Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU AGENDA II

I. Deskripsi dan Analisa


Saat ini, banyak pejabat di negeri ini yang mengidap gejala Anosmia. Gejala
hilang rasa yang biasanya dirasakan oleh para pasien positif Covid-19, juga dialami
oleh sejumlah pejab. Namun mereka bukan hilang rasa penciuman atau pengecap,
melaingkan hilang rasa peduli, empati dan bahkan rasa simpati.
Hal itu dibuktikan dengan beberapa peristiwa yang terjadi di negeri ini yang
melibatkan oknum pejabat, bahkan pada sejumlah peristiwa, oknum pejabat menjadi
aktor utama. Misalnya, di Depok ada oknum lurah yang nekat menggelar hajatan pada
saat PPKM darurat. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 4 Juli 2021. Oknum lurah tersebut
nekat mengelar pesta pernikahan putrinya pada hari pertama PPKM Darurat
diberlakukan.
Ulah oknum lurah tersebut tentu saja tidak benar, selain tidak mencerminkan nilai-
nilai dan etika serta standar etik sebagai pejabat publik, oknum lurah tersebut juga telah
melanggar Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021 Tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease
2019 Di Wilayah Jawa Dan Bali. Alhasil, hajatan itu dibubarkan oleh Satpol PP.
Harusnya, sebagai lurah, dia menjadi contoh, teladan bagi rakyat untuk disiplin
menerapkan peraturan pemerintah dalam rangka meminimalisir penyebaran Covid-19
dan berupaya agar negeri segera pulih dari wabah saat ini.
Contoh lainya adalah, ada oknum anggota dewan Guspardi Gaus yang ngeyel
dan menolak untuk dikarantina sepulangnya dari luar negeri. Peristiwa itu bahkan
termuat pada JawaPos.Com pada tanggal 1 Juli 2021. Sebagai pejabat publik, tindakan
oknum anggota dewan itu bukan saja tidak mencerminkan nilai-nilai integritas,
nasionalisme dan sikap bela negara serta etika public, namun juga melanggar
addendum surat edaran (SE) Nomor 8 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan
Perjalanan Internasional Pada Masa Pandemi Covid-19. Padahal, sebagai anggota
parlemen, mereka adalah salah satu lembaga yang melahirkan aturan dan undang-
undang di negeri ini, namun mirisnya oknum dewan ini malah melanggar. Ini tidak patut
dicontoh, dan sikap oknum dewan itu menjadi preseden buruk untuk lembaga legislatif.
Pada vidio penyataanya, Guspardi Gaus mengungkapkan jika dirinya cemas saat
datang dari luar negeri. Dia bercerita bahwa dirinya mau diinapkan dihotel untuk
dikarantina. Bukanya nurut dan mengikuti aturan yang ada, oknum anggota dewan ini
malah menyalahkan Dirjen Kesehatan dengan mengatakan pelayanannya buruk. Miris
kan?
Selain itu, ada juga Rosaline Irene, oknum anggota dewan yang minta
dispesialkan saat pandemi Covid-19. Tidak tanggung-tanggung, saat kondisi negara
memburuk karena wabah, oknum anggota dewan ini malah minta disediakan fasilitas
kesehatan khusus untuk anggota dewan. Alasanya sangat klise, sebagai pejabat
mereka capek mikirin negara dan rakyat karena itu harus mendapatkan pelayanan
spesial.
Menurutnya, dia tidak ingin lagi melihat ada pejabat yang terlunta-lunta karena
tidak di IGD karena penuh. Padahal, kita tahu bersama, pada masa pandemi ini hampir
semua rumah sakit, puskesmas dan fasilitas kesehatan memang dipenuhi oleh pasien,
mereka rakyat Indonesia, manusia yang juga punya hak yang sama untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
Hal yang sama juga dilakukan oleh oknum anggota dewan lain yang meminta
diistimewakan dan tidak mau mendengar jika ada pejabat yang tidak mendapatkan
ruangan di ICU. Padahal, jikapun ICU penuh, itu diisi oleh pasien-pasien yang juga
sangat urgen yang butuh penanganan yang intensif. Padahal, pada kondisi pandemi
saat ini penanganan kesehatan itu diberikan berdasarkan jabatan dan kedudukan,
melainkan berdasarkan diagnosis kesehatan dan siapa yang paling perlu untuk
mendapatkan pertolongan dan pelayanan segera. Ini berhubungan dengan kesehatan,
berhubungan dengan nyawa. Nyawa rakyat Indonesia juga yang telah dijamin negara
kesehatanya sebagai mana yang tertuang dalam UUD 1989 Pasal 28 H Ayat (1) yang
berbunyi bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
Sikap kedua oknum anggota dewan ini tidak mencerminkan nilai-nilai sebagai
pejabat publik, tidak menunjukan sikap nasionalisme dan bela negara. Ia lebih
mementingkan kepenting pribadi dan golongan dari pada kepentingan negara.

II. Saran atau Rekomendasi


Berdasarkan tayangan vidio dan hasil analisa yang sudah dilakukan, maka ada
sejumlah saran dan rekomendasi yang ingin saya sampaikan, yaitu:
1. Pejabat publik harus kembali belajar tentang standar etika dan nilai-nilai bela negara
serta
2. Pemerintah harus tegas dan tidak pandang bulu dalam menegakkan aturan demi
kebaikan bangsa dan negara. Aturan-aturan yang telah dibuat juga harus tegas
diterapkan kepada para pejabat publik, bukan saja pada rakyat jelata. Negara tidak
boleh takut dan kalah pada para oknum pejabat yang tidak memiliki nilai integritas,
rasa nasionalisme, dan etika sebagai pejabat publik.
3. Untuk fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan, tetap berikan pelayanan yang baik
dan adil kepada siapapun berdasarkan urgensi penyakit dan gejala pasien. Jangan
menilai berdasarkan pangkat dan golongan. Pelayanan kesehatan yang adil juga
harus diberikan kepad rakyat jelata. Tidak boleh ada yang diistimewakan, termasuk
pejabat sekalipun. Di negeri ini, rakyat juga dijamin oleh negara untuk mendapatkan
fasilitas kesehatan dan kesehatan sebagaimana yang tertuang dalam Undang-
Undang Dasar 1945.
4. Kedepan rakyat harus lebih teliti dan cerdas memilih wakilnya untuk duduk di
legislatif. Mereka yang dipilih harus benar-benar mereka yang akan berjuang untuk
rakyat. Adalah mereka yang mendengar dan berbicara atas nama rakyat dan
negara, bukan atas nama pribadi dan kelompok serta golongannya.
III. Tabel Pantau ANEKA

LATIHAN ANALISIS NILAI-NILAI ANEKA


No Kegiatan Akuntabilitas Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi
Oknum Lurah di Depok Gelar Pesta Pernikahan
1 × × × - -
Anaknya pada haris pertama PPKM dilaksanakan
Oknum anggota dewan menolak untuk
2 × × × - -
dikarantina, padahal baru datang dari luar negeri
Oknum anggota dewan minta dispesialkan dan
3 × × × × -
dibangun fasilitas kesehatan khusus pejabat
Oknum anggota dewan minta dispesialkan dan
4 tidak mau mendengar ada pejabat yang tidak × × × × -
dapat ruangan ICU
Keterangan:
× = Tidak Mencerminkan atau tidak punya
- = Tidak Terlihat Nilai Itu dalam peristiwa karena itu tidak bisa disimpulkan ada atau tidak adanya.

TUGAS AGENDA II
OLEH
NAMA : SUPRIADIN, S.Pd
NIP : 198903162020121001
INSTANSI : SMPN 3 DONGO
ANGKATAN : 40
KELOMPOK : 03
TUTOR : WIWIK SUPRIHATIN, S.S., M.E

Anda mungkin juga menyukai