Sejarah Peminatan
Sejarah Peminatan
KELAS: XI IPS 1
MAPEL: EKONOMI
_______________________________________________________________________
JAWABAN
A.PILIHAN GANDA:
1. A
2. D
3. A
4. E
5. E
7. C
9. C
10. A
B.ESAY:
1.Pembahasan
DI = PI – pajak langsung
Dimana :
PI = (NNI + transfer payment + dana sosial) – (pajak perseorangan + iuran jaminan sosial + iuran asuransi + laba
ditahan)
PNB = PDB + produk/pendapatan WNI di Luar Negri - produk/pendapatan WNA di dalam negeri.
PNB = PDB + produk/pendapatan WNI di Luar Negri - produk/pendapatan WNA di dalam negeri
= Rp 16.091,9
= Rp 16.091 – Rp 84 = Rp 16.007
DI = PI – pajak langsung
2.Pembahasan
GNP = GDP + produk/pendapatan WNI di Luar Negri - produk/pendapatan WNA di dalam negeri.
PI = (NNI + transfer payment + dana sosial) – (pajak perseorangan + iuran jaminan sosial + iuran asuransi + laba
ditahan)
DI = PI – pajak langsung
GNP = GDP + produk/pendapatan WNI di Luar Negri – produk/pendapatan WNA di dalam negeri
= (1.010 – 50) + 35
= 995
= 995 – 75 = 920
PI = (NNI + transfer payment + dana sosial) – (pajak perseorangan + iuran jaminan sosial + iuran asuransi + laba
ditahan)
DI = PI – pajak langsung
= 815 – 20 = 795
3. Penghitungan pendapatan nasional dengan metode pendapatan sebagai berikut (dalam jutaan).
R+W+I+元
US$36.400+ US$200.000+ US$33.500+
US$46.000 = US$315.900
Jadi, jumlah pendapatan nasional menggunakan pendekatan pendapatan sebesar US$315.900 juta.
4.Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai barang dan/atau jasa dalam suatu negara yang dihasilkan oleh
faktor-faktor produksi baik milik warga negara maupun orang asing yang tinggal di negara tersebut. Penghasilan
warga negara sendiri di luar negeri tidak diperhitungkan,sedangkan penghasilan orang asing yang bekerja di
negara tersebut masuk penghitungan. Gross National Product (GNP) dihitung dengan men-jumlahkan nilai
barang dan/atau jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara yang tinggal di dalam negeri
maupun yang berada diluar negeri, tetapi tidak termasuk orang asing yang tinggal di negara tersebut.
5.Contoh double counting sebagai salah satu kelemahan dalam perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan produksi adalah Harga pakaian jadi adalah Rp.50.000 sedangkan harga kapas Rp.10.000, harga
benang Rp. 20.000 dan harga kain Rp.30.000 terjadi double counting apabila semua harga produksinya adalah
Rp.50.000 +Rp. 20.000 +Rp. 10.000 + Rp.30.000 = Rp.100.000