Anda di halaman 1dari 7

PENTINGNYA PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN DALAM

MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


Hanifah Regita Pulungan
(181101092)
Hanifahregita16@gmail.com

ABSTRAK

Keselamatan pasien merupakan unsur penting guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
khususnya di rumah sakit sebagai bentuk implementasi dan refleksi sentuhan hasil kompetensi tenaga
kesehatan,ketersediaan sarana dan prasarana layanan serta sistem manajemen dan administrasi dalam
siklus pelayanan terhadap pasien. Untuk menjamin keselamatan pasien maka organisasi pelayanan
kesehatan harus mampu membangun sistem yang membuat proses perawatan pasien lebih aman,baik bagi
pasien,petugas kesehatan , maupun masyarakat sekitarnya (keluarga,pengunjung) ,serta manajemen
rumah sakit. Sistem keselamatan pasien ditujukan untuk mengurangi resiko,mencegah terjadinya vedera
akibat proses pelayanan pasien,serta tidak terulangnya insiden keselamatan pasien melalui penciptaan
budaya keselamatan pasien.

Kata kunci : Keselamatan,Pasien,Pelayanan

PENDAHULUAN kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat.


Pasien sebagai pengguna pelayanan
Saat ini, keselamatan pasien menjadi
kesehatan berhak memperoleh keamanan
isu global yang paling penting dimana
dan keselamatan dirinya selama dalam
sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien
perawatan di rumah sakit (Undang- Undang
atas medical error yang terjadi pada pasien.
tentang Kesehatan dan Rumah Sakit (Pasal
Seiring dengan semakin bertambahnya
32n UU No.44 /2009).
jumlah insiden keselamtan pasien maka
keselamatan pasien muncul dan Dalam peningkatan kualitas pelayanan
berkembang. Keselamatan pasien berfokus salah satunya yang dapat dilakukan dengan
pada usaha untuk menurunkan angka insiden meningkatkan keselamatan pasien.
keselamatan pasien yang sebenarnya dapat Keselamatan pasien menjadi sebuah
dicegah (Raleigh et al., 2008). prioritas utama dalam pelayanan kesehatan
Badan layanan kesehatan pemerintah dan merupakan langkah yang baik untuk
seperti rumah sakit (RS) merupakan suatu meningkatkan kualitas serta mutu pelayanan
intansi yang menjadi salah satu fasilitas rumah sakit (Depkes, 2008).
Saat ini keselamatan pasien belum litigasi di Rumah Sakit. (Hillary Clinton and
sepenuhnya menjadi budaya dalam Barack Obama 2006).
pelayanan kesehatan. Hal ini terlihat dari
METODE
masih adanya kasus seperti malpraktik,
diskriminasi, dan lainnya. Setiap profesi Penelitian ini merupakan penelitian
kesehatan memiliki kode etik masing- deskriptif observasional. Variabel yang
masing dan seharusnya keberadaan kode etik diteliti adalah jurnal – jurnal dan buku-buku
menjadi aspek dalam penerapan budaya ajar tentang proses keperawatan dengan cara
keselamatan pasien. Dengan menjalankan membandingkan tiap isinya satu sama lain.
budaya keselamatan pasien yang baik maka
bisa memperkecil insiden yang berhubungan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan keselamatan pasien. Penelitian Menurut Edward Deming (1940),
Harvard School of Public Health (HSPH) Mutu adalah pelayanan yang dapat
(2011) menyebutkan bahwa dari 421 juta memuaskan pelanggan. Menurut Joseph M.
pasien yang dirawat setiap tahun di seluruh Juran (1954), bahwa mutu merupakan
dunia terdapat 43 juta orang dirugikan setiap kecocokan penggunaan produk untuk
tahun akibat perawatan dengan efek memenuhi kepuasan pelanggan. Sedangkan
samping. (Jha et al, 2013). menurut Supriyanto & Wulandari (2011),
Saat ini,isu keselamatan pasien mutu merupakan keseluruhan karakteristik
menjadi salah satu isu utama dalam dan gambaran dari barang atau jasa yang
pelayanan kesehatan. Patient safety menjadi menunjukkan kemampuannya dalam
sesuatu yang jauh lebih penting dari pada memuaskan kebutuhan pelanggan. Sehingga
sekedar efisiensi pelayanan. Berbagai risiko dapat dikatakan bahwa mutu adalah sesuatu
akibat tindakan medik dapat terjadi sebagai yang digunakan untuk menjamin tujuan atau
bagian dari pelayanan kepada pasien. luaran yang diharapkan dan mutu harus
Ternyata mutu pelayanan saja tidak cukup. selalu mengikuti perkembangan
Proses hukum di Rumah Sakit sangat pengetahuan professional terkini agar dapat
meningkat. Rumah Sakit dan Profesi gencar memuaskan pelanggan.
menjadi sasaran serangan tudingan.
Keselamatan pasien mengubah blaming Salah satu prinsip pelayanan

culture ke safety culture dan mengurangi kesehatan adalah menyelamatkan pasien


dengan prosedur dan tindakan yang aman keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
dan tidak membahayakan pasien maupun pelayanan dan dilakukan secara
petugas pemberi pelayanan kesehatan. berkesinambungan.
Setiap fasilitas layanan kesehatan harus
Berdasarkan penelitian Firawati, dkk.
selalu menjaga keamanan proses pelayanan
(2012), pelaksanaan keselamatan pasien dan
kesehatannya guna menghindari terjadinya
budaya keselamatan pasien di sebuah
kesalahan medis (medical error) yang bisa
fasilitas pelayanan kesehatan dapat
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
kesehatan. Keselamatan pasien merupakan
pengorganisasian, lingkungan kerja, dan
suatu upaya menjamin segala tindakan dan
faktor budaya. Dalam pelaksanannya, upaya
aktivitas yang berhubungan dengan pasien
keselamatan pasien memerlukan
yang dilakukan oleh petugas kesehatan agar
pemantauan yang berkesinambungan agar
berlangsung dengan aman dan tidak
pelaksanaannya sesuai dengan tujuan.
menimbulkan efek atau dampak yang
Berdasarkan penelitian Samra, R., dkk.
membahayakan bagi pasien melalui
(2016), bahwa terdapat beberapa strategi
serangkaian aktivitas yang telah diatur
monitoring yang dapat digunakan sebagai
dalam perundangundangan. Keselamatan
metode pemantauan dalam implementasi
pasien menjadi poin penting dalam setiap
upaya keselamatan pasien.
tindakan medis baik tindakan medis ringan
maupun tindakan medis berat. Berdasarkan Keselamatan pasien sudah merupakan
penelitian Maghfiroh & Rochmah (2017), prioritas dalam aspek pelayanan di rumah
keselamatan pasien memberikan pengaruh sakit dan sudah menjadi tuntutan kebutuhan
besar terhadap citra, tanggung jawab sosial, dalam pelayanan kesehatan. Upaya
moral serta kinerja petugas kesehatan penyelenggaran patient safery di rumah sakit
sehingga keselamatan pasien memiliki diharapkan meminimalisir risiko kejian
keterkaitan dengan isu mutu dan citra KTD (Kejadian Tidak Diinginkan),
sebuah pelayanan kesehatan termasuk mengurangi konflik antara petugas
puskesmas. kesehatan dan pasien, mengurangi timbulnya
sengketa medis,mengurangi tuntutan dan
Berdasarkan Permenkes No. 46 Tahun
proses hukum serta menepis tuduhan
2015, bahwa fasilitas kesehatan diharuskan
memperhatikan mutu pelayanan dan
malpraktek yang makin marak terhadap keselamatan pasien. Dengan semakin
rumah sakit (JCAHO,2002). meningkatnya keselamatan pasien rumah
sakit, diharapkan juga kepercayaan
M enurut Kotler dalam Cahyono
masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit
(2008), kepuasan dan keselamatan pasien
dapat meningkat.
dengan tata kelola klinis serta efisiensi
merupakan hal penting dalam menjamin Laporan data insiden keselamatan
kualitas pelayanan kesehatan. pasien sangat penting karena insiden
keselamatan pasien yang valid dan akurat
Institute of Medicine (2001) juga
akan menentukan evaluasi program dan
mengatakan hal yang sama, yaitu mutu
pelayanan kesehatan selanjutnya yang
sebuah pelayanan kesehatan dapat
berbasis keselamatan serta mendasari
berdasarkan pada efisiensi, efektifitas,
perbaikan sistem pencegahan dan pelayanan
ketepatan waktu, keadilan, berorientasi
terjadinya insiden keselamatan pasien
pasien, dan keselamatan pasien. Hal tersebut
berulang (Hwang,Lee & Park,2012).
membuktikan bahwa keselamatan pasien
merupakan salah satu tolok ukur bagi KESIMPULAN DAN SARAN
penilaian kualitas sebuah pelayanan
Tidak semua insiden keselamatan pasien
kesehatan.
dilaporkan, umumnya insiden keselamatan
Peningkatan mutu merupakan suatu pasien keselamatan luput dari perhatian
proses pengukuran derajat kesempurnaan petugas kesehatan karena yang dilaporkan
pelayanan kesehatan dibandingkan dengan hanya insiden keselamatan pasien yang
standar atau prinsip dengan tindakan ditemukan secara kebetulan saja. Tantangan
perbaikan yang sistematik dan yang dihadapi Adanya komitmen untuk
berkesinambungan untuk mencapai mutu menegakkan Peraturan Menteri Kesehatan
pelayanan yang optimum atau prima sesuai Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
dengan standar ilmu pengetahuan dan Pasien Rumah Sakit perlu disesuaikan
teknologi serta kemampuan sumber daya dengan perkembangan dan kebutuhan
yang ada (Supriyanto & Wulandari, 2011). pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan,
menuntut pemerintah pusat, pemerintah
Rumah sakit yang mengutamakan
daerah dan rumah sakit negeri maupun
mutu pelayanan wajib menerapkan standar
swasta bertanggung jawab memastikan
bahwa pasien memiliki hak untuk Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
mendapatkan kualitas pelayanan kesehatan tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
dan mendapatkan tindakan yang Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
komprehensif dan responsif terhadap dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
kejadian yang tidak diinginkan di fasilitas Indonesia.
pelayanan kesehatan serta tuntutan dari
Kementerian Kesehatan Republik
masyarakat tentang pelayanan kesehatan
Indonesia .(2017). Peraturan Menteri
yang aman hal ini sudah menjadi perhatian
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
publik dan merupakan isu kebijakan yang
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
mendesak, termasuk kebutuhan untuk
Indonesia.
meninjau ulang Peraturan Menteri
Kesehatan untuk memastikan didalam Maghfiroh, L. and Rochmah, T. N. (2017)
pelayanan kesehatan di rumah sakit terdapat ‘Analisis Kesiapan Puskesmas Demangan
pelayanan kesehatan berdasarkan Kota Madiun Dalam Menghadapi
keselamatan pasien. Akreditasi’, Jurnal MKMI, 13(4), pp. 329–
336
DAFTAR PUSTAKA
Mukti, A.G. (2007). Strategi Terkini
Cahyono, J. B. S. B. (2008) Membangun
Budaya Keselamatan Pasien dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan:
Praktik Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius. Konsep dan Implementasi, Pusat

Departemen Kesehatan R.I. (2007). Pengembangan Sistem Pembiayaan dan

Panduan Nasional Keselamatan Pasien Manajemen Asuransi/Jaminan Kesehatan.

Rumah (Patient Safety). Jakarta : Depkes. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas Gajah Mada.
Departemen Kesehatan R.I. (2008). Upaya
Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Muninjaya, A.G. (2004). Manajemen

(konsep dasar dan prinsip). Jakarta: Depkes. Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Ismaniar,Hetty .(2015). Keselamatan Pasien
di Rumah Sakit. Yogyakarta : Deepublish Simamora, R. H. (2018). Buku Ajar
Keselamatan Pasien Melalui Timbang
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Terima Pasien Berbasis Komunikasi Efektif :
(2015). Peraturan Menteri Kesehatan
SBAR.
Supriyanto, W. (2011). Manajemen Mutu
Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Health
Advocacy.

Ulrich, B. and Kear, T. (2014) ‘Patient


Safety and Patient Safety Culture:
Foundations of Excellent Health Care
Delivery.’, Nephrology Nursing Journal,
41(5), pp. 447–505. Available.

Undang- Undang tentang Kesehatan dan


Rumah Sakit (Pasal 32n UU No.44 /2009).

Wardhani, Viera .(2017). Manajemen


Keselamatan Pasien. Malang : UB Press.

Anda mungkin juga menyukai