Anda di halaman 1dari 27

MODUL PEMBELAJARAN

POLA BILANGAN

MATEMATIKA SMP KELAS VIII

DISUSUN OLEH :
IIS AWANDA WARDHANI, S.Pd
NIP. 199205092019032002
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT, saya mengucapkan syukur Alhamdhulillah atas nikmat dan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan Modul Pola Bilangan ini. Modul ini membahas tentang
1. Pengertian Bilangan dan Jenis-Jenis Pola Bilangan.

2. Barisan dan Deret Aritmatika

Penulis menyadari bahwa dalam kesuksesan proses penulisan modul ini berkat dukungan,
motivasi, bimbingan, arahan, petunjuk dan do’a dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Nugraha, S.Pd selaku Kepala Sekolah penulis, serta rekan
guru SMPN 5 Bayah yang telah membantu penulis

Penulis juga menyadari bahwa dalam modul ini masih terdapat banyak kekurangan, saran dan
kritik tentu penulis butuhkan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang sebesar-besarnya atas jasa,
kebaikan, dan bantuan serta do’a yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata penulis sampaikan
semoga modul ini akan bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca. Aamiin.

Saya berharap modul ini menjadi panduan belajar matematika yang tepat dan dapat meningkatkan
kreativitas siswa.

Bayah, ……………2020

Penulis,

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................... 1

Daftar isi.................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Peta Konsep.................................................................................... 3
B. Deskripsi......................................................................................... 3
C. Capaian Pembelajaran.................................................................... 3

BAB II URAIAN MATERI

A. Pola Bilangan ............................................................................. 5


B. Macam- macam Pola Bilangan
1. Pola Garis lurus..................................................................... 6
2. Pola Persegi Panjang............................................................. 6
3. Pola Persegi.......................................................................... 7
4. Pola Segitiga......................................................................... 7
5. Pola Bilangan Ganjil............................................................. 8
6. Pola Bilangan Genap............................................................. 8
7. Pola Bilangan pascal.............................................................. 9
8. Pola Bilangan Fibonacci......................................................... 9
C. Barisan Dan Deret Aritmatika
1. Barisan Aritmatika................................................................. 10
2. Deret Aritmatika.................................................................... 14
D. Tugas ............................................................................................. 17
E. Forum Diskusi............................................................................. 17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................... 19
B. Tes Formatif.................................................................................. 20
C. Rubrik Penilaian............................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 24

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. PETA KONSEP

Gambar. 1

B. DESKRIPSI
Dalam modul ini siswa akan mempelajari Pola Bilangan. Pada materi Pola Bilangan
mencakup Jenis-Jenis pola bilangan, barisan dan deret aritmatika. Pada modul ini selain materi
juga mencakup tugas dan forum diskusi untuk melatih kemampuan siswa, dibagian penutup
terdapat rangkuman ,tes formatif dan skor penilaian.

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Kompetensi Inti :
3.1 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
4.1 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang / teori.
Kompetensi Dasar
3.1 Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan
konfigurasi objek.
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan
bilangan dan barisan konfigurasi objek.
3
Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan :
1. Menemukan suku selanjutnya dari suatu barisan bilangan dengan cara menggeneralisasikan
pola bilangan sebelumnya.
2. Menyelesikan masalah tentang barisan dan deret aritmatika
3. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan menentukan suku berikutnya dari
suatu pola bilangan

4
BAB II

URAIAN MATERI

A. POLA BILANGAN

Pernahkah anda bermain ular tangga? Untuk dapat memainkan permainan ular tangga

anda memerlukan sebuah dadu. Jika anda perhatikan, di setiap dadu tersebut memiliki

bilangan-bilangan yang digambarkan dalam bentuk bulatan-bulatan kecil (disebut noktah atau titik)
seperti gambar berikut

Gambar.2

Bulatan-bulatan kecik tersebut mewakili bilangan-bilangan yang ditentukan. Satu

bulatan mewakili bagian 1, dua bulatan mewakili bilangan 2, dan begitu seterusnya hingga

enam bulatan yang mewakili bilangan 6. Uniknya, penulisan noktah-noktah tersebut ternyata

mengikuti pola yang didasarkan pada bentuk bangun datar atau bangun ruang.

Jika mengamati dadu tersebut, diurutkan dengan suatu aturan tertentu sehingga

bilangan-bilangan pada dadu tersebut membentuk suatu barisan. Jadi pola

bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan membentuk suatu

barisan bilangan yang teratur.

B. Macam-macam Pola Bilangan


1. Pola Garis Lurus
Pola Garis Lurus Penulisan bilangan yang mengikuti pola garis lurus merupakan pola bilangan
yang paling sederhana. Suatu bilangan hanya digambarkan dengan noktah yang mengikuti pola
garis lurus. Misalnya:

5
Mewakili 2
Mewakili 3

Mewakili 4

Gambar 3. Contoh pola bilangan garis lurus

2. Pola Persegi Panjang


Perhatikan gambar pola bilangan berikut :

2 6 12 ?
Gambar 4. Pola Bilangan Persegi Panjang

Pada pola ini, noktah-noktah disusun menyerupai bentuk persegi panjang.. Pada umumnya,
penulisan bilangan yang didasarkan pada pola persegi panjang hanya digunakan oleh bilangan
bukan prima. Pola bilangan persegi panjang adalah 2, 6, 12, 20,30... bilangan-bilangan tersebut
dihasilkan dari cara berikut :
1 x 2 =2
2x3=4
3 x 4 = 12
4 x 5 = 20 dan seterusnya.

Untuk menentukan pola ke-n digunakan rumus Un = n ( n + 1 )

Contoh : dari suatu barisan bilangan 2, 6, 12, 20,... tentukan pola bilangan persegi panjang ke 17 !
Jawab :
Un = n ( n + 1 )
U17 = 17 ( 17 + 1 )
= 17 ( 18 )
= 306

6
3. Pola Persegi

Gambar. 5 Pola bilangan Persegi


Perhatikan gambar pola bilangan di atas. Pada gambar noktah – noktah membentuk sebuah
persegi dengan jumlah yang berbeda – beda. Pola bilangan persegi adalah 1,4,9,16,25,... bilangan –
bilangan tersebut diperoleh dari kuadrat bilangan asli, dimulai dari 1:
12 = 1
22 = 4
32 = 9 dan seterusnya

Untuk menentukan Suku ke – n dari pola bilangan persegi bisa menggunakan rumus : Un = n2

Contoh : Tentukan pola bilangan persegi ke 12 dari bilangan-bilangan 1,4,9,25,...

Jawab :

U12= 122

= 144

4. Pola Segitiga
Perhatikan gambar dibawah.

.....
1 3 6 10

Gambar. 6 Pola Bilangan Segitiga


Gambar diatas merupakan contoh pola segitaga, karena noktah- noktah nya membentuk
segitiga.. Bilangan yang mengikuti pola segitiga dapat dituliskan sebagai berikut :
1,3,6,10,15,21,... bilangan-bilangan itu hasil dari penjumlahan bilangan cacah berurutan yang
dimulai dari 0 :
0+1=1
0+1+2=3
0 + 1 + 2+ 3 = 6
0 + 1 + 2+ 3+ 4 = 10 dan seterusnya.

Bagaimana apabila kita harus menemukan pola ke- 50? Untuk menenukan pola ke 50 kita
bisa menggunakan rumus pola bilangan segitiga yaitu :Un = ½ n ( n + 1 )

7
Contoh : Tentukan pola bilangan ke 18 dari barisan bilangan-bilangan 1,3,6,10,15,..!

Jawab : Un = ½ n ( n + 1 )

U18 = ½ . 18 ( 18 + 1)

= 9 ( 19)

= 171

5. Pola Bilangan Ganjil


Perhatikan gambar dibawah ini.

1 3 5 7
Gambar. 7 Pola Bilangan Ganjil
Gambar di atas menunjukkan pola bilangan ganjil. Pola bilangan ganjil memiliki aturan
sebagai berikut.
a. Bilangan 1 sebagai bilangan awal.
b. Bilangan selanjutnya memiliki selisih 2 dengan bilangan sebelumnya.
Bilangan ganjil memiliki pola 1, 3, 5, 7, 9,... Rumus pola bilangan ganjil : Un = 2 n – 1
Contoh :
Diketahui barisan bilangan-bilangan 1,3,5,7,9,... tentukan pola bilangan ganjil ke 15 !
Jawab : Un = 2n – 1
U15 = 2. 15 – 1
= 30 -1
= 29

6. Pola Bilangan Genap


Perhatikan gambar di bawah.

Gambar. 8 Pola Bilangan Genap

Berdasarkan gambar di atas di dapat pola bilangan 2, 4, 6,... Pola tersebut membentuk
suatu pola bilangan genap. Pola bilangan genap memiliki aturan sebagai berikut.
a. Bilangan 2 sebagai bilangan awal.
b. Bilangan selanjutnya memiliki selisih 2 dengan bilangan sebelumnya.
Untuk menentukan rumus suku ke- n dari pola bilangan genap digunakan rumus : Un = 2n

Contoh : tentukan pola bilangan ke 20 dari barisan bilangan-bilangan 2,4,6,8,...!

Jawab : Un = 2n

8
U20 = 2 . 20

= 40

7. Pola bilangan Segitiga Pascal


Perhatikan gambar di bawah.

1 1

1 2 1

1 3 3 1

1 4 6 4 1

Gambar. 9 Pola bilangan segitiga Pascal

Berdasarkan Gambar di atas jika kita amati dengan cermat, bilangan – bilangan yang
terdapat pada segitiga pascal memiliki pola tertentu, yaitu dua bilangan yang berdekatan
dijumlahkan untuk mendapatkan bilangan pada baris selanjutnya. Bilangan-bilangan yang disusun
menggunakan pola segitiga pascal memiliki pola yang unik. Hal ini disebabkan karena bilangan
yang berpola segitiga Pascal selalu diawali dan diakhiri oleh angka 1. Selain itu, di dalam
susunannya selalu ada angka yang diulang.
Adapun aturan-aturan untuk membuat pola segitiga Pascal adalah sebagai berikut:
a. Angka 1 merupakan angka awal yang terdapat di puncak.
b. Simpan dua bilangan dibawahnya. Oleh karena angka awal dan akhir selalu 1, kedua bilangan
tersebut adalah 1.
c. Selanjutnya jumlahkan bilangan yang berdampingan. Kenudian, simpan hasilnya dibagian
tengah bawah kedua bilangan tersebut.
d. Proses ini dilakukan terus sampai batas susunan bilangan yang diminta.
Rumus pola bilangan segitiga pascal : Un = 2 ( n - 1)
Contoh : Tentukan jumlah pola barisan bilangan ke 7 dari pola segitiga pascal !
Jawab : Un = 2 ( n - 1)
= 2 ( 7 – 1)
= 26
= 64
8. Pola Bilangan Fibonacci
Pola bilangan Fibonacci pertama kali dikemukakan oleh Leonardo Pisano atau yang lebih
dikenal dengan Fibonacci. Barisan fibonacci merupakan barisan yang unik. Pola bilangan
Fibonacci adalah 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, .....
2 diperoleh dari hasil 1 + 1, 3 diperoleh dari hasil 2 + 1, 5 diperoleh dari hasil 3 + 2 dan
seterusnya. Rumus mencari suku ke-n adalah Un = Un – 1 + Un – 2.

9
C. Barisan dan Deret Aritmetika
1. Barisan Aritmetika
Barisan aritmetika (barisan hitung) adalah barisan bilangan yang mempunyai beda atau
selisih yang tetap antara dua suku barisan yang berurutan. Perhatikan uraian berikut. Barisan
aritmatika merupakan suatu barisan bilangan, dengan setiap dua suku yang berurutan memiliki selisih tetap
(konstan). Selisih yang tetap ini dilambangkan b.
Diketahui barisan bilangan:

1 4 7 10 13 16 19

+3 +3 +3 +3 +3 +3

Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih 3 antara dua suku barisan yang
berurutan. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika.

Diketahui barisan bilangan:

8 4 0 -4 -8 -12 -16 -20

-4 -4 -4 -4 -4 -4 -4

Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih yang tetap antara 2 suku barisan yang
berurutan, yaitu -4. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa barisan aritmatika memiliki beda (sering
dilambangkan dengan b) yang tetap. Jika b bernilai positif maka barisan aritmatika itu dikatakan barisan
aritmatika naik. Sebaliknya, jika b bernilai negative maka barisan aritmatika itu dikatakan barisan
aritmatika turun.

Contoh soal
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut:
a. 30, 32, 34, 36, 38, …
b. 18, 15, 12, 9, 6, 3, …

Penyelesaian:

a. 30 32 34 36 38

+2 +2 +2 +2

Merupakan barisan aritmatika naik karena bedanya 2

10
b. 18 15 12 9 6 3

-3 -3 -3 -3 -3

Merupakan barisan aritmatika turun karena bedanya -3

Kamu telah memahami barisan aritmatika naik dan turun. Sekarang, bagaimana cara mencari
salah satu suku barisan jika yang diketahui hanya suku pertama dan bedanya saja? Bagaimana mencari
beda jika yang diketahui hanya suku pertama dan satu suku barisan yang lain? Untuk menjawabnya,
pelajarilah uraian berikut.

Diketahui barisan bilangan aritmatika sebagai berikut.

U1, U2, U3, U4, U5, U6,...., Un-1, Un

Dari barisan tersebut diperoleh

U1 = a (suku pertama dilambangkan dengan a)

U2 = U1 + b = a + b

U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
U6 = U4 + b + (a + 4b) + b = a + 5b
.
.
Un = Un-1 + b = (a + (n – 2) b) + b = a + (n - 1) b

11
Jadi, rumus ke-n barisan aritmatika dapat ditulis sebagai berikut:

Un = a + (n – 1) b

Keterangan:

Un = suku ke-n b = beda

a = suku pertama n = nomor suku

Untuk mencari beda dalam suatu barisan aritmatika, coba kamu perhatikan uraian berikut.

U2 = U1 + b maka b = U2 – U1
U3 = U2 + b maka b = U3 – U2
U4 = U3 + b maka b = U4 – U3

U5 = U4 + b maka b = U5 – U4

.
Un = Un-1 + b maka b = Un – Un-1

Jadi, beda suatu barisan aritmatika dinyatakan sebagai berikut

b = Un – Un-1

Contoh soal

Diketahui barisan aritmatika sebagai berikut.


10, 13, 16, 19, 22, 25, … Tentukan:
a. jenis barisan aritmatikanya

b. suku kedua belas barisan tersebut.


Penyelesaian:
a. untuk menentukan jenis barisan aritmatika, tentukan nilai beda pada barisan tersebut.
b = U2 - U1 = 13 – 10 = 3
Oleh karena b > 0, barisan aritmatika tersebut merupakan barisan aritmatika naik.

b. untuk mencari suku kedua belas (U12), dilakukan cara sebagai berikut.

Un = a + (n-1) b maka U12 = 10 + (12-1) 3

= 10 + (11) 3

= 10 + 33 = 43

Jadi, suku keduabelas barisan tersebut adalah 43.

12
Aplikasi Barisan
Aritmetika dalam
kehidupan

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan
barisan aritmatika. Berikut contohnya:

Contoh aplikasi barisan aritmetika dalam kehidupan sehari-hari:

Setiap bulan, Gofur selalu menabung di bank. Pada bulan pertama, ia menabung sebesar
Rp10.000,00, bulan kedua ia menabung sebesar Rp11.000,00, bulan ketiga ia menabbung
Rp12.000,00,. Demikian seterusnya, ia selalu menabung lebih Rp1000,00, setiap bulannya.
a. Nyatakanlah uang yang ditabung Gofur (dalam ribuan rupiah) untuk 8 bulan pertama.

b. Tentukan jumlah uang yang ditabung Gofur pada bulan ke-12


Penyelesaian:
a. Dalam ribuan rupiah, uang yang ditabung Gofur 8 bulan pertama adalah sebagai berikut:
10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17
b. Diketahui :
U1 = 10 b =11
U12 = a + ( n – 1 )

= 10 + ( 12 – 1 ) 1

= 10 + 11

= 21

Jadi, uang yang ditabung Gofur pada bulan ke-12 adalah Rp 21.000,00.

13
2. Deret Aritmetika

Deret aritmetika (Sn) adalah jumlah suku ke-n pada barisan aritmatika. Nah, di sini kita hanya
menjumlahkan barisan aritmatikanya saja sampai ke suku yang diperintahkan dibahas.
Contoh soal

Suatu barisan aritmatika adalah memiliki suku pertama 5 dan beda 3. Tuliskan deret
aritmatika dari barisan tersebut.

Penyelesaian:

• Barisan aritmatikanya adalah 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, …, Un

• Deret aritmatikanya adalah 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + 20 + 23 + … + Un

Sekarang, bagaimana cara menjumlahkan deret aritmatika tersebut? Untuk deret


aritmatika yang memiliki suku-suku deret yang sedikit mungkin masih mudah untuk
menghitungnya. Sebaliknya, jika suku-suku deret tersebut sangat banyak, tentu kamu akan
memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghitungnya.

Berikut ini akan diuraikan cara menentukan jumlah n suku pertama deret aritmatika.

Misalkan, Sn adalah jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika maka:

𝑆𝑛 = 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 +. . . +𝑈𝑛

= 𝑎 + (𝑎 + 𝑏) + (𝑎 + 2𝑏) + (𝑎 + 3𝑏)+. . . +𝑈𝑛

= 𝑈𝑛 + (𝑈𝑛 – 𝑏) + (𝑈𝑛 – 2𝑏) + (𝑈𝑛 − 3𝑏)

+. . . +𝑎 2𝑆𝑛 = ( 𝑎 + 𝑈 ) + (𝑎 + 𝑈) + ( 𝑎 + 𝑈) +

⋯ + ( 𝑎 + 𝑈n)

Sebanyak n kali

2 𝑆𝑛 = 𝑛 ( 𝑎 + 𝑈𝑛 )
14
𝑆𝑛 = ½ 𝑛 ( 𝑎 + 𝑈𝑛)

15
Jadi, rumus untuk menghitung jumlah suku-suku deret aritmatika adalah 𝑆𝑛 = ½ 𝑛 ( 𝑎 + 𝑈𝑛)

Oleh karena 𝑈𝑛 = 𝑎 + ( 𝑛 − 1) 𝑏, rumus tersebut juga dapat ditulis sebagai berikut :

𝑆𝑛 = ½ 𝑛 ( 2𝑎 + ( 𝑛 − 1) 𝑏)

Keterangan:

Sn = jumlah n suku

a = suku pertama

b = beda
n = banyaknya suku
Contoh :
Diketahui barisan aritmatika 27, 24, 21,... Tentukan jumlah 20 suku pertamanya !
Penyelesaian :
a =27
b=-3
𝑆𝑛 = ½ 𝑛 ( 2𝑎 + ( 𝑛 − 1) 𝑏)

S20 = ½ (20) ( 2. 27 + ( 20 -1 )(- 3 ))


S20 = 10 ( 54 + ( 19)(- 3 ))
S20 = 10 ( 54 + (-57)
S20 = 10 ( -3)
S20 = -30
Jadi jumlah suku ke -20 adalah -30

16
Aplikasi Deret Aritmatika
dalam kehidupan

Banyak permasalahan dalam kehisupan sehari-hari yang bias diselesaikan dengan


menggunakan konsep deret artimatika dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam
keseharian kita, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah masalah nyata
tersebut kedalam model matematika, setelah itu dicari solusinya.

Solusi yang didapat diinterpretasikan kembali kemasalah nyata yang tadi dimodelkan,
sehingga diperoleh penyelesaian secara nyata. Agar dapat memahami konsep deret
aritmatika, perhatikan uraian berikut.

Contoh soal

Seorang pegawai mendapat gaji pertama Rp.1000.000,- setiap ia mendapatkan kenaikan gaji
Rp.100.000,-. Berapakah jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut dalam waktu 10
bulan?

Jika anda perhatikan masalah tersebut sebenarnya permasalahan deret aritmatika dalam
menentukan jumlah n suku. Suku pertama dari deret tersrebut 1000.000 dan bedanya 100.00
dengan demikian, deret aritmatika dari masalah tersebut adalah

1000.000 + 1.100.000 + . . . + U10

Suku ke-10 dari deret tersebut adalah


U10 = a + 9b
= 1000.000 + 9(100.000)

= 1.900.000

17
Sehingga jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut:
10
S10 = ( 1.000.000 + 1.900.000)
2

= 5 ( 2.900.000)

= 14.500.000

Jadi, jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut selama kurun waktu 10 bulan adalah
Rp.14.500.000,-

D. TUGAS
Untuk mengetahui tingkat pemahaman kalian tentang pola bilangan, silahkan isi soal-soal berikut :
1. Jika diketahui pola bilangan 4, 7, 10,13,...tentukan barisan bilangan pola ke 7 !
2. Perhatikan susunan lantai dari beberapa buah persegi yang diarsir
seperti pada gambar di bawah ini.Susunan persegi tersebut membentuk suatu pola tertentu.
Berapakah banyak persegi.

3. Tentukan tiga suku berikitnya dari barisan bilangan 1,5,11,19,..


4. Perhatikan pola dibawah ini

Tentukan banyak noktah pada pola ke 8 !


5. Diketahui deret aritmatika 3 + 7 + 11 + 15 +... tentukan :
a. Jumlah sepuluh suku pertama
b. Suku ke-10 deret tersebut
6.

E. FORUM DISKUSI
Untuk memperdalam pengetahuan siswa terkait segitiga dan segiempat selesaikan soal-soal latihan
berikut. Diskusikan dengan teman-teman sekelas.
1. Perhatikan pola bilangan berikut 2,100,4,95,7,90,11,85,...,... tentukan bilangan ke-9 dan ke-10!
2. Perhatikan pola bilangan di bawah ini !

Tentukan banyak lingkaran pada pola ke-10!


17
3. Diketahui suatu deret aritmatika dengan suku pertama 10 dan suku ke-6 20.

a. Tentukan beda deret aritmatika tersebut


b. Tuliskan deret aritmatika tersebut

c. Tentukan jumlah enam suku pertama deret aritmatika tersebut

18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pola bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan membentuk suatu
barisan bilangan yang teratur.
2. Jenis-jenis pola bilangan :
a. Pola Garis Lurus Penulisan bilangan yang mengikuti pola garis lurus merupakan pola bilangan
yang paling sederhana.
b. Pola Persegi Panjang
Pada pola ini, noktah-noktah disusun menyerupai bentuk persegi panjang.
Rumus pola bilangan persegi : Un = n ( n+1 )
c. Pola Persegi
Rumus pola bilangan persegi Un = n2
d. Pola bilangan segitiga
Rumus pola bilangan segitiga adalah : Un = ½ n ( n + 1 )
e. Pola bilangan ganjil
Rumus pola bilangan ganjil : Un = 2 n – 1
f. Pola bilangan genap
Rumus pola bilangan genap : Un = 2n
g. Pola bilangan Pascal
Rumus pola bilangan segitiga pascal : Un = 2 ( n-1)
h. Pola bilangan fibonacci
Pola bilangan fibanocci adalah pola bilangan dimana jumlah bilangan setelahnya merupakan
hasil dari penjumlahan dari dua bilangan sebelumnya.
Rumus mencari suku ke-n adalah Un = Un – 1 + Un – 2
3. Barisan aritmatika (barisan hitung) adalah barisan bilangan yang mempunyai beda atau selisih yang
tetap antara dua suku barisan yang berurutan.

Rumus ke-n barisan aritmatika dapat ditulis sebagai berikut:

Un = a + (n – 1) b

4. Deret aritmatika (Sn) adalah jumlah suku ke-n pada barisan aritmatika.

Rumus deret aritmatika yaitu : 𝑆𝑛 = ½ 𝑛 ( 𝑎 + 𝑈𝑛)

19
B. TES FORMATIF
Pilih satu jawaban yang kalian anggap paling tepat!
1. Perhatikan gambar pola berikut

Jika pola persegi tersebut dibuat dari batang korek api, banyak batang korek api pada pola ke-
7....
a. 40
b. 84
c. 60
d. 112
2. Segitiga Tersebut tersusun atas batang-batang lidi. Banyak segitiga kecil pada pola ke-7
adalah....

a. 84
b. 54
c. 49
d. 59
3. Dua suku berikutnya dari pola 4,8,14,22 adalah....
a. 30, 42
b. 30, 44
c. 32, 42
d. 32, 44

4. Empat buah bilangan berikutnya dari barisan 1, 3, 6, 10,...


a. 16, 23, 31, 40
b. 16, 34, 44, 56
c. 15, 20, 26, 33
d. 15, 21, 28, 36
5. Bola- bola kecil disusun seperti gambar berikut

Jika pola tersebut terus berlanjut, banyak pola pada susunan ke- 10 adalah....
a. 78
b. 66
c. 55

20
d. 45
6. Seorang pegawai kecil menerima gaji tahun pertama sebesar Rp3.000.000,00. Setiap tahun gaji
tersebut naik Rp500.000,00. Jumlah uang yang diterima pegawai tersebut selama sepuluh tahun
adalah ....
a. Rp7 500.000,00
b. Rp8 000.000,00
c. Rp52 500.000,00
d. Rp55 000.000,00

7. Jumlah semua bilangan kelipatan 7 dari 80 sampai 170 adalah...

a. 1.368

b. 1.386

c. 1.638

d. 1.683

8. Suatu bakteri akan membelah diri menjadi dua setiap menit. Jika banyaknya bakteri semula ada
6, banyaknya bakteri setelah 5 menit adalah..
a. 48
b. 96
c. 192
d. 384

Kunci Jawaban tes formatif

1. D
2. A
3. D
4. D
5. C
6. C
7. C
8. C

21
C. RUBRIK PENILAIAN
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏
Skor = x 100
𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍
𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂

22
DAFTAR PUSTAKA

As’ari, abdurahman, dkk. ( 2017). Matematika SMP/ Mts kelas VII. Jakarta : kemendikbud.
http://www.skuylahlu.com diakses tanggal 3 Mei 2021
Kholik, M. ( 2017 ). Matematika SMP kelas VIII. Jakarta : Erlanga

Agus, Nuniek Avianti. 2007. Mudah Belajar Matematika. Jakarta: Pusat


Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

23
24

Anda mungkin juga menyukai