Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM UPAYA MEMINIMALISIR RESIKO

PENULARAN PENYAKIT KUCING


Odi Nurdiawan, Liyanda Pangestu
Jurusan Teknologi Informasi STMIK IKMI Cirebon,
Jln Perjuangan No 10 Majasem Kota Cirebon Jawa Barat-Indonesia
odynurdiawan@gmail.com, liyandapangestu@gmail.com

Abstrak— Penyakit pada kucing disebabkan oleh bakteri atau virus karena keadaan lingkungan, iklim atau
suhu, bahkan bisa juga dari kontak langsung dengan inang atau induk virus. Virus distemper virus
mematikan yang sangat mudah menyerang pada anak kucing yang telah terjadi belakangan ini didaerah
kabupaten cirebon. maka dengan ini dapat disimpulkan penyakit yang menyerang pada kucing tersebut
merupakan kategori virus dimana anak kucing yang sangat rentang untuk penyakit ini. Metode pendekatan
menggunakan forward chaining. Forward chaining merupakan proses inferensi yang memulai pencarian
dari premis atau data masukan berupa gejala menuju pada konklusi yaitu kesimpulan penyakit yang diderita
serta memberikan solusi mengenai saran pengobatan dan pencegahan berdasarkan gejala-gejala yang
diamati. Hasil penelitian ini dapat melakukan diagnosis dengan cepat, tepat dan akurat terhadap gejala
penyakit yang ditimbulkan. Selain itu dapat membantu para pemilik kucing untuk mengenali penyakit yang
diderita oleh kucing peliharaannya sehingga kucing mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

Keywords—Sistem pakar, Diagnosa penyakit, Forward chaining.

penyakit pada kucing. Penelitian yang dilakukan oleh Ferdio


I. PENDAHULUAN
Grady Susanto, dkk Tahun 2015, yang berjudul Aplikasi
Kucing adalah salah satu hewan yang popular di Metode Forward Chaining Untuk Mengidentifikasi Jenis
kalangan masyarakat, bentuk fisik yang lucu dan tingkah yang Penyakit Pada Kucing Persia dengan memfokuskan
menggemaskan merupakan salah satu alasan yang membuat permasalahan pada sebuah program aplikasi berbasis web
banyak orang menyukai hewan peliharaan yang satu ini. yang dapat membantu mendiagnosa penyakit seekor kucing
Kepopulerannya membuat jumlah peminat kucing di Persia. Program ini dikembangkan berdasarkan arahan dari
Indonesia sangatlah besar, namun hal ini tidak diimbangi dokter hewan, dengan hasil akhir dapat membantu para
dengan pengetahuan pemeliharanya dan ketersediaan dokter pemilik kucing Persia untuk mengenali penyakit yang diderita
hewan yang mencukupi. Di sisi lain, kemajuan teknologi oleh kucing peliharaannya sehingga kucing mendapatkan
komputer saat ini dapat dimanfaatkan untuk mengatasi penanganan yang cepat dan tepat. [10]
masalah ketersediaan dokter hewan tersebut, yaitu dengan Penelitian yang dilakukan oleh Seni Mulya Tahun
cara mengembangkan sistem pakar agar pemelihara kucing 2010, yang berjudul Sistem Cerdas Untuk Mendiagnosa
yang tidak mengetahui tentang penyakit pada kucing dapat Penyakit Kucing Persia Dengan Metode Forward Chaining
mendeteksi sedini mungkin penyakit yang diderita pada Dan Certainty Factor dengan memfokuskan permasalahan
kucing serta mengetahui cara penanganannya. pada Penggunaan sistem cerdas dengan metode forward
Menurut mohamad hadi dkk, dalam penelitiannya chaining dan certainty factor dapat diterapkan menggunakan
yang berjudul Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit aplikasi web. dengan hasil diharapkan aplikasi web ini bisa
Ayam Dengan Metode Forward Chaining mengatakan bahwa : mudah digunakan oleh semua pihak tanpa batasan waktu dan
“Forward chaining merupakan proses penurutan yang dimulai tempat. Dengan digunakan aplikasi web, user dapat dengan
dengan menampilkan kumpulan data atau fakta yang mudah dan cepat mengakses sistem [6]
meyakinkan menuju konklusi akhir. Runut maju dimulai dari Studi pustaka dan literature diatas, akan dijadikan
premis-premis atau informasi masukan (if) dahulu kemudian sebagai landasan untuk melaksanakan penelitian ini, dimana
menuju kesimpulan atau derived information (then). Informasi penelitian yang akan di lakukan berfokus pada Penerapan
masukan dapat berupa data, bukti, temuan, atau gejala. Sistem Pakar Dalam Upaya Meminimalisir Resiko Penularan
Sedangkan kesimpulan dapat berupa tujuan, hipotesa, Penyakit kucing, maka dapat disimpulkan bahwa
penjelasan, atau diagnosis. Sehingga arah pencarian rumut mendiagnosa penyakit pada kucing melalui penerapan sistem
maju di mulai dari data menuju tujuan, dari bukti menuju cerdas diterapkan menggunakan aplikasi web, dapat
hipotesa, atau dari gejala menuju diagnosa.” [3] membantu para pemilik kucing untuk mengenali penyakit
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah yang diderita oleh kucing peliharaannya sehingga kucing
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, yang mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
difokuskan pada masalah yang akan diteliti yaitu mendiagnosa

65
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) e-ISSN : 2540-7600
Vol 3, No 1, September 2018 p-ISSN : 2540-7597

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh II. LANDASAN TEORI


dilapangan, didapatkan data penyakit pada kucing tahun 2013 A. Diagnosa penyakit kucing secara manual
- 2016 sebagai berikut : Berdasarkan Penelitian Ferdio grady susanto dkk dalam
penelitian yang berjudul Aplikasi Metode Forward Chaining
TABEL I
DATA PENYAKIT PADA KUCING
Untuk Mengidentifikasi Jenis Penyakit Pada Kucing Persia,
Jenis Jenis Ternak Kucing menyatakan bahwa : “Jika pemilik kucing datang ke dokter
Ket hewan maka pertama-tama saat pasien datang, dokter hewan
Penyakit 2013 2014 2015 2016
Pencernaan 198 212 150 258 818 akan menanyakan hal mengenai gejala-gejala penyakit kucing
Pernapasan 10 10 17 31 78 yang diderita kepada pemilik kucing Persia agar dokter hewan
Reproduksi 13 13 19 32 77 dapat menentukan cara pengobatan yang tepat kepada pasien
Saluran kucing seperti “Apa gejala yang diderita ?”, “berapa lama
6 6 9 20 41
Urinasi kucing sudah mengalami gejala yang diderita ?”, “Sudah
Darah-Limpa - - - - - diberi pengobatan apa ?”, “ makanan apa saja yang diberikan
Tungkai dan
34 41 97 72 244 ?”, “ minuman diberi air matang atau mentah ?”. Setelah
kulit menanyakan beberapa hal tersebut, Dokter akan mulai
Ambing - - 2 - 2 memeriksa pasien kucing Persia yang sedang sakit dan
Parasiter 74 74 116 200 464
memberi pengobatan berdasarkan gejala-gejala yang diketahui
Bakteri - 1 6 21 28
oleh dokter hewan seperti melihat kulit, mata, bulu, dan fisik
Virus - 2 - 61 63
Vaksinasi :
yang nampak dari luar.” [10]
Rabies 159 149 233 434 975
ND - - - - - B. Jenis-jenis Kucing
AI 9 - - - 9 Berdasarkan Penelitian Paryati dalam penelitian yang
Panleukopnia - 14 - - 14 berjudul Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Mendiagnosa
Jumlah 503 310 499 871 1.995 Penyakit Kucing, menyatakan bahwa : “Jumlah jenis kucing
Sumber Data : (Distanbunnakhut Kabupaten Cirebon, tahun 2017) ras di seluruh dunia sangatlah banyak. Setiap ras memiliki ciri
khusus, tetapi karena sering terjadinya kawin silang antar ras,
Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa faktor banyak kucing yang hanya dikelompokkan dalam jenis bulu
penyebab penyakit kucing dalam waktu 4 tahun terakhir yaitu panjang dan bulu pendek.” [7] Beberapa jenis kucing ras yang
dari tahun 2013-2016 jenis penyakit yang tertinggi ialah sudah umum dipelihara di Indonesa, antara lain :
penyakit pencernaan mencapai 818 kucing yang terjangkit, 1) Persia merupakan kucing ras ini merupakan kucing yang
penyakit parasiter mencapai 464 kucing yang terjangkit, paling banyak dipelihara di Indonesia, berasal dari Iran
penyakit tungkai dan kulit mencapai 244 kucing yang (Persia). Kucing ini berbulu panjang, berkepala bulat,
terjangkit, penyakit pernapasan mencapai 78 kucing yang dan berhidung pesek.
terjangkit, penyakit reproduksi mencapai 77 kucing yang 2) Angora merupakan kucing ini bernama lengkap Turkish
terjangkit, penyakit virus mencapai 63 kucing yang terjangkit, angora dan berasal dari Turki. Tubuhnya altetis dan
penyakit saluran urinasi mencapai 41 kucing yang terjangkit, mempunyai bulu yang cukup panjang.
penyakit bakteri mencapai 28 kucing yang terjangkit, penyakit 3) Maine Coon merupakan kucing ini bisa juga disebut
ambing mencapai 2 kucing yang terjangkit dan penyakit jenis American long hair, berasal dari Amerika Utara.
darah-limpa tidak ada kucing yang terjangkit penyakit tersebut. Berat badan kucing ini mencapai 6,8-11kg untuk jantan
Hasil tersebut dan hasil survey dilapangan menunjukan bahwa, dan 4,5- 6,8kg untuk betina. Biasanya kucing jenis ini
kucing peliharaan mudah terserang penyakir pencernaan. berbulu cukup panjang.
Apabila para pemilik kucing dapat mengenali lebih awal 4) Siam merupakan kucing ini berasal dari daerah Siam
penyakit yang diderita oleh kucingnya, maka kucing akan (Thailand). Kucing ini bertubuh ramping, berbulu
mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. pendek dan memiliki sinar mata dengan perpaduan
Masalahnya ialah kucing sangat rentan terkena warna almond dan biru.
penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus, dan para 5) Himalayan merupakan kucing ini merupakan hasil
pemilik kucing merasa cemas hewan peliharaanya akan persilangan antara kucing Persia dan Siam. Badannya
mengalami kematian karena tidak mengetahui lebih awal berbentuk long hair seperti Persia tapi mempunyai titik
penyakit yang dialami oleh kucingnya. Selain itu didaerah warna seperti Siam.
pedesaan masih sulit untuk mendapatkan jasa dokter hewan.
Penyebab masalah penyakit kucing yang lambat C. Penyakit Kucing
dalam penanganannya dikarenakan pengetahuan pemilik Berdasarkan Penelitian Suci Fidyaningsih dkk dalam
kucing yang minim hingga menyebabkan penularan penyakit penelitian yang berjudul Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
hingga kematian yang dialami hewan apabila kurang cepat Kucing Menggunakan Metode Case-Based Reasoning,
dan tepat dalam penanganannya. menyatakan bahwa : “Beberapa penyakit yang sering
menyerang kucing yaitu:

66
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan)
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) e-ISSN : 2540-7600
Vol 3, No 1, September 2018 p-ISSN : 2540-7597

1) Flu kucing, disebabkan oleh beberapa jenis kuman, III. METODOLOGI


diantaranya Feline Herpesvirus atau Rhinothroacheitis, Tahapan – tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian
Feline Calicivirus, Chalmydophila Felis, Bordetella ini adalah :
Bronchiseptica. Gejala awalnya diantaranya adalah kucing
mengalami bersin-bersin, demam.
2) Panleukopenia atau Feline Parvovirus, disebabkan oleh
Feline Parvovirus. Salah satu gejalanya adalah kucing
terlihat depresi.
3) Cacingan, disebabkan oleh beberapa jenis cacing,
diantaranya cacing gilig, cacing daun, dan cacing pita.
Gejalanya adalah diare berdarah dan terdapat cacing pada
kotoran kucing tersebut.
4) Scabies, disebabkan oleh Parasit Notoedres cati.
Gejalanya adalah kucing mengalami gatal-gatal dan
keropeng di daerah telinga, kaki, dan muka.
5) Ringworm, disebabkan oleh jamur Microsporum sp.
Gejalanya adalah bulu kucing rontok secara bulat atau
melingkar dan kemerahan, kulit ketombe, dan gatal-gatal.
6) Jamur Cryptococus, disebabkan oleh jamur Crytococcus
neoformans. Gejala diantaranya adalah hidung kucing
menjadi bengkak dan luka, pilek.
7) Flea atau Kutu, disebabkan oleh kutu. Gejalanya adalah
kucing mengalami gatal-gatal dan bulunya rontok.
8) Feline Leukemia Virus, disebabkan oleh Retrovirus.
Gejalanya adalah demam, anemia, bengkak pada limpa
dan kelenjar serta menurunnya kekebalan tubuh.” [1]

D. Sistem Pakar
Sistem pakar adalah program komputer yang meniru
kemampuan beberapa pakar di bidang tertentu dalam
memecahkan masalah seperti para pakar tersebut memecahkan
masalah dalam bidangnya [4]. Proses peniruan tersebut
melibatkan empat hal [4], yaitu: (1) akuisisi pengetahuan, (2)
representasi pengetahuan, (3) inferensi pengetahuan, (4)
pemindahan pengetahuan ke pengguna. Gbr 1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

E. Forward Chaining Berdasarkan gambar 1 Tahapan pelaksanaan penelitian


Inferensi merupakan kumpulan prosedur yang bertujuan untuk diatas menjelaskan tahapan demi tahapan penelitian yang akan
melakukan penalaran [4]. Inferensi tersebut dilakukan selama melaksanakan penelitian berlangsung,
diimplementasikan di mesin inferensi. Mesin ini berfungsi dimana bertujuan untuk dapat menghasilkan penelitian yang
untuk mengambil kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan ingin dicapai, penjelasan tahapan – tahapan tersebut, adalah :
yang dimilikinya. Salah satu teknik inferensi yang sering 1) Pengumpulan Data Analisa Pakar/Ahli
digunakan adalah forward chaining. Forward chaining atau Data yang diperoleh, dari hasil proses wawancara kepada
sering juga disebut bottom up reasoning adalah cara penarikan drh. Nurdiyanto , dari Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan
kesimpulan yang dimulai dengan data atau fakta yang ada lalu dan Kehutanan (Distanbunnakhut) Kabupaten Cirebon
bergerak maju melalui premis-premis untuk menuju ke mengenai permasalahan pada hewan kucing yang meliputi
kesimpulan [5]. Pada teknik ini data digunakan sebagai jenis penyakit pada kucing, gejala-gejala penyakit yang
penentu aturan mana yang harus dijalankan, kemudian aturan menyerang hewan kucing, beserta solusi dalam mengatasi
tersebut dijalankan [5]. masalah penyakit pada kucing.
F. Pengertian penularan penyakit 2) Data set definisi dan aturan gejala
Menurut Tri Wijayanti dan Dewi Marbawati , Data yang diperoleh, bersumber dari jurnal, paper,
menyatakan bahwa : “Penularan secara horisontal pada mengenai kode penyakit, nama penyakit beserta nama latin
manusia terutama disebabkan karena daging hewan/ternak penyakit yang menyerang pada kucing. Pada Tabelnya berisi
yang terinfeksi T. gondii atau ookista pada makanan atau informasi mengenai kode gejala penyakit, beserta nama
minuman yang terkontaminasi feses kucing.” [11] gejala penyakit yang menyerang pada hewan kucing.
3) Relasi antara definisi aturan gejala

67
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan)
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) e-ISSN : 2540-7600
Vol 3, No 1, September 2018 p-ISSN : 2540-7597

Pada data relasi antar definisi berisi informasi mengenai ID Gejala P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8


kode gejala penyakit dan kode nama penyakit dari data relasi Nafsu makan
antar penyakit dan gejala penyakit yang menyerang pada G014 berkurang x x
hewan kucing. atau hilang
4) Perancangan Flowmap, Diagram konteks, Data base dan Mata merah
G015
Flowchart dan berair x
Setelah diperoleh data pendukung penelitian berupa Bulu rontok
dokumen, laporan dan wawancara, maka dibuatlah rancangan yang
G016 x
system dan database guna mempercepat tujuan yang menyebabkan
penelitian ini kemukakan sebelumnya. kebotakan
Kulit
5) Desain Antarmuka (Fron-and) dan (Back-and) G017
berkerak x
Setelah tahapan perancangan system dan database diatas
Sering
dilakukan, maka segera dibuat desaign interface (antarmuka) – G018 menggaruk
front-and dan back-and, agar segera di terapkan penelitian ini. badan x
6) Penerapan Metode Forward chaining G019
Setelah tahapan pembuatan front-and dan back-and selesai, Kurus x x
Kulit di daun
maka dilanjutkan menerapkan metode forward chaining yang
telinga, kaki,
digunakan sebagai alat mendiagnosa penyakit pada kucing moncong,
dan memberikan saran penanganan dan solusinya, dimana dan bagian
tahapan metode forward chaining. lain tampak
7) Menerapkan hasil Analisa, saran penanganan, dan G020 x
botak,
solusinya berkerak
Hasil system yang sudah terbuat maka di uji cobakan tebal, tepi
kepada pemilik kucing untuk mengenali penyakit yang tidak rata,
diderita oleh kucing peliharaannya sehingga kucing dan bersisik
mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. G021 Bau apeg x
Ditemukan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN reruntuhan
A. Analisa Metode Forward Chaining G022 jaringan kulit x
1) Tabel Gejala Penyakit Kucing ditempat
tidur
TABEL II Gangguan
HUBUNGAN GEJALA DENGAN PENYAKIT KUCING G023 pencernaan x
makanan
ID Gejala P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
G024 Diare x
Tidak mau
G001 suhu badan
makan x
G025 40-41 derajat
G002 Lesu x x celcius x
G003 muntah x G026 sesak nafas x
G004 demam x G027 Diare darah x
G005 dehidrasi x x x G028 selesma x
anoreksia mata berair
(tidak adanya G029
G006 x dan bengkak x
makanan
yang masuk)
2) Tabel rule
G007 batuk x x x TABEL III
TABEL RULE
G008 Sulit bernafas x x
Rule IF Then
G009 bersin-bersin x x x G001,
G010 G002,
pilek x
1 G003, P1
Leleran
G011 G004,
hidung x x
G005
Sariawan di
G012 G005,
lidah x
2 G006, P2
G013 Lemah x G007,

68
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan)
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) e-ISSN : 2540-7600
Vol 3, No 1, September 2018 p-ISSN : 2540-7597

Rule IF Then a) Analisa pengambilan kesimpulan pada penelurusan


G008, terhenti di node penyakit.
G009,
G010
G009,
G011,
G012, TABEL IV
G013, PENGAMBILAN KEPUTUSAN NODE PENYAKIT
3 P3 Kode Arah
G014, Kode
G002, gejala Jawaban penelusuran
penyakit
G007, yang selanjutnya Keterangan
yang
G015 di (kode
Ya Tidak terdeteksi
G016, deteksi gejala)
4 G017, P4 P1, P2,
penelusuran
G018 G001 x Kiri (G002) P3, P5,
berlanjut
G014, P6, P8
G019, P1, P2, penelusuran
G002 x Kiri (G003)
5 G020, P5 P6, P8 berlanjut
G021, P1, P2, penelusuran
G003 x Kiri (G004)
G022 P6, P8 berlanjut
G023, penelusuran
G004 x Kiri (G005) P1
G019, berlanjut
6 P6
G024, penyakit
G005 x Selesai P1
G005 terdeteksi
G025,
7 G026, P7 Berdasarkan analisis, maka hasil diagnosa adalah
G027 menderita penyakit P001 atau Muntaber.
G028,
G009,
b) Analisa pengambilan kesimpulan pada
G007,
8 P8 penelurusan terhenti di node 0
G008,
G011,
G029 TABEL V
PENGAMBIL KEPUTUSAN NODE 0
Kode Arah
3) Pohon keputusan Kode
gejala Jawaban penelusuran
G001 penyakit
yang selanjutnya Keterangan
yang
di (kode
Ya Tidak terdeteksi
deteksi gejala)
P1, P2,
G002 G016 G025
penelusuran
G001 x Kiri (G002) P3, P5,
Y T
berlanjut
G003 G007
G017 G026
P6, P8
P1, P2, penelusuran
Y G009
G018 G027 G002 x Kiri (G003)
G004 G011
P6, P8 berlanjut
Y G012 P4 P7 penyakit
G005
G013
G003 x kanan 0 tidak
Y
T
T

G014
terdeteksi
P1 G006 G019 penyakit
Y T
kanan
G004 x 0 tidak
G007 G023
G015 G019
(selesai)
terdeteksi
G020
P3
G008 G024

G009
G021
Berdasarkan analisis, maka hasil diagnosa adalah
P6

Y T
G022
penyakit tidak terdeteksi.
G010 G011 P5
Keterangan
Gejala
G011 G028
Penyakit
c) Kaidah produksi
P2 G029
Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika-
maka (If-Then). Kaidah ini dapat dikatakan sebagai
P8
hubungan implikasi dua bagian, yaitu bagian premis
Gbr 2. Pohon Keputusan (jika) dan bagian konklusi (maka). Apabila bagian
premis dipenuhi maka bagian konklusi juga akan
4) Analisa pengambilan keputusan

69
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan)
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) e-ISSN : 2540-7600
Vol 3, No 1, September 2018 p-ISSN : 2540-7597

bernilai benar. Suatu kaidah juga dapat terdiri atas


beberapa premis dan lebih dari satu konklusi. Antara User Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Kucing Admin
premis dan konklusi dapat berhubungan dengan “OR”
atau “AND”. Mulai
Login

Berdasarkan tabel keputusan dan pohon Validasi Login


keputusan kaidah aturan produksi penyakit kucing Pilih Menu
Tidak
pakar
dengan metode forward chaining terdapat beberapa Konsultasi
Halaman
Ya

Konsultasi
rule sebagai berikut : Menu admin

i. Kaidah 1 : jika tidak mau makan dan lesu Pertanyaan

dan muntah dan demam dan dehidrasi maka gejala penyakit


kucing Menu data
ya
Mengelola data
penyakit penyakit
penyakit muntaber (P001)
Memilih
ii. Kaidah 2 : jika dehidrasi dan anoreksi (tidak jawaban ya
atau tidak
tidak

adanya makanan yang masuk) dan batuk dan Menu data


gejala
ya
Mengelola data
gejala
Penentuan relasi
sulit bernafas dan bersin-bersin dan pilek maka gejala penyakit
dan solusi tidak
penyakit calicivirus (P002)
Mengelola data
iii. Kaidah 3 : jika bersin-bersin dan leleran Mengetahui
jenis penyakit
Hasil diagnosa
Menu data relasi ya
relasi
gejala dan
hidung dan sariawan di lidah dan lemah dan solusi
tidak

nafsu makan berkurang atau hilang dan lesu dan Menu lihat data Melihat data
ya
batuk dan mata merah dan berair maka penyakit Selesai
relasi gejala perpenyakit

flu kucing (P003) tidak

iv. Kaidah 4 : jika bulu rontok yang Menu laporan


penyakit
Data penyakit
user

menyebabkan kebotakan dan kulit berkerak dan tidak

sering menggaruk badan maka penyakit jamur Menu laporan Data konsultasi

(P004) konsultasi user

v. Kaidah 5 : jika nafsu makan berkurang atau kucing

hilang dan kurus dan kulit didaun telinga, kaki,


moncong, dan bagian lain tampak botak, tidak Logout

berkerak tebal, tepi tidak rata, bersisik dan bau


apeg dan ditemukan reruntuhan jaringan kulit di
tempat tidur maka penyakit parasit kutu (P005)
vi. Kaidah 6 : jika mengalami gangguan
pencernaan makanan dan kurus dan diare dan
dehidrasi maka penyakit cacingan (P006)
vii. Kaidah 7 : jika suhu badan 40-41 derajat Gbr 3. Flowmap sistem yang dibangun
celcius dan sesak nafas dan diare darah maka
penyakit toksoplasma (P007) 2) Diagram Konteks
viii. Kaidah 8 : jika selesma dan bersin-bersin dan Diagram konteks adalah sebuah diagram
batuk dan sulit bernafas dan leleran hidung dan sederhana yang menggambarkan hubungan antara
mata berair, bengkak maka penyakit entitas luar, masukan dan keluaran dari sistem. entitas
rhinotracheitis (P008) yang ada didalam sistem pakar diagnosa penyakit
kucing yaitu admin dan user (pemilik kucing).
Data login
Data pasien (pemilik kucing) Input data penyakit
B. Perancangan Sistem Data gejala Input data gejala

1) Flowmap
Sistem yang dibangun untuk sistem yang dibangun ialah
sebagai berikut : DIagnosa Penyakit Pada Kucing
Melalui Penerapan Sistem Pakar
User Hasil Diagnosa Dalam Upaya Meminimalisir Resiko Admin
Penularan Penyakit

Verifikasi Data Login


Informasi data penyakit
Informasi data gejala

Gbr 4. Diagram konteks

70
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan)
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) e-ISSN : 2540-7600
Vol 3, No 1, September 2018 p-ISSN : 2540-7597

Gbr 7. DFD Level 1 Proses 2 Data Penyakit


3) Data Flow Diagram (DFD) Level 0
Berikut DFD level 0 Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Kucing : 6) DFD Level 1 Proses 3
Username
Verifikasi Data
Berikut adalah Data flow diagram level 1 proses
Password
data gejala :
1.0
Admin Halaman admin Data valid pakar
Login
3.1
Data gejala Insert gejala Data gejala

Data penyakit Data penyakit

Informasi data
2.0 penyakit
penyakit
Informasi data penyakit Data Penyakit
Informasi data relasi Data penyakit
penyakit dan gejala Informasi data relasi penyakit dan gejala relasi

Data gejala Informasi data 3.2 Informasi data


Admin gejala
Data gejala gejala Lihat gejala gejala

Informasi data gejala Informasi data


gejala
Data gejala
3.0 gejala
Informasi data relasi Data Gejala
penyakit dan gejala
Informasi data relasi penyakit dan gejala
Data gejala
Data gejala
Informasi data gejala
Informasi data gejala 3.3 telah diedit
Data penyakit, data gejala, telah diedit Edit gejala
Data penyakit, data gejala, data diri
data diri Data gejala

Informasi data analisa 4.0 Informasi data analisa


Gbr 8. DFD Level 1 Proses 3 Data Gejala
analisa_hasil User
hasil konsultasi Konsultasi hasil konsultasi

7) DFD Level 1 Proses 4


Gbr 5. DFD Level 0 Berikut adalah Data flow diagram level 1 proses
konsultasi user :
4) DFD Level 1 Proses 1
4.1
Berikut adalah Data flow diagram level 1 proses login admin : Data diri Insert data diri
Data diri
pemilik kucing

Username Validasi Username analisa_hasil


Password 1.1 Password
Admin Pakar
Login admin
Informasi hasil analisa data
4.2 penyakit, data gejala
User Data gejala
Pilih gejala
penyakit
Gbr 6. DFD Level 1 Proses 1 Login Admin
Data gejala

5) DFD Level 1 Proses 2 Informasi data Informasi data


penyakit penyakit
Berikut adalah Data flow diagram level 1 proses 4.3
Lihat penyakit
Data penyakit relasi
data penyakit :

2.1 Informasi hasil analisa


Data penyakit Insert penyakit Data penyakit data penyakit, data gejala
4.4
Lihat hasil
Data pemilik kucing, analisa
gejala, penyakit

Gbr 9. DFD Level 1 Proses 4 Konsultasi User

8) Entity Relationship Diagram (ERD)


Informasi data 2.2 Informasi data
Admin
penyakit Lihat penyakit penyakit
penyakit Berikut ERD Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kucing :
Data penyakit

Data penyakit

Informasi data penyakit


Informasi data penyakit 2.3 telah diedit
telah diedit Edit penyakit
Data penyakit

71
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan)
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) e-ISSN : 2540-7600
Vol 3, No 1, September 2018 p-ISSN : 2540-7597

penyebab

nm_penyakit keterangan

kd_gejala
nm_gejala kd_gejala 10) Halaman Penyakit Kucing
kd_penyakit photo
kd_penyakit

solusi
N N
gejala relasi penyakit

Memiliki
userID

passID Id

nama
N
kelamin
Gbr 12. Halaman Penyakit Kucing
pakar analisa_hasil Halaman ini menyediakan informasi-informasi penyakit yang
alamat
ada disistem pakar kucing. ketika user klik nama penyakit
pekerjaan
maka akan muncul informasi mengenai penyakit tersebut.
kd_penyakit

noip 11) Halaman Daftar Konsultasi


tanggal

Gbr 10. ERD Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kucing

9) Halaman Home

Gbr 13. Halaman Daftar Konsultasi


Halaman Konsultasi ini akan menampilkan form bagi pemilik
kucing untuk mendaftar konsultasi. tanpa mendaftar terlebih
dahulu maka pemilik kucing tidak akan dapat konsultasi.

12) Halaman Hasil Konsultasi

Gbr 11. Halaman home

Halaman Home sistem pakar diagnosa penyakit kucing untuk


user (pemilik kucing) yang berkonsultasi

Gbr 14. Halaman Hasil konsultasi

72
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan)
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) e-ISSN : 2540-7600
Vol 3, No 1, September 2018 p-ISSN : 2540-7597

Halaman ini merupakan hasil dari pilihan penyakit yang akan


Halaman ini akan menampilkan hasil dari konsultasi pemilik ditampilkan dan akan muncul gejala yang berhubungan
kucing yang telah melakukan konsultasi sebelumnya, dimana dengan penyakit tersebut
akan ditampilkan dari penyakit yang diderita, contoh gambar
penyakit, penyebab, keterangan dan solusi atau V. KESIMPULAN
penanganannya yang dapat membantu menyembuhkan Berdasarkan penelitian yang telah di paparkan diatas
penyakit tersebut. maka terdapat beberapa kesimpulan, antara lain :
1) Sistem pakar ini memudahkan pencarian dan
13) Halaman Daftar Penyakit mendapatkan solusi penanggulangan dalam
mengatasi gejala yang terjadi pada kucing terutama
pada kucing yang terserang penyakit menular.
2) Hasil analisa dalam sistem pakar ini sesuai dengan
pakarnya dan literatur buku yang direkomendasikan
oleh dokter hewan.

REFERENSE
Gbr 15. Halaman Daftar Penyakit [1] Fidyaningsih, S., Agus, F., & Maharani, S. (2016). Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Case-Based
Halaman menu penyakit, berisi mengenai daftar jenis-jenis
Reasoning. Prosiding Seminar Ilmu Komputer Dan Teknlogi Informasi,
penyakit kucing. 1(sistem pakar), 113–119.
[2] Fakhrahmad, S. M., Sadreddini, M. H., dan Zolghadri Jahromi, M.
14) Halaman Daftar Gejala 2015. A Proposed Expert System for Word Sense Disambiguation:
Deductive Ambiguity Resolution Based on Data Mining and Forward
Chaining. Expert Systems. 32(2): 178-191.
[3] Hadi, M., Aini, R. F., Studi, P., Informatika, T., Informasi, F., Pasuruan,
U. M., … Chaining, F. (2016). Perancangan Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Ayam Dengan Metode Forward Chaining. Informatika
Merdeka Pasuruan, 2(sistem pakar), 111–139.
[4] Kusrini. 2006. Sistem Pakar (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Andi
Offset.
[5] Mohamad, S. N. dan Hashim, A. B. 2015. Forward-Chaining Approach
to Expert System for Machine Maintenance. Proceedings of
Mechanical Engineering Research Day 2015. MERD'15, 2015. Hal.
79-80.
Gbr 16. Halaman Daftar Gejala [6] Mulya, S. (2010). Sistem cerdas untuk mendiagnosa penyakit kucing
persia dengan metode forward chaining dan certainty factor. Teknik
Halaman menu gejala, berisi mengenai daftar gejala- Informatika-S1 Udinus, (sistem pakar), 1–8.
gejala penyakit kucing. [7] Paryati. (2013). Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Mendiagnosa
Penyakit Kucing. semnasIF 2013, (sistem pakar), 90–98.
15) Halaman Relasi [8] Priyanti, D., & Iriani, S. (2013). Sistem Informasi Data Penduduk Pada
Desa Bogoharjo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Indonesian
Journal on Networking and Security, 2(4), 55–61.
[9] Subronto. (2006). Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing
dan Kucing.pdf. Yogyakarta: gajah mada university press.
[10] Susanto, ferdio grady, Limanto, S., Suciadi, marcellinus ferdinand,
Studi, P., Informatika, T., Informasi, F., … Chaining, F. (2015).
Aplikasi Metode Forward Chaining Untuk Mengidentifikasi Jenis
Penyakit Pada Kucing Persia. Snastia, (sistem pakar), 1–5.
[11] Wijayanti, T., & Marbawati, D. (2014). Seropositif toksoplasmosis
Gbr 17. Halaman Relasi kucing liar pada tempat-tempat umum di kabupaten banjarnegara.
Balaba, 10, 59–64.

73
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan)

Anda mungkin juga menyukai