I. Abstrak
Artikel merupakan sebuah karangan faktual (non fiksi),
tentang suatu masalah secara lengkap yang panjangnya tidak
ditentukan, untuk dimuat di surat kabar, majalah, bulletin dan
sebagainya dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan
fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu
masalah, atau menghibur. Artikel termasuk termasuk tulisan
kategori views (pandangan), yaitu tulisan yang berisi pandangan,
ide, opini, penilaian penulisannya tentang suatu masalah atau
peristiwa. Sedang karya ilmiah adalah berbagai macam tulisan
yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan
menggunakan tata cara ilmiah yakni sistem penulisan yang
didasarkan pada sistem, masalah, tujuan, teori dan data untuk
memberikan alternatif pemecahan masalah tertentu.
II. Pendahuluan
Menulis artikel dan karya ilmiah, kini bukan lagi sekedar hobi
tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi kaum intelektual, terutama
mereka yang menduduki jabatan fungsional, seperti guru, dosen,
peneliti, dan sebagainya. Bagi mereka, menulis artikel di media
massa, dan karya ilmiah pada jurnal penelitian, merupakan syarat
mutlak untuk mendapatkan angka kredit untuk menaikan jenjang
jabatan fungsionalnya. Bagi mahasiswa, menulis karya ilmiah
merupakan kewajiban, sebelum mereka menyelesaikan masa
studinya dan diwisuda menjadi seorang sarjana.
Namun demikian menulis artikel atau karya ilmiah tidaklah
semudah membuat karangan biasa. Ide-ide atau gagasan-
gagasan yang ada dalam benak kita, tidak bisa begitu saja kita
tuangkan menjadi suatu tulisan artikel atau karya ilmiah. Karena
1
2
III. Pembahasan
1. Artikel
Artikel dalam bahasa Inggris ditulis “article”, sedang menurut
kamus lengkap Inggris-Indonesia karangan Prof. Drs. S.
Wojowasito dan W.J.S. Poerwodarminto, article berarti
“karangan”. Sedangkan “artikel” dalam bahasa Indonesia, menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti karangan di surat kabar,
majalah dan sebagainya.
Dalam lingkup jurnalistik, para pakar komunikasi
menerjemahkan artikel, berdasarkan sudut pandang masing-
masing. Menurut R. Amak Syarifudin (Djuroto dan Bambang,
2003:3-4), artikel adalah suatu tulisan tentang berbagai alat, mulai
politik, sosial, ekonomi, budaya, teknologi, olah raga dan lain-lain.
Misalnya tulisan mengenai kehidupan kewanitaaan, pemuda,
sejarah, film, drama dan sebagainya. Tulisan semacam ini tidak
terikat gaya bahasa maupun format tulisan. Tetapi untuk
mendapatkan audience-nya, penulis artikel harus pandai
mengungkapkan gaya tulisannya, agar tidak membosankan.
Penulisan artikel di media massa (surat kabar atau majalah), tidak
harus dilakukan oleh wartawannya sendiri, orang luar pun bisa
menyumbangkan artikelnya. Dalam prakteknya penulisan artikel
pada surat kabar atau majalah kebanyakan dari luar. Sedang
menurut Tjuk Swarsono bahwa artikel adalah karangan yang
menampung gagasan dan opini penulis, bisa berupa gagasan
murni atau memungut dari sumber lain, referensi, perpustakaan,
pernyataan orang dan sebagainya. Artikel mengharuskan penulis
mencantumkan namanya secara lengkap (by name), sebagai
5
tahu baik dari pembaca maupun oleh redaktur media massa; (2)
tidak panjang. Membuat judul artikel jangan terlalu panjang,
sebaiknya terdiri dari subjek dan predikat saja. Apabila ingin judul
yang panjang, buatlah judul utama dan sub judul. Judul yang
terlalu panjang, selain tidak menarik, juga menghabiskan kolom
pada surat kabar, hal ini justru dihindari oleh redaktur media
massa; (3) punya relevansi. Judul harus memiliki relevansi dengan
isi artikel, sekaligus mencerminkan gagasan sentralnya. Artinya,
jika artikel yang ditulis itu tentang dampak ekonomi, maka
judulnya jangan berisi masalah ekonomi. Harusnya tentang
dampak yang timbul dari gejolak ekonomi yang muncul.
Redaktur media massa biasanya mengelompokkan artikel,
menjadi beberapa jenis berdasarkan sudut pandang penulis,
dalam memaparkan ide atau gagasannya. Pengelompokan ini
oleh redaktur dipakai untuk memudahkan penempatan
pemuatannya, pada halam yang sesuai dengan misi dan visi
penerbitannya. Ada lima jenis artikel antara lain: (1) eksploratif.
Artikel eksploratif adalah artikel yang mengungkapkan fakta
berdasarkan kajian penulisnya. Jenis ini cocok untuk menguraikan
penemuan baru, misalnya seorang menemukan benda antik
peninggalan zaman purba. Penulis artikel kemudian menelusuri
sejarah barang yang ditemukan itu dan menguraikannya melalui
suatu tulisan artikel. Tulisan ini menurut redaksi dikelompokkan
dalam jenis artikel eksploratif; (2) eksplanatif, artinya
menerangkan. Artikel eksplanatif adalah artikel yang isinya
memnerangkan sesuatu untuk dapat dipahami pembaca. Misalnya
ketika Presiden Gusdur berkeinginan membubarkan parlemen
10
2. Karya Ilmiah
Menurut Dr. H. Endang Danial AR., M.Pd. (2001:4) bahwa
karya ilmiah adalah berbagai macam tulisan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok dengan menggunakan tata cara ilmiah.
Tata cara ilmiah adalah suatu sistem penulisan yang didasarkan
pada sistem, masalah, tujuan, teori dan data untuk memberikan
alternatif pemecahan masalah tertentu. Sedangkan Djuroto dan
Bambang (2003:12-13) bahwa karya tulis ilmiah adalah suatu
tulisan yang membahas suatu masalah. Pembahasan itu
dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan
data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan,
tes laboratorium ataupun kajian pustaka. Maka dalam
memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan
pemikiran ilmiah. Pemikiran ilmiah adalah pemikiran yang logis
dan empiris. Logis artinya masuk akal, sedangkan empiris adalah
dibahas secara mendalam, berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan (dapat dibuktikan).
Pemikiran ilmiah pada lingkup keilmuan, terdiri dari dua
tingkatan yaitu, tingkat abstrak dan tingkat empiris. Pemikiran
ilmiah tingkat abstrak berkaitan dengan penalaran. Pada tingkatan
ini, pemikirannya bebas tetapi sedikit terikat dengan waktu atau
ruangan. Sedangkan pemikiran empiris berkaitan dengan
pengamatan. Kerena berkaitan dengan pengamatan, maka
pemikiran empiris ini sangat terkait dengan waktu dan ruangan.
12
dari apa yang akan ditulis, tetapi harus runtut mengikuti kerangka
kerja (framework) dari konsep yang akan dipaparkannya.
Judul merupakan kalimat yang terdiri dari kata-kata yang
jelas, tidak kabur, singkat, tidak bertele-tele. Pemilihan kata-kata
untuk judul sebaiknya saling terkait atau runtut, menggunakan
kalimat yang tidak puitis apalagi sampai sensasional. Menurut
Sutrisno Hadi (1980), judul mempunyai dua fungsi pokok dalam
penulisan karya ilmiah. Bagi pembaca, judul menunjukkan hakikat
dari objek penelitian yang dilakukan sebelumnya. Sedangkan bagi
penulisnya, judul merupakan patokan dalam menyusun tulisannya.
Memilih judul untuk suatu karya tulis ilmiah tidak sebebas
membuat judul pada penulisan artikel. Judul karya tulis ilmiah
harus disesuaikan dengan topik bahasan yang sudah ditentukan
sebelumnya. Jelasnya pada penulisan karya ilmiah tidak bisa
langsung menulis baru menentukan judulnya. Ini karena penulisan
karya ilmiah terkait dengan kegiatan ilmiah, sementara kegiatan
ilmiah sudah dibuat desainnya terlebih dahulu, di mana judul
termasuk di dalamnya.
Seperti halnya artikel, judul karya tulis ilmiah, sebaiknya
tidak terlalu panjang dan jangan juga terlalu pendek. Jika judul
terlalu panjang, orang yang membacanya akan kesulitan
memahami apa sebenarnya yang ada dalam karya tulis ilmiah
tersebut. Itu sebabnya judul yang panjang menjadi tidak menarik.
Judul karya tulis ilmiah sebaiknya terdiri dari delapan sampai dua
belas kata yang merupakan hubungan dua variabel atau lebih.
Pada prinsipnya semua karya tulis ilmiah itu sama yaitu hasil
dari suatu kegiatan ilmiah. Yang membedakan hanyalah materi,
17
(diktat), yakni dibuat oleh guru, dosen atau guru besar untuk mata
pelajaran atau mata kuliah yang diajarkannya.
Karya ilmiah referensi, meliputi: (1) kamus, berisi kata-kata
yang mengandung arti yang sama, atau terjemahan kata dari dua
bahasa atau lebih, misalnya kamus bahasa Inggris, bahasa
Indonesia yang isinya memuat penjelasan lebih detail lagi dari
suatu kata. Kamus juga bisa dikelompokkan kata-kata dalam
lingkup tersendiri, misal kamus jurnalistik, kamus sosiologi, kamus
antropologi, kamus ekonomi, kamus politik, kamus hukum dan
sebagainya. Kamus-kamus tersebut biasanya dijadikan referensi
bagi pelajar, mahasiswa dan juga masyarakat umum; (2)
ensiklopedia adalah buku yang berisi berbagai keterangan atau
uraian ringkas tentang cerita, ilmu pengetahuan yang disusun
menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu, misal ensiklopedia
ilmu-ilmu sosial, ensiklopedia satwa Indonesia, ensiklopedia flora
dan fauna Indonesia dan sebagainya.
Karya ilmiah penelitian, yang meliputi: (1) makalah seminar,
yang terdiri atas naskah seminar dan naskah bersambung; (2)
laporan hasil penelitian dan; (3) jurnal penelitian.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat
disimpulkan hal-hal berikut:
1. Karya ilmiah harus mengandung kebenaran ilmiah, yakni
kebenaran yang tidak hanya didasarkan atas rasio, tetapi juga
dapat dibuktikan secara empiris.
21
DAFTAR PUSTAKA
Publikasi Ilmiah :
Majalah Tridharma Kopertis Wilayah IV
Jurnal Tekno Efisiensi
JPIPS UPI Bandung
Majalah Suara Daerah Jawa Barat
Jurnal Nasional Historia UPI Bandung
Civicus UPI Bandung
Jurnal Nasional Fakultar Tarbiyah IAIN Sunan Gunung
Jati
Pikiran Rakyat
Socio Didaktika: Social Science Education Journal, UIN
Jakarta.
ATIKAN, Jurnal Kajian Pendidikan ASPENSI
Mimbar Pendidikan UPI Bandung
International Journal of Current Research
MORES UPSI
Scopus Q3 di UUM
Organisasi :
Ketua KORPRI LL DIKTI Wilayah IV
Sekretaris Paguyuban Guru Besar
Ketua Dewan Pakar ASPENSI
Ketua Dewan Pakar AP3KnI
Ketua Dewan Pakar KPLJ
Ketua Dewan Pakar GNP TIPIKOR
Sekretaris LITBANG PB Pasundan
Anggota Dewan Pakar ABPTSI
Anggota Dewan Pendidikan Jawa Barat
Ketua Dewan Redaksi Sosio Humaniora