Dapus:
Sudoyo, Aru W, dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi VI. Jakarta: Intema
Publishing
Tanto, C. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4 Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius
Anmal:
a. Bagaimana patofisiologi sesak napas pada kasus?
Keton diproduksi biasanya oleh hati sebagai bagian dari metabolisme asam lemak. Badan keton
terdiri dari 3 senyawa, yaitu aseton, asam aseotasetat, dan asam β-hidroksibutirat, yang
merupakan produk metabolisme lemak dan asam lemak yang berlebihan. Badan keton diproduksi
ketika karbohidrat tidak dapat digunakan untuk menghasilkan energi yang disebabkan oleh:
gangguan metabolisme karbohidrat (mis. diabetes mellitus yang tidak terkontrol), sehingga tubuh
mengambil simpanan asam lemak untuk dibakar (Riswanto, 2010). Pemecahan lemak yang
mengakibatkan tubuh menjadi asidosis – nafas cepat dan dalam.
b. Bagaimana patofisiologi sakit perut pada kasus?
Normalnya, otot lambung akan berkontraksi untuk mendorong makanan melewati saluran
pencernaan. Namun, kondisi kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) dalam jangka panjang bisa
merusak saraf di sekitar saluran pencernaan sehingga menghambat pergerakan otot. Akibatnya,
pergerakan otot yang mendorong makanan ke usus pun menjadi lambat atau bahkan dapat
berhenti.
c. Bagaimana hubungan usia dengan gejala yang dialami pasien?
Pasien pada scenario berumur 10 tahun. Pada anak, diabetes melitus yang dialami biasanya tipe
1. 95% DMeskipun kasus DM tipe-1 yang paling banyak pada anak, terdapat kecenderungan
peningkatan kasus DM tipe-2 pada anak dengan faktor risiko obesitas, genetik dan etnik, serta
riwayat DM tipe-2 di keluarga.
Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan angka kejadian DM pada anak usia 0-18
tahun mengalami peningkatan sebesar 700% selama jangka waktu 10 tahun. Jumlah kasus baru
DM tipe-1 dan tipe-2 berbeda antar populasi dengan distribusi usia dan etnik yang bervariasi.
Pada kelompok umur 20-44 tahun, diperkirakan sekitar 3,7% penderita diabetes; sedangkan pada
kelompok umur 45-64 tahun meningkat menjadi 13,7%; dan persentase tertinggi sebesar 26,9%
ditemukan pada kelompok usia ≥ 65 tahun (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, 2011).
d. Apa saja faktor resiko yang berkaitan dengan keluhan yang dialami pada kasus?
Faktor risiko diabetes tipe 1 pada anak-anak meliputi:
- Sejarah keluarga. Siapapun yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan
diabetes tipe 1 memiliki sedikit peningkatan risiko terkena kondisi tersebut. Siapapun
yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan diabetes tipe 1 memiliki sedikit
peningkatan risiko terkena kondisi tersebut.
- Genetika. Gen tertentu menunjukkan peningkatan risiko diabetes tipe 1.
- Ras. Di Amerika Serikat, diabetes tipe 1 lebih sering terjadi pada anak kulit putih atau
keturunan non-hispanik dibandingkan pada anak dari ras lain.
- Virus tertentu. Paparan berbagai virus dapat memicu kerusakan autoimun dari sel-sel
pulau islets of langerhans.
f. Apa yang menyebabkan pasien mengalami mual, sakit perut, lemas, dan sesak
napas pada kasus?
g. Apakah hubungan sesak dengan tidak dipengaruhi cuaca, posisi, dan aktivitas? 1
dan 2
h. Bagaimana hubungan antara frekuensi banyaknya minum dan sering BAK pada
skenario? 1
i. Pada kasus ini, mengapa nafsu makan tetap baik tetapi badan terlihat kurus? 1
j. Apa yang menyebabkan minumnya banyak? 1
k. Apa yang menyebabkan BAK terjadi 2—3 kali? 1
l. Bagaimana hubungan genetik dan lingkungan pada skenario? 1 dan 2
m. Bagaimana cara membedakan BAK yang sering akibat infeksi dan kondisi lainnya
yang mungkin terkait pada skenario? 1
n. Apa yang menyebabkan terjadinya peningkatan nilai HbA1C pada kasus? 1
o. Apa yang menyebabkan meningkatnya kadar gula darah sewaktu? 1
p. Apa saja tipe diabetes melitus? 1