Pola Bilangan
Pola Bilangan
POLA BILANGAN
DISUSUN OLEH :
IIS AWANDA WARDHANI, S.Pd
NIP. 199205092019032002
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Allah SWT, saya mengucapkan syukur Alhamdhulillah atas nikmat dan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan Modul Pola Bilangan ini. Modul ini membahas tentang
1. Pengertian Bilangan dan Jenis-Jenis Pola Bilangan.
Penulis menyadari bahwa dalam kesuksesan proses penulisan modul ini berkat dukungan,
motivasi, bimbingan, arahan, petunjuk dan do’a dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Nugraha, S.Pd selaku Kepala Sekolah penulis, serta rekan
guru SMPN 5 Bayah yang telah membantu penulis
Penulis juga menyadari bahwa dalam modul ini masih terdapat banyak kekurangan, saran dan
kritik tentu penulis butuhkan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang sebesar-besarnya atas jasa,
kebaikan, dan bantuan serta do’a yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata penulis sampaikan
semoga modul ini akan bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca. Aamiin.
Saya berharap modul ini menjadi panduan belajar matematika yang tepat dan dapat meningkatkan
kreativitas siswa.
Bayah, ……………2020
Penulis,
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................... 1
Daftar isi.................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Peta Konsep.................................................................................... 3
B. Deskripsi......................................................................................... 3
C. Capaian Pembelajaran.................................................................... 3
A. Kesimpulan................................................................................... 19
B. Tes Formatif.................................................................................. 20
C. Rubrik Penilaian............................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 24
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. PETA KONSEP
Gambar. 1
B. DESKRIPSI
Dalam modul ini siswa akan mempelajari Pola Bilangan. Pada materi Pola Bilangan
mencakup Jenis-Jenis pola bilangan, barisan dan deret aritmatika. Pada modul ini selain materi
juga mencakup tugas dan forum diskusi untuk melatih kemampuan siswa, dibagian penutup
terdapat rangkuman ,tes formatif dan skor penilaian.
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Kompetensi Inti :
3.1 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
4.1 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang / teori.
Kompetensi Dasar
3.1 Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan
konfigurasi objek.
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan
bilangan dan barisan konfigurasi objek.
3
Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan :
1. Menemukan suku selanjutnya dari suatu barisan bilangan dengan cara menggeneralisasikan
pola bilangan sebelumnya.
2. Menyelesikan masalah tentang barisan dan deret aritmatika
3. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan menentukan suku berikutnya dari
suatu pola bilangan
4
BAB II
URAIAN MATERI
A. POLA BILANGAN
Pernahkah anda bermain ular tangga? Untuk dapat memainkan permainan ular tangga
anda memerlukan sebuah dadu. Jika anda perhatikan, di setiap dadu tersebut memiliki
bilangan-bilangan yang digambarkan dalam bentuk bulatan-bulatan kecil (disebut noktah atau titik)
seperti gambar berikut
Gambar.2
bulatan mewakili bagian 1, dua bulatan mewakili bilangan 2, dan begitu seterusnya hingga
enam bulatan yang mewakili bilangan 6. Uniknya, penulisan noktah-noktah tersebut ternyata
mengikuti pola yang didasarkan pada bentuk bangun datar atau bangun ruang.
Jika mengamati dadu tersebut, diurutkan dengan suatu aturan tertentu sehingga
bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan membentuk suatu
5
Mewakili 2
Mewakili 3
Mewakili 4
2 6 12 ?
Gambar 4. Pola Bilangan Persegi Panjang
Pada pola ini, noktah-noktah disusun menyerupai bentuk persegi panjang.. Pada umumnya,
penulisan bilangan yang didasarkan pada pola persegi panjang hanya digunakan oleh bilangan
bukan prima. Pola bilangan persegi panjang adalah 2, 6, 12, 20,30... bilangan-bilangan tersebut
dihasilkan dari cara berikut :
1 x 2 =2
2x3=4
3 x 4 = 12
4 x 5 = 20 dan seterusnya.
Contoh : dari suatu barisan bilangan 2, 6, 12, 20,... tentukan pola bilangan persegi panjang ke 17 !
Jawab :
Un = n ( n + 1 )
U17 = 17 ( 17 + 1 )
= 17 ( 18 )
= 306
6
3. Pola Persegi
Untuk menentukan Suku ke – n dari pola bilangan persegi bisa menggunakan rumus : Un = n2
Jawab :
U12= 122
= 144
4. Pola Segitiga
Perhatikan gambar dibawah.
.....
1 3 6 10
Bagaimana apabila kita harus menemukan pola ke- 50? Untuk menenukan pola ke 50 kita
bisa menggunakan rumus pola bilangan segitiga yaitu :Un = ½ n ( n + 1 )
7
Contoh : Tentukan pola bilangan ke 18 dari barisan bilangan-bilangan 1,3,6,10,15,..!
Jawab : Un = ½ n ( n + 1 )
U18 = ½ . 18 ( 18 + 1)
= 9 ( 19)
= 171
1 3 5 7
Gambar. 7 Pola Bilangan Ganjil
Gambar di atas menunjukkan pola bilangan ganjil. Pola bilangan ganjil memiliki aturan
sebagai berikut.
a. Bilangan 1 sebagai bilangan awal.
b. Bilangan selanjutnya memiliki selisih 2 dengan bilangan sebelumnya.
Bilangan ganjil memiliki pola 1, 3, 5, 7, 9,... Rumus pola bilangan ganjil : Un = 2 n – 1
Contoh :
Diketahui barisan bilangan-bilangan 1,3,5,7,9,... tentukan pola bilangan ganjil ke 15 !
Jawab : Un = 2n – 1
U15 = 2. 15 – 1
= 30 -1
= 29
Berdasarkan gambar di atas di dapat pola bilangan 2, 4, 6,... Pola tersebut membentuk
suatu pola bilangan genap. Pola bilangan genap memiliki aturan sebagai berikut.
a. Bilangan 2 sebagai bilangan awal.
b. Bilangan selanjutnya memiliki selisih 2 dengan bilangan sebelumnya.
Untuk menentukan rumus suku ke- n dari pola bilangan genap digunakan rumus : Un = 2n
Jawab : Un = 2n
8
U20 = 2 . 20
= 40
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
Berdasarkan Gambar di atas jika kita amati dengan cermat, bilangan – bilangan yang
terdapat pada segitiga pascal memiliki pola tertentu, yaitu dua bilangan yang berdekatan
dijumlahkan untuk mendapatkan bilangan pada baris selanjutnya. Bilangan-bilangan yang disusun
menggunakan pola segitiga pascal memiliki pola yang unik. Hal ini disebabkan karena bilangan
yang berpola segitiga Pascal selalu diawali dan diakhiri oleh angka 1. Selain itu, di dalam
susunannya selalu ada angka yang diulang.
Adapun aturan-aturan untuk membuat pola segitiga Pascal adalah sebagai berikut:
a. Angka 1 merupakan angka awal yang terdapat di puncak.
b. Simpan dua bilangan dibawahnya. Oleh karena angka awal dan akhir selalu 1, kedua bilangan
tersebut adalah 1.
c. Selanjutnya jumlahkan bilangan yang berdampingan. Kenudian, simpan hasilnya dibagian
tengah bawah kedua bilangan tersebut.
d. Proses ini dilakukan terus sampai batas susunan bilangan yang diminta.
Rumus pola bilangan segitiga pascal : Un = 2 ( n - 1)
Contoh : Tentukan jumlah pola barisan bilangan ke 7 dari pola segitiga pascal !
Jawab : Un = 2 ( n - 1)
= 2 ( 7 – 1)
= 26
= 64
8. Pola Bilangan Fibonacci
Pola bilangan Fibonacci pertama kali dikemukakan oleh Leonardo Pisano atau yang lebih
dikenal dengan Fibonacci. Barisan fibonacci merupakan barisan yang unik. Pola bilangan
Fibonacci adalah 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, .....
2 diperoleh dari hasil 1 + 1, 3 diperoleh dari hasil 2 + 1, 5 diperoleh dari hasil 3 + 2 dan
seterusnya. Rumus mencari suku ke-n adalah Un = Un – 1 + Un – 2.
9
C. Barisan dan Deret Aritmetika
1. Barisan Aritmetika
Barisan aritmetika (barisan hitung) adalah barisan bilangan yang mempunyai beda atau
selisih yang tetap antara dua suku barisan yang berurutan. Perhatikan uraian berikut. Barisan
aritmatika merupakan suatu barisan bilangan, dengan setiap dua suku yang berurutan memiliki selisih tetap
(konstan). Selisih yang tetap ini dilambangkan b.
Diketahui barisan bilangan:
1 4 7 10 13 16 19
+3 +3 +3 +3 +3 +3
Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih 3 antara dua suku barisan yang
berurutan. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika.
-4 -4 -4 -4 -4 -4 -4
Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih yang tetap antara 2 suku barisan yang
berurutan, yaitu -4. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa barisan aritmatika memiliki beda (sering
dilambangkan dengan b) yang tetap. Jika b bernilai positif maka barisan aritmatika itu dikatakan barisan
aritmatika naik. Sebaliknya, jika b bernilai negative maka barisan aritmatika itu dikatakan barisan
aritmatika turun.
Contoh soal
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut:
a. 30, 32, 34, 36, 38, …
b. 18, 15, 12, 9, 6, 3, …
Penyelesaian:
a. 30 32 34 36 38
+2 +2 +2 +2
10
b. 18 15 12 9 6 3
-3 -3 -3 -3 -3
Kamu telah memahami barisan aritmatika naik dan turun. Sekarang, bagaimana cara mencari
salah satu suku barisan jika yang diketahui hanya suku pertama dan bedanya saja? Bagaimana mencari
beda jika yang diketahui hanya suku pertama dan satu suku barisan yang lain? Untuk menjawabnya,
pelajarilah uraian berikut.
U2 = U1 + b = a + b
U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
U6 = U4 + b + (a + 4b) + b = a + 5b
.
.
Un = Un-1 + b = (a + (n – 2) b) + b = a + (n - 1) b
11
Jadi, rumus ke-n barisan aritmatika dapat ditulis sebagai berikut:
Un = a + (n – 1) b
Keterangan:
Untuk mencari beda dalam suatu barisan aritmatika, coba kamu perhatikan uraian berikut.
U2 = U1 + b maka b = U2 – U1
U3 = U2 + b maka b = U3 – U2
U4 = U3 + b maka b = U4 – U3
U5 = U4 + b maka b = U5 – U4
.
Un = Un-1 + b maka b = Un – Un-1
b = Un – Un-1
Contoh soal
b. untuk mencari suku kedua belas (U12), dilakukan cara sebagai berikut.
= 10 + (11) 3
= 10 + 33 = 43
12
Aplikasi Barisan
Aritmetika dalam
kehidupan
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan
barisan aritmatika. Berikut contohnya:
Setiap bulan, Gofur selalu menabung di bank. Pada bulan pertama, ia menabung sebesar
Rp10.000,00, bulan kedua ia menabung sebesar Rp11.000,00, bulan ketiga ia menabbung
Rp12.000,00,. Demikian seterusnya, ia selalu menabung lebih Rp1000,00, setiap bulannya.
a. Nyatakanlah uang yang ditabung Gofur (dalam ribuan rupiah) untuk 8 bulan pertama.
= 10 + ( 12 – 1 ) 1
= 10 + 11
= 21
Jadi, uang yang ditabung Gofur pada bulan ke-12 adalah Rp 21.000,00.
13
2. Deret Aritmetika
Deret aritmetika (Sn) adalah jumlah suku ke-n pada barisan aritmatika. Nah, di sini kita hanya
menjumlahkan barisan aritmatikanya saja sampai ke suku yang diperintahkan dibahas.
Contoh soal
Suatu barisan aritmatika adalah memiliki suku pertama 5 dan beda 3. Tuliskan deret
aritmatika dari barisan tersebut.
Penyelesaian:
Berikut ini akan diuraikan cara menentukan jumlah n suku pertama deret aritmatika.
𝑆𝑛 = 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 +. . . +𝑈𝑛
+. . . +𝑎 2𝑆𝑛 = ( 𝑎 + 𝑈 ) + (𝑎 + 𝑈) + ( 𝑎 + 𝑈) +
⋯ + ( 𝑎 + 𝑈n)
Sebanyak n kali
2 𝑆𝑛 = 𝑛 ( 𝑎 + 𝑈𝑛 )
14
𝑆𝑛 = ½ 𝑛 ( 𝑎 + 𝑈𝑛)
15
Jadi, rumus untuk menghitung jumlah suku-suku deret aritmatika adalah 𝑆𝑛 = ½ 𝑛 ( 𝑎 + 𝑈𝑛)
𝑆𝑛 = ½ 𝑛 ( 2𝑎 + ( 𝑛 − 1) 𝑏)
Keterangan:
Sn = jumlah n suku
a = suku pertama
b = beda
n = banyaknya suku
Contoh :
Diketahui barisan aritmatika 27, 24, 21,... Tentukan jumlah 20 suku pertamanya !
Penyelesaian :
a =27
b=-3
𝑆𝑛 = ½ 𝑛 ( 2𝑎 + ( 𝑛 − 1) 𝑏)
16
Aplikasi Deret Aritmatika
dalam kehidupan
Solusi yang didapat diinterpretasikan kembali kemasalah nyata yang tadi dimodelkan,
sehingga diperoleh penyelesaian secara nyata. Agar dapat memahami konsep deret
aritmatika, perhatikan uraian berikut.
Contoh soal
Seorang pegawai mendapat gaji pertama Rp.1000.000,- setiap ia mendapatkan kenaikan gaji
Rp.100.000,-. Berapakah jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut dalam waktu 10
bulan?
Jika anda perhatikan masalah tersebut sebenarnya permasalahan deret aritmatika dalam
menentukan jumlah n suku. Suku pertama dari deret tersrebut 1000.000 dan bedanya 100.00
dengan demikian, deret aritmatika dari masalah tersebut adalah
= 1.900.000
17
Sehingga jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut:
10
S10 = ( 1.000.000 + 1.900.000)
2
= 5 ( 2.900.000)
= 14.500.000
Jadi, jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut selama kurun waktu 10 bulan adalah
Rp.14.500.000,-
D. TUGAS
Untuk mengetahui tingkat pemahaman kalian tentang pola bilangan, silahkan isi soal-soal berikut :
1. Jika diketahui pola bilangan 4, 7, 10,13,...tentukan barisan bilangan pola ke 7 !
2. Perhatikan susunan lantai dari beberapa buah persegi yang diarsir
seperti pada gambar di bawah ini.Susunan persegi tersebut membentuk suatu pola tertentu.
Berapakah banyak persegi.
E. FORUM DISKUSI
Untuk memperdalam pengetahuan siswa terkait segitiga dan segiempat selesaikan soal-soal latihan
berikut. Diskusikan dengan teman-teman sekelas.
1. Perhatikan pola bilangan berikut 2,100,4,95,7,90,11,85,...,... tentukan bilangan ke-9 dan ke-10!
2. Perhatikan pola bilangan di bawah ini !
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pola bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan membentuk suatu
barisan bilangan yang teratur.
2. Jenis-jenis pola bilangan :
a. Pola Garis Lurus Penulisan bilangan yang mengikuti pola garis lurus merupakan pola bilangan
yang paling sederhana.
b. Pola Persegi Panjang
Pada pola ini, noktah-noktah disusun menyerupai bentuk persegi panjang.
Rumus pola bilangan persegi : Un = n ( n+1 )
c. Pola Persegi
Rumus pola bilangan persegi Un = n2
d. Pola bilangan segitiga
Rumus pola bilangan segitiga adalah : Un = ½ n ( n + 1 )
e. Pola bilangan ganjil
Rumus pola bilangan ganjil : Un = 2 n – 1
f. Pola bilangan genap
Rumus pola bilangan genap : Un = 2n
g. Pola bilangan Pascal
Rumus pola bilangan segitiga pascal : Un = 2 ( n-1)
h. Pola bilangan fibonacci
Pola bilangan fibanocci adalah pola bilangan dimana jumlah bilangan setelahnya merupakan
hasil dari penjumlahan dari dua bilangan sebelumnya.
Rumus mencari suku ke-n adalah Un = Un – 1 + Un – 2
3. Barisan aritmatika (barisan hitung) adalah barisan bilangan yang mempunyai beda atau selisih yang
tetap antara dua suku barisan yang berurutan.
Un = a + (n – 1) b
4. Deret aritmatika (Sn) adalah jumlah suku ke-n pada barisan aritmatika.
19
B. TES FORMATIF
Pilih satu jawaban yang kalian anggap paling tepat!
1. Perhatikan gambar pola berikut
Jika pola persegi tersebut dibuat dari batang korek api, banyak batang korek api pada pola ke-
7....
a. 40
b. 84
c. 60
d. 112
2. Segitiga Tersebut tersusun atas batang-batang lidi. Banyak segitiga kecil pada pola ke-7
adalah....
a. 84
b. 54
c. 49
d. 59
3. Dua suku berikutnya dari pola 4,8,14,22 adalah....
a. 30, 42
b. 30, 44
c. 32, 42
d. 32, 44
Jika pola tersebut terus berlanjut, banyak pola pada susunan ke- 10 adalah....
a. 78
b. 66
c. 55
20
d. 45
6. Seorang pegawai kecil menerima gaji tahun pertama sebesar Rp3.000.000,00. Setiap tahun gaji
tersebut naik Rp500.000,00. Jumlah uang yang diterima pegawai tersebut selama sepuluh tahun
adalah ....
a. Rp7 500.000,00
b. Rp8 000.000,00
c. Rp52 500.000,00
d. Rp55 000.000,00
a. 1.368
b. 1.386
c. 1.638
d. 1.683
8. Suatu bakteri akan membelah diri menjadi dua setiap menit. Jika banyaknya bakteri semula ada
6, banyaknya bakteri setelah 5 menit adalah..
a. 48
b. 96
c. 192
d. 384
1. D
2. A
3. D
4. D
5. C
6. C
7. C
8. C
21
C. RUBRIK PENILAIAN
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏
Skor = x 100
𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍
𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂
22
DAFTAR PUSTAKA
As’ari, abdurahman, dkk. ( 2017). Matematika SMP/ Mts kelas VII. Jakarta : kemendikbud.
http://www.skuylahlu.com diakses tanggal 3 Mei 2021
Kholik, M. ( 2017 ). Matematika SMP kelas VIII. Jakarta : Erlanga
23
24