Kelompok 1 - PUK - Praktikum Jumat

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

Hari, Tanggal : Jumat, 19 Maret 2021 Dosen : 1. Prof. Dr. Ir. Hj. Iman Rahayu H.S., MS

Mata Kuliah : Produksi Unggas Komersial 2. Eka Koswara, S.Pt

3. Laeli Komalasari, S.Pt., M.Si

Praktikum Ke-6 Asisten : Amelia Kamila Islami (D14180099)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEMPAT MINUM NIPPLE


DAN PARALON PADA AYAM FASE PRODUKSI DI GLOBAL
BUWANA FARM

KELOMPOK 1

Saffanah Akbariyah Ula D14190035


Farah Syifa Andini D14190046
Faula Agustin D14190049
Andwi Russpita D14190066
Jenit Morisca D14190069
Muhammad Fakhrurozi D14190070
Descha Thasya D14190071
Rezha Wahyu Pratama D14190080
Qonita Rahmah D14190085

TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK


DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2021
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ayam ras petelur adalah ayam ras final stock yang dihasilkan dari ayam ras bibit
parent stock (Rahayu et al., 2011). Ayam petelur yang sekarang kita kenal adalah strain
ayam yang mampu bertelur sebanyak 300 butir lebih per tahunnya. Ayam-ayam itu pada
dasarnya ayam ras yang merupakan ayam hasil perkawinan silang (silang dalam
maupun silang luar) antara bangsa berbagai bangsa ayam hutan. Ayam hutan merah
(Galus-galus bankiva), ayam hutan ceton (Galus lafayetti), ayam hutan abu-abu (Galus
soneratti), dan ayam hutan hijau (Galus varius, Galus javanicus) (Abidin Z, 2003).
Ayam petelur dijadikan pilihan dalam beternak karena dirasa ayam ras petelur
merupakan jenis ayam yang memiliki laju pertumbuhan sangat pesat dan kemampuan
berproduksi telur yang tinggi. Teknik manajemen pemeliharaan ayam ras petelur yang
sesuai sangat diperlukan untuk mencapai hasil produksi yang optimal.
Salah satu industri perunggasan yang memiliki peran penting dalam penyediaan
protein hewani masyarakat adalah peternakan ayam ras petelur yang menghasilkan
produk telur konsumsi. Salah satu peternakan yang dikembangkan untuk menunjang
protein hewani adalah peternakan ayam ras petelur (Ardhiana et al, 2014). Menurut
Widyantara dan Ardani (2017), peternakan ayam petelur memiliki peluang untuk
dikembangkan. Purwaningsih (2014) menyatakan bahwa dalam dunia perunggasan,
usaha peternakan ayam ras petelur mengalami perkembangan yang pesat dan umumnya
bersifat komersial. Untuk mencapai keuntungan perlu adanya langkah upaya, salah satu
diantaranya dengan mengetahui kelayakan suatu usaha peternakan ayam petelur.
Global Buwana Farm merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang usaha peternakan ayam ras petelur di Kota Bogor. Aspek yang diamati di
peternakan tersebut adalah manajemen pemberian minum pada ayam fase produksi.
Tempat minum yang digunakan di peternakan Global Buwana Farm adalah tempat
minum nipple dan paralon. Diperlukan suatu analisa manajemen pemberian minum
pada Global Buwana untuk mengetahui apakah manajemen yang dilakukan sudah baik
dan benar atau belum dan juga melihat keefektifan tempat minum nipple dan paralon.

Tujuan

Mengetahui manajemen pemberian minum dan keefektifan penggunaan tempat


minum nipple dan paralon pada ayam fase produksi.
MATERI DAN METODE

Alat
Laptop, Handphone, Motor dan Kandang Ayam Petelur Global Buwana Farm.

Bahan
Jurnal dan hasil wawancara di Kandang Ayam Petelur Global Buwana Farm.

Prosedur
Membuat perjanjian waktu bertemu dengan pemilik Kandang Global Buwana
Farm lalu datang untuk mewawancara mengenai Manajemen Pemeliharaan disana.
Hasil wawancara diolah dan ditentukan topik intinya dengan diskusi kelompok. Dan,
mencari referensi lain dengan jurnal ilmiah. Lalu, membentuk laporan praktikum.
TINJAUAN PUSTAKA

Ayam Petelur

Ayam ras petelur merupakan hasil persilangan berbagai perkawinan silang dan
seleksi yang sangat rumit dan diikuti dengan upaya perbaikan manajemen pemeliharaan
secara terus menerus.Akibatnya ayam ras petelur bisa di sebut hewan ternak yang
cengeng kesalahan dari segi pemeliharaan akan mengakibatkan kerugian yang tidak
sedikit (Abidin, 2004). Tipe ayam petelur ada dua, yaitu tipe ringan dan tipe sedang.
Ayam tipe ringan khusus di kembangkan untuk bertelur saja. Ciri ayam tersebut badan
ramping, kecil, mata bersinar, dan bercengger merah darah. Ayam tipe ini di pelihara
untuk di ambil telurnya sehingga bentuk ayam ini relatif kecil apabila di bandingkan
dengan ayam tipe medium. Ayam tipe medium di kembangkan untuk produksi telur dan
di ambil dagingnya sehingga ayam ini memiliki bobot badan lebih berat dari pada ayam
tipe ringan (Rasyaf, 1994). Ayam petelur memiliki sifat nervous (mudah terkejut ),
bentuk tubuh ramping, cuping telinga berwarna putih, produksi telur tinggi (200 butir /
ekor / tahun ), efisien dalam pengunaan ransum untuk membentuk telur, tidak memiliki
sifat mengengram (Sudarmono, 2003).

Manajemen air minum

Air minum adalah kebutuhan yang sangat penting bagi semua mahkluk hidup
termasuk ternak. Bentuk tempat air minum berpengaruh terhadap tingkat konsumsi air
minum yang dikonsumsi oleh ayam petelur. Ada 2 macam bentuk tempat air minum,
yaitu: nipple dan paralon. Konsumsi air minum pada ayam petelur sangat dipengaruhi
oleh tingkat produksi, jumlah pakan yang dikonsumsi, kesehatan ayam, dan temperature
lingkungan. Air yang dipergunakan untuk kepentingan peternakan dan kesehatan
hewan harus memenuhi persyaratan baku mutu air sesuai dengan peruntukannya
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Peternakan Dan
Kesehatan Hewan). Menurut Risnajati (2011) Air minum yang diberikan pada ayam
petelur harus cukup dan baik kualitasnya. Ketersediaan air minum salah satunnya
dipengaruhi oleh bentuk tempat air minum yang dikonsumsi untuk ternak. Dalam
kondisi seperti ini diperlukan air minum dalam jumlah yang cukup agar produksi dan
pertumbuhan optimum tetap tercapai

Nipple Drinker

Nipple Drinker merupakan tempat minum modern saat ini yang memiliki sistem
otomatis atau sistem tertutup. Tempat minum ini bisa digunakan sejak ayam umur muda
(DOC) hingga dewasa. Tak jarang, untuk mendapatkan performa ayam yang optimal,
peternak dianjurkan menggunakan tempat minum jenis ini. Ketinggian pemasangan
nipple harus disesuaikan dengan tekanan air dan tinggi badan ayam. Secara umum,
ketinggian ujung nipple hanya cukup untuk dijangkau paruh ayam dalam posisi berdiri
dengan telapak kaki rata di lantai. Jangan sampai nipple dipasang terlalu rendah hingga
ayam membungkuk.

Paralon

Penggunaan paralon ayam petelur dapat minum secara leluasa tanpa harus
mematuk dan pada suhu tinggi ayam akan mengalami panting (megap-megap) untuk
mengeluarkan suhu panas dalam tubuh karena itu ayam petelur akan mengonsumsi air
lebih banyak untuk mengurangi suhu panas dalam tubuh. Kelemahan tempat minum
seperti ini adalah banyaknya pakan yang terbuang ditempat minum oleh karena itu
sebagian besar peternak kita beralih ke nipple .
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Sistem Tempat Minum di Global Buwana Farm


No Kandang Sistem Minum

1 Kandang A Sistem Paralon

2 Kandang B Sistem Paralon

3 Kandang C Nipple Drinker

4 Kandang D Nipple Drinker

5 Kandang E Nipple Drinker

6 Kandang F Nipple Drinker

Pembahasan

Global Buwana Farm memiliki enam kandang ayam petelur dengan tipe
panggung. Dalam pemberian minumnya, terdapat beberapa perbedaan pada setiap
kandang. Hal ini disebabkan karena pada awal memulainya, usaha ini dilakukan secara
bertahap dan dilakukan trial and error sehingga kandang yang dimiliki tidak semuanya
sama dan presisi. Enam kandang diberikan simbol alfabet, seperti kandang a, kandang
b, kandang c, kandang d, kandang e, dan kandang f. Kandang c, kandang d, dan
kandang f telah menerapkan sistem Nipple Drinker. Satu Nipple Drinker pada kendang f
dan kendang e diberikan untuk tiga ayam sedangkan pada kendang c satu Nipple
Drinker diberikan untuk dua ayam. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
kapasitas cage atau kandang baterai yang digunakan pada setiap kandang. Selain itu,
kendang a dan kendang b menggunakan sistem paralon pada pemberian minumya.
Dipasangkan paralon setengah lingkaran yang dipasangkan sepanjang kandang ayam
sehingga masing-masing ayam memiliki akses yang sama untuk minum. Pada
setiap paralon dilakukan pemasangan keran untuk mengisi air pada masing-masing
paralon. Selain itu, untuk memudahkan dalam melakukan pembersihan, pada setiap
ujung sisi paralon diberikan sebuah lubang sehingga air akan jatuh kedalam pipa saat
dilakukan pembersihan yang nantinya akan disalurkan kearah sungai yang berada
dibelakang farm.
Nipple Drinker merupakan tempat minum modern saat ini yang memiliki sistem
otomatis atau sistem tertutup. Keuntungan dari tempat minum ini adalah Kontaminasi
air pada tempat minum nipple jauh lebih rendah dibandingkan tempat minum manual
maupun semi otomatis, sehingga air tetap segar dan higienis. Pemborosan air juga
berkurang dan tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit serta lebih hemat waktu,
mengurangi penyebaran kuman dan bakteri lewat air minum, dan kandang ayam petelur
akan terlihat lebih rapih.

Selain itu, tempat minum nipple memberi keuntungan berupa tidak perlunya
pembersihan tempat minum setiap hari. Namun dari sisi kelemahan, tentu saja biaya
pembelian dan instalasinya cukup tinggi. Pembersihannya pun tergolong sulit karena
memerlukan teknik flushing yang rutin minimal seminggu sekali, terkadang nipple
sering tersumbat sehingga ayam dapat mengalami dehidrasi, Jika jarang atau tidak
dibersihkan nipple dan pipa dapat berlumut yang tentunya hal ini dapat menyebabkan
sarang penyakit.

Tempat minum manual dengan sistem paralon memliki kelebihan diantaranya


biaya investasi yang lebih murah serta instalasi yang mudah, cara membersihkan dan
merawat tempat minum ini juga jauh lebih mudah, dan jika terjadi biofilm, tempat
minum ini bisa dibersihkan hanya dengan mencucinya.

Sedangkan kekurangan dari tempat minum model ini yaitu ketersediaan air yang
terbatas, peternak harus mengisi ulang secara manual, mudah terpapar dan
terkontaminasi kotoran (misalnya sekam dan feses), tempat minum ini harus
dibersihkan setiap hari (ini merupakan pemborosan air), pembersihan dari tempat ini
memerlukan waktu yang lebih lama serta memerlukan pegawai yang lebih banyak
(Agar waktu serta tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu lama dan besar), air pada tempat
minum ini sering sekali tumpah membasahi pakan atau alas kadang akibat aktivitas
ayam yang berlebihan (Kholifah 2017).

Bentuk tempat air minum mempengaruhi tingkat konsumsi air minum pada
ayam petelur. Penggunaan tempat air minum pada paralon lebih efektif dibandingkan
dengan penggunaan nipple, penggunaan tempat minum nipple sering mengakibatkan
ayam mengalami kekurangan konsumsi air minum (Kolifah 2017). Penggunaan paralon
lebih efektif karena pemberian air minum dalam bentuk paralon menggunakan sistem
ad libitum sehingga air minum lebih mudah diakses dan ayam tidak mengalami
kekurangan konsumsi air minum, terutama saat suhu meningkat dan ayam
membutuhkan konsumsi air berlebih. Penggunaan tempat minum dalam bentuk paralon
dapat meningkatkan produktivitas dari ayam petelur karena dengan terpenuhinya
konsumsi air minum maka proses pertumbuhan pada ayam petelur tidak terhambat
(Risnajati 2011).

Penggunaan tempat minum nipple sering mengakibatkan ayam mengalami


kekurangan konsumsi air minum (Kolifah 2017). Kurangnya konsumsi air minum pada
ternak menyebabkan penurunan produktivitas dan pertumbuhan pada ayam petelur
terutama pada fase grower (Risnajati, 2011). Berbeda dengan penggunaan paralon ayam
petelur dapat minum secara leluasa tanpa harus mematuk dan pada suhu tinggi ayam
akan mengalami panting (megap-megap) untuk mengeluarkan suhu panas dalam tubuh
karena itu ayam petelur akan mengonsumsi air lebih banyak untuk mengurangi suhu
panas dalam tubuh. Konsumsi air minum pada periode pertumbuhan adalah 2 kali
konsumsi ransum (Risnajati, 2011).
SIMPULAN

Pengaruh penggunaan tempat minum nipple dan paralon pada Ayam Fase
Produksi di Global Buwana Farm memiliki pengaruh yang berbeda. Penggunaan tempat
minum manual dengan sistem paralon lebih efektif dari pada penggunaan Nipple
Drinker. Hal tersebut ditunjukkan dengan mudahnya akses bagi ayam untuk minum
sehingga tidak tidak terjadi penghambatan pertumbuhan ayam dan juga dapat
meningkatkan produktivitas dari ayam petelur.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z. 2003. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Petelur. Jakarta(ID):


Agromedia Pustaka.
Ardhiana et al. 2014. Efisiensi pemasaran telur ayam ras di kecamatan ringinrejo
kabupaten kediri. Jurnal Fakultas Peternakan. 2(1): 1-13.
Kolifah W. 2017. Pengaruh tempat minum nipple dan paralon terhadap awal produksi
fase grower ayam petelur. Jurnal Aves. 11(2): 52-55.
Purwaningsih DL. 2014. Peternakan ayam ras petelur di kota singkawang. JMARS:
Jurnal Mosaik Arsitektur. 2(2): 74-88.
Rahayu et al. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Jakarta(ID): Penebar Swadaya.
Widyantara INP dan Ardani IGAKS. 2017. Analisis strategi pemasaran telur ayam
(studi kasus di desa pesedahan dan bugbug, kabupaten karangaem). E-Jurnal
Manajemen Unud. 6(7): 3766-3793.
Risnajati D. 2011. Pengaruh Jenis Alat Pemanas Kandang Indukan terhadap Performan
Layer Periode Starter. Jurusan produksi Ternak. Universitas Bandung
Raya.Bandung.
Risnajati Dede.2011. Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda
Temperatur terhadap Performa Ayam Petelur Periode Grower.Sains Peternakan
Vol.9 No. 2. Bandung.
Sudarmono.2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur.Kanasius,Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai