Anda di halaman 1dari 13

MENTERI KEHAKIMAN

REPUBLIK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR : M-02.PR.08.10 TH. 1983
TENTANG
POLA PEMBINAAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN
DEPARTEMEN KEHAKIMAN

MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : Bahwa guna meningkatkan pemeliharaan


keamanan dan ketertiban dalam lingkungan
Departemen Kehakiman, perlu ditetapkan Pola
Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Departemen
Kehakiman untuk menjadi pedoman dan
pegangan bagi seluruh pegawai Departemen
Kehakiman.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1961
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kepolisian
Negara;
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kepegawaian;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 1974;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
45 Tahun 1974 Lampiran 3 jo Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
1981;
5. Keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia Nomor M.04-PR.07.10 Tahun 1982;
6. Keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia Nomor M.10-PR.09.02 Tahun 1983;

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : “POLA PEMBINAAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN
DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEHAKIMAN”,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Surat
Keputusan ini.
Bidang Keamanan dan Ketertiban, Hal. 1
Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : Jaka
rta
Pada tanggal : 7 Juni
1983

MENTERI KEHAKIMAN RI

TTD

ALI SAID, SH

Bidang Keamanan dan Ketertiban, Hal. 2


POLA PEMBINAAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN
DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEHAKIMAN

I. PENDAHULUAN

Suasana yang aman dan tertib akan mempunyai pengaruh yang


besar terhadap pelaksanaan tugas umum Pemerintahan dan tugas
Pembangunan dibidang hukum. Oleh karena itu keadaan KAMTIB
perlu tetap dipelihara dan ditingkatkan dilingkungan Departemen
Kehakiman dan seluruh jajarannya.
Dalam rangka usaha mewujudkan, memantapkan dan
meningkatkan KAMTIB diperlukan adanya Pola Pembinaan tentang
KAMTIB.
Pola pembinaan KAMTIB tersebut tersusun sebagai berikut :
1. Sasaran KAMTIB;
2. Penegakan KAMTIB;
3. Systim BINA KAMTIB.

II. SASARAN KAMTIB

Sasaran dalam rangka pembinaan KAMTIB meliputi :


1. Sasaran Fisik :
1.1. Gedung dan lingkungan yang merupakan satu kesatuan;
1.2. Peralatan dan barang-barang inventaris;
1.3. Benda sitaan negara dan barang rampasan;
1.4. Arsip dan dokumen;
1.5. Personil, pimpinan beserta keluarganya;
1.6. Mereka yang berada dilingkungan gedung Pengadilan
Negeri/ Pengadilan Tinggi dan Kantor/Unit-unit Pelaksana
Teknis lainnya;
1.7. Penghuni Lembaga Pemasyarakatan, Rutan dan tahanan
Imigrasi;
1.8. Tamu;
1.9. Sasaran Fisik lainnya.

Bidang Keamanan dan Ketertiban, Hal. 3


Yang dimaksud dengan :
a. Gedung ialah bangunan yang berfungsi sebagai kantor,
tempat tinggal pegawai, tempat tahanan dan atau
narapidana;
b. Peralatan dan barang-barang inventaris ialah segala alat-alat
dan barang-barang yang telah terdaftar sebagai barang
inventaris;
c. Arsip dan dokumen ialah naskah-naskah yang dibuat dan
diterima oleh Departemen Kehakiman dan jajarannya, baik
ditingkat pusat maupun tingkat daerah dalam bentuk corak
apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok,
dalam pelaksanaan tugas;
d. Benda sitaan dan barang rampasan adalah barang yang
disimpan dalam RUPBASAN;
e. Personil ialah pegawai Departemen Kehakiman yang
diangkat sesuai Undang-undang Pokok Kepegawaian;
f. Pimpinan ialah pimpinan suatu unit baik pegawai negeri
maupun sebagai pejabat negara;
g. Mereka yang berada dilingkungan gedung Pengadilan Tinggi/
Pengadilan Negeri dan Kantor/Unit-unit Pelaksana Teknis
lainnya adalah para tamu, pengunjung sidang, terdakwa,
tertuduh, pengacara, saksi dan sebagainya;
h. Penghuni Lembaga Pemasyarakatan/RUTAN adalah mereka
yang berstatus sebagai tahanan dan atau narapidana;
i. Penghuni tahanan Imigrasi adalah mereka yang menunggu
dideportasikan;
j. Tamu ialah mereka yang menemui pejabat atau pegawai
untuk suatu keperluan;
k. Sasaran fisik lainnya antara lain adalah petugas Pengadilan
yang sedang melaksanakan tugas diluar gedung pengadilan.

2. Sasaran non Fisik :


Pemberitaan, kebersihan, kesopanan dan sasaran non fisik
lainnya.
Pembinaan atas sasaran KAMTIB baik fisik maupun non fisik,
diarahkan untuk melindungi dari adanya gangguan dan
pelanggaran hukum.

Bidang Keamanan dan Ketertiban, Hal. 4


III. PENEGAKAN KAMTIB

Penegakan KAMTIB dimaksudkan agar supaya KAMTIB dapat


berfungsi secara efektif dan effisien untuk :
a. Melindungi sasaran yang tersebut dalam angka romawi II dan
hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan yang ditimbulkan
oleh manusia, alam dan lingkungan.
b. Menciptakan terwujudnya ketertiban dan mencegah kegiatan
yang bertentangan dengan hukum.

IV. SISTEM PEMBINAAN KAMTIB

Sistem Pembinaan KAMTIB disusun dan diatur sebagai berikut :

A. TANGGUNG JAWAB KEAMANAN DAN KETERTIBAN

1. Tanggung jawab keamanan dan ketertiban berada ditangan :


- Kepala Biro Umum;
- Para Sekretaris DITJEN Pemasyarakatan, Imigrasi dan
BABINKUMNAS;
- KORMIN pada KANWIL DEPKEH;
- Panitera Kepala pada Pengadilan Tinggi/Pengadilan Negeri;
- Kepala Kantor/UPT dengan dibantu oleh DAN SATPAM.
2. Walaupun sudah ada petugas-petugas khusus SATPAM, setiap
pegawai dilingkungan Departemen Kehakiman diwajibkan ikut
serta bertanggungjawab atas terwujudnya keamanan dan
ketertiban dalam lingkungan masing-masing.

B. TATA TERTIB

1. Mereka yang berada ditempat dan lingkungan kerja wajib


mentaati dengan penuh kesadaran semua peraturan KAMTIB
yang berlaku ditempat tersebut.
2. Turut memelihara, ketertiban, kebersihan.
3. Bila terjadi peristiwa yang dapat diperkirakan akan mengganggu
keamanan dan ketertiban ditempat kerja dan lingkungannya,
maka mereka yang berada ditempat tersebut wajib melaporkan
kepada petugas KAMTIB.

Bidang Keamanan dan Ketertiban, Hal. 5


C. TUGAS PENJAGAAN

1. a. Menjaga gedung dan seisinya baik sewaktu maupun sesudah


jam kantor.
b. Menjaga kebersihan lingkungan.
c. Menjaga supaya tidak terjadi kericuhan.
d. Menjaga supaya jangan terjadi pelarian.
e. Menjaga tertib perikehidupan Lembaga Pemasyarakatan,
RUTAN dan Tahanan Imigrasi.
2. Membantu melaksanakan pembinaan personil terutama dalam
hal disiplin pegawai, misalnya : menepati ketentuan jam kerja,
pemakaian tanda pengenal dan lain sebagainya.
3. Untuk melaksanakan tugas penjagaan tersebut diatas :
a. Kelompok penjagaan melakukan tugas secara bergilir.
b. Penggantian kelompok penjagaan diatur menurut keadaan
dan kebutuhan.
c. Dalam melaksanakan penggantian jaga, kelompok lama tidak
boleh meninggalkan tempat sebelum dilakukan timbang
terima dengan kelompok baru selesai dengan sempurna.
4. a. Semua pegawai penjagaan dalam menjalankan tugas harus
berseragam lengkap menurut peraturan yang berlaku.
b. Anggota penjagaan yang sedang menjalankan tugas dilarang
meninggalkan tugasnya tanpa seijin komandan jaga.
5. a. Pada tiap penggantian kelompok penjagaan dilakukan
timbang terima. Yang ditimbang terimakan ialah :
1) Senjata api dan peluru yang disiapkan untuk penjagaan.
2) Kunci-kunci ruangan.
3) Kotak berisi obat-obatan yang disiapkan untuk
penjagaan.
4) Inventaris, seperti : lampu senter, borgol, jam dinding,
alat-alat kebakaran, instruksi-instruksi atasan dan lain-
lain.
5) Penghuni rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan.
6) dan lain-lainnya yang perlu menjadi perhatian.

Bidang Keamanan dan Ketertiban, Hal. 6


b. Setelah ketentuan-ketentuan sebagaimana tersebut diatas
dilaksanakan dengan seksama, maka komandan jaga lama
dan baru dengan berbaris rapi lapor kepada piket bahwa
timbang terima penjagaan telah dilaksanakan.

D. POS-POS PENJAGAAN

DAN SATPAM menentukan pos penjagaan :


1. a. Pos utama yaitu tempat kedudukan komandan jaga.
b. Pos pintu yaitu tempat penjagaan pintu gerbang, pintu lain
yang menghubungkan dengan luar dan pintu-pintu yang
dianggap perlu.
c. Pos penerima tamu.
d. Pos pengatur parkir.
e. Pos atas.
f. Pos penjagaan rumah Menteri Kehakiman.
2. Penempatan pos-pos diatur berdasarkan sistim pos berantai yang
antara pos-pos penjagaan harus dapat saling berhubungan.
3. Pos utama harus dilengkapi dengan :
a. Buku jaga.
b. Pesawat telepon, handy talky.
c. Daftar piket.
d. Daftar alamat dan nomor telepon pejabat/instansi.
e. Papan tulis untuk catatan.
f. Alat-alat pemadam kebakaran.
g. Lonceng.
h. Mesin dan ATK.
i. Jam/control clock.
j. Denah gedung.
k. Senjata api beserta peluru.
l. Lampu cadangan.
m. Kunci cadangan.
n. Lampu senter.
o. Dan lain sebagainya yang dipandang perlu.

4. Pos penerima tamu dilengkapi dengan :


a. Buku tamu.
b. Buku jaga yaitu buku yang dikerjakan oleh petugas.
c. Tanda pengenal tamu.

Bidang Keamanan dan Ketertiban, Hal. 7


E. TUGAS KOMANDAN JAGA
a. Mengatur semua pegawai penjagaan yang menjadi tanggung
jawabnya,
b. Mengerjakan buku jaga.
c. Mencatat : pembagian tugas, inventaris, instruksi-instruksi,
kejadian-kejadian dan lain sebagainya.
d. Mengawasi dan meneliti penjagaan.
e. Mengawasi dan meneliti ketertiban pegawai khususnya mengenai
disiplin pegawai dalam melaksanakan kebersihan kantor,
kerapihan parkir mobil/motor dan lain-lain.
f. Dalam hal ada kericuhan, mengambil langkah-langkah
pengamanan pertama dan segera lapor keatasan dan lain-lain
instansi yang diperlukan.
g. Juga segera melaporkan peristiwa-peristiwa khusus kepada
atasan.
h. Memeriksa dan meneliti semua izin keluar kantor pada waktu
jam kerja bagi para pegawai.
i. Memeriksa dan meneliti surat izin/tugas pegawai yang ada
dikantor pada jam-jam keluar jam kerja. Semua pegawai yang
ada dikantor diluar jam kerja (karena kerja lembur dan lain-lain),
harus ada izin tertulis dari atasannya.
j. Memeriksa dan meneliti izin keluar barang-barang inventaris.
Semua barang inventaris yang keluar lingkungan kantor/UPT
harus ada izin tertulis dari pejabat yang berwenang.
k. Memeriksa dengan seteliti-telitinya, lingkungan, kamar-kamar
dan halaman lingkungan kantor.
l. Pemeriksaan tersebut diatas, dilakukan secara teratur sesuai
jadwal yang telah ditentukan oleh DAN SATPAM.
m. Menjaga agar tidak ada senjata api yang digunakan tugas jaga,
jatuh ketangan orang yang tidak berhak dan hilang dengan
alasan apapun juga. Senjata api yang ada dipenjagaan hanya
boleh digunakan untuk dinas jaga.
Komandan jaga dalam menjalankan tugas, dibantu oleh seorang
Wakil Komandan Jaga, yang kalau perlu bisa diserahi sebagian tugas
Komandan Jaga. Penyerahan sebagian tugas Komandan Jaga oleh
Komandan Jaga tersebut harus dicatat dibuku jaga.

Bidang Keamanan dan Ketertiban, Hal. 8


F. TUGAS PENJAGA PINTU GERBANG
a. Menjaga agar keamanan dan ketertiban senantiasa dapat
terwujud.
b. Membuka dan menutup pintu gerbang pada waktu tertentu dan
sewaktu-waktu diperlukan serta menjaga agar tidak ada barang
inventaris, tahanan/napi keluar Kantor/UPT dengan tidak sah.
c. Mengatur lalu lintas kendaraan yang keluar/masuk kantor/UPT.
d. Membantu membina personil, khususnya mengenai disiplin
pegawai.
e. Menjaga kebersihan dilingkungan kerja.

G. TUGAS PENGATUR PARKIR


a. Mengerjakan kerapihan parkir semua kendaraan yang ada
dilingkungan kerja.
b. Menjaga kebersihan dilingkungan kerja.
c. Menjaga utuhnya kendaraan yang ada di kantor/UPT dari usaha
pencurian.

H. TUGAS PENERIMA TAMU


a. Menjaga agar keamanan dan ketertiban kantor/UPT senantiasa
dapat terwujud.
b. Mewawancarai tamu yang datang dengan sopan, tapi tetap
berwibawa (menanyakan namanya, alamatnya dan
keperluannya. Kalau perlu menahan tanda pengenalnya seperti
KTP atau lainnya, dan hal-hal lain yang perlu).
c. Mencatat semua tamu yang datang, dibuku jaga tamu dan
memberikan tanda pengenal tamu.
d. Mempersilahkan tamu untuk mengisi buku tamu.
e. Mengantar tamu kepada pejabat yang akan ditemui, dalam hal
tamu itu akan bertemu dengan Menteri dan pejabat eselon I.
f. Untuk tamu VIP dan undangan secara resmi pelayanannya diatur
sendiri menurut protokoler yang berlaku.
g. Setelah selesai, tamu tersebut diwajibkan untuk mengembalikan
tanda pengenal tamu.

I. TUGAS PENGAWALAN
Bidang Keamanan dan Ketertiban, Hal. 9
a. Tugas Pengawalan Menteri.
Pengawalan Menteri diserahkan kepada dan dipertanggung
jawabkan oleh KABAG Keamanan selaku DAN SATPAM.
b. Pengawalan kepada Tahanan dan Napi.
1. Tanggungjawab pengawalan diserahkan kepada SATPAM.
2. Tugas kelompok pegawai meneliti apakah Tahanan/Napi
yang dikenal benar-benar orang yang dimaksud.
3. Meneliti surat-surat perlengkapan perbekalan dan lain-lain
sebagainya yang berhubungan dengan pengawalan apakah
sudah lengkap.
4. Menjaga tertib jalannya pengawalan.
5. Dilarang meninggalkan orang yang dikawal.
6. Melakukan pengawalan langsung ketempat tujuan.
7. Menjaga tertibnya serah terima yang dikawal beserta surat-
surat dan barang-barangnya.
8. Dalam hal pengawalan kerumah sakit diikuti terus kemana
perginya orang yang dikawal.
9. Jika terjadi kericuhan : misal lari, melawan dan sebagainya,
petugas mengambil langkah sebagai berikut :
- memberi isyarat tanda bahaya.
- memberi perintah untuk menghentikan kericuhan.
- jika tidak diindahkan memberi peringatan tembakan
keatas 3x, dan apabila tidak juga diindahkan langsung
menembak kakinya.

J. PIKET
Dalam keadaan tertentu baik atas prakarsa Pimpinan maupun atas
permintaan pejabat yang berwenang dapat diadakan Piket :
1. Piket ditingkat Pusat dikenakan terhadap pejabat serendah-
rendahnya eselon III.
2. Piket ditingkat Daerah serendah-rendahnya eselon IV.
3. DAN jaga bertanggungjawab kepada Piket.
4. Piket bertanggungjawab kepada Kepala Kantor/UPT yang
bersangkutan.
5. Kepada pejabat piket diberikan tanda pengenal dan perlengkapan
lainnya.

K. PENCEGAHAN KERICUHAN DAN KEBAKARAN


Bidang Keamanan dan Ketertiban, Hal. 10
Untuk mencegah meluasnya suatu kericuhan dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1. Memberikan isyarat tanda bahaya (dengan peluit atau lainnya).
2. Mengadakan usaha-usaha pembatasan lingkungan kejadian
(lokalisasi).
3. Setiap penjaga yang mendengar isyarat tanda bahaya wajib
meneruskan isyarat tersebut (dengan meniup peluit yang
menjadi perlengkapannya atau lainnya) dan membantu
mengatasi kericuhan tersebut.
4. Langkah-langkah lebih jauh untuk mengatasi kericuhan :
- memberi perintah untuk menghentikan kericuhan.
- mengamankan tempat kejadian kericuhan.
- dalam hal tertangkap tangan/tertangkap basah (pencurian,
pengrusakan dan lain tindak pidana), menangkap dan kalau
perlu memborgol pelakunya.
- menolong korban.
- kalau perlu, melaporkan/meminta bantuan Kepolisian RI.
- lain-lain tindakan yang dipandang perlu dalam mengatasi
kericuhan dengan tetap berlandaskan peraturan yang
berlaku.
5. Jika terjadi kebakaran, diambil langkah-langkah :
- memberi isyarat tanda bahaya kebakaran.
- mencegah terjadinya kepanikan.
- mengadakan usaha-usaha pembatasan lingkungan
kebakaran.
- mengadakan usaha pemadaman kebakaran.
- mengamankan barang-barang inventaris dan surat-surat
penting.
- jika perlu, minta bantuan Pemadam Kebakaran Kota
setempat dan Kepolisian.
- lain-lain tindakan yang dipandang perlu.

L. PENGGUNAAN PERAWATAN DAN PENYIMPANAN SENJATA API


1. Anggota SATPAM dalam menjalankan tugas diperlengkapi dengan
senjata api :
a. harus menjaga agar senjata api itu tidak beralih ketangan
orang lain yang tidak berhak.

Bidang Keamanan dan Ketertiban, Hal. 11


b. harus menjaga agar senjata api itu tidak hilang, dengan
alasan apapun juga.
2. Senjata api cadangan selalu dalam keadaan terawat baik dan
bersih serta siap untuk digunakan, sewaktu-waktu diperlukan.
3. Senjata api cadangan harus disimpan dalam almari/rak atau laci
meja yang cukup kuat dan terkunci. Kunci almari/rak atau laci
tersebut, dipegang/disimpan Komandan Jaga.
4. Senjata api yang digunakan tugas jaga, dilarang dipergunakan
untuk menembak orang, binatang maupun barang/benda. Dalam
hal yang benar-benar terpaksa karena tidak ada jalan lain lagi,
senjata api tersebut boleh diletuskan hanya sebagai tembakan
peringatan, yang dalam pelaksanaannya harus diperhitungkan
agar tidak terjadi korban karena peluru nyasar.
5. Pengecualian terhadap butir 4 diatas, ialah hanya apabila terjadi
“pembelaan darurat” atau “Noodweer” yang benar-benar
memenuhi unsur-unsur pasal 49 KUHP dan perbuatan itu benar-
benar merupakan perbuatan untuk menjalankan peraturan
Undang-Undang yang memenuhi unsur-unsur pasal 50 KUHP.
6. Timbang terima senjata api dan peluru harus dilaksanakan
seteliti-telitinya.
DAN Jaga atau petugas yang ditunjuk setiap hari harus memeriksa
kebersihan dan jumlah senjata api serta peluru yang ada di
penjagaan.

Bidang Keamanan dan Ketertiban, Hal. 12


Lampiran : I
Contoh Buku Jaga
Penjagaan :
………………………………
Jam :
…………… s/d …………
Tanggal :
………………………………
Regu :
………………………………

NAMA PETUGAS JAM


NO JABATAN
JAGA 6/8 9/10 11/12 12/14
1. Sanuri Kmd. Jaga
2. Pulan Wk. Kmd. Jaga
3. Coto Anggota Jaga
4. Marto s.d.a
5. Sastro s.d.a
6. Kromo s.d.a
7. Sartinah s.d.a

Instruksi/Catatan
Ja
Peristiwa yang terjadi Kep.Sub.Bag. Keamanan
m
Dalam
6.00 Serah terima penjagaan malam kepada
penjagaan pagi, berlangsung baik, aman.
Inventaris :
2 pucuk senjata api genggam dalam
keadaan baik.
10 butir peluru.
15 tabung pemadam kebakaran.
2 jam dinding
2 senter komplit masih menyala.
7.30 Bapak Sek.Jen datang untuk menjalankan
dinas.
8.00 Komandan Jaga kontrol keliling. Aman.
9.00 Wk. Komandan Jaga kontrol keliling. terdapat
huruf Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
yang ada didepan kantor dekat jalan besar,
beberapa huruf hilang, dicongkel.
12.00 Menerima obat-obatan dari Bapak Kepala Sub
Bagian Keamanan Dalam.
14.00 Penjagaan pagi diserahterimakan kepada
penjaga-an siang, dengan Komandan Jaga Sdr.
Miro.

Telah diperiksa Jakarta, ……………………………..


Kepala Sub Bagian Keamanan Dalam Komandan Jaga,

(…………………………) (Sanuri)

Bidang Keamanan dan Ketertiban, Hal. 13

Anda mungkin juga menyukai