Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATERI

“AUDIT PLANNING AND MATERIALITY”

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas “Audit dan Asurans”

Disusun Oleh :
Ervian Ridho Mawlidy (042023143004 / A1M)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021-2022
 Terdapat 3 alasan utama mengapa auditor harus merencanakan perikatan dengan benar:
a. Untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi pada
situasi yang dihadapi.
b. Untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar.
c. Untuk menghindari kesalahpahaman dengan klien.

 Langkah-langkah utama dalam perencanaan audit


a. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal
b. Memahami bisnis dan industri klien
c. Melakukan prosedur analitik awal
d. Menetapkan penilaian awal materialitas dan materialitas kinerja
e. Mengidentifikasi risiko signifikan karena penipuan atau kesalahan
f. Menilai risiko yang melekat (assess inherent risk)
g. Memahami kontrol internal dan menilai risiko kontrol
h. Menyelesaikan strategi audit keseluruhan dan rencana audit

 Risiko audit yang dapat diterima (Acceptable Risk) adalah ukuran seberapa besar
keinginan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin salah saji secara
material setelah audit selesai dan opini wajar tanpa pengecualian telah diterbitkan.

 Risiko bisnis klien (Client Business Risk) adalah risiko ketika suatu entitas gagal dalam
meraih tujuannya atau gagal dalam mengeksekusi strateginya. Risiko bisnis dapat timbul
dari beberapa faktor, seperti perubahan signifikan dalam kondisi atau peristiwa industri
seperti perubahan peraturan, atau dari penetapan tujuan atau strategi yang tidak tepat.

 Risiko salah saji material (Risk of Material Misstatement) adalah risiko laporan keungan
mengandung kesalahan saji yang material karena adanya kecurangan atau eror dari audit
sebelumnya. Risiko ini berfungsi untuk mengukur kerentanan laporan keuangan atas salah
saji dan mengukur keefektifan pengendalian oleh perusahaan dalam mendeteksi dan
pembetulan atas salah saji dalam laporan keuangan.

 Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal


Perencanaan audit awal:
a. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien
yang ada saat ini
b. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit
c. Untuk menghindari suatu kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat-syarat
penugasan yang telah ditetapkan oleh klien
d. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf penugasan
dan setiap spesialis audit yang diperlukan

Investigasi klien baru. Sebelum menerima klien baru, kebanyakan KAP akan
menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan penerimaan perikatan. Kantor
itu melakukan pemeriksaan prospektif atas klien dalam komunitas bisnis,
stabilitas keuanganya, dan hubungan dengan KAP sebelumnya.
Klien berkelanjutan. Evaluasi klien lama untuk menentukan apakah ada alasan untuk
tidak melanjutkan audit dengan memperhatihakan beberapa faktor, seperti konflik
sebelumnya atas ruang lingkup audit yang sesuai, jenis opini yang akan dikeluarkan, biaya
yang belum dibayar dan tidak memiliki integritas.
Engagement Letter. kesepakatan antara KAP dan klien mengenai ketentuan perikatan
atas pelaksanaan audit dan layanan terkait. Mencakup tujuan perikatan, tanggung jawab
auditor dan manajemen, identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang digunakan oleh
manajemen, referensi ke bentuk dan isi laporan audit yang diharapkan, dan batasan
perikatan.
Strategi audit. Pendekatan secara menyeluruh atas audit dengan mempertimbangkan
sifat klien, risiko salah saji yang signifikan, dan faktor lain (lokasi klien dan efektivitas
pengendalian internal). Menetapkan ruang lingkup, waktu, dan arah audit dan juga
memandu pengembangan rencana audit. Strategi ini mempertimbangkan sifat bisnis dan
industri klien, termasuk area di mana terdapat risiko kesalahan penyajian yang lebih besar.
Pemilihan staf untuk perikatan. Auditor harus menugaskan staf yang tepat atas
perikatan audit untuk mematuhi standar audit dan mendorong efisiensi audit. Staf yang
ditugaskan harus memiliki keterampilan, memiliki pengetahuan atas industri klien dan
kebutuhan kontinuitas dari tahun ke tahun.
Mengevaluasi kebutuhan ahli eksternal. Bila tidak memiliki orang yang
berkompetensi dalam industri klien, maka dibolehkan untuk mempekerjakan orang luar
yang memiliki pengetahuan di bidang industri klien. Namun auditor tetap harus
mengetahui industri klien sebelum menentukan ahli yang dibutuhkan dan tanggung jawab
tetap berada ditangan auditor.

 Mengetahui jenis bisnis dan industri klien


Pendekatan secara menyeluruh terhadap audit mengharuskan auditor untuk
mempertimbangkan sifat klien, risiko salah saji yang signifikan, dan faktor lain seperti
jumlah lokasi klien dan efektivitas pengendalian internal klien. Beberapa faktor yang
meningkatkan pentingnya pengetahuan tentang industri dan bisnis klien :
a. Penurunan kondisi ekonomi cenderung meningkatkan risiko bisnis klien
b. Teknologi informasi menghubungkan perusahaan klien dengan pelanggan dan pemasok
utama klien telah memperluas operasinya secara global
c. Teknologi informasi mempengaruhi proses klien internal, meningkatkan kualitas dan
ketepatan waktu informasi akuntansi.
d. Peningkatan pentingnya modal manusia dan aset tak berwujud lainnya telah
meningkatkan kompleksitas akuntansi
e. Banyak klien mungkin telah berinvestasi di instrumen keuangan yang kompleks, seperti
kewajiban hutang yang dijaminkan atau sekuritas berbasis hipotek, yang mungkin telah
menurun nilainya, memerlukan perlakuan akuntansi yang rumit, dan sering melibatkan
pihak yang tidak dikenal yang mungkin menciptakan risiko finansial yang tidak terduga
untuk klien.
 Pemahaman strategis tentang bisnis dan industri klien:
1. Industri dan lingkungan eksternal
Tiga alasan utama untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang industri klien
dan lingkungan eksternal adalah:
a. Risiko yang terkait dengan industri tertentu dapat mempengaruhi penilaian auditor
terhadap risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima-dan bahkan dapat
mempengaruhi auditor untuk tidak menerima perjanjian di industri yang lebih
berisiko, seperti industri jasa keuangan dan asuransi kesehatan
b. Banyak risiko yang umum terjadi pada semua klien di industri tertentu
c. Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi unik yang harus dipahami oleh
auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sesuai dengan standar
akuntansi
2. Operasi bisnis dan proses
Auditor harus memahami faktor-faktor seperti sumber pendapatan utama, pelanggan
utama, dan pemasok, sumber pembiayaan dan informasi tentang pihak terkait yang
dapat mengindikasikan area peningkatan risiko bisnis klien.
3. Manajemen dan tata kelola
Jika manajemen menetapkan strategi dan proses bisnis perusahaan, auditor harus
menilai filosofi dan gaya operasi manajemen dan kemampuannya untuk
mengidentifikasi dan merespons risiko, karena hal ini mempengaruhi secara signifikan
risiko salah saji material dalam laporan keuangan.
4. Tujuan dan strategi
Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk mencapai tujuan
organisasi. Auditor harus memahami tujuan klien yang terkait dengan keandalan
pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas dari operasi dan kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan.
5. Pengukuran dan kinerja
Sistem pengukuran kinerja klien mencakup indikator kinerja utama yang digunakan
manajemen untuk mengukur kemajuan dalam mecapai tujuannya. Risiko yang melekat
dari salah saji laporan keuangan dapat meningkat jika klien menetapkan tujuan yang
tidak masuk akal atau jika sistem pengukuran kinerja mendorong akuntansi yang
agresif. Pengukuran kinerja meliputi analisis rasio dan benchmarking terhadap pesaing
utama.

 Lakukan prosedur analitis awal


Auditor diharuskan untuk melakukan prosedur analitis awal sebagai bagian dari
prosedur penilaian risiko untuk lebih memahami bisnis dan industri klien, dan untuk
menilai risiko bisnis klien. Salah satu prosedur tersebut yaitu membandingkan rasio klien
dengan tolok ukur industri atau pesaing untuk memberikan indikasi kinerja perusahaan.

 Materialitas
Materialitas - Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang,
dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh
orang yang mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh
penghapusan atau salah saji tersebut.
 Setelah menemukan kesalahan penyajian material, sampaikan kepada klien agar dapat
dilakukan koreksi
 Jika klien menolak untuk mengoreksi pernyataan tersebut, auditor harus mengeluarkan
opini yang memenuhi syarat atau merugikan, tergantung pada materialitas kesalahan
penyajian tersebut.

Materialitas Kinerja - jumlah materialitas untuk segmen audit yang ditetapkan oleh
auditor, kurang dari materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan.

 Materialitas untuk laporan keuangan menyeluruh


Pertimbangan awal tentang materialitas - jumlah maksimum yang diyakini auditor
bahwa pernyataan dapat salah saji dan masih tidak memengaruhi keputusan pengguna
yang wajar digunakan dalam perencanaan audit

Pertimbangan revisi tentang materialitas - perubahan dalam pertimbangan awal yang


dibuat auditor ketika auditor menentukan bahwa pertimbangan awal terlalu besar atau
terlalu kecil
 Auditor cenderung melakukan revisi karena perubahan salah satu faktor yang
digunakan untuk menentukan penilaian awal
 Pertimbangan dapat dievaluasi kembali setelah laporan keuangan saat ini tersedia
 Kondisi klien mungkin telah berubah karena peristiwa kualitatif seperti penerbitan
utang, yang menciptakan kelas baru pengguna laporan keuangan

Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas:


1. Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialit
2. Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas segmen-segmen
3. Mengestimasi total salah saji dalam segmen
4. Memperkirakan salah saji gabungan
5. Membandingkan salah saji gabungan dengan pertimbangan pendahuluan atau yang
direvisi tetentang materialitas

Faktor yang mempengaruhi pertimbangan awal jumlah materialitas:


1. Materialitas sebagai konsep yang relatif dan bukan absolut salah saji dalam
jumlah:salah saji dalam jumlah tertentu dianggap material oleh perusahaan kecil tapi
tidakmaterial bagi perusahaan besar.
2. Beberapa dasar yang dibutuhkan untuk menetapkan materialitas, misal laba
sebelumpajak.
3. Faktor-faktor kualitatif yang mempengaruhi materialitas: beberapa salah saji
tertentuakan lebih penting daripada yang lain, walaupun jumlahnya sama. Misal: salah
sajiyang disengaja dalam persediaan akan dianggap lebih penting dari kekeliruan
klerikalwalaupun jumlahnya sama.
 Tentukan materialitas kinerja
Menentukan materialitas kinerja diperlukan karena auditor mengumpulkan bukti
berdasarkan segmen daripada laporan keuangan secara keseluruhan, dan tingkat
materialitas kinerja membantu mereka menghilangkan bukti audit yang tepat untuk
mengakumulasi.
Banyak auditor menetapkan materialitas kinerja untuk sebagian besar pengujian sebagai
persentase standar dari pertimbangan awal tentang materialitas untuk laporan keuangan
secara keseluruhan.

Alokasi pertimbangan awal materialitas - proses penetapan ke setiap akun neraca


jumlah salah saji yang dianggap material atas akun berdasarkan pertimbangan awal
auditor.

Auditor menghadapi tiga kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas ke akun


neraca, yaitu:
1. Auditor mengharapkan beberapa akun memiliki lebih banyak salah saji dari pada yang
lainnya
2. Baik berlebihan dan meremehkan harus diperhatikan
3. Biaya audit relatif mempengaruhi alokasi

 Memperkirakan misstatement dan membandingkannya dengan pertimbangan awal


Terdapat dua tipe salah saji, yaitu:
a. Known misstatement
Salah saji spesifik dalam suatu golongan transaksi atau saldo akun yang dapat
diidentifikasi selama proses audit.
b. Likely misstatement
Kesalahan penyajian yang timbul baik dari perbedaan antara pertimbangan
manajemen dan auditor tentang estimasi saldo akun atau dari proyeksi salah saji
berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu populasi. Ada dua jenis likely
misstatement, yaitu:
1. Apakah salah saji yang timbul dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan
auditor tentang taksiran saldo akun
2. Apakah proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu
populasi

Net Misstatements in the Sample / Total Sampled * Total Recorded Population Value
= Direct Projection Estimate of Misstatement

Risiko Sampling - hasil karena auditor telah mengambil sampel hanya sebagian dari
populasi dan ada risiko bahwa sampel tidak mewakili populasi secara akurat

Anda mungkin juga menyukai