Dosen Pembimbing
Kelompok 3
(INDRALAYA, 2017)
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kelompok dan tidak lupa juga kita kirimkan salam dan shalawat kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dengan judul “TERAPI
AKTIVITAS KELOMPOK ”.
Tidak lupa pula kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa
pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah kami, Ucapan terimah kasih
kepada :
1. Dosen Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II ibu Sri Maryatun S.Kep., Ns.,
M.Kep
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
I.1. Latar Belakang..................................................................................................1
I.2. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................3
TUJUAN TERAPI.....................................................................................................3
II.1 Tujuan Umum..................................................................................................3
II. 2 Tujuan Khusus................................................................................................3
BAB III...................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN........................................................................................................5
III. 1 Defenisi Terapi Aktivitas Kelompok............................................................5
III.2 Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok.............................................................5
III.3 Indikasi dan Kontra Indikasi Terapi Aktifitas Kelompok (Tak)...................6
III.4 Komponen Kelompok....................................................................................6
III.5 Tahap-Tahap Dalam Terapi Aktivitas Kelompok.........................................7
III.6 Macam-Macam Terapi Aktivitas Kelompok................................................8
III.7 Peran Perawat Dalam Terapi Aktivitas Kelompok.....................................12
III.8 Kerangka Teoritis Terapi Aktivitas Kelompok...........................................14
III.9 Terapis..........................................................................................................15
BAB IV.................................................................................................................... 17
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR...........................................................17
BAB V..................................................................................................................... 29
PENELITIAN TERKAIT........................................................................................29
BAB VI.................................................................................................................... 36
PENUTUP................................................................................................................ 36
VI.1 Kesimpulan..................................................................................................36
VI.2 Saran.............................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN
1
mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga
adaptif menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
I.2. Tujuan
TUJUAN TERAPI
Tipe: relaksasi
PEMBAHASAN
2. Melakukan sosialisasi.
3. Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase
dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
A. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi
leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut
dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok,
menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti
proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
B. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu
orientasi, konflik atau kebersamaan.
1. Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing,
dan leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil
kontrak dengan anggota.
2. Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana
peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan
terjadi.
3. Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota
mulai menemukan siapa dirinya.
C. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina,
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan
menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih
jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian
masalah yang kreatif.
D. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok
mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
Tujuan :
Tujuan :
a. Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran,
perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi,
situasi alam sekitar)
b. Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
c. Pembicaraan penderita sesuai realita
d. Penderita mampu mengenali diri sendiri
e. Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat
Tahapan kegiatan :
1) Sesi I : Orientasi Orang
2) Sesi II : Orientasi Tempat
3) Sesi III : Orientasi Waktu
Karakteristik :
a. Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR); (halusinasi,
ilusi, waham, dan depresonalisasi ) yang sudah dapat berinteraksi
dengan orang lain
b. Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat yang
sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
Tujuan umum :
Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok,
berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan terhadap
orang lain, mengekpresikan ide serta menerima stimulus eksternal.
Tujuan khusus :
a. Penderita mampu menyebutkan identitasnya
b. Menyebutkan identitas penderita lain
c. Berespon terhadap penderita lain
d. Mengikuti aturan main
e. Mengemukakan pendapat dan perasaannya
Karakteristik :
a. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti
kegiatan ruangan
b. Penderita sering berada ditempat tidur
c. Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
d. Penderita dengan harga diri rendah
e. Penderita gelisah, curiga, takut dan cemas
f. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya,
jawaban sesuai pertanyaan
g. Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik
5. Penyaluran energy
Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara
kontruktif dimana memungkinkan penembanghan pola-pola penyaluran
energi seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif
dengan tanpa menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun
lingkungan
Tujuan :
a. Menyalurkan energi; destruktif ke konstrukstif.
b. Mengekspresikan perasaan
c. Meningkatkan hubungan interpersonal
III. 9 Terapis
terjadwal
Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol
halusinasi dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan khusus
a) Klien dapat mengenal halusinasi.
b) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
d) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal.
e) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
Sesi I. Klien mengenal halusinasi, jelaskan
ara kontrol halusinasi, dan
cara –c mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai
I Tahap Pra Interaksi 10%
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu
klien dengan perubahan sensori persepsi :
halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
3) Kontrak
a) Terapi menjelaskan tujuan kegiatan
yang akan dilaksanakan yaitu
mengenal suara-suara yang didengar.
b) Terapis menjelaskan aturan main
berikut.
Total
V Dokumentasi 10%
kan kemampuan yang dimiliki
AK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh. Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 1. Klien belum mam
kap dengan orang lain. Anjurkan klien bercakap- cakap dengan perawat dank lien lain di ruang rawat.
Total 100%
II Orientasi
1. Salam terapeutik
a. Salam dari terapis kepada klien
IV Terminasi
1. evaluasi
a. terapis menanyakan perasaan klien
setelah selesai menyusun jadwal
kegiatan dan memperagakannya.
b. terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
Total 100%
SESI IV : mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
II
Orientasi
salam teraupetik
a. salam dari terapis kepada klien
b. terapis dan klien memakai papan nama 2. evaluasi/validasi
a. menanyakan perasaan klien saat ini
b. terapismenanyakanpengalamanklien mengontrol halusinasi setelah menggunakan
- Jika
ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
petugas
IV Terminasi
1. evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK
b. Terapis menanyakan jumlah cara
mengontrol halusinasi yang sudah d
pelajari
c. Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
2. tindak lanjut
mengajurkan klien menggunakan empat
cara mengontrol halusinasi,yaitu 10%
menghardik,melakukan kegiatan
harian,bercakap cakap dan patuh minum
obat
3. kontrak yang akan datang
a. Terapis mengakhiri sesi TAK
stimulasi pesepsi untuk mengontrol
halusinasi
b. Buat kesepakatan baru untuk TAK
yang lain sesuai dengan indikasi klien
V Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang memiliki klien
10%
pada catatan proses keperawatan tiap klien
Total 100%
BAB V
PENELITIAN TERKAIT
Wediodiningrat Lawang
Oleh Widowati, et al. (2010)
Hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Beda Dua Mean Dependen
( Paired Sampel) didapatkan rata-rata perilaku isolasi sosial sebelum
pemberian TAKS adalah 31,50 dengan standar deviasi 2,369. Sedangkan rata-
rata perilaku isolasi sosial setelah pemberian terapi aktivitas kelompok
sosialisasi (TAKS) adalah 40,10 dengan standar deviasi 2,025. Hasil uji statistik
ini didapatkan nilai p=0,00 (p<0,05), maka dapat disimpulkan terdapat
pengaruh yang
bermakna pada pemberian TAKS terhadap perubahan perilaku klien isolasi
sosial. Dengan demikian Ho ditolak. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
seluruh responden mengalami penurunan perilaku isolasi sosial setelah
diberikan TAKS. Selain itu, terdapat pengaruh yang bermakna pada pemberian
TAKS terhadap perubahan perilaku klien isolasi sosial.
pada pasien skizofrenia yang signifikan antara skor pre test dan post test pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian pada tahap follow up
hasil analisis Friedman test menunjukkan p=0.009, berarti nilai p < 0.05
dapat diartikan signifikan. Berdasarkan uji hipotesis diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa Terapi Aktivitas Kelompok terbukti dapat meningkatkan
ketrampilan sosial dasar pasien skizofrenia secara signifikan.
hasil post test 5,11. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi terhadap penurunan tingkat halusinasi
dan kemampuan pasien mengontrol halusinasi dengan hasil uji t
dependent didapatkan p value=0,000 < α (0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan
bahwa dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi dapat menurunkan
tingkat halusinasi pasien dan meningkatkan kemampuan pasien mengontrol
halusinasi.
11. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 Terhadap
Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Skizofrenia Di
Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
Oleh Aristina Halawa (2014)
Kemampuan pasien skizofrenia dalam mengontrol halusinasi
pendengaran sebelum pemberian Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi
Persepsi Sesi 1-2 didapatkan bahwa pasien yang mampu mengontrol
halusinasi sebanyak 3 orang (33.3%). Kemampuan pasien skizofrenia dalam
mengontrol halusinasi pendengaran setelah pemberian Terapi Aktivitas
Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 didapatkan sebagian besar responden
mampu mengontrol halusinasi sebanyak 8 orang (88.9%). Hasil analisis dari
uji Wilcoxon diketahui bahwa nilai p=0.025 yaitu p < α (0.05) sehingga dapat
dikatakan bahwa ada pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi
Persepsi Sesi 1-2 terhadap kemampuan mengontrol halusinasi
pendengaran
pada pasien skizofrenia di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya.
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
VI.2 Saran
Musa, Sari Apriani dan Esrom Kanine Franly Onibala. 2015. “PENGARUH
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA TERHADAP
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI STIMULUS PADA PASIEN
HALUSINASI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L.
RATUMBUYSANG SULAWESI UTARA” 3.
Purba, Tiomarlina; Fathra Annis Nauli dan Sri Utami. “PENGARUH TERAPI
AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI TERHADAP
KEMAMPUAN PASIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RUMAH
SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU.”
Purwaningsih, Wahyu & Karlina Ina.2010.Asuhan Keperawatan
Jiwa.Jogjakarta:Nuha Medika.