Anda di halaman 1dari 6

Nama : Miftahul Lutfi Andrian

NIM : 18108241145
Kelas : 4 D

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TA. 2019/2020

Etika Pendidikan

1. Jelaskan a) Perbedaan konsep antara Etika, Moral, Etika Pendidikan, dan Etika dalam
Pendidikan disertai contoh masing-masing, dan b) jelaskan: mengapa mahasiswa FIP perlu
menguasai ilmu Etika Pendidikan.
a. Moral adalah sesuatu yang ada pada diri kita dalamsuasana kebatinan. Jadi kaitannya
dengan etika adalah orang dengan moral yang baik akan diwujudkan dalam perilakunya
yang baik. Sedangkan orang dengan moral yang jelek maka akan dewujudkan dengan
perilakunya yang jelek. Jadi moral diwujudkan dalam sebuah etika. Etika adakah
ketaatan pada suatu komponen kebatinan yang menyadari dalam hal bertindak.
Misalnya seorang dokter hewan mempunyai etika bahwa mereka tidak boleh praktik
kepada manusia. Kalau dia melanggar hal tersebut maka iya disebut melanggar etik.
Contoh moral adalah membuang sampah pada tempatnya. Saling menyapa saat
bertemu, toleransi umat beragama dan lain-lain.
Sedangkan Etika pendidikan adalah refleksi tentang standar norma tentang bagaimana
sebaiknya pendidikan berjalan sehingga memberi tekanan untuk memelihara kesadaran
nilai tinggi dalam memberi layanan pendidikan. Tujuan dari etika pendidikan mengacu
pada ideal moral dalam pluralitas. Contohnya adalah kurikulum, fasilitas pendidikan,
serta proses belajar mengajar keterampilan afektif, dan lain-lain. Sedangkan etika dalam
pendidikan adalah pendidikan suatu etika yang diterapkan dalam dunia pendidikan.
Contohnya kode etik guru, pengajaran tentang baik-buruk, mendidik siswa tentang
semua hal positif.
b. Karena mahasiswa FIP dibentuk sebagai calon pendidik profesional yang tidak hanya
mengandalkan kemampuan kognitifnya namun juga afektif dan psikomotor yang aktif
sehingga mempunya karakter yang kuat sebagai seorang guru. Tujuannya untuk
menjadi tenaga kependidikan yang menjadi tauladan bagi siswa dan orang lain.
Sehingga tujuan dari pendidikan dapat terwujud atas dasar etika yang baik. Etika
pendidikan juga akan mencegah mahasiswa FIP melakukan perbuatan yang melenceng
dari batasan pendidikan sebagaimana calon seorang tenaga kependidikan.

2. Jelaskan atau deskripsikan: a) perilaku etis (sesuai etika pendidikan) seperti apa yang harus
(wajib) dimiliki oleh pendidik dan tenaga kependidikan baik dalam pelaksanaan tugas
profesinya maupun dalam hidup bermasyarakat, dan b) jelaskan bentuk-bentuk pelanggaran
etika yang dilakukan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang melanggar etika pendidikan
baik yang tergolong perlu diberikan sangsi hukum pidana maupun sangsi sosial (lebih bagus
disertai bukti hasil penelitian)
a. Perilaku etis guru adalah perilaku yang sebaiknya dimiliki oleh seorang tenaga
kependidikan. Dalam pelaksanaan tugasnya sebaiknya guru mempunya perilaku
diantaranya;

 Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia


pembangunan yang ber-Pancasila.
 Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing
 Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang
anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
 Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
 Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
 Guru secara sendiri dan/atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
 Guru menciptakan dan memelihara hubungan antarsesama guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
 Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
 Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.

Guru sebaiknya melakukan tugasnya sebagai pendidik dengan mematuhi kode etik guru
yang tercantum dalam undang-undang dan mengembangkan sikap pendukung seperti
berwibawa, kebijaksanaan dan kesopan-santunan.
b. Bentuk-bentuk pelanggaran etika guru dari paling ringan adalah guru yang tidak
disiplin. Sanksi dari pelanggaran ini berupa teguran dan peringatan secara sosial.
Sedangkan pelanggaran etika guru paling berat adalah kasus-kasus yang sudah
berkaitan dengan hukum seperti; pencabukan, pembunuhan, kekerasan, dan lain-lain.
Sanksi yang diterima beripa sanksi pidana yang sudah ditetapkan sesuai undang-undang
yang berlaku.
3. Kekerasan terhadap anak di sekolah dapat berbentuk: kekerasan fisik, kekerasan psikhis-
mental/emosional, kekerasan seksual, kekerasan pengabaian dan penelantaran, dan kekerasan
ekonomi, lalu: a) jelaskan pengertian masing-masing kekerasan tersebut disertai contoh faktual
yang (mungkin atau sering) dilakukan oleh pendidik dan/atau tenaga kependidikan di dalam
atau di luar sekolah, dan b) analisislah secara kritis batas-batas pelanggaran etikanya dari
perspektif ilmu Etika Pendidikan dan sangsi-sangsi yang patut diberikan berdasarkan hukum
pidana maupun hukum sosial (sangsi sosial).
Menurut saya:
a. Penjelasan mengenai beberapa jenis kekerasan
 Kekerasan fisik
Kekerasan fisik merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dengan
maksud melakukan kontak fisik sebagian atau seluruh anggota tubuh korban
sehingga mengakibatkan terluka. Bentuk-bentuk kekerasan fisik antara lain;
pemukulan, pembacokan, penyambukan, dan lain-lain. Kekerasan fisik dapat
terjadi pada setiap orang tak terkecuali guru dengan siswanya. Banyak kasus
kekerasan fisik di Indonesia yang melibatkan guru dengan siswanya. Guru yang
menarik telinga siswanya sendiri dapat dikatakan kekerasan fisik. Padahal hal
tersebut tidak bermaksud akan menyakiti siswa bahkan guru melakukannya
dengan tujuan baik agar siswanya mau merubah sikap atau tingkah lakunya
menjadi lebih baik lagi. Namun semua itu sudah dapat dikategorikan sebagai
tindakan melanggar hukum.
 Kekerasan psikhis-mental/emosional
Kekerasan psikhis-mental/emosional adalah kekerasan yang menyerang pada
kejiwaan korban sehingga terjadi perubahan pada mental dan emosional korban.
Kejiwaan sangat erat kaitannya dengan otak (pikiran) dan hati (perasaan).
Keduanya saling berhubungan yang akan menentukan kepribadian seseorang.
Hati yang menerima perlakuan tidak menyenangkan akan menghasilkan
pemikiran bahwa dirinya tidaklah berharga dan kurang dipedulikan. Dimulai
dari sini pemikiran tersebut akan mempengaruhi cara bertingkah laku dan
memposisikan diri. Ada dua kemungkinan korban akan melakukan pembatasan
diri terhadap dunia luar sehingga menghasilkan pribadi yang tertutup, serta
sebaliknya korban akan melakukan pelampiasan diri dengan melakukan
perbuatan diluar nalar yang cenderung ekstrim. Kasus paling sering dalam
pendidikan atara guru dengan siswanya adalah perkataan guru terhadap siswa
yang tidak menyenangkan sehingga melukai perasaannya. Guru mungkin tidak
sadar karena terbawa suasana saat pembelajaran yang berlangsung. Akan tetapi
setiap perkataan yang dilontarkan guru bisa jadi melukai hati siswanya.
Perkataan seperti; bodoh, otak udang, dan lain-lain dapat memicu perasaan tidak
menyenangkan yang dapat menyerang psikis siswa.
 Kekerasan seksual
Bentuk perbuatan dan tutur kata yang merendahkan dan mengarah pada hal-hal
seksual yang merugikan salah satu pihak hingga menimbulkan rasa malu, takut,
sedih, merasa tersinggung hingga depresi hebat. Kekerasan bisa terjadi kepada
anak hingga orang tua. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya;
ekonomi, sosial dan budaya. Contoh faktualnya adalah kekerasan seksual guru
olah raga saat praktikum kepada siswanya. Kekerasan seksual dapat terjadi
dilingkungan sekolah. Oknum guru yang tidak profesional dalam menjalankan
pekerjaannya menjadi faktor utamanya. Yang sering menjadi sorotan
masyarakat adalah guru olah raga. Karena perannya sebagai guru olah raga yang
berhubungan dengan kemampuan tubuh maka sering menimbulkan kasus
kekerasan sosial guru terhadap siswanya. Eksploitasi seksual hingga pencabulan
menjadi ancaman bagi siswa.
 Kekerasan pengabaian dan penelantaran
Perilaku tidak memberikan perhatian terhadap seseorang hingga dirinya menjadi
dikucilkan dan terasingkan. Faktor yang mempengaruhi antara lain; ekonomi,
sosial dan budaya. Ekomoni yang kurang mengakibatkan seseorang
menelantarkan orang lain demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada
masyarakat yang memiliki tingkat sosial rendah juga tidak akan menghiraukan
urusan orang lain termasuk terhadap orang yang terlantar. Budaya telah berubah
seiring perkembangan zaman sehingga membutakan orang akan rasaempati
terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan. Hal itulah yang menjadi
penyebab maraknya kasus kekerasan pengabaian dan penelantaran.
Contoh faktualnya adalah penelantaran anak usia sekolah. Penelantaran terhadap
anak sering terjadi pada akhir-akhir ini. Anak hasil hubungan gelap atau seks
bebas hingga keadaan ekonomi yang lemah menjadi faktor utamanya. Banyak
anak usia sekolah yang lebih memilih bekerja untuk menyukupi kebutuhan
hidupnya. Tidak ada orang yang mau menolong dan memperhatikan dia
termasuk guru dan lembaga kependidikan. Seharusnya mereka yang menjadi
pelopor terhadap pemenuhan pendidikan 9 tahun terhadap anak-anak Indonesia.
Namun hanya sedikit yang mampu bergerak untuk semua itu.
 Kekerasan ekonomi
Pembatasan terhadap usaha menghasilkan keuntungan ekonomi seseorang atau
menggunakan kekuatannya untuk mengeksploitasi kemerdekaan seseorang demi
keuntungan ekonomi pribadi. Contohnya guru yang suka melakukan
pemungutan terhadap orang tua siswa.
b. Analisis
 Kekerasan fisik
Bentuk pelanggarannya adalah kekerasan terhadap siswa yang menyangut fisik.
Hukuman dapat berupa sanksi sosial seperti peringatan dan teguran hingga
pemindahan tugas. Namun apabila sudah menyangkut pada kekerasan yang
secara hukum masuk pada pelanggaran hukum pidana, maka sanksinya dapat
berupa pemberhentian dan pemecatan bahkan kurungan penjara.
 Kekerasan psikis
Kekerasan yang menyerang kejiwaan siswa. Batasan-batasan keciwaan adalah
menyangkut perasaan dan pemikiran siswa. Sanksi yang dapat diterapkan berupa
sanksi sosial seperti teguran dan peringatan keras.
 Kekerasan seksual
Oknum guru yang melakukan kejahatan seksual terhadap siswanya menurut
saya tidak layak mendapatkan ampun. Batasan-batasannya sudah menyangkut
seksualitas yang sangat tidak pantas dilakukan dalam dunia pendidikan. Sanksi
tegas berupa hukum pidana dan kurungan sangat tepat digunakan.
 Kekerasan pengabaian dan penelantaran
Tenaga kependidikan pengabaian terhadap hak anak mendapatkan pendidikan.
Sanksinya berupa perasaan bersalah hingga sanksi sosial
 Kekerasan ekonomi
Tenaga kependidikan yang mengabaikan ekonomi dan melakukan pemanfaatan
ekonomi. Sanksinya berupa sanksi sosial apabila ringan dan apabila berat dan
merugikan banyak dapat diangkat menjadi sanksi pidana.

Anda mungkin juga menyukai