ≠ 0,
A merupakan matriks non singular dan A-1 ada.
12. Pada penguraian determinan (ekspansi Laplace), nilai determinan sama
dengan nol jika unsur baris atau kolom dikalikan dengan kofaktor unsur
baris atau kolom yang lain, tetapi tidak sama dengan nol jika unsur suatu
baris atau kolom dikalikan dengan kofaktor unsur baris atau kolom itu
sendiri.
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 10

TUGAS INDIVIDU

Carilah Determinan Matriks dengan cara ekspansi kofaktor dan cara OBE untuk matriks
berikut !
−2 4 5
1. (
A= 1 3 −7
0 4 0 )
3 2 −5
2. (
B= −1 1 7
2 4 6 )
5 7 9
3. (
C= −2 −8 −1
6 4 0 )
3 1 3
4. (
D= 1 4 2
0 5 2 )
1 3 3

5.
Y = −1 0 4
0 2 2[ ]
1 2 3

6.
[ ]
Z= 5 7 4
2 1 3
−3 2 −2
7. E= 1
( 0 1
1 −3 0 )
4 7 9
8. (
F= −2 6 −1
0 3 2 )
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 11

B. Invers Matriks
Matriks Invers (matriks kebalikan) ialah matriks yang apabila
dikalikan dengan suatu matriks persegi menghasilkan sebuah matriks
satuan. Jika A merupakan sebuah matriks persegi, maka kebalikannya
dituliskan dengan notasi A-1 dan AA-1=I.
Contoh :
− 19 − 29
A= −1 6 [ ] AA −1= 1 0 =I
1.
[
4 3 ] ,
A−1 = 4
27
1
27 ,
[ ]
0 1

A-1 adalah matriks invers dari A, sebab AA-1=I

1 2 3 0,8 −0,2 −0,8

2.
[ ] [
B= −1 0 4
0 2 2
−1
B = −0,2 −0,2 0,7
0,2 0,2 −0,2 ]
1 0 0
[ ]−1
BB = 0 1 0 =I
0 0 1
B-1 adalah matriks invers dari B, sebab BB-1= I

Tidak semua matriks persegi mempunyai invers.

Invers dari matriks A adalah A-1 yakni jika dan hanya jika AA-1=I.
Matriks invers hanya terdapat pada matriks-matriks persegi. Akan
tetapi, tidak semua matriks persegi mempunyai invers. Hanya
matriks-matriks persegi yang nonsingular (determinannya ≠ 0)
yang memiliki invers.
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 12

1. Invers Matriks berode 2x2


Andaikata B adalah invers dari matriks A, maka untuk dapat
membentuk B haruslah diperoleh dulu unsur-unsur bij. Nilai-nilai bij dapat
dihitung berdasarkan uraian sebagai berikut:
a11 a12

Andaikan A =
[ a21 a22 ] dan inversnya dilambangkan A -1 = B =

b11 b12
[ b21 b22 ]
Maka invers dari matriks A adalah :

1 a 22 −a12
A−1 =
(
|A| −a 21 a11 )
Contoh :
8 4
1) Tentukan kalau ada, invers matriks A =
[ ]
5 3
8 4
|A|=| |=4
5 3
1 3 −4
= 0, 75 −1
Berarti,
A−1 =
[
4 −5 8 ][
−1, 25 2 ]
2) Tentukan kalau ada, invers matriks B =
[86 43 ]
8 4
|B|=| |=8.3−6.4=0
6 3 , karena |A|=0 maka A-1 tidak ada.
3)
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 13

2. Invers Matriks berode 3x3

Andaikan A merupakan matriks yang

memiliki inversnya dengan det A ≠ 0 maka


invers dari A dilambangkan A-1 dinyatakan sebagai:

Contoh :

3 2 5

Tentukan, kalau ada, invers dari matriks A =


[ ]
4 0 3
2 2 3

3 2 5
|4 0 3 |
|A|= 2 2 3 = 0 + 12 + 40 – 0 – 24 – 18 = 52 -42 = 10,
berarti A-1 ada.

0 3 4 3 4 0
M 11=| |=−6 M 12=| |=6 M 13=| |=8
2 3 2 3 2 2
2 5 3 5 3 2
M 21=| |=−4 M 22=| |=−1 M 23=| |=2
2 3 2 3 2 2
2 5 3 5 3 2
M 31=| |=6 M 32=| |=−11 M 33=| |=−8
0 3 4 3 4 0

A11 = (-1)2 (-6) = -6 B12 = (-1)3 (6) = -6 B13 = (-1)4 (8) = 8


A21 = (-1)3 (-4) = 4 B22 = (-1)4 (-1) = -1 B23 = (-1)5 (2) = -2
B31 = (-1)4 (6) = 6 B32 = (-1)5 (-11) = 11B33 = (-1)6 (-8) = -8
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 14

−6 −6 8 −6 4 6
[
[ bij ]= 4 −1 −2
6 11 −8 ] , adj. B =
[
[ bij ] '= −6 −1 11
8 −2 −8 ]
Contoh:
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 15

Contoh :

Latihan :

Tentukan invers matriks berikut ini dengan metode Perkalian


Elementer!
1 4 5

[ ]
1. A= 7 2 8
2 0 1

2 −3 −5

[
2. B 1 4 0
¿
4 5 −5 ]
−5 5 −1
3. C= 5
[ −6 2
−1 2 −1 ]
Aljabar Linier untuk TI dan SI Silvana Syah, S.Si, M.Si
Bab III DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS hal. 16

1 0 2
4. D=
[ ]
1 6 4
3 2 0

1 2 3
5. E=
[ ]
2 5 3
1 0 8

3 0 2

[
6. F= 2 0 −2
0 1 1 ]
1 2 3
7. G=
[ ]
2 5 3
1 0 8

2 1 0

[ ]
8. H= 4 3 1
1 2 2

Anda mungkin juga menyukai