1.1 PENDAHULUAN
Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan
melakukan proses perencanaan . perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan
individu-individu. Aktivitas individu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi . yang
sering dilupakan adalah adanya kesadaran individu sebagai makhluk juga mempunyai
keinginan-keinginan atau tujuan pribadi . tujuan pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan
organisasi bisa juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi
atau tujuan individu tidak dicapai. Untuk itulah diperlukan suatu pengendalian kerja sehingga
tujuan individu dapat selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal
tersebut adalah adanya suatu sistem pengendalian manajemen yang baik. Apa dan
bagaimanakah sistem pengendalian manajemen itu dan bagaimanakah cara kerjanya dibahas
pada bab ini. Pembahasan dimulai dari pengertian sistem pengendalian manajemen. Pada
bagian kedua siuraikan fungsi-fungsi perencanaan dan pengendalian yang lain yakni
perumusan strategi dan penegendalian tugas serta batasan pengendalian itu sendiri. Secara
keseluruhan dalam merancang sistem pengendalian manajemen menurut David Otley ada tiga
pertanyaan mendasar yang harus dijelaskan. Pertanyaan tersebut adalah :
Ukuran kinerja apakah yang dapat menunjukan kinerja yang baik bagi organisasi
maupun bagian-bagian dalam organisasi ?
Apa standar kinerja yang tepat dan bagaimanakah standar tersebut dibuat untuk
masing-masing bagian dalam organisasi ?
Apakah penghargaan yang cocok yang bisa mendorong percapaian target organisasi?
Atau sebaliknya apakah ada hukuman jika target tidak tercapai?
1.2.1 SISTEM
Sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan
berulang-ulang. Dalam konteks sistem pengendalian manajemen , maka sistem adalah
sekelompok komponen yang masing-masing saling menunjang-saling berhubungan maupun
tidak-yang keseluruhannya merupakan kesatuan. Dapat dikatakan bahwa sistem berupa hal
yang ritmis, yang berulang kali terjadi atau langkah-langkah terkoordinasi yang dimaksudkan
untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Marciariello ada dua bentuk sistem yang berlaku yakni sistem formal dan
sistem non formal. Sistem formal adalah sistem yang memungkinkan pendelegasian otoritas
dimana sistem formal menjelaskan struktur, kebijakan , dan prosedur yang harus diikuti oleh
anggota organisasi. Pendokumentasian struktur , kebijakan dan prosedur formal ini
membantu anggota organisasi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sistem struktur , prosedur
dan respon yang terpola membantu manajemen dalam merencanakan dan mengelola strategi
dala memenuhi tujuan organisasi dengan tetap memperhatikan factor lingkungan yang ada.
Sedangkan sistem informal adalah sistem yang lebih berdimensi hubungan antar pribadi yang
tidak ditunjukan dalam struktur formal. Biasanya dalam organisasi ada dimensi informal
seperti itu .
Dalam kegiatan suatu organisasi , banyak tindakan manajemen yang tidak sistematis.
Hal ini disebabkan oleh keadaan yang tidak memungkinkan bagi seorang manajer untuk
mengunakan sistem aturan sistem yang telah ditetapkan , sehingga manajer menggunakan
pertimbangan pribadinya dalam bertindak. Kegiatan seperti ini biasanya berkaitan dengan
interaksi antara manajer yang satu dengan yang lain dan manajer bawahannya. Ketepatan
sistem itu sendiri akhirnya tergantung pada kemampuan manajer mengatur seseorang, tidak
lagi berdasarkan aturan yang ditentukan oleh sistem tersebut.
Dalam bab ini kita akan memfokuskan pada sistem yang sistematis termasuk aspek-aspek
fungsi pengendalian manajemen. Pembahasan mengenai berbagai langkah suatu sistem ,
mulai dari pengumpulan informasi dan digunakan pada setiap langkah , lalu prinsip-prinsip
yang harus dilakukan dalam pengoperasian sistem tersebut ; tetapi pembahasan tidak
meliputi-kecuali secara umum-perilaku yang tepat atas aspek-aspek tidak sistematis dari
suatu sistem pengendalian manajemen. Hal ini tidak dibahas karena aspek perilaku sangat
tergantung pada kemampuan dan kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya
termasuk hubungannya dengan yang lain, lingkungan dimana suatu masalah timbul, dan
bebagai factor lainnya.
1.2.2 PENGENDALIAN
Pengendalian menurut Hansen & Mowen adalah proses penetapan standar , dengan
menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya , dan mengambil tindakan yang
diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.
Setiap aktivitas kehidupan kita membutuhkan suatu pengendalian terhadap apa yang sedang
dan telah dilakukan. Misalkan suatu waktu kita menyeberang jalan. Aktivitas yang sering kita
lakukan diantaranya adalah mengatur langkah dan memperhatikan apakah bisa atau tidak
menyebrangi jalan sesuai dengan kepadatan lalu lintas. Dengan dikendalikannya gerak tubuh
maka bisa terhindar dari kecelakaan.
Suatu organisasi juga harus dikendalikan jalannya. Hal ini dmaksudkan untuk menjamin
aktivitas yang sedang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi.
Pengendalian dalam suatu organisasi tentu saja tidak sesederhana menyebrang jalan. Suatu
sistem pengendalian mempunyai beberapa elemen yang memungkinkan pengendalian
berjalan dengan baik. Elemen-elemen tersebut adalah :
Detector atau Sensor yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi
dalam suatu proses. Dalam contoh menyebrang jalan diatas maka detector atau sensor
yang bekerja adalah indra penglihatan kita.
Alat Pembanding/Assesor yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya
ukurannya dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan.
Dalam contoh diatas , assessor adalah otak yang bekerja membandingkan dengan
standar bahwa seseorang bisa menyebrang kalau jalan tidak ada kendaraan atau pada
kondisi kendaraan tidak sibuk.
Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari
assessor. Dalam contoh diatas , setelah dibandingkan maka otak langsung mengambil
keputusan apakah seseorang tersebut bisa menyebrang atau tidak.
Jaringan komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detektor dan assessor
dan antara assesor dan efektor.
Gambar 1.1 elemen proses pengendalian
Dengan demikian pengendalian adalah suatu proses untuk mengarahkan organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1.2.3 MANAJEMEN
Pengendalian manajemen dalam hal ini tidak berarti bahwa setiap tindakan/kegiatan harus
sama dengan rencana. Pada proses nya bisa saja berubah karena perbedaan waktu antara
rencana atau kegiatan. Pada saat rencana dinyatakan, pada saat itulah terjadinya pengaruh
dari dalam dan luar organisasi. Jika keadaan diyakini berbeda dari yang disebutkan dalam
rencana tersebut, tindakan tidak mesti sama dengan yang telah direncanakan. Seorang
pimpinan bisa jadi menemukan cara yang lebih baik dan melaksanakannya demi tercapainya
target yang telah ditetapkan. Pengendalian manajemen dalam hal ini mengantisipasi kondisi
apa yang akan terjadi di masa depan.
Tujuan pengendalian manajemen adalah menjamin bahwa strategi yang dijalankan sesuai
dengan tujuan organisasi yang dituju. Jadi apabila seorang manajer menemukan cara yang
lebih baik dalam operasi sehari-harinya, pengendalian manajemen seharusnya tidak melarang
manajer tersebut melakukan dengan cara yang menurut dia benar.
Hubungan masing-masing aktivitas dalam hal imi dapat dilihat pada gambar 1.2.
Menurut David Otley proses pengendalian manajemen dirancang untuk menjamin bahwa
tugas rutin dijalankan oleh seluruh anggota organisasi yang secara bersama-sama membantu
tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan.
PERUMUSAN STRATEGI.
Perumusan strategi adalah proses memutuskan atas tujuan organisasi langkah-langkah
yang di ambil untuk mencapai tujuan tersebut.tujuan tersebut di tetapkan tampa batas
waktu,kecuali ada perubahan.dalam banyak bisnis,memperoleh tingkat laba yang
memuaskan adalah tujuan paling peting,namun ada juga perusahaan yang hanya
sekedar memperoleh pangsa pasar yang luas sebagai tujuan.0rganisasi nir laba
mempunyai tujuan misalnya melengkapi jenis jasa yang telah ada.
Suatu perusahaan bisa menentukan berbagai cara untuk mencapai tujuannya.misalkan
tujuannya mencari laba maka ia harus memperhatikan letak perusahaan,produk sejenis
dan aspek lainnya.peruhaan tersebut mungkin ingin menjadi perusahan yang
melakukan proses produksi dan sekaligusmemasarkannya atau hanya memasarkan
produknya.
Strategi yang diambil oleh perusahaan tidak menutup kemungkinan untuk diuji
kembali atau dilakukan perubahan dimana perlu. Kebutuhan untuk mengubah starteg
biasanya disebabkan oleh ancaman atau untuk memperoleh keuntungan yang lebih
baik. Ancaman yang ada misalnya masuknya competitor baru, perubahan perilaku
konsumen atau perubahan aturan pemerintah. Keuntungan yang lebih baik misalnya
adanya inovasi teknologi, pengembangan produk baru dan lain-lain.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan kolektif didalam
sebuah organisasi. Dengan demikian , pengertian pengendalian manajemen berbeda-beda,
tergantung pada pemahaman atas pengertian pengendalian manajemen. Namun demikian,
dari tujuan sistem semua identik untuk keputusan-keputusankolektif sehingga pada akhirnya
bemuara pada hal yang sama yaitu percapaian tujuan organisasi.
Untuk memahami suatu sistem dibutuhkan suatu pengetahuan tentang lingkungan dmana
sistem itu berada. Dua unsur yang paling penting dalam sistem pengendalian manajemen
adalah lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.
Perilaku organisasi berkaitan erat dengan motivasi. Kemampuan seorang manajer atau
pimpinan suatu orgamisas dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan, dan
berkomunikasi dengan para bawahannya akan manentukan efektivitas manajer. Motivasi
merupakan kegiatan yang mendorong, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia.
Motivasi bukan hanya satu-satunya factor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang.
Dua factor lainya yang terlibat adalah kemampuan individu itu sendiri dan pemahaman
tentang perilaku yang diperlukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut
persepsi peranan.
Untuk lebih memperjelas perbedaan diantara ketiga jenis fungsi, yaitu perumusan
strategi, pengendalian manajemen , dan pengendalian tugas, pada Gambar 1.4.
dipaparkan contoh keputusan yang diambil dalam fungsi perencanaan dan
penegendalian
Sebagian orang dalam organisasi melakukan perencanaan, dan sebagian lagi dalam
bidang pengendalian. Kedua hal ini saling berkaitan. Kebanyakan manajer melakukan
pengendalian namun sifat dari pengendalian itu sendiri berbeda dalam penerapannya untuk
penetapan strategi, pengendalian manajemen dan pengendalian tugas. Karna itu, perencanaan
dan pengendalian tidak merupakan kegiatan yang terpisah tapi saling bersangkutan satu sama
lainnya.
1.2.8 HUBUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DENGAN INTERNAL
AUDITING
Bisnis modern merupakan kesatuan kompleks yang terdiri dari berbagai unsure. Daya
tahan dan kelangsungan hidupnya tergantung pada kemampuannya untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, baik itu pelanggan, pemasok, karyawan, perbankan dan pemerintah.
Bisnis modern juga telah melewati batas Negara yang dengan sendirinya karyawannya terdiri
dari berbagai jenis karakter. Pasar produknya pun tidak lagi terbatas pada pasar local tapi
juga pasar global.
Seperti telah disebutkan di depan tiga pertanyaan yang menjadi isu sentral dalam pembahasan
sistem pengendalian manajemen adalah ukuran kinerja, standar yang layak atas kinerja dan
penghargaan apa yang layak diberikan kepada anggota organisasi yang mencapai target yang
telah ditetapkan.
Pertanyaan pertama merupakan pertanyaan mendasar dan paling sulit dijawab. Begitu tujuan
atau rencana keseluruhan ditetapkan, sasaran harus diurutkan kea arah yang lebih terinci yang
berhubungan dengan beberapa hal yang berbeda seperti cakupan produk, kualitas, segmentasi
pasar, jasa pelanggan dan lain-lain. Tujuan yang lebih jauh perlu dikembangkan atas bagian-
bagian dalam organisasi dan untuk kepentingan fungsi usaha yang berbeda seperti
produksi,pemasaran dan personalia. Pengembangan sasaran-sasaran terinci tersebut
memerlukan pilihan-pilihan dan input yang kreatif; ia tidak mengikuti secara otomatis apa
yang disebut dalam sasaran secara keseluruhan.
Pertanyaan kedua yang harus dijawab adalah penetapan standar kinerja. Disini dalat timbul
konflik antara apa yang bisa dipertimbangkan dan apa yang dapat dicapai saat ini. Lagipula ,
orang dalam posisi terbaik untuk membuat pertimbangan-pertimbangan tentang standar serin
merupakan manajer yang bertanggungjawab untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Karena mereka mempunyai kepentingan pribadi sendiri, maka mereka bisa saja melakukan
hal yang bias, memanipulasi standar, dan hasil yang dilaporkan atas pencapaian kerjanya.
Konflik antara apa yang dicapai dengan yang ditargetkan biasanya terjadi. Konflik ini
berpengaruh pada tata kerja organisasi seperti prosedur perencanaan ( atas ke bawah vs
bawah ke atas) , pembuatan keputusan ( partisipasi, konsultasi, atau tidak) dan desain
organisasi ( rentang kendali vs jumlah tingkatan hierarki) .
Pertanyaan terakhir adalah meyangkut hubungan penghargaan (reward) dan hasil (result).
Biasanya organisasi menciptakan target kinerja kuantitatif bagi manajer , namun target
tersebut hanya akan bisa efektif jika manejernya termotivasi untuk mencapai target yang telah
ditetapkan. Hal ini memerlukan penentuan standar antara pencapaian target dan penghargaan
yang dinilai. Mekanisme ini bisa membentuk suatu variasi bentuk, dimulai dari pendorongan
kelompok kohesif dimana anggota saling membantu dan mendorong dalam mencapai target
sehingga ada penghargaan moneter terhadap pencapaian target.
Memang insentif bisa mendorong manajer untuk mencapai tingkat pencapaian target
tinggi, namun alat tersebut tidak selalu digunakan. Skema insentif tersebut bisa meningkatkan
persaingan antara manajer dimana seharusnya mereka bekerjasama, dan mungkin mendorong
manipulasi tindakan dan laporan sehingga manajer puncak memperoleh informasi yang
keliru.
Satu cara yang paling sering digunakan dalam pengendalian kegiatan organisasi
adalah dengan menstrukturisasi kegiatan organisasi tersebut, dengan memberikan otoritas dan
pertanggungjawaban untuk berbagai tugas bagi manajer yang ada dan kelompok pegawai.
Walaupun struktur organisasi merupakan mekanisme yang bisa menjamin tugas yang
dibebankan dapat dilaksanakan , namun kesulitan yang biasanya muncul adalah perhatian
manajer yang hanya berfokus pada bagiannya saja. Akibatnya adalah pengabaian terhadap
tugas-tugas yang memerlukan koordinasi dengan bagian lain.
Manajer pusat bertanggungjawab bisa diberi target yang jelas tentang tugasnya, dan
bertanggungjawab atas segala aspek pertanggungjawabannya. Penelitian empiris
menyarankan bahwa manajer diminta bertanggungjawab atas tugas yang tidak berbatashanya
pada bagiannya, dimana mereka bisa melakukan pengendalian yang lebih baik. Banyak
prosedur akuntasi , seperti harga transfer harus telah ditentukan sebelumnya agar tercegah
adanya friksi, sehingga ukuran tingkat keuntungan seluruh bagian bisa diukur, tidak hanya
bagian tertentu saja yang menikmati harga transfer. Dengan demikian, aspek utama dari
steuktur organisasi formal adalah segmentasi kegiatan bagian-bagian yang bisa ditangani oleh
manajer perorangan. Proses ini dikenal dengan nama diferensiasiyang berkaitan dengan
kecendrungan sub unit organisasi mengembangkan cara mereka sendiri untuk menghasilkan
produk/jasa sesuai tugas spesifik.
Proses pelengkap berupa intergrasi diperlukan untuk mengkoordisnasikan kegiatan sub unit
yang berbeda dan dalam hal ini, sistem akuntasi manajemen memainkan peran yang penting
dalam proses tersebut. Pendekatan dalam memandang desain struktur formal organisasi telah
diformalisasikan dengan pendekatan teori kontinjensi. Teori kontinjensi struktur organisasi
ini dapat dilacak dari temuan-temuan awal seperti Burns & Stalker (1967), Woodward (1958)
yang disempurnakan oleh Thomson (1967). Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
dimaksudkan untuk mencari berbagai variable kontinjensi yang diyakini memiliki pengaruh
penting tentang bagaimana suatu organisasi harus membuat struktur organisasinya. Variable-
variabel kontinjensi yang berpengaruh adalah ukuran organisasi, teknologi produksi dan
berbagai aspek lingkungan eksternal seperti persaingan dan ketidakpastian inheren dan juga
aspek teknologi internal. Namun studi yang pernah dilakukan gagal menunjukan hubungan
yang konsisten dan kuat antar konteks, struktur dan kinerja organisasi. Alasan yang
disebutkan adalah kurang lengkapnya model yang digunakan dalam struktur organisasi.
Namun teori kontinjensi ini diperlukan dalam merancang sistem pengendalian. Hal ini
disebabkan karena struktur itu sendiri merupakan mekanisme pengendallian yang penting,dan
struktur itu sendiri merupakan mekanisme awal dari akuntasi manajemen.
1.3.2 TEORI KONTINJENSI AKUNTASI MANAJEMEN
Teori kontinjensi akuntasi manajemen ini menunjukan suatu upaya dalam penentuan
sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas perangkat keadaan yang ada pada suatu
organisasi. Pada prinsipnya, ide ini tidaklah baru, karena akuntasi manajemen praktis selalu
mencoba mengadaptasi sistem baru. Beberapa variable yang perlu dipertimbangkan adalah :
Lingkungan. Satu hal yang mendasar dari sistem pengendalian manajemen ini adalah
adanya pengaruh dari lingkungan dimana suatu organisasi tersebut beroperasi.
Teknologi. Sifat dari suatu proses produksi suatu produk ataupun jasa biasanya
ditentukan juga oleh biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.
Ukuran Organisasi. Ukuran organisasi merupakan factor yang mempengaruhi baik
itu struktur maupun kesesuaian pengendalian dalam organisasi.
Startegi. Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai pengaruh besar terhadap
sistem akuntasi manajemen dan sistem pengendalian manajemennya.
Tujuan organisasional adalah kompleks dan tidak bisa dikurangi dengan mudah
menjadi satu-satunya ukuran yang terintegrasi bagi kinerja keseluruhan , walaupun
tingkat keuntungan sering digunakan sebagai salah satu tujuan organisasi.
Jika ukuran kinerja bertingkat ( multiple performance measure ) digunakan ,
beberapa hal tentang kebutuhan pengurutan atau kepentingan harus dikomunikasi.
Beberapa tugas perlu kerjasama antar manajer misalnya sistem harga transfer.
Beberapa aspek kinerja tidak bisa diukur secara kuantitatif ; ini mungkin sangat
penting, walaupun kecendrungan yang ada adalah ukuran kuantitiatif lebih banyak
digunakan dari pada ukuran kuantitatif.
Esensi kerja manajerial seperti hasil yang diinginkan sering tidak bisa ditentukan
terlebih dahulu, pertanyaan tentang kinerja sering merupakan pertanyaan subyektif.
Kinerja manajerial harus dibedakan dari kinerja ekonomi unit dimana manajer harus
bertanggungjawab, namun perbedaan antara apa yang bisa dikendalikan dan tidak
bisa dikendalikan tidak bisa dilihat dengan jelas.
Manajemen berada dilingkungan yang tidak pasti dan kompleks sehingga
penghargaan prestasi yang diberikan mungkin tidak mencakup seluruh aspek kerja
anggota organisasi.
Penggunaan informasi akuntasi yang tidak tepat dalam pengukuran kinerja sering sering
menghasilkan perilaku yang tidak baik, dan bisa berakibat negative. Kesulitan dalam
penentuan dan penghargaan perilaku manajerial yang layak mengakibatkan perlunya
monitoring dan penghargaan atas kerja. Ukuran yang paling sering digunakan dalam
pengukuran kinerja melibatkan ukuran-ukuran akuntasi dan menggunakan anggaran sebagai
standar terhadap kinerja yang dihasilkan. Kinerja anggaran bisa dimanipulasi untuk member
kesan kinerja yang memuaskan walaupun target yang ditetapkan tidak tercapai. Satu contoh
manipulasi yang dilakukan adalah pada anggaran perbaikan dan pemeliharaan. Biasanya
perusahaan sulit mengendalikan karena anggaran yang ditetapkan biasanya fleksibel.
Studi yang dilakukan oleh Briers dan Hirst dalam mengamati situasi dimana penganggaran
dan informasi ditunjukan sebagai dasar evaluasi kinerja yang lebih layak. Ditemukan bahwa,
gaya evaluasi statis tidak membawa ke konsekuensi yang baik. Namun manipulasi
penggangaran yang dilakukan , dihubungkan dengan kinerja unit-unit yang dikelola, dimana
unit yang berkinerja jelek menunjukan bias anggaran yang paling besar. Hasil temuan ini ,
dengan konteks yang lebih luas dimana standar akuntasi kinerja pekerjaan dalam kondisi
ketidakpastian yang tinggi. Studi selanjutnya menyarankan bahwa manajer hendaknya
dievaluasi dengan memperlihatkan juga pendekatan seubyektif jika unit tersebut menghadapi
tingkat ketidakpastian yang tinggi. Temuan di atas relevan dengan pengaruh pengendalian
akuntasi. Yakni , ia merupakan cara dimana informasi akuntasi digunakan oleh manajer
puncak dan penghargaan yang dibuat kontinjensi dengan pencapaian anggaran adalah kritis
dalam penentuan pengaruh sistem informasi akuntasi. Kedua , pengaruh penempatan
kepercayaan yang tinggi atas ukuran akuntasi terhadap kinerja kontinjensi dengan keadaan
karena tingkat pengetahuan yang kita punyai tentang perilaku manajerial mengkontribusi kea
rah kinerja yang sukses. Bila menghadapi ketidakpastian eksernal dan internal, maka yang
diperlukan adalah sistem penghargaan dimana diperlukan dukungan inovasi dan menghindari
kegagalan jika manajer kemudian bisa mencapai kesuksesan dari pada menghindari
kegagalan.
BAB II
TUJUAN DAN STRATEGI PERUSAHAAN
2.1 PENDAHULUAN
Pada bab sebelumnya telah diuraikan bahwa sistem pengendalian manajemen
merupakan alat untuk menginplementasikan strategi yang telah dibuat oleh top management
perusahaan. Suatu strategi dapat berbeda sesuai dengan tipe organisasinya. Dengan demikian
pengendalian manajemen disesuaikan dengan kebutuhan strategi yang telah ditetapkan.
Strategi yang berbeda membutuhkan prioritas kerja yang berbeda pula, sehingga diperlukan
perhatian yang kontinu dalam mendesain sistem pengndalian.
Strategi merupakan rencana untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Bab ini akan
membahas berbagai tujuan sebuah organisasi. Pembahasan lebih lanjut meliputi meliputi
konsep dan pengertian strategi, strategi tingkatan perusahaan dan strategi tingkat usaha, serta
pengaruh strategi terhadap desain sistem pengendalian.
Kita sering mendengar bahwa suatu organisasi mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
dalam hal ini adalah pertanyaan mengenai apa yang hendak dicapai oleh suatu organisasi.
Tujuan merupakan hasil akhir dari proses perumusan strategi. Sebagaimna telah disebutkan
pada bab sebelumnya, bahwa perumusan strategi adalah proses memutuskan atas tujuan
organisasi dan langkah-langkah yang diambil untuk mencapai kecuali doadakan perusahaan.
Dalam banyak bisnis, memperoleh tingkat keuntungan (profitability) yang memuaskan
merupakan tujuan paling penting, namum ada juga yang hanya sekedar memperoleh pangsa
pasar yang luas sebagai tujuan. Organisasi nirlaba juga mempunyai tujuan misalnya
melengkapi jenis jasa yang telah ada. Dengan demikian tujuan organisasi itu dibuat oleh
pemilik perusahaan atau pendiri perusahaan pada saat perumusan strategi dan telah disetujui
untuk dicapai.
TINGKAT KEUNTUNGAN
Tingkat keuntungan biasanya diungkpkan melalui rumus Return of Investment (ROI) dengan
dua rasio:
Pendapatan−Biaya Pendapatan
× =Return on Investment
Pendapatan Investasi
Contoh:
Pendapatan Rp. 1.000,00; Biaya Rp. 900,00 dan Invetasi Rp. 400,00
1000−900 1000
ROI= × =25 %
1000 400
Pada bentuk paling dasar dalam persamaan ini, investasi mencakup investasi yang dilakukan
oleh pemegang sahama, yang terdiri dari hasil penerbitan saham ditambah laba ditahan. Satu
tanggung jawab manajemen adalah menyeimbangkan antaar dua sumber keuangan yakni
hutang dan modal. Investasi pemegang saham adalah sejumlah pembiayaan yang tidak
dipenuhi dari hutang. Namun untuk bermacam-macam tujuan, sumber pembiayaan disini
tidak relevan dan investasi yang dimaksud adalahb total modal dan total modal saham.
Tingkatb keuntungan mengacu pada laba jangka panjang, tidak hanya sekedar laba tahun
berjalan. Beberapa biaya seperti iklan, penelitian dan pengembanagan dan usnur biaya
lainnya yang mengurangi laba jangka pendek tapi akan meningkatkan laba jangka panjang.
Beberapa CEO hanya memfokuskan pada satu bagian dari persamaan ROI diatas,
misalnya penjualan. Hal ini tidak berimplikasi untuk mengabaikan komponen persamaan
lainnya.
Tujuan perusahaan yang berprientasi pada laba pada dasarnya adalah memaksimasi
nilai pemegang saham, nilai pemegang saham dalam hal ini mengacu pada harga pasar saham
perusahaan. Banayka yang menyakini bahwa laba yqang memuaskan pernyataan yang lebih
baik dari maksimisasi nilai pemegang saham dalam menyebutkan tujuan perusahaan.
Statisficing merupakan istilah yang lebih tepat daripada maximixzing untuk tiga tahun
berikut.
Tujuan Lain
Merupakan rasio antara output terhadap input. Kita kenal dengan apa yang
dianamaken produktivitas tenaga kerja, yang diukur dalam jumlah output perunit dengan unit
input tenaga kerja.. banyak masalah timbul dalam pemakaian indikasi produktivitas sebagai
tujuan perusahaan, termasuk pengawasan terhadap perubahan tingkat harga relative dan
pengumpulan output fisik dan input.
b. Posisi Pasar
Jika posisi pasar (pangsa pasar) dijadikan sebagai tujuan perusahaan, amak
perusahaan harus menetapkan tujuan mengenai pangsa pasar yang akan dikuasai. Perusahaan
harus melakukan analisis terhadap factor-faktor penentu dalam menguasai pasar yang akan
direbut,. Beberapa factor yang perlu dipertrimbangkan dalam menguasai bagian pasar ini
dapat dilakukan melaui analisis; pelanggan atau produk yang akan dijual, segmen pasar dan
saluran distribusi.
c. Kepemimpinan Produk
Jika kepemimpnan produk dijadikan sebagai tujuan perusahaan, amak perusahaan
harus menawarkan produk dengan tingkat kemewahan yang tinggi, harga yang relatinf murah
dibandingkan dengan produk perusahaan pesaing, pengenmbangan produk yang terus
menerus untuk menghasilkan produk baru.
d. Pengembangan Personalia
Pengembangan personalia sebagai tujuan mengansud bahwa kebeshasilan perusahaan
ditentukan oleh keberhasilan perusahaan di dalam mengelola sumber daya manusia.
Keunggulan dalam sumber daya manusia, akan menjamin keberhasilan perusaaahaa.
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan sumber daya manusia
yang unggul dengan cara mengembangkan tiga ukuran pernting, yaitu; (a) rasio karyawaqn
yang dipromosikan untk jumlah jabatan tersedia dan jumlah karyawan yang dapat
dipromosikan terhadap total karyawan (b) promosi karyawan yang kinerjanya dapat
ditingkatkan dan yang tidak dapat ditingkatkan, dan (c) presentase karyawan yang puas dan
tidak puas dengan pengembangan karir mereka.
e. Sikap Karyawan
Sikap karyawan sebagai tujuan yang dimaksud untuk mencegah berhentinya kegiatan
perusahaan karena pemogokan atau sebab lain yang diakibatkan oleh karyawan. Untuk
menghindari hal itu, maka perusahaan harus aktif melakukan studi tentang factor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kinerja perusahaan. Selain itu juga harus selalu meninjau ulang
kegiatan pembayaran gaji dan imbalan lainnya, serta keadilan didalam pengembangan karir
melalui kesempatan promosi. Dengan demikian, jika semua karyawan bersikap seperti yang
dikehendaki oleh perusahaan, maka keberhasilan perusahaan pasti dapat diraih.
ANALISIS ANALISIS
LINGKUNGAN INTERNAL
EKONOMI KEUANGAN
POLITIK MANAJERIAL
TEKNOLOGI FUNGSIONAL
PERATURAN ORGANISASIONAL
SOSIAL BUDAYA
Tingkatan Kedua
Pertanyaan mendasar yang harus dipecahkan adalah:
1. Misi apa yang akan dilakukan
2. Bagaimana caranya unit usaha ini mencapai misi tersebut.
Untuk perusahaan yang diverifikasi, tingaktan strategi untuk perusahaan berbeda dengan
tingkatan strategi untuk unit usaha. Untuk perusahaan ini, stratgei perusahaan dapat berupa
memutuskan portofolio usaha, dan strategi unit usaha dapat berupa strategi pasar produk
khusu untuk masing-masing usaha. Untuk perusahaan dengan satu bentuk usaha, tidak ada
pemisahan strategi. CEO pada perusahaan ini melaksanakan strategi yang sama dengan
general amager unit usaha pada prusahaan yang diverifikasi.
MODEL-MODEL PERENCANAAN
Untuk menetapkan misi yang akan dialkukan, baik manajer kantor pusat maupun unit
usaha terlihat secara aktif, sahingga model-model perencanaan yang dihasilkan relecvan
untuk berbagai jenisa usaha.
Fokus perhatian dari model perencanaan ini adalah menggabungkan kesempatan yang
ada pada pasar dengan kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Hal-hal yang
berkaitan dengan model-model perencanaan ini adalah:
Dari berbagai pendekatan perencanaan yang ada, umumnya da dua model yang paling
banyak digunakan, yakni matrik BGC (noston Consulting Gorups) dan matrik GE/McKisney.
Walaupun model ini berbeda dalam hal metedologi pengenbangan misi dari berbagai unit
usahanya, namun mempunyai kesamaan dalam hal misi yang harus dipilih dari berbagai
alternaitf; membangun, menahan, menuai hasil, dan penutupan usaha.
Membangun. Misi ini berimplikasi pada tujuan peningkatan pangsa pasar, bahkan terjadi
peningkatan biaya pendapatan jangka pendek dan aliran kas.
Menahan. Misi strategi ini dirancang untuk melindungi pangsa pasar unit usaha dan
posisi persaingan.
Menuai hasil. Misi ini berimplikasi pada tujuan maksimisai pendapatan jangka pendek
dan aliran kas, bahkan biaya pangsa pasar.
Divestasi. Misi ini menunjukkan keputusan untuk menarik diri dari bisnis baik melalui
proses likuidasi yang bertahap maupun penjualan secara langsung.
Menurut model BCG, setiap unti usaha ditetapkan untuk satu dari keempat kategori
diatas –quaestion mark, star, cash cow, dan dog, yang mewakili empat sel dari matrik yang
mengukur tingkat pertumbuhan industry dari satu sumbu dan pangsa psar relative pada
sumbu yang lain. BGC memangang bahwa tingkat pertumbuhan hasil sebagai industry
sebagai indicator tingkat menarik/atraktif tidaknya industry secara relative dan pangsa pasar
sebagai indicator dari posisi persaingan unit usaha dalam industry. Karena pertumbuhan tidak
bisa diawasi sepenuhnya, analisis mengurangi penentuan stragtegi pangsa pasar dari masing-
masing unit usaha.
Model BCG ini menentukan pangsa pasar sebagai variable strategi yang utama.
Karena pentingya, maka ia ditempatkan pada “kurva pengalaman”. Namun kurva pengalaman
ini memeiliki kekurangan0keurangan, yakni:
Konsep yang diterapkan untuk produk yang tidak terdiferensiasi dimana basis
persaingan utamanya berdasarkan harga. Untuk produk seperti Mercedez Benz
misalnya, pangsa psar dan harga yang rendah bukanlah satu-satunya jalan untuk
mencapai kesuksesan. Walaupun pangsa pasarnya kecil tapi produk Mercedez
Benx memiliki tungkat laba yang lrbih tinggi.
Dalam keadaan tertentu, perbaikan dalam teknologi proses produksi mungkin
memiliki pengaruh yang lebih besar dalam hal pengurangan biaya perunit dari
pada jumlah kumulatif biaya.
Keinginan untuk mengurangi biaya melalui akumulasi produksi produk yang
standar akan mengakibatkan kerugian dalam hal fleksibilitas kedudukan pasar.
Komitmen terhadap konsep kurva pengalaman ini bisa jadi tidak menguntungkan
jika teknologi baru muncul di industry tersebut.
Pengalaman tidak meruapakan satu-satunya pemicu biaya. Pemicu lainnya adalah
skala, cakupan, teknologi dan kompleksitas.
BCGmenggunakan logika sebagai berikut:
Margin laba dan perolehan kas meningkat seiring dengan peningkatan pangsa pasar
relative, berkaitan dengan efefk pengalaman.
Pertumbuhan pasar membutuhkan kas untuk modal kerja dan barangkali untuk
penambahan pabrik. Kebutuhan kas karenanya merupakan fungsi dari tingkat
pertumbuhan pasar dan strategi pangsa pasar.
Beberapa unit usaha akan mengatur dirinya sendiri terhadap kas, beberapa kaan
membutuhkan lebih banyak kas daripada yang mampu dihasilkan, sementara
beberapa unit usaha lain membutuhkan lebih banyak kas daripada yang mereka
gunakan.
Seluruh aliran kas perusahaan harus diseimbangkan. Karenanya, person kantor pusat
sangat diperlukan dalammemeilih unit usaha awal yang harus diseimbangkan dengan
kebtuhan kas perusahaan dan memperoleh kas ditambah dengan pembaiayaan dari
luar.
Walaupun model perencanaan ini dapat membantu perumusan misi, namun teknik ini
seharusnya tidak dijalankan secar mekanistis saja. Matrik perencanaan tidaklah merupakan
alat sesungguhnya posisi unit usaha atas gris perencanaan seharusnya tidak merupakan satu
bentuk tunggal dalam memutuskan misinya. Matrik ini perlu dilengkapi dengan inisiatif,
imajinasi, kreatifitas manajemen. Perancang system pengendalian seharusnya tahu apa misi
dari unit usaha, tidak sekedar tahu megapa perusahaan memilih misi-misi tersbebut.
KEUNTUNGAN KOMPETITIF UNIT USAHA
Setiap unit usaha hendaknya mengembangkan keuntungan kompetitif untuk mencapai
misinya. Masalah yang saling berhubungan biasanya ada;lah: struktur industry yang
kompetitifseperti apa yang diperoleh, lalu bagaiman unit usaha tersebut memanfaatkan
struktur industry kompetitif, dan apa yang menjadi dasar keuntungan kempetitif unit usaha
tersebut.
ANALSISIS INDUSTRY
Penelitian menunjukkan bahwa pentingnya peranan kondisi industry produk yang
berhubungan memasuki dalam menghasilkan prestasi bagi perusahaan. Studi menunjukkan
bahwa jika rata-rata industry menguntungkan maka hal ini merupakan petunjuk keberhasilan
suatu perusahaan. Menurut Porter, lima kumpulan kekuatan bersaing adalah (lihat Gambar
2.4)
GAMBAR 2.4. ANALISIS STRUKTUR INDUSTRI: MODAL LIMA KEKUATAN
PORTER
PENDATANG BARU
PRODUK PENGGANTI
1. Investasi persaingan diantara pesaing yang ada. Factor yang mempengaruhinya adalah
pertumbuhan industry, perbedaan produk, jumlah pesaing dan perbedaan pesaing, tingkat
biaya tetap, kapasitas yang berlebig dan hambatan dari luar.
2. Kekuatan menawar pembeli. Factor yang mempengaruhi adalah jumlah pembeli, biaya
“switching” pembeli, kemampuan oembeli untuk mengintegrasikan kebelakang produk
unit usaha atas total biaya total yang dikeluarkan pembeli, pengaruh produk unit usaha
ataskualitas produk yang dipilih pembeli, dan pentingnya volume unit usaha terhadap
pembeli.
3. Kekuatan menawar pemasok. Factor yang mempengaruhi adalah jumlah pemasok,
kemmapuan pemasok untuk mengintegrasikan kedepan, adanya input substitusi, dan
pentingnya volume unit usaha terhadap pemasok.
4. Ancaman dari produk pengganti. Factor-faktor yang mempengaruhi adalah harga
bersaing dari produk pengganti, biaya switching pembeli, dan keinginnan pembeli utnuk
mensubtitusi produk yang ada dengan produk pengganti.
5. Ancaman dari pesaing baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah kebutuhan
modal, akses kejaringan distribusi, skala ekonomi, diferensiasi produk, kompleksitas
teknologi dari produk ataupun proses produk itu sendiri, tindakan dari pesaing yang ada,
dan kebijakan pemerintah.
DIFERENSAIASI
Focus utama dari strategi ini adalah membedakan tawaran produk dari unit usaha
yang ada, menciptakan sesuatu yang dianggap pelanggan unuo. Pendakatandiferensiasi
produk ini termasuk kesetiaan terhadap produk, layanan terhadap peanggan, desain produk
dan penampilan produk, dan teknologi.
3.1 PENDAHULUAN
Proses pengendalian manajemen berperan pada suatu organisasi. Tapi dalam
prosesnya dipengaruhi faktor manusia. Beberapa karakteristik organisasi yang mempengaruhi
proses tersebut, terutama berkaitan dengan perilaku anggota dalam suatu organisasi. Suatu
organisasi mempunyai tujuan, dan fungsi sistem pengendalian manajemen adalah
mendorong anggota organisasi membantu pencapaian tujuan tersebut. Pada bagian ini akan
diuraikan tujuan organisasi baik yang berorientasi laba maupun nirlaba. Juga diterapkan
masalah keselarasan tujuan masing-masing anggota organisasi terhadap tujuan perusahaan
secara keseluruhan. Hal ini merupakan titik sentral dalam memahami pengendalian dalam
organisasi. Keselarasan tujuan dalam hal ini dipengaruhi oleh sistem informal dan juga sistem
formal. Beberapa faktor informal adalah dari eksternal dan sebagian dari internal. Faktor
internal termasuk diantaranya membahas tentang teori motivasi kerja. Pengendalian dicapai
oleh dua bentuk formal. Bentuk pertama adalah peraturan (rules) dan bentuk kedua adalah
cara sistematis perencanaan dan pengawasan. Lalu akan diuraikan sebagai bentuk struktur
organisasi karena akan berpengaruh pada sistem pengendalian manajemen yang akan
digunakan. Pada bagian terakhir akan diuraikan fungsi kontroler pada proses pengendalian
manajemen.
BUDAYA. Budaya yang dimaksud disini adalah aturan atau kebiasaan yang berlaku dalam
perusahaan atau sering juga disebut ikim kerja. Iklim kerja ini bisa berbentuk sikap,norma,
hubungan kerja dan asumsi yang secara eksplisit ataupun implisit diterima dan berlaku bagi
seluruh anggota organisasi. Norma budaya seperti ini penting karena akan mempengaruhi
pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruha. Budaya perusahaan bisa berlaku sepanjang
masa selama masih sesuai dengan kepentingan perusahaan. Budaya ini bisa berjalan kalau
pimpinan juga memberi teladan.
GAYA MANAJEMEN. Aspek internal yang juga terpenting adalah Gaya manajemen,
termasuk sikap pimpinan terhadap pengendalian. Sikap pimpinan biasanya juga tercermin
dalam sikap bawahan. Latar belakang pimpinan bisa dari berbagai bentuk. Ada pimpinan
yang cenderung hanya memberi instruksi tertulis ada juga pendekatan yang kharismatik.
Tidak ada satu bentuk pun yang bisa dikatakan pimpinan ideal karena tergantung dari
kebutuhan dan sudut pandang orang masing-masing.
ORGANISASI INFORMAL. Organisasi informal yang dimaksudkan disini adalah adanya
hubungan kerja secara informal antara satu bagian dengan bagian Lainnya, sehingga setiap
orang akan mengerti arah mana yang akan dituju perusahaan.
PERSEPSI DAN KOMUNIKASI. Perintah yang diterima oleh seorang bawahan dari
atasannya bisa saja tanggapannya berbeda. Keslahan persepsi setiap saat bisa terjadi, dan jika
tidak ditangani dengan baik maka bisa merugikan kepentingan perusahaan secara
keseluruhan. Untuk itulah diperlukan cara komunikasi yang efektif yang memungkinkan
informasi yang disampaikan tidak salah diterima oleh pihak yang menerima.
KERJASAMA DAN KONFLIK. Garis-garis yang menghubungkan kotak-kotak dalam
bagan organisasi menunjukkan suatu cara agar tujuan organisasi dicapai adalah dimana
manajemen senior membuat keputusan dan mengkomunikasikan keputusan tersebut melalui
hierarki organisasi kemanejer pada tingkat yang lebih rendah.Hal ini mengabaikan tujuan
pribadi masing-masing individu. Sebenarnya fungsi organisasi tidaklah seperti itu.
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN
AKTUALISASI DIRI
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN
PENGHARGAAN
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN SOSIAL
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN KEAMANAN
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN FISIOLOGIS
Kebutuhan yang pernah terpenuhi secara substansial tidak lagi menjadi motivasi. Jadi jika
ingin memotivasi seseorang, menurut maslow, perusahaan perlu mengetahi pada anak tangga
yang mana seseorang itu berada, sehingga dapat ditentukan jenis kebutuhan yang harus
dilakukan.
Maslow memisahkan kelima kebutuhan itu sebagai order tingkat tinggi dan order
rendah. KebutuKebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan termasuk dalam order tingkat
rendah, sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi dikelompokkan sebagai
tingkat tinggi. Perbedaan ini didasarkan pada order tingkat tinggi dapat dipenuhi secara
internal (di dalam diri orang itu sendiri), sedangkan kebutuhan order rendah dapat dipenuhi
secara eksternal (dengan upah, dan lain-lain).
Keterangan:
Sebagai contoh pada masyarakat yang sudah maju ketiga jenis kebutuhan pertama tidak lagi
dapat digunakan sebagai alat untuk memotivator. Disilah pentingnya bahwa sistem
pengukuran pretasi merupakan ”jantung” dari system motivasi sistem itu sendiri. Artinya
system pengukuran prestasi dalam suatu organisasi akan mempemgaruhi motivasi karyawan
dalam suatu organisasi untuk bekerja sesuai dengan yang telah digariskan. Konkritnya adalah
jika seseorang diminta bekerja melebihi waktu kerja standar, sementara tidak ada aturan yang
mengatur pengukuran prestasi atas kelebihan jam kerja yang dimaksud, maka anggota yang
terlibat akan malas- malasan untuk bekerja. Pada gilirannya tujuan organisasi tidak akan
tercapai secara efektif. Dengan kata lain, tujuan sistem pengendalian manajemen tidak akan
tercapai.
ORGANISASI FUNGSIONAL
Struktur fungsional membagi tugas sesuai dengan keahlian masing-masing. Hal ini
kontras dengan tugas manajer yang tidak mungkin menpunyai banyak keahlian sesuai fungsi
yang diberikan. Seorang manajer seharusnya membuat keputusan yang lebih tepat di bidang
pemasaran, begitu pula seorang manajer produksi berkosentrasi di bidang produksi saja. Ini
lebih baik seorang memegang dua fungsi sekaligus, sehingga dapat dikatakan keuntungan
organisasi fungsionalini adalah efisiensi. Dengan demikian kelebihan dari organisasi
fungsional adalah memiliki potensi untuk bekerja secara efisien. Selain itu, kegiatan yang
sama dalam organisasi fungsional dapat lebih efektif. Kelemahan tife ini adalah tidak ada
cara yang tepat untuk menentukan tnigkat keefektifan pemisahan fungsi tesebut diatas karena
masing-masing fungsi secara bersamaan memberi kontribusi terhadap output perusahaan.
Dengan demikian perusahaan akan sulit untuk menetapkan tanggung jawab terhadap laba
kepada manajer secara individual.
Kelemahan lainnya adalah tidak ada cara yang tepat untuk perencanaan kerja dari
masing-masing fungsi yang terpisah pada level bawah dari satu organisasi. Dalam organisasi
fungsional ini perencanaan dibuat oleh pimpinan puncak karena diperlukan koordinasi dari
masing-masing fungsi yang mengontribusi output akhirnya. Contohnya adalah bagian
pemasaran harus memperhatikan kemampuan bagian produksi untuk menyediakan barang
begitupun sebaliknya bagian proaduksi harus memperhatikan spesifikasi yang diinginkan
oleh pelanggan dimana informasi ini diperoleh dari bagian pemasan. Bentuk struktur
organisasi fungsional dapat dilihat pada gambar 3.4.
GAMBAR3.4.BENTUKORGANISASIFUNGSIONAL
PRESIDEN
DIREKTUR
PRESIDEN
DIREKTUR
DIREKTUR
DIREKTUR DIREKTUR
PRODUKSI
PRODUKSI PRODUKSI
Kelemahan adalah manajer unit usaha tidak mempunyai kekusasaan yang lengkap.
Kantor pusat mempunyai hak untuk keputusan tertentu. Kantor pusat juga brtanggung jawab
terhadap keuangan perusahaan secara keseluruhan dan berhak mengalokasikan sesuai
pertimbangan kantor pusat. Disinilah kesulitan yang timbul. Kantor pusat juga menentukan
kebijakan perusahaan secara keseluruhan.
Keuntungan nya adalah merupakan tempat yang cocok untuk latihan manajemen.
Keuntungan lainnya divisi lebih memahami pasar dari pada kantor pusat dan bisa bereaksi
lebih cepat apabila ada ancaman ataupun kesempatan. Sehingga tanggung jawab untuk
menghasilkan laba dapat diletakkan pada satu orang manajer atau direktur yang diberi
tanggung jawab. Bentuk struktur organisasi unit usaha (divisional) dapat dilihat pada gambar
3.5.
ORGANISASI MATRIK
Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek selain bertanggung jawab terhadap
keberhasilan proyeknya, juga bertanggung jawab terhadap unit-unit fungsional. Masalah
pengendalian manajemen pada organisasi matrik jelas lebih sulit dibandingkan dengan bentuk
organisasi lainnya. Perencanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan program atau proyek
dan disesuaikan pula dengan sumber daya yang tersedia pada unit-unit fungsional. Koordinasi
harus dilakukan dengan mempertimbangkan jadwal kegiatan dari beberapa unit sehingga
proyek-proyek dapat diselesaikan tepat waktu dan tidak ada orang yang tidak bekerja.
Pengendalian akan sulit manakala tingkat keberhasilan suatu proyek ataupun program
merupakan tanggung jawab dari beberapa manajer. Bentuk struktur organisasi matrik dapat
dilihat pada Gambar 3.6. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa seorang manajer
proyek (proyek x) selain bertanggung jawab terhadap keberhasilan proyek nya Kepada
Manajer Proyek X, juga bertanggung jawab kepada Manajer Fungsi A.
PRESIDEN
DIREKTUR
3.7 RANGKUMAN
Berbagai tujuan dikehendaki oleh suatu organisasi pada awal berdirinya. Pada
perusahaan yang berorientasi laba, tingkat keuntungan merupakan tujuan yang penting.
Namun demikian laba bukan merupakan tujuan yang penting. Namun demikian laba bukan
merupakan tujuan satu-satunya, karena masih ada tujuan lain yang hendak dicapai, yaitu
produktivitas, posisi pasar, sikap karyawan, dan lain-lain. Sedangkan pada organisasi nirlaba
biasanya bertujuan menyediakan jasa.
Tujuan-tujuan inilah yang akan dicapai perusahaan. Namun dalam pencapaiannya,
kepentingan masing-masing anggota tetap perlu diperhatikan sehingga akan tercapai
keselarasan tujuan. Dengan demikian dalam sistem pengendalian manajemen harus
mengupayakan keselarasan tujuan anggota organisasi dan tujuan organisasi itu sendiri.
Sebagai tambahan dalam sistem pengendalian manajemen, ada aturan, pedoman dan prosedur
yang membantu dalam proses pengendalian.
Perusahaan juga bisa memilih beberapa bentuk struktur organisasi berdasarkan fungsi,
unit usaha, atau matrik. Pilihan yang tepat akan mempengaruhi desain sistem pengendalian
manajemen organisasi bersangkutan.
controller bertanggung jawab pada desain dan operasi sistem pengendalian, tapi
sebagai staf CEO ia tidak membuat keputusan keputusan manajemen. Pelaporan tanggung
jawab controller tergantung pada pilihan organisasi apakah langsung bertanggung jawab
pada controller kantor pusat atau (jika iamengawasi suatu unit usaha) bertanggung jawab
pada manajer unit usaha.
BAB IV
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
PUSAT LABA PUSAT INVESTASI
4.1 PENDAHULUAN
Pusat laba adalah pusat pertanggung jawaban yang keluaran (output)-nya maupun
masukan (input)-nya diukur dalam suatu moneter, sehingga laba dapat diukur. Laba adalah
selisih antara pendapatan dengan beban. Pusat laba bertujuan untuk mencapai tujuan
perusahaan tersebut dan menjadi tolak ukur kinerja pimpinan pusat laba.
Sebuah organisasi mengukur kinerjanya adalah dengan semakin tinggi laba, maka
kinerja perusahaan dinilai semakin baik. Pada pusat pendapat, yang menjadi dasar
pengukuran kinerjanya adalah jumlah pendapatan yang diterima, tanpa memperdulikan biaya
yang digunakan, sehingga semakin tinggi pendapatan maka semakin baik penilaian kinerja
dari unit kerja tersebut.
Jadi, pusat laba adalah jenis pusat pertanggung jawaban yang terbaik akan tetapi pusat
laba juga memilik kelemahan. Kelemahan dari pusat laba adalah munculnya perselisihan
antara unit bisnis mengenai harga transfer produk dan adanya kepentingan manajer unit bisnis
untuk lebih memfokuskan laba jangka pendek terkait dengan penilaian kinerjanya.
1. Antara sesama unit bisnis/divisi perusahaan yang semula bekerja sama menjadi saling
bersaing untuk meningkatkan laba masing-masing divisinya.
2. Setiap divisi pusat laba diharuskan membuat anggaran. Karena suatu anggaran harus
didasarkan pada prediksi atau kejadian di masa depan, maka devisi atau modifikasi dari
anggaran sebaiknya dilakukan ketika selisih dari estimasi membenarkan adanya suatu
perubahan dalam rencana.
3. Pusat laba yang lazimnya melakukan penyusunan sehingga mengkonsumsi waktu yang
banyak.
4. Pusat laba tidak mencerminkan seluruh hasil kerja manajemen. Penyebab utamanya
adalah laba hanya mencerminkan hal-hal yang dirupiahkan.
5. Pusat laba dipengaruhi oleh adanya kekuatan-kekuatan eksternal yang mempengaruhi
bisnis.
6. Pusat laba memfokuskan perhatian manajemen hanya pada cita-cita unit bisnis/divisi
(seperti tingkat produksi yang tinggi atau tingkat penjualan kredit yang tinggi) yang tidak
sesuai dengan tujuan keseluruhan dari organisasi.
7. Pusat laba harus memperoleh komitmen dari manajemen puncak dan kerja sama dari
semua anggota manajemen dan ini merupakan hal yang sulit.s
8. Penggunaan laba secara berlebihan sebagai alat evaluasi dalam menyebabkan
departemen dalam perusahaan tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena lebih
banyak konflik di dalam internal perusahaan karena masing-masing pusat laba cenderung
meningkatkan laba yang menjadi tanggung jawabnya.
9. Pusat laba melibatkan pekerjaan tambahan sehingga memerlukan sumber daya yang
lebih, seperti : waktu, tenaga, uang.
10. Pusat laba tidak menjamin bahwa perusahaan akan meningkatkan laba secara
keseluruhan.
11. Terdapat beberapa masalah, yaitu :
Pendapatan bersama.
Biaya bersama
Harga transfer
1. Laba Kontribusi
Laba Kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit atau
perbedaan antara jumlah penjualan dan jumlah biaya variabel.
Laba Kontribusi berfungsi untuk perencanaan laba jangka pendek.
2. Laba Langsung Unit Bisnis/Divisi
Laba langsung unit bisnis/divisi dihitung dari pendapatan unit bisnis/divisi dikurangi
biaya langsung unit bisnis/divisi (biaya total terkendali dan biaya total tak terkendali).
Laba langsung unit bisnis/divisi belum termasuk beban yang dipindahbukukan
(overbooking) dari kantor pusat.
3. Laba Terkendali Unit Bisnis/Divisi
Laba terkendali unit bisnis/divisi dihitung dari pendapatan unit bisnis/divisi dikurangi
dengan semua biaya terkendali unit bisnis/divisi (biaya tetap terkendali dan biaya
variabel terkendali) termasuk biaya terkendali dari kantor pusat. Kelemahan dari laba
terkendali unit bisnis/divisi adalah unit bisnis/divisi tidak memasukkan biaya yang tidak
dapat dikendalikan, sehingga laba terkendali unit bisnis unit ini tidak dapat langsung
diperbandingkan dengan laba dari perusahaan lain pada industri yang sama.
4. Laba Bersih Sebelum Pajak Unit Bisnis/Divisi
Laba bersih sebelum pajak unit bisnis/divisi dihitung dari pendapatan unit bisnis/divisi
dikurangi biaya langsung unit bisnis/divisi, alokasi biaya kantor pusat tetapi belum
diperhitungkan pajak penghasilan dari unit bisnis/divisi.
5. Laba Bersih Setelah Pajak Unit Bisnis/Divisi
Laba bersih setelah pajak unit bisnis/divisi dihitung dari pendapatan unit bisnis/divisi
dikurangi biaya langsug unit bisnis/divisi, alokasi kantor pusat, dan pajak penghasilan
unit bisnis/divisi.
Investasi diukur berdasarkan penciptaan laba yang dicapai oleh unit bisnis/divisi
sebagai berikut:
inputPROSESoutput
upah,bahan
baku.
Gambar 5.1 menggambarkan fungsi dari setiap pusat tanggung jawab. Setiap pusat
tanggung jawab menjaga supaya setiap kegiatan mencapai hasil yang optimal. Bagian
pembelian bertanggung jawab untuk membeli bahan buku, suku cadang mesin dan pembelian
lainnya dengan harga yang murah, mutu yang tinggi dan jangka waktu kredit yang
menguntungkan perusahaan; bagian produksi bertanggung jawab untuk memakai bahan baku
dan jam kerja karyawan pabrik yang telah ditentukan secara bersama dalam organisasi.
Sumber daya yang dimasukan sebagai bahan baku, jam kerja karyawan pabrik dan bahan
pembantu ( input ) di proses denganmesin dan modal kerja lainnya dengan menghasilkan
produk (baik berupa barang atau jasa).
Jika perusahaan berbentuk pabrik maka hasilnya adalah produk yang berwujud yaitu
barang, sedangkan untuk perusahaan yang berbentuk jasa seperti bank,pendidikan,rumah
sakit, binatu dan jasa lainnya maka hasilnya adalah produk tak berwujud yaitu jasa.
Seperti yang diketahui dalam produksi bahwa output dari sebuah unit kerja bisa
merupakan input untuk unit kerja lainnya. Sebagai contoh sebuah pabrik kelapa sawit yang
bisa mengolah sampai dengan CPO (crude palm oil) maka input dari pabrik tersebut dari
pabrik tersebut adalah tandan buah segar (TBS) dan diolah menjadi crude palm oil (output).
Lebih lanjut crude palm 0il dijadikan input untuk pabrik kelapa sawit yang memiliki fasilitas
untuk mengolah CPO menjadi olein (minyak goreng).
Produktivitas :
Output
input
Misalkan untuk memproduksi produk A 5kg di butuhkan bahan 7 kg
untuk meningkatkan produktivitas maka dapat dilakukan dengan:
a. Meningkatkan jumlah unit output dengan mengurangi jumlah unit input; jika
dimisalkan seperti angka diatas maka output produk A.5.5Kg dan bahan yang
diburuhka adalah 6.5 kg.
b. Meningkatkan jumlah unit output yang melebihi peningkatan jumlah unit input.
c. Menurunkan jumlah unit output yang lebih kecil dari penurunan jumlah unit input.
d. Jumlah unit output adalah tetap tetapi jumlah unit input yang menurun.
e. Jumlah unit output meningkat dan jumlah unit input yang tetap
1. Menyusun rencana
Jika seorang controller bekerja tanpa ada perencanaan apa yang harus dikerjakan dan
bagaimana cara mengerjakannya, maka controller akan menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk bertanya ”apa yang harus dikerjakan? Bagaimana mengerjakannya?”.
Perencanaan dibuat untuk membantu memilih alternatif yang paling baik dan efisien. Secara
prinsip, perencanaan dilakukan agar setiap kegiatan memiliki tujuan yang jelas dan ada
metode yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan menyusun perencanaan akan di peroleh banyak manfaat seperti berikut.
Mempermudah untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan ( change
management ).
Mempurdah dlama melakukan koordinasi dalam departemen organisasi.
Memperjelas tujuan sehingga lebih mudah di pahami.
Meminimaliskan kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah (non valueadded activities ).
Menghemat sumber daya, seperti: waktu, tenaga dan dana.
Ada pepatah yang mengatakan” if you fail plan,you plan to fail”
Pusat tanggung jawab dapat diartikan sebagai setiap unit kerja dalam organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan dalam unit
kerjanya. Pusat pertanggungjawaban pada dasarnya dibentuk untuk mencapai suatu sasaran
tertentu. Sasaran umum organisasi biasanya diputuskan dalam suatu sasaran tertentu. Sasaran
umum organisasi biasanya diputuskan dalam suatu proses perencanaan strategis yang dalam
hal ini diasumsikan telah ditetapkan sebelum awal proses pengendalian manajemen dimulai.
Gambar di atas menggambarkan fungsi dari setiap pusat tanggung jawab. Setiap pusat
tanggung jawab menjaga supaya setiap kegiatan mencapai hasil yang optimal. Bagian
pembelian bertanggung jawab untuk membeli bahan baku, suku cadang mesin dan pembelian
lainnya dengan harga yang murah, mutu yang tinggi dan jangka waktu kredit yang
menguntungkan perusahaan; bagian produksi bertanggung jawab untuk memakai bahan baku
sesuai dengan standar jumlah pemakaian bahan baku dan jam kerja karyawan pabrik yang
telah ditentukan secara bersama-sama dalam organisasi. Sumber daya yang dimasukkan
sebagai bahan baku, jam kerja karyawan pabrik dan bahan pembantu (input) diproses dengan
mesin dan modal kerja lainnya dengan menghasilkan produk (baik berupa barang atau jasa).
Jika perusahaan berbentuk pabrik maka hasilnya adalah produk yang berwujud yaitu
barang, sedangkan untuk perusahaan yang berbentuk jasa seperti bank, pendidikan, rumah
sakit, binatu dan jasa lainnya maka hasilnya adalah produk tak berwujud yaitu jasa.
Seperti yang diketahui dalam produksi bahwa output dari sebuah unit kerja bisa
merupakan input untuk unit kerja lainnya. Sebagai contoh sebuah pabrik kelapa sawit yang
bisa mengolah sampai dengan CPO (Crude Palm Oil) maka input dari pabrik tersebut adalah
tandan buah segar (TBS) dan diolah menjadi Crude Palm Oil (output). Lebih lanjut Crude
Palm Oil dijadikan input untuk pabrik kelapa sawit yang memiliki fasilitas untuk mengolah
CPO menjadi Olein (minyak goreng).
1. Menyusun Rencana
Jika seorang controller bekerja tanpa ada perencanaan apa yang harus dikerjakan dan
bagaimana cara mengerjakannya, maka controller akan menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk bertanya "Apa yang harus dikerjakan? Bagaimana mengerjakannya?".
Perencanaan dibuat untuk membantu memilih alternatif yang paling baik dan paling
efisien. Secara prinsip, perencanaan dilakukan agar setiap kegiatan memiliki tujuan yang
jelas dan ada metode yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan menyusun perencanaan akan diperoleh banyak manfaat seperti
berikut:
Mempermudah untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan
lingkungan (change management)
Mempermudah dalam melakukan koordinasi dalam departemen organisasi.
Memperjelas tujuan sehingga lebih mudah dipahami, Meminimisasikan
kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah (non value added activities).
Menghemat sumber daya, seperti: waktu, tenaga dan dana.
Ada pepatah yang mengatakan "If you fail to plan, you plan to fail".
2. Nilai Tambah (value added)
Di dalam melakukan pekerjaan seorang controllerharus fokus tidak mengerjakan sesuatu
yang tidak menambah nilai untuk organisasi, seperti contoh pada saat kerja, controller
membalas atau melanjutkan email yang tidak berhubungan dengan pekerjaan,
mengerjakan pekerjaan atau kegiatan pribadi, melakukan chatting dengan instant
messenger, browsing facebook, wayn, friendster, dan yang lainnya. Dan jika terdapat
banyak pekerjaan, maka controller harus dapat memprioritaskan mana yang harus
diselesaikan terlebih dahulu (first thing first), jangan melakukan lebih dari satu pekerjaan
pada saat yang sama. Karena melakukan lebih dari satu pekerjaan pada saat yang sama
justru akan menurunkan kinerja yang mengakibatkan kinerja organisasi yang buruk.
Pusat pertanggungan dapat dikelompokkan menjadi:
pusat pendapatan (revenue center);
pusat keuangan (cost center);
pusat laba (profit center); dan
pusat investasi (investment center);
Total 68,000,000
Total 66,940,000
Total (1,060,000)
Tabel di atas mengasumsikan bahwa realisasi harga jual per unit adalah sama dengan
harga jual per unit yang dianggarkan sehingga dengan selisih jumlah unit yang dijual
mengakibatkan total selisih realisasi penjualan dengan anggaran penjualan adalah 1.060.000,
Di dalam dunia usaha sering terjadi selisih realisasi jumlah unit yang dijual dengan jumlah
unit yang dianggarkan dan sering dipengaruhi selisih realisasi harga jual per unit dengan
harga jual per unit yang dianggarkan. Fungsi dari departemen penjualan adalah mempelajari
penyebab tidak tercapainya anggaran penjualan yang telah disepakati untuk meningkatkan
kinerja penjualan di masa yang akan datang.
Merekrut dan seleksi staf penjualan yang baik dari yang terbaik;
Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada staf penjualan;
Mengendalikan persediaan perusahaan. Dengan menggunakan data penjualan
historis dan kemungkinan pelanggan potensial di masa yang akan datang untuk
mengendalikan persediaan bahan baku dan jadwal produksi;
Melakukan motivasi terhadap staf dalam departemen penjualan supaya semangat
menjual tinggi;
Mengembangkan teknik-teknik untuk pengumpulan informasi tentang prospek
pelanggan;
Mengembangkan komunikasi yang efektif; yaitu dalam hal menulis surat yang
efektif, seni berbicara yang baik dan benar dengan siapa saja dimana saja dan hal
yang mana saja; dan menggunakan alat-alat komunikasi yang efektif;
Melakukan presentasi penjualan yang efektif;
Melatih para staf penjual untuk menangani prospek yang menolak untuk
bertemu;
Memberikan pelatihan dan pendidikan supaya melayani purna jual (after sales
service) yang baik yang pada akhirnya untuk meningkatkan kepuasan konsumen;
4. Departemen Pemasaran
Pemasaran adalah hal yang penting bagi perusahaan karena maju mundurnya suatu
perusahaan tergantung pada berhasil tidaknya strategi pemasaran perusahaan tersebut,
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan utama yang dilakukan oleh para
pengusaha untuk mempertahankan perputaran roda perusahaan, untuk berkembang dan
mendapatkan laba yang optimum.
Pemasaran berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Kebutuhan
dan keinginan manusia adalah makanan, udara, air, pakaian dan perumahan untuk tetap
hidup. Banyak orang mendambakan rekreasi, pendidikan dan jasa-jasa lainnya.
Pemasaran itu merupakan disiplin ilmu yang dipergunakan oleh perusahaan untuk
mengubah kebutuhan-kebutuhan orang menjadi peluang yang menguntungkan bagi
perusahaan. Teknologi merupakan kekuatan yang menentukan untuk menciptakan
peluang-peluang baru dan akan memainkan peranan kunci dalam membentuk gaya hidup
di masa mendatang. Namun penemuan sebuah teknologi baru hanyalah menjawab
sebagian masalah pemasaran. Keberhasilan pemasaran teknologi baru itu sendiri juga
sangat menantang, karena itu teknologi tinggi tidak akan dibeli sampai teknologi itu
dibentuk guna memenuhi keinginan kelompok-kelompok pembeli yang khusus dan
dikomunikasikan dalam bentuk yang menarik dengan harga dan tingkat pelayanan yang
cukup memotivasi pasar.
Pemasaran tidak terbatas dalam dunis bisnis saja, tetapi pemasaran mempunyai
kemasyarakatan yang luas. Sehingga, pemasaran adalah keseluruhan sistem dari kegiatan-
kegiatan bisnis untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dengan tujuan untuk memenuhi atau melebihi
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Kegiatan pemasaran pada suatu perusahaan tumbuh dan berjalan karena salah satu
penyebab di bawah ini:
Merosotnya penjualan.
Pertumbuhan yang lamban.
Pola pembelian yang berubah.
Persaingan yang semakin ketat.
Pengeluaran untuk penjualan yang semakin meningkat.
5. Peranan Controller dalam Bidang Pemasaran
Controller dan fungsi dari departemen pemasaran adalah:
Melakukan segmentasi pasar;
Segmentasi pasar merupakan alat yang dimiliki oleh seorang manajer pemasaran
supaya perusahaan dapat bertumbuh lebih besar dan untuk merebut pangsa pasar
yang lebih besar.
Melakukan target pasar;
Target pasar adalah mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan
menggunakan variabel-variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan
permintaan dari setiap segmen (misalnya, tingkat pertumbuhan segmen
bersangkutan), biaya melayani setiap segmen (misalnya: biaya distribusi), biaya
memproduksi produk dan jasa yang diinginkan pelanggan (misalnya biaya produksi
dan diferensiasi produk) dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan
peluang pasar sasaran.
Posisi;
Departemen pemasaran harus memilih pola pemusatan pasar yang akan memberikan
kesempatan maksimum pada perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat
melalui komunikasi, pelayanan yang prima, produk yang memberikan spesifikasi
yang melebihi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Merumuskan bauran pemasaran (marketing mix) yang tepat untuk produk
perusahaan;
Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat elemen atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu: produk (product), struktur
harga (price), kegiatan promosi (promotion) dan sistem distribusi (distribution
channel).
Produk adalah suatu barang atau jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan manusia, sedangkan untuk memperoleh produk tersebut harus adanya
suatu pengorbanan baik yang berbentuk uang maupun tenaga.
Harga adalah nilai suatu produk (barang atau jasa) yang diukur dengan alat
moneter yaitu uang. Berdasarkan nilai tersebut seseorang/perusahaan bersedia
melepaskan hak produk (barang atau jasa) yang dimiliki kepada pihak lain.
Produsen menghendaki para pembeli tetap setia pada hasil produksinya, sehingga
produsen harus mengusahakan agar produk yang dihasilkan mudah diperöleh pada
tempat dan waktu yang diinginkan pembeli sehingga fungsi controller dengan kepala
bagian atau kepala divisi pemasaran adalah dengan menetapkan dan menggunakan
saluran distribusi yang tepat.
Promosi adalah salah satu elemen dari bauran pemasaran yang berfungsi untuk
mengenalkan produk yang dihasilkan atau dijual kepada konsumen. Oleh sebab itu,
kegiatan promosi adalah segala usaha yang dilakukan penjual untuk membujuk
konsumen agar membeli. Di samping itu promosi bertujuan untuk mengingatkan
kembali kepada konsumen lama agar melakukan pembelian ulang. Promosi juga
merupakan kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan mendidik konsumen
tentang produk yang dijual.
Meningkatkan kemampulabaan untuk merek produk (brand profit-ability);
Mengatur dan mengoptimalkan promosi below the line, seperti: pembagian brosur,
pembagian sampel.
Mengoptimalkan above the lineperusahaan, seperti: iklan promosi produk di televisi,
pemasangan billboard untuk iklan produk perusahaan dan yang lain.
3. Biaya Komersial
Biaya komersial terdiri dari:
1) Biaya pemasaran dimulai pada saat proses pabrikasi diselesaikan dan barang-
barang sudah dalam kondisi siap untuk dijual. Biaya pemasaran meliputi biaya
penjualan, biaya promosi, biaya gaji karyawan bagian penjualan dan gaji karyawan
bagian pemasaran, insentif penjualan, iklan, dan biaya pemasaran lainnya.
2) Biaya distribusi yang terdiri dari biaya pergudangan dan penyimpanan dan biaya
pengiriman. Biaya distribusi dalam sebuah perusahaan adalah biaya pengiriman
barang kepada pelanggan atau konsumen akhir, biaya untuk penyimpanan,
penanganan persediaan, pembukuan, dan penyiapan pengiriman.
3) Biaya administrasi dan umum meliputi biaya yang dikeluarkan dalam mengatur
dan mengendalikan organisasi. Biaya administrasi dan umum adalah gaji direktur,
gaji satpam, biaya alat tulis kantor, biaya penyusutan kantor, biaya penyusutan
komputer, biaya piutang tak tertagih, dan biaya lainnya.
+ =
Biaya Bahan Biaya Upah Kerja Biaya Utama
+ + = =
Biaya Bahan Biaya upah kerja Biaya tidak Biaya
Tidak tidak langsung langsung lainnya overhead
LangsungBiaya pabrik
+ = =
Biaya pemasaran Biaya distribusi Biaya administrasi Biaya
umum komersial
+ =
Biaya utama Biaya overhead pabrik Biaya pabrik
+ =
Biaya komersial Biaya pabrik Total biaya operasional
Tugas utama pusat pertanggung jawaban biaya pabrik adalah mengatur kegiatan
pengolahan dengan biaya paling rendah. Pencapaian biaya paling rendah ini dicapai melalui
kegiatan pengadaan bahan baku dan bahan sumber bahan baku yang menawarkan harga yang
paling rendah dengan mutu bahan baku yang tinggi serta pabrik pemasok yang jarak ke
tempat pabrik perusahaan tidak terlalu jauh sehingga biaya pengangkutan tidak akan
mengakibatkan biaya pengadaan bahan tersebut menjadi lebih tinggi dari yang akan
dikeluarkan untuk bahan baku yang harganya lebih tinggi tetapi jarak gudang pemasok ke
tempat pabrik perusahaan lebih dekat.
Sumber daya manusia akan lebih berdayaguna dengan perencanaan dan pengawasan
produksi yang baik. Penentuan secara tepat jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk setiap
satuan waktu atau setiap satuan pekerjaan.
Tujuan utama dari pusat pertanggung jawaban biaya pabrik adalah untuk menciptakan
nilai tambah (value added) bagi sumber-sumber daya sehingga hasil atau hasil-hasil
pengolahan perusahaan akan mempunyai nilai yang lebih besar daripada jumlah nilai seluruh
sumber daya yang digunakan. Unsur- unsur utama dari fungsi produksi adalah kegiatan
pengubahan (conversion) sumber daya (inputs) yang dibutuhkan ke dalam kegiatan
pengubahan yang menghasilkan produk (output).
Jadi, berbagai jenis sumber daya/masukan (inputs) terdiri dan tanah, modal, tenaga
kerja, dan wirausaha (enterpreneurship). Kegiatan pengolahan dimulai dengan perencanaan
pengadaan sumber-sumber daya tersebut yang menyangkut jumlah dan jenisnya, serta waktu
yang diinginkan di mana masing-masing sumber daya akan tersedia. Melalui kegiatan proses
produksi (conversion), berbagai jenis dan jumlah sumber daya itu diubah menjadi hasil
keluaran (output) yang terdiri dari barang-barang dan/atau jasa-jasa. Selama kegiatan
pengolahan, perlu dilakukan: pemeriksaan (inspection) dan penyesuaian (adjustment).
Barang-barang yang sudah mendekati tahap penyelesaian diperiksa dengan
membandingkannya dengan spesifikasi produk (specification). Jika terjadi penyimpangan
maka dilakukan penyesuaian sehingga produk yang dihasilkan benar-benar memenuhi
kriteria, Pada akhirnya produk (barang dan/atau jasa) kemudian dijual kepada pelanggan atau
konsumen baik secara tunai maupun secara kredit.
Statistik menunjukkan bahwa biaya pemasaran adalah 10 (sepuluh) kali lebih besar
untuk mendapatkan seorang pelanggan baru dibandingkan den- gan biaya pemasaran untuk
mempertahankan seorang pelanggan yang sudah ada. Oleh sebab itu, fungsi controller dan
kepala bagian pemasaran mengembangkan public relation yang cepat tanggap atas keluhan
pelanggan sehingga perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang ada dan sekaligus
untuk memperoleh pelanggan yang baru.
Distribusi merupakan salah satu variabel dari beberapa variabel pemasaran lainnya
(produk, harga, promosi) sehingga distribusi merupakan hal yang penting bagi setiap
perusahaan bahkan untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Distribusi merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyalurkan dan memudahkan
masyarakat untuk memperoleh/membeli/menggunakan fasilitas produk perusahaan.
Pemilihan saluran distribusi akan menyangkut keputusan-keputusan mengenai penggunaan
penyalur atau perantara pemasaran seperti grosir, agen, makelar, pengecer, dan jenis penyalur
lainnya serta bagaimana untuk menjalin hubungan yang baik dan saling menguntungkan
dengan para perantara/ penyalur tersebut dalam jangka waktu yang panjang. Tujuan dari
distribusi adalah untuk lebih mempermudah dan memperlancar kelompok konsumen untuk
menjangkau dan menjamin ketersediaan produk sehingga produk mudah diperoleh di mana
saja dan kapan saja pada saat dibutuhkan konsumen, dengan demikian tujuan perusahaan
untuk mencapai hasil penjualan yang menguntungkan dapat tercapai.
5.12 LOGISTIK
Sebuah perusahaan yang memproduksi barang, umumnya memiliki dua fungsi utama,
yaitu fungsi produksi dan fungsi pemasaran. Selain kedua fungsi utama tersebut di atas
diperlukan fungsi pendukung lainnya untuk menjamin kelancaran jalannya perusahaan. Salah
satu fungsi pendukung yang sangat penting di dalam perusahaan adalah logistik.
Kegiatan logistik pada setiap perusahaan dapat berbeda, tergantung pada struktur
organisasi perusahaan yang bersangkutan. Secara umum kegiatan logistik adalah mengatur
jadwal penerimaan barang, jadwal pengiriman barang sehingga kegiatan logistik meliputi
masalah transportasi, inventarisasi, komunikasi, penempatan lokasi fasilitas, serta pengurusan
dan penyimpanan produk. Tujuan dari bagian logistik adalah untuk memenuhi kebutuhan
barang yang sesuai ke tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dan pada kondisi yang
diinginkan, sehingga memberikan manfaat kepada perusahaan. Dalam arti luas, ruang lingkup
kegiatan logistik meliputi segala sesuatu yang memindahkan produk ke dalam gudang
perusahaan dan dari gudang perusahaan ke gudang pelanggan.
Tanggung jawab manajer logistik adalah sebagai tanggung jawab untuk mendesain
dan mengurus suatu sistem untuk mengawasi arus penyimpanan bagi bahan baku, suku
cadang dan barang jadi agar dapat diperoleh manfaat vang maksimum bagi perusahaan. Jadi,
tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam bahan baku dalam
jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dan dengan total biaya yang paling kecil.
Supply Chain digunakan untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan.
a. Biaya distribusi sering merupakan persentase biaya yang cukup besar dari total
biaya.
b. Baik manajemen maupun tenaga penjualan cenderung untuk menghabiskan atau
melebihi biaya menjamu langganan sehingga hal ini akanmembesarkan biaya
disribusi.
c. Sikap pembeli dan sikap penjual yang selalu berbeda sehingga mempersulit
controller untuk melakukan pengendalian.
d. Metode-metode yang digunakan dalam proses distribusi lebih banyak dan setiap
kegiatan memiliki tingkat biaya yang berbeda sehingga hal ini menyebabkan
pengukuran biaya lebih sulit.
Biaya distribusi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasarkan
barang atau menyampaikan barang ke pasar dan termasuk di dalamnya adalah sebagai
berikut:
Melakukan mutasi tenaga penjual. Hal ini untuk mencegah kompromi antara
tenaga penjual dengan agen atau toko yang menjadi pelanggan perusahaan.
Sering perusahaan melakukan mutasi tenaga penjual yang berprestasi untuk
mengembangkan pasar yang baru;
Melakukan perubahan terhadap metode penjualan atau jaringan distribusi,
misalnya dengan merubah metode pengambilan order penjualan dan metode
pengiriman produk;
Meningkatkan sarana dan prasarana bagian pemasaran dan jaringan distribusi
perusahaan, misalnya perluasan ruang gudang, penambahan armada pengiriman
yang baru (peremajaan armada);
Mengembangkan data untuk mengetahui daerah yang memiliki penjualan yang
tinggi untuk produk perusahaan dan untuk mengetahui daerah yang memiliki
penjualan yang paling lambat atas produk perusahaan. Dengan informasi ini,
perusahaan dapat melakukan perencanaan untuk mendistribusikan produk yang
penjualan tinggi pada daerah yang lambat penjualannya. Contoh: permen rasa
pisang seharusnya tidak diproduksi untuk masyarakat Indonesia karena
penjualannya sangat lambat. Sedangkan melakukan produksi permen rasa
pisang untuk Negara Filipina karena tingkat penjualan permen rasa pisang yang
tinggi di Negara Filipina;
Melakukan perubahan atas iklan dan metode promosi perusahaan. Perusahaan
B yang biasanya melakukan iklan di televisi mengubah iklan perusahaan
menjadi pembagian sampel di tempat ramai, seperti mall, terminal, pasar
tradisional, dan lainnya.
"PT piawai info data mempunyai diverensifikasi usaha antara lain, jual beli komputer,
mesin ATM (Automatic Teller Machine = Anjungan Tunai Mandiri),telepon genggam dan
warung telekomunikasi di seputar jabodetabek (Jakarta- Bogor- Tanggerang- Bekasi). Dari
segi pengendalian manajemen, keempat usaha ini diperlukan sebagai pusat laba. Khusus
usaha wartel dianggap paling menguntungkan. Karena itu pengelolaannya ditangani manajer
area yang andal. Melihat kasua ini, kesan pertama yang muncul adalah wartel ini bagaikan
pusat laba yang murni. Padahal tidak begitu. Meskipun pusat laba wartel diasumsikan
kontribusi terbesar kepada perusahaan, tetapi sebenarnya manajer area itu hanya memimpin
pusat laba semu karena ia tidak mempunyai kewenangan atas tarif jasa/layanan komunikasi.
Tarif ini di tetapkan PT Telkom.
Dalam hal ini Manajemen Puncak dituntut proaktif mengkaji operasi antar pusat laba
secara komprehensif sehingga potensi pusat daya perusahaan dapat dialokasikan secara
optimal.
Cost Method
Market Method
Negotiation Methed
Arbitration Medhod
Cost Method
Dalam metode ini besarnya harga transfer atas barang dan/atau jasa ditentukan
berdasarcost dengan menambah sejumlah "mark up". Variasi harga transfer metode ini antara
lain: actual variabel cost, standard variabel cost, standard full cost, average cost, dan full
cost plus mark-up. Metode ini dianggap" Feasible"Untuk transaksi intern yang menerapkan
konsep"Cost Center". Jadi kinerja pusat laba berdasar efisiensi dan efektivitas biaya. Metode
ini diterapkan bila harga pasar tidak tersedia atau kurang akurat.
Market mathod
Dalam metode ini, pada prinsipnya konsep transfer atas barang dan/atau jasa ditentukan
berdasar harga pasar (Replacement cost). Variasi metode ini yakni: Current market price dan
market price minus discount. Metode ini dianggap yang terbaik untuk mengukur kinerja pusat
pertanggungjawaban, sebab mencerminkan profitabilitas produk dan/atau jasa serta memacu
pusat pertanggungjawaban untuk bekerja secara kompetitif. Metode ini diterapkan pada
kondisi "intermediate market", cukup bersaing dan ketergantungan antar unitnya minimal.
Negotiation Method
Dalam metode ini besarnya harga transfer ditentukan oleh "Negosiasi" Antarnpusat laba
yang bertransaksi dan berbagai pusat laba itu diasumsikan memiliki tingkat pengendalian
yang memadai atas pertanggungjawabannya sehingga bergaining position-nya juga dianggap
berimbang.
Arbitration Method
Substansi metode ini adalah harga transfernya ditetapkan berdasar interaksi antar pusat
laba dengan tingkat harga yang dianggap "optimal"bagi kepentingan perusahaan, dan disini
ada keterbatasan tingkat kewenangan/ pengendalain antar pusat laba dalam "final decision".
Jadi metode ini hakikatnya bisa mengesampingkan target masing- masing pusat laba.
Dewasa ini transfer Princing semakin populer karena bisa menjadi pengendali laba
intern maupun teknik untuk memaksimalkan laba, terutama di Perusahaan Multi Nasional
(MNC/TNC)= Trans National Company).
Hal-hal yang perlu dicermati atas penerapan transfer princing antara lain:
Keterangan:
Pusat laba I menjual ke pusat laba II dengan harga jual 125% dari cost dan pusat labaII
menjual ke pusat laba III sebesar 140% dari harga Transfer Pusat Laba I dan Pusat Laba III
menjual ke konsumen sebesar 1,21% dari harga transfer Pusat Laba II.
Jadi, konsep transfer princing tetap memberikan kebebasan atau indepedenai tiap pusat
laba untuk memilih, membeli barang dan/atau jasa dari dalam atau luar perusahaan.
Transaksi intern dari sudut pandang fiskal bisa diartikan sebagai upaya unuk
mengalihkan penghasilan dan biaya - dasar pengenaan pajak - dari suatu perusahaan
kepada satu atau lebih perusahaan lain - yang mempunyai hubungan istimewa-
dengan maksud meminimalkan jumlah pajak terhutang. Karena itu semua transaksi
yangterjadi cenderung dianggap "transaksi istimewa" (Related parties transactions
atas transaksi yang tidak arm's length).
1. PT C menerapkan harga transfer berdasarkan biaya variabel untuk pengalihan output dari
divisi I ke dibisi II. Divisi I dapat mengalihkan biaya variabel per unit outputnyaoutputnya ke
Divisi II Rp 100,- dan menjual outputnya ke pasar eksternal sejumlah 75.000 unit dengan
harga Rp 250,- atau 100.000 unit dengan harga Rp 200,- per unit (asas Economic of Scale).
Biaya variabel untuk output per unit di Devisi II Rp 300,- (belum termasuk biaya intern dari
Divisi I). Sejumlah 125.000 unit produk Divisi II bisa di jual ke pasar eksternal dengan harga
per unit Rp 900,- atau 160.000 unit dengan harga per unit Rp 800,- (asas Economic of Scale).
Adanya alternatif menjual output lebih besar tetapi dengan harga lebih rendah ini, baik
di Divisi I maupun di Divisi II di kemukakan oleh bagian pemasaran dan Litbang, mengingat
perusahaan belum beroperasi pada tingkat kapasitas penuh (Full Capacity).
Berdasar usul yang dikemukakan, kedua Divisi mencoba mengkajinya sebelum
memutuskan alternatif mana yang akan diambil:
Divisi I
Contribution margin (= penjualan - biaya variabel)
Alternatif:
1) 75.000 x (Rp 250- Rp 100) = Rp 11.250.000,-
2) 100.000 x (Rp 200- Rp 100) = Rp 10.000.000,-
Kalau begini kondisinya, tampak bawah bagi Devisi I lebih besar Contribution Marginnya
pada alternatif I.
Devisi II
Alternatif:
1) 125.000 x (Rp 900- Rp 300- Rp 250) = Rp 43.750.000,-
2) 160.000 x (Rp 800- Rp 300- Rp 250) = Rp 64.000.000,-
Jika kondisi ini yang dimaksud, memang menghasilkan Contribution Margin yang lebih
besar bagi Devisi II tetapi asas harga transfer dianggap tidak berlaku bagi Divisi I, jadi hanya
memposisikan Divisi I sebagai bagian Entitas perusahaan bukanpusat pertanggungjawaban
yang independen.
Divisi II berasumsi bahwa kondisi ini bisa dicapai bila Harga Transfer per unit :
Karena itu Devisi II menawar kepada Devisi I agar harga transfer diturunkan dari Rp 250,-
menjadi Rp 226,56 sehingga usulan untuk menjual sejumlah 160.000 unit bisa
dipertimbangkan.
Di lain pihak, Divisi I dapat mentransfer 125.000 unit ke Devisi II dengan Harga
Transfer = Rp 250,- per unit sehingga total Contribution Marginnya = 125.000 x (Rp 250-
Rp 100) = Rp18.750.00,- yang memang cenderung menguntungkan dirinya (Divisi I). Karena
itu, jika Divisi I diminta menjual sebanyak 160.000 unit, maka Contribution Margin yang
diharapkan Rp 18.750.000,- atau Rp 117,19,- per unit yang berarti Harga Transfer (HT):
HT = Rp 217,19,-
Dengan demikian terdapat peluang negosiasi yang kondusif bagi Divisi I dan II jika
Manajemen menghendaki usulan Bagian Litbang diterima, yaitu:
2. Nio Company merupakan perusahaan otomotif yang berpusat di korea. Perusahaan ini
melihat potensi untuk meningkatkan laba setelah mencermati adanya perbedaan tarif pajak
antara korea dan indonesia (Tax Defferentiation). Karena itu didirikan anak perusahaan
(Sister Company)-berkedudukan di Indonesia-bernama PT Huberta. Saham anak perusahaan
ini 75% dimiliki Nio Co. dan 25% dimiliki Tuan Harsuto. Kebijakan bisnis Nio Co. sebagai
berikut :
Jika diasumeikan produk yang dijual oleh Nio Co 1.000 unit, maka perbandingan laba
setelah dan sebelum melakukan Transfer Princing serta perhitungan "profit sharing"
(pembagian laba) antara perusahaan induk dan anak sebagai berikut:
Laba bersih Nio Co, seandainya tidak melakukan Transfer princing, sebesar Rp
240.000.000 + Rp 960.000.000 = Rp 1.200.000.000,- setelah melakukan Transfer
PrincingPrincing, laba yang dicapai relatif lebih besar, yaitu Rp 4.496.000.000,- Selanjutnya,
jika diadakan profit sharing antara para pemegang saham, maka bagian mereka masing-
masing sebagai berikut:
Tujuan pengukuran penggunaan aset merupakan analogi dari tujuan pusat laba yaitu:
1. Untuk memberikan informasi yang berguan dalam membuat keputusan yang bagus
mengenai aset yang digunakan dan untuk memacu para manajer.
2. Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.
Memfokuskan diri pada laba tanpa mempertimbangkan aset yang digunakan untuk
menghasilakn laba tersebut tidaklah mencukupi untuk proses pengendalian. Kecuali untuk
beberapa jenis organisasi jasa tertentu yang jumlah modalnya tidak signifikan, tujuan penting
dari sebuah perusahaan yang berorientasi pada laba adalah untuk menghasilkan tingkat
pengambalian (return) yang memuaskan atas modal yang digunakan.
Pihak manajemen senior akan sulit untuk membandingkan kinerja laba dari suatu unit
usaha dengan unit usaha yang lain, atau dengan unit yang sama di perusahaan lain kecuali
jumlah akriva yang digunakan ikut diperhitungakan. Membandingkan perbedaan laba yang
mencolok tidak akan berarti jika unit usaha yang menggunkan sumber daya yang berbeda;
dengan kata lain, semakin banyak sumber daya yang digunakan, seharusnya semakin besar
laba yang di peroleh. Perbandingan semacam ini digunakan untuk menilai kinerja manjer unit
usaha dan untuk memutuskan cara pengalokasian sumber daya.
1. Mereka harus menghasilkan laba yang mencukupi dari sumber daya yang digunakan.
2. Mereka dapat menggunakan sumber daya tambahan hanya jika pengguna tersebut
menghasilkan tingkat pengemballian yang memadai.
Tujuan dari menghubungkan laba dengan investasi adalah untuk memotivasi para manajer
unit usaha guna mencapai sasaran-sasaran tersebut diatas.
Tingkat pengembalian atas investasi (ROI) adalah suatu rasio perbandingan. Pembilangnya
(numerator) adalah pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan. Penyebutnya
(denominator)adalah aset yang digunakan.
Nilai tambahan ekonomi (EVA) adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh
dengan mengurangkan beban moral (capital charge) dari laba operasi bersih (net operating
profit). Beban moral diperoleh dari perkalian antara jumlah aset yang digunakan dengan
suatu tingkat tarif (rate).
Dalam memutuskan dasar investasi apa yang digunakan untuk mengevaluasi pusat
investasi, kantor pusat menanyakan dua hal: Pertama, praktik-praktik apa saja yang akan
membuat para manajer unit usaha menggunakan aset mereka dengan efisien dan untuk
mendapatkan jumlah dan jenis yang tepat dari aset tetap? Kedua, praktik-prakti apa saja yang
paling baik mengukur kinerja suatu entitas ekonomi?
Kas
Hampir semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat
memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha
memegang saldo kas yang dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan antara arus aks
masuk dan arus kas keluar. Saldo kas unit usaha mungkin hanya akan merupakan “selisih”
antara penerimaan dan pengeluran harian. Akibatnya, saldo kas pada tingkat unit usaha
cenderung jauh lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas yang diperlukan, jika unit usaha
merupakn suatu perusahaan independen.
Beberapa perusahaan mengabaikan unsur kas dalam investais. Alasannya karena jumlah kas
tersebut mendekati kewajiban lancar. Jika demikian, jumlah piutang dan perusahaan akan
mendekati jumlah modal kerja (working capital).
Piutang
Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung, melalui
kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan, dan secara langsung, melalui penetapan
persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit, serta melalui
wewenang mereka dalam menagih kredit yang telah jatuh tempo. Unsur piutang sering
dimasukan pada saldo aktual akhir periode, meskipun rata-rata antar periode secara konsep
merupakan ukuran yang lebih baik atas jumlah yang seharusnya dikaitkan dengan laba.
Memasukan unsur piutang pada harga jual atau harga pokok penjualan merupakan hal yang
masih diperdebatkan. Suatu pihak berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam
piutang hanya sebesar harga pokok penjualan dan bahwa tingkat pengembalian yang
memuaskan atas investasi ini mungkin sudah mencukupi. Dilain pihak, unit usaha dapat
menginvestasikan kembali uangyang diperoleh dari piutang, sehingga piutangharus
dimasukkan pada harga jualnya. Alternatif yang lebih sederhana yaitu, memasukan piutang
pada nilai buku, yang merupakan harga jual dikurangi penyisihan atas piutang tak teragih.
Jika unit usaha tersebut tidak mengendalikan kredit maupun penagihannya, maka piutang
dapat dihitungberdasarkan suatu rumus yang konsisten dengan periode pembayaran normal.
Persediaan
Persediaan dicatat pada jumlah akhir periode meskipun rata-rata antarperiode lebih baik
secara konsep. Jika perusahaan menggunakan metode LIFO untuk tujuan akuntansi
keuangan, maka metode penilaian lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha,
karena saldo persediaan LIFO cenderung sangat rendah padapeiode terjadinya inflasi. Dalam
kondisi-kondisi tersebut, persediaan sebaiknya dinilai pada biaya standar rata-rata, dan biaya
yang sama sebaiknya digunakan untuk mengukur harga pokok penjualan pada laporan laba
rugi unit usaha.
Jika persediaan barang dalam proses didanai melalui pembayaran dimuka atau pembayaran
cicilan dari konsumen, seperti yang biasa terjadi jika barang tersebut membutuhkan waktu
porduksi yang lama. Pembayaran tersebut akan dikurangi dari jumlah persediaankotor, atau
dilaporkan sebagai kewajiban.
Jumlah EVA dalam tahun-tahun selanjutnya akan meningkat seiring dengan penurunan nilai
buku dari mesin tersebut. Kenaikan EVA setiap tahunnya tidak mencerminkan perubahan
ekonomi yang sebenarnya. Meskipun tampaknya terjadi kenaikan profitabilitas secara
konstan, namun sebenarnya tidak ada perubahan profitabilitas pada tahun setelah mesin
tersebut dibeli. Unit usaha yang memiliki aset yang sudah tua, atau yang sudah sepenuhnya
disusutkan, akan cenderung melaporkan EVA yang lebih besar daripada unit usaha yang
memiliki aset yang lebih baru.
Jika profitabilitas diukur dengan ROI, maka akan terjadi ketidakkonsistenan yang sama.
Terbukti bahwa jika aset yang telah disusutkan dimasukan ke dalam dasar investasi pada nilai
buku bersih, maka profitabilitas unit usaha tersebut akan dinyatakan secara
salah (misstated) pada nilai buku bersih, dan para manajer unit usaha tidak akan termotivasi
untuk mengambil keputusan akuisisi yang tepat.
Penyusustan Anuitas
Jika penyusutan ditentukan oleh metode anuitas, dan bukan oleh metode garis lurus, maka
perhitungan profitabilitas unit usaha akan menunjukan EVA dan ROI yang tepat, karena
metode penyusutan anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian investasi yang implisit
dalam perhitungan nilai sekarang. Penyusutan anuitas merupakan kebalikan dari penyusutan
yang dipercepat, di mana jumlah penyusutan tahunan adalah rendah pada tahun-tahun
pertama ketika nilai investasinya masih tinggi dan meningkat setiap tahunnya seiring dengan
menurunnya nilai investasi; tetapi pengembalian hasil tetap konstan.
Permasalahan utama dalam menggunakan nilai-nilai nonakuntasi adalah bahwa nilai tersebut
cenderung subjektif, dibandingkan dengan nilai-nilai akuntansi, yang tampak lebih objektif
dan umumnya tidak menimbulkan pertentangan. Akibatnya, data akuntansi memiliki aura
realitas bagi manajemen operasi.
Masalah yang berkaitan dengan penggunaan jumlah nonakuntansi dalam sistem internal
adalah bahwa proftabilitas unit usaha tidak akan konsisten dengan profitabilitas perusahaan
yang dilaporkan kepada para pemegang saham. Persoalan lain dalam menggunakan nilai
pasar sekarang adalah memutuskan bagaimana menentukan nilai ekonomis.
Beban Modal
Kantor pusat korporat menentukan tarif yang digunakan untuk menghitung beban modal.
Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi daripada tarif korporat untuk pendanaan dengan utang
karena dana yang terlihat merupakan campuran antara utang da modal berbiaya lebih tinggi
(higher-cost equity). Biasanya, terif tersebut ditetapkan dibawah estimasi biaya modal
perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada diatas nol.
Survei-survei Praktik
Kebanyakan perusahaan memasukan unsur aset tetap ke dalam dasar investasi pada nilai
buku bersih. Perusahaan-perusahaan tersebut melakukannya karena ini merupakan jumlah
dengan mana aset tersebut dicatat dalam laporan keuangan, dan oleh karenanya, sesuai
dengan laporan keuangan tersebut mencerminkan jumla mondal yang digunakan dalam divisi
tersebut.
Hampir semua perusahaan yang mempunyai pusat investasi mengevaluasi unit-unit usahanya
berdasarkan ROI, dibandingkan yang menggunakan EVA. Ada tiga keuntungan ROI.
Pertama, ROI merupakan pengukuran yang komprehensif dimana semua mempengaruhi
laporan keuangan tercermin dari rasio ini. Kedua, ROI mudah dihitung, mudah dipahami, dan
sangat berarti dalam pengertian absolut. Ketiga, ROI merupakan denominator yang dapat
diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpa
mempedulikan ukuran dan jenis usahanya. Kinerja dari unit yang berbeda dapat saling
dibandingkan. Selain itu, data ROI pesaing bersedia sehingga dapat dijadiakan sebagai dasar
perbandingan.
Pendekatan EVA memiliki empat keunggulan diabanding ROI. Pertama, dengan EVA
seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi. Di lain
pihak, pendekatan ROI memberiakn insentif yang berbeda untuk investasi diantara unit-unit
usaha. Kedua, keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat
menurunkan laba keseluruhan. Ketiga, tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan
untuk jenis aset yang berbeda pula. Keempat, EVA berlawanan dengan ROI, memiliki
korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan.
Para pemegang saham merupakan pemilik kepentingan yang penting dalam perusahaan. Ada
beberapa alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat penting bagi
perusahaan: a). Mengurangi risiko pengambilalihan (takeover); b). Menciptakan nilai tukar
unutk agresivitas dalam merger dan akuisisi, dan c). Mengurangi biaya modal, sehingga
memungkinkan investasi yang lebih cepat untuk pertunbuhan masa depan. Jadi,
mengoptimalkan nilai pemegang saham merupakan tujuan penting bagi suatu perusahaan.
Mandat terbaik untuk nilai pemegang saham pada tingkat unit usaha adalah meminta para
manajer unit usaha untuk menciptakandan meningkatkan EVA. EVA diukur dengan cara
sebagai berikut:
dengan
Investasi dalam aset tetap dikendalikan oleh proses anggaran modal sebelun
terjadinya dan oleh audit setelah penyelesaian untuk menentukan apakah ada arus kas yang
diantisipasi terwujud. Hal tersebut jauh dari memuaskan karena penghematan atau
pendapatan aktual dari akuisisi aset tetap tidak dapat diidentifikasikan.