Abstract
___________________________________________________________________
Mathematical problem solving ability is a part of mathematics ability which hasn’t developed yet in students.
Mathematical problem solving ability can be viewed from various sides, one of them is learning style. This
research aims to know the quality of PBL learning toward grade VII students’ mathematical problem solving
ability and to describe students’ mathematical problem solving ability based on learning style. This is a
descriptive qualitative research whose subject is students of grade VIII B SMP N 2 Karangawen. Subject consists
of 29 students. Test and interview are used as instruments of the research. Data analysis consists of data
reduction, data display, and conclusion drawing. Research result shows the quality of PBL learning model
toward problem solving ability is in good category. Divergent students’ problem solving ability is until planning
solution step and failed in problem solving ability , Convergent students problem solving ability until re-checking
answer step by using different ways, Assimilation students until re-checking answer step with less perfect answer.
Accomodation students until doing problem solution step. Based on research result, it can be concluded that
different type of learning styles has different problem solving ability.
Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6455
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
e-ISSN 2502-4507
Email: bestriau58@gmail.com
166
Budi Eko Setiyono Riau & Iwan Junaedi / Unnes Journal of Mathematics Education Research 5 (2) (2016)
167
Budi Eko Setiyono Riau & Iwan Junaedi / Unnes Journal of Mathematics Education Research 5 (2) (2016)
168
Budi Eko Setiyono Riau & Iwan Junaedi / Unnes Journal of Mathematics Education Research 5 (2) (2016)
guru menerapkan pembelajaran model PBL terhadap hasil tes kemampuan pemecahan
hingga melakukan penilaian. Pada tahap masalah matematika.
evaluasi, pada aspek ini, guru memberikan Berdasarkan hasil analisis observasi
pemecahan masalah matematika. lembar keterlaksanaan kualitas pembelajaran
Penilaian terhadap kualitas pembelajaran diperoleh skor pada pertemuan pertama yaitu
pada observasi kedua dan ketiga Pada tahap dengan kategori baik. Pada pertemuan kedua
persiapan berdasarkan hasil observasi diperoleh dengan skor perolehan yaitu dengan kategori
bahwa guru sudah mempersiapkan perangkat baik. Pada pertemuan ketiga dengan skor
pembelajaran dengan baik. Pada tahap proses perolehan dikatakana kategori sangat baik. Data
guru sudah mengikuti langkah-langkah model perolehan pertemuan pertama, kedua, dan ketiga
PBL dalam pembelajaran. Pada tahap evaluasi pengamatan proses keterlaksanaan kualitas
guru memberikan latihan soal pemecahan pembelajaran model PBL dikatakan kategori
matematika. Selain itu, guru menyampaikan baik. Hal ini sejalan dalam penelitian Gunantara
hasil tugas pemecahan masalah matematika (2014) mengatakan dalam hasil penelitianya
sebelumnya dan diberikann umpan balik bahwa pembelajaran PBL dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah.
memahami masalah
2
1.5
1
0.5
menyusun rencana
mengecek kembali 0
pemecahan masalah
melaksanakan rencana
pemecahan masalah
Gaya belajar divergen belum dapat memahami permasalahan yang dihadapi. Subjek
membangun pengetahuan matematika baru belum mampu memanfaatkan informasi dari
melalui pemecahan masalah. Ketika gaya belajar soal.
divergen menghadapi suatu permasalahan, gaya Hal ini dapat dilihat dari strategi yang
belajar divergen mulai membaca soal dengan disusun subjek untuk memecahkan masalah.
sungguh-sungguh. Pada mulanya subjek belum Subjek belum dapat memperkirakan strategi
dapat memahami permasalahan yang dihadapi. pemecahan masalah dengan tepat. Subjek hanya
Namun ketika subjek diberikan kesempatan menuliskan beberapa strategi yang tidak lengkap
untuk mencermati kembali soal tersebut, subjek dan tidak sistematis.
mampu memahami informasi yang terdapat Gaya belajar divergen tidak mampu
pada soal tetapi membutuhkan waktu lama. menerapkan berbagai strategi yang tepat untuk
Subjek harus membaca soal berulang- memecahkan masalah. Selain itu strategi yang
ulang dan diberi bimbingan untuk memahami disusun tidak lengkap dan tidak sistematis
permasalahan tersebut. Subjek hanya mampu sehingga mengakibatkan subjek menemui
menuliskan hal yang diketahui dan hal yang permasalahan dalam menyelesaikan masalah.
ditanyakan dari soal. Subjek belum sepenuhnya Subjek belum mampu merefleksikan proses
169
Budi Eko Setiyono Riau & Iwan Junaedi / Unnes Journal of Mathematics Education Research 5 (2) (2016)
pemecahan masalah dengan baik dan benar. Hal belum sempurna hanya mampu menyelesaiakan
ini dibuktikan dengan proses dalam pengerjaan pada tahap menyusun rencana pemecahan
soal pemecahan masalah matematika yang masalah.
diberikan dengan langkah Polya yang dilakukan
memahami masalah
2
1.5
1
0.5
menyusun rencana
mengecek kembali 0
pemecahan masalah
melaksanakan rencana
pemecahan masalah
170
Budi Eko Setiyono Riau & Iwan Junaedi / Unnes Journal of Mathematics Education Research 5 (2) (2016)
memahami masalah
2
1.5
0.5
menyusun rencana
mengecek kembali 0
pemecahan masalah
melaksanakan
pemecahan masalah
Gaya belajar asimilasi belum dapat Hal ini dapat dilihat dari strategi yang disusun
membangun pengetahuan matematika baru oleh siswa dengan gaya belajar asimilasi untuk
melalui pemecahan masalah dengan baik. Gaya memecahkan masalah matematika. Siswa
belajar konvergen dalam menghadapi suatu dengan gaya belajar asimilasi belum dapat
permasalahan pemecahan masalah matematika memperkirakan strategi pemecahan masalah
yang dihadapi siswa dengan gaya belajar yang digunakan dengan tepat. Gaya belajar
asimilasi tidak tenang dalam asimilasi belum mampu menerapkan berbagai
menyelesaikanyanya, siswa dengan gaya belajar strategi yang tepat untuk memecahkan masalah
asimilasi mulai membaca soal dengan teliti. matematika. Selain itu strategi yang disusun
Gaya belajar asimilasi mampu memanfaatkan belum lengkap dan sistematis sehingga
informasi dari suatu permasalahan dengan baik. mengakibatkan siswa dengan gaya belajar
Siswa dengan gaya belajar asimilasi mampu asimilasi pada saat memahami permasalahan
menuliskan hal yang diketahui dan hal yang dalam menyelesaikan masalah harus lebih teliti
ditanyakan dari soal dari permasalahan. dan cermat.
Siswa dengan gaya belajar asimilasi Siswa dengan gaya belajar asimilasi belum
sepenuhnya memahami permasalahan yang mampu merefleksikan proses pemecahan
dihadapi dalam pemecahan masalah masalah dengan baik. Siswa dengan gaya belajar
matematika. Siswa dengan gaya belajar asimilasi asimilasi dapat menyelesaikan pemecahan
mampu memanfaatkan informasi yang terdapat masalah matematika sampai pada langkah
dalam soal pemecahan masalah matematika melaksanakan pemecahan masalah tetapi dalam
yang diberikan tetapi masih ada yang bingung. mengecek kembali jawaban tidak sempurna.
171
Budi Eko Setiyono Riau & Iwan Junaedi / Unnes Journal of Mathematics Education Research 5 (2) (2016)
memahami masalah
2
1.5
0.5
menyusun rencana
mengecek kembali 0
pemecahan masalah
melaksanakan
pemecahan masalah
Gaya belajar akomodasi dapat yang terdapat dalam soal pemecahan masalah
membangun pengetahuan matematika baru matematika yang diberikan. Hal ini dapat dilihat
melalui pemecahan masalah. Ketika gaya belajar dari strategi yang disusun oleh siswa dengan
akomodasi menghadapi suatu permasalahan gaya belajar akomodasi untuk memecahkan
dalam pemecahan masalah matematika yang masalah matematika. Siswa dengan gaya belajar
dihadapi siswa dengan gaya belajar akomodasi akomodasi dapat memperkirakan strategi
memerlukan waktu dalam memahaminya, siswa pemecahan masalah yang digunakan. Gaya
dengan gaya belajar akomodasi mulai belajar akomodasi belum mampu menerapkan
memahami soal dengan sungguh-sungguh. Gaya berbagai strategi yang tepat untuk memecahkan
belajar akomodasi mampu memanfaatkan masalah matematika. Selain itu strategi yang
informasi dari suatu permasalahan dengan baik disusun belum lengkap dan sistematis sehingga
tetapi membutuhkan konsentrasi yang lama. mengakibatkan siswa dengan gaya belajar
Siswa dengan gaya belajar akomodasi mampu akomodasi kesulitan dalam menyelesaikan
menuliskan hal yang diketahui dan hal yang masalah.
ditanyakan dari soal dari permasalahan. Gaya belajar akomodasi sudah mampu
Siswa dengan gaya belajar akomodasi menyelesaikan pemecahan masalah pada
sepenuhnya memahami permasalahan yang langkah melaksanakan pemecahan masalah
dihadapi dalam pemecahan masalah tetapi tidak melakukan pengecekan kembali
matematika. Siswa dengan gaya belajar pada jawabanya.
akomodasi mampu memanfaatkan informasi
172
Budi Eko Setiyono Riau & Iwan Junaedi / Unnes Journal of Mathematics Education Research 5 (2) (2016)
Tabel 1. Rangkuman Ciri-ciri Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Gaya Belajar pada Tes
Pemecahan Masalah 1
Nama Indikator Div Kon As Ak
Memahami Masalah 1 √ √ √ √
2 √ √ √ √
Menyusun Rencana Pemecahan Masalah 1 × √ √ √
2 √ √ √ √
Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah 1 × √ √ ×
2 × √ × ×
Mengecek Kembali 1 × √ × ×
2 × × × ×
Tabel 2. Rangkuman Ciri-ciri Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Gaya Belajar pada Tes
Pemecahan Masalah 2
Nama Indikator Div Kon As Ak
Memahami Masalah 1 √ √ √ √
2 √ √ √ √
Menyusun Rencana Pemecahan Masalah 1 √ √ √ √
2 √ √ √ √
Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah 1 × √ √ √
2 × √ √ ×
Mengecek Kembali 1 × √ × ×
2 × × × ×
Pada Tabel 2 diatas terlihat pada tahap menyusun rencana pemecahan masalah terlihat
memahami masalah pada tes pemecahan subjek gaya belajar divergen, gaya belajar
masalah 2, terlihat semua subjek dari gaya konvergen, gaya belajar asimilasi, dan gaya
belajar divergen, gaya belajar konvergen, gaya belajar akomodasi tidak mengalami kesulitan
belajar asimilasi, dan gaya belajar akomodasi semua subjek dengan keempat gaya belajar
dapat mengerjakan dengan baik. Pada langkah
173
Budi Eko Setiyono Riau & Iwan Junaedi / Unnes Journal of Mathematics Education Research 5 (2) (2016)
tersebut mampu mengerjakan dengan baik dan pada langkah ini mampu mengerjakan dengan
benar pada lngkah ini. baik dan sistematis.
Pada langkah melaksanakan rencana Pada langkah mengecek kembali pada tes
pemecahan masalah gaya belajar divergen dan pemecahan masalah 2 gaya belajar divergen,
akomodasi tidak dapat mengerjakan dengan baik gaya belajar asimilasi, dan gaya belajar
dan benar tetapi untuk gaya belajar akomodasi akomodasi tidak mampu mengerjakan dengan
salah satu indikator dapat mengerjakan dengan baik, sedangkan gaya belajar konvergen pada
benar, gaya belajar asimilasi pada langkah ini indikator yang kedua juga belum mampu
untuk indikator kedua tidak dapat mengerjakan mengerjakan dengan baik dan benar.
dengan baik, sedangkan gaya belajar konvergen
Tabel 3. Rangkuman Ciri-ciri Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Gaya Belajar pada Tes
Pemecahan Masalah 3
Nama Indikator Div Kon As Ak
Memahami Masalah 1 √ √ √ √
2 √ √ √ √
Menyusun Rencana Pemecahan Masalah 1 √ √ √ √
2 √ √ √ √
Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah 1 √ √ √ √
2 × √ √ √
Mengecek Kembali 1 × √ √ ×
2 × √ × ×
174
Budi Eko Setiyono Riau & Iwan Junaedi / Unnes Journal of Mathematics Education Research 5 (2) (2016)
175
Budi Eko Setiyono Riau & Iwan Junaedi / Unnes Journal of Mathematics Education Research 5 (2) (2016)
176
Budi Eko Setiyono Riau & Iwan Junaedi / Unnes Journal of Mathematics Education Research 5 (2) (2016)
177
Budi Eko Setiyono Riau & Iwan Junaedi / Unnes Journal of Mathematics Education Research 5 (2) (2016)
178