Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Selama ini pengambilan keputusan untuk menentukan stadium tuberkulosis dilakukan secara manual
sehingga keputusan yang diambil seringkali menjadi kurang obyektif. Dalam penelitian ini, penulis menerapkan
Metode Sugeno untuk membuat suatu Sistem Pakar yang dipertimbangkan berdasarkan nilai-nilai keanggotaan.
Dengan metode ini pengambilan keputusan untuk mendiagnosis dan menentuka stadium penyakit tuberkulosis
dapat dilakukan lebih obyektif secara otomatis. Secara umum, sistem dapat memberikan diagnosis tingkat
stadium penyakit tuberkulosis terhadap pasien sesuai dengan yang diharapkan.
Sistem pakar diagnosa penyakit Tuberkulosis dibuat dengan tujuan untuk memberikan kemudahan
kepada para pemakai (dokter muda dan atau perawat) dalam mendiagnosa suatu jenis penyakit berdasarkan
gejala-gejala yang dimasukan. Selain itu sistem ini juga memberikan keterangan untuk setiap jenis penyakit
yang terdeteksi. Dengan adanya sistem ini, diharapkan para pemakai dalam hal ini para praktisi dunia
kesehatan khususnya para dokter muda atau perawat dapat dengan mudah mendiagnosa tingkat stadium
penyakit Tuberkulosis dengan cepat dan akurat, seperti para dokter ahli Tuberkulosis.
Sistem pakar diagnose penyakit Tuberkulosis ini diimplementasikan dengan menggunakan perangkat
lunak, yaitu sistem operasi Microsoft Windows XP, dan aplikasi pembangun perangkat lunak yaitu VB.NET.
Output yang dihasilkan dari system pakar ini adalah penentuan stadium dari penyakit Tuberkulosis.
1. Pendahuluan
Sistem pakar adalah suatu program komputer kecerdasan buatan dipelajari dalam bidang-bidang,
yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti seperti: robotika, penglihatan komputer (computer
keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa vision), jaringan saraf tiruan (artificial neural
orang pakar. Sistem pakar mengkombinasikan system), pengolahan bahasa alami (natural language
kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference processing), pengenalan suara (speech recognition)
rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang dan sistem pakar (expert system). Menurut Ignizio,
diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang James P, sistem pakar (expert system) adalah suatu
tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan metode artificial intelegence yang berguna untuk
dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam meniru cara berpikir dan penalaran seorang ahli
proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian dalam mengambil keputusan berdasarkan situasi
masalah tertentu. Kurangnya fasilitas yang memadai yang ada. Program ini bertindak sebagai seorang
dan dokter ahli yang tidak selalu ada ditempat konsultan yang cerdas dalam suatu keahlian tertentu.
seringkali membuat diagnosis TBC terlambat , yang Sehingga seorang user dapat melakukan konsultasi
bisa mengancam kesehatan pasien. Maka dalam hal kepada komputer, seolah-olah user tersebut
ini penulis ingin membuat suatu sistem pakar yang berkonsultasi kepada seorang ahli.
bisa membantu untuk melaksanakan diagnosis Dengan demikian seorang awam sekalipun bias
penyakit tuberculosis. menggunakan sistem pakar tersebut untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan yang
2. Landasan Teori dihadapi. Sistem pakar pertama kali dikembangkan
2.1 Sistem Pakar oleh komunitas AI pada pertengahan tahun 1960.
Kecerdasan buatan sebagaimana telah Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah
diketahui, saat ini merupakan suatu inovasi baru General-purpose Problem Solver (GPS) yang
dalam bidang ilmu pengetahuan. Kecerdasan buatan dikembangkan oleh Newel dan Simon. GPS (dan
atau Artificial Intelligence merupakan salah satu program-program serupa) ini mengalami kegagalan
bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin dikarenakan cakupannya terlalu luas sehingga
(komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan terkadang justru meninggalkan pengetahuan-
sebaik yang dilakukan oleh manusia.Teknologi pengetahuan penting yang seharusnya disediakan.
Implementasi Metode Sugeno Pada Sistem Pakar Penentuan Stadium Pada Penyakit 22
Tuberculosis (TBC).
Oleh : Muhammad Arsyad
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : ViI, Nomor: 3, Agustus 2014 ISSN : 2301-9425
Ada beberapa keunggulan sistem pakar, diantaranya Namun hingga saat ini, pekerjaan dibidang
adalah dapat (Arhami, 2005): sistem pakar terfokus pada aktifitas penyelesaian
1. Menghimpun data dalam jumlah besar masalah dan memberikan penjelasan mengenai
2. Menyimpan data tersebut untuk jangka waktu solusinya.
yang panjang dalam suatu bentuk tertentu. 3. Memindahkan Keahlian (Transfering
3. Mengerjakan perhitungan secara cepat dan Expertise)
tepat tanpa jemu mencari kembali data yang Tujuan dari sistem adalah memindahkan
tersimpan dengan kecepatan tinggi. keahlian yang dimiliki oleh seorang pakar ke
Sementara kemampuan sistem pakar, di antaranya dalam sebuah sistem komputer, kemudian dari
adalah (Arhami, 2005): sebuah system computer kepada orang lain yang
1. Menjawab berbagai pertanyaan yang bukan pakar. Proses ini dapat meliputi empat
menyangkut bidang keahliannya. kegiatan :
2. Bila diperlukan dapat menyajikan asumsi dan a. Perolehan pengetahuan (Knowledge
alur penalaran yang digunakan untuk sampai Acquistion).
ke jawaban yang dikehendaki. b. Representasi pengetahuan (Knowledge
3. Menambah fakta kaidah dan alur penalaran Representation).
sahih yang baru ke dalam otaknya. c. Menyimpulkan pengetahuan (Knowledge
Sistem pakar (expert system) menggunakan Inferencing).
basis pengetahuan (knowledge d. Memindahkan pengetahuan kepada pemakai
base) sebagai dasar pemikirannya. Knowledge base (Knowledge Transfer to User).Pengetahuan
tersebut terdiri dari sejumlah rule-rule yang tersebut ditempatkan ke dalam suatu
tersusun secara sistematis dan spesifik, juga relasi komponen yang dinamakan basis
antara data dan aturan/rule dalam pengambilan pengetahuan (Knowledge Base).
kesimpulan. Knowledge base tersebut disimpan 4. Kesimpulan (Inference)
dalam sebuah basis data pada suatu tempat Keistimewaan dari sistem pakar adalah
penyimpanan data. Sedangkan sebagai otak atau kemampuannya dalam memberikan saran, yaitu
pusat pemrosesannya adalah inference engine, yaitu dengan menempatkan keahlian ke dalam basis
suatu rancangan aplikasi yang berfungsi untuk pengetahuan (Knowledge Base) dan membuat
memberikan pertanyaan dan menerima input dari program yang mampu mengakses basis
user, kemudian melakukan proses logika sesuai pengetahuan sehinggga sistem dapat
dengan knowledge base yang tersedia, untuk memberikan kesimpulan. Kesimpulan dibentuk
selanjutnya menghasilkan output berupa suatu di dalam komponen yang dinamakan mesin
kesimpulan atau bisa juga berupa keputusan/decision pengambil kesimpulan (Inference Engine),
sebagai hasil akhir konsultasi.User memasukkan dimana berisi aturan-aturan untuk menyelesaikan
input dan menerima output melalui sebuah masalah.
interface atau tampilan, yaitu sebagai sarana 5. Aturan (Rule)
penghubung interaksi antara user dengan sistem. Umumnya sistem pakar adalah sistem berbasis
aturan, yaitu pengetahuan yang terdiri dari
2.2 Konsep Dasar Sistem Pakar (Expert System) aturan-aturan sebagai prosedur penyelesaian
Konsep-konsep dasar dari sebuah sistem pakar masalah. Pengetahuan tersebut digambarkan
menurut Turban (Turban, 1995) adalah: sebagai suatu urutan seri dari kaidah- kaidah
1. Keahlian (Expertise) yang sudah dibuat.
Keahlian merupakan pengetahuan khusus yang 6. Kemampuan Penjelasan (Explanation
dimiliki oleh seseorang melalui latihan, belajar, Capability)
serta pengalaman-pengalaman yang dialami pada Keistimewaan lain dari sistem pakar adalah
suatu bidang tertentu dalam jangka waktu yang kemampuannya dalam memberikan saran atau
cukup lama. Dengan pengetahuan tersebut rekomendasi serta menjelaskan mengapa
seorang pakar dapat memberikan keputusan yang tindakan tertentu tidak dianjurkan. Pemberian
lebih baik dan cepat dalam menyelesaikan suatu penerangan dan pendapat ini dilakukan dalam
permasalahan yang sulit. suatu subsistem yang dinamakan subsistem
2. Ahli atau pakar (Expert) penjelasan (explanation subsystem).
Seorang pakar harus memiliki kemampuan
menyelesaikan permasalahan pada bidang 2.3 Metode Sugeno
tertentu yang ditanganinya, kemudian Penalaran dengan metode Sugeno hampir
memberikan penjelasan mengenai hasil dan sama dengan penalaran Mamdani, hanya saja output
kaitannya dengan permasalahan yang ada. Untuk (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan fuzzy,
meniru kepakaran seorang manusia, perlu melainkan berupa konstanta atau persamaan linear.
dibangun sebuah sistem komputer yang Michio Sugeno mengusulkan penggunaan singleton
menunjukan seluruh karakteristik tersebut. sebagai fungsi keanggotaan dari konsekuen.
Implementasi Metode Sugeno Pada Sistem Pakar Penentuan Stadium Pada Penyakit 23
Tuberculosis (TBC).
Oleh : Muhammad Arsyad
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : ViI, Nomor: 3, Agustus 2014 ISSN : 2301-9425
Singleton adalah sebuah himpunan fuzzy dengan dengan o adalah operator (misal: OR atau AND).
fungsi keanggotaan yang pada titik tertentu Secara umum fungsi implikasi yang dapat
mempunyai sebuah nilai dan 0 di luar titik tersebut. digunakan yaitu sebagai berikut:
Ada 2 model fuzzy metode Sugeno yaitu sebagai 1. Min (minimum)
berikut: Fungsi ini akan memotong output himpunan
1 Model Fuzzy Sugeno Orde-Nol fuzzy.
Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde 2. Dot (product)
Nol adalah: Fungsi ini akan menskala output himpunan fuzzy.
Pada metode Sugeno ini , fungsi implikasi yang
IF (x1 is A1) o (x2 is A2) o (x3 is A3) o… o (xN digunakan adalah fungsi min.
is AN) THEN z=k 3. Defuzzifikasi ( Defuzzification )
Input dari proses defuzzifikasi adalah himpunan
dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-I sebagai fuzzy yang dihasilkan dari proses komposisi dan
antesenden, dan k adalah suatu konstanta output adalah sebuah nilai. Untuk aturan IF-
sebagai konsekuen. THEN fuzzy dalam persamaan RU(k) = IF x1 is
2 Model Fuzzy Sugeno Orde-Satu A1k and… and xn is Ank THEN y is Bk, dimana
Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde- A1k dan Bk berturut-turut adalah himpunan fuzzy
Satu adalah: dalam Ui R (U dan V adalah domain fisik), i =
1, 2, … , n dan x = (x1, x2, … , xn) U dan y V
IF (x1 is A1) o… o (xN is AN) THEN z =
p1*x1+… + pN*xN+q berturut-turut adalah variabel input dan output (
linguistik) dari sistem fuzzy (Li, 2006).
dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai Defuzzifier pada persamaan di atas
antesenden, dan pi adalah suatu konstanta ke-i didefenisikan sebagai suatu pemetaan dari himpunan
dan q juga merupakan konstanta dalam fuzzy Bk dalam V R (yang merupakan output dari
konsekuen. inferensi fuzzy) ke titik tegas y* V (Arhami,
Berdasarkan model fuzzy tersebut, ada tahapan-
tahapan yang harus dilakukan dalam implementasi 2005).
metode Sugeno yaitu sebagai berikut: Pada metode Sugeno defuzzification dilakukan
a. Pembentukan himpunan Fuzzy dengan perhitungan Weight Average (WA) :
Pada tahapan ini variabel input dari sistem
fuzzy ditransfer ke dalam himpunan fuzzy α1z1 + α2z2 + α3 z3 +… + αnzn
untuk dapat digunakan dalam perhitungan WA= α1 + α2 + α3 +… + αn
nilai kebenaran dari premis pada setiap aturan
dalam basis pengetahuan. Dengan demikian Keterangan
tahap ini mengambil nilai-nilai tegas dan WA = Nilai rata-rata
menentukan derajat di mana nilai-nilai αn = nilai predikat aturan ke-n
tersebut menjadi anggota dari setiap zn = indeks nilai output (konstanta) ke-n
himpunan fuzzy yang sesuai.
Aplikasi fungsi implikasi 3. Pembahasan
b. Tiap-tiap aturan (proposisi) pada basis Analisa adalah penguraian dari suatu sistem
pengetahuan fuzzy akan berhubungan yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya
dengan suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dengan maksud untuk mengidentifikasikann dan
dari aturan yang digunakan dalam fungsi mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan
implikasi adalah sebagai berikut: yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan
sehingga dapat diusulkan perbaikan. Sistem pakar
IF x is A THEN y is B untuk mendiagnosa penyakit tuberculosis. ini
merupakan sistem dengan basis pengetahuan yang
dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B dinamis. Dimana pengetahuan tersebut dapat
adalah himpunan fuzzy. Proposisi yang berubah seiring berjalannya waktu sehingga harus
mengikuti IF disebut sebagai antesenden dapat dilakukan pembaharuan, penghapusan maupun
sedangkan proposisi yang mengikuti THEN perubahan terhadap data yang sudah disimpan
disebut konsekuen. Proposisi ini dapat sebelumnya tanpa harus mengubah isi dari program
diperluas dengan menggunakan operator secara keseluruhan.
fuzzy seperti, Perubahan hanya dilakukan pada bagian basis
pengetahuan saja sehingga sistem pakar ini dapat
IF(x1 is A1) o (x2 is A2) o (x3 is A3) o…o (xN dikembangkan lebih lanjut. Tahapan analisa
is AN) THEN y is B terhadap suatu sistem dilakukan sebelum tahap
perancangan, hal ini agar perangkat lunak yang
dirancang sesuai dengan masalah yang akan
Implementasi Metode Sugeno Pada Sistem Pakar Penentuan Stadium Pada Penyakit 24
Tuberculosis (TBC).
Oleh : Muhammad Arsyad
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : ViI, Nomor: 3, Agustus 2014 ISSN : 2301-9425
Implementasi Metode Sugeno Pada Sistem Pakar Penentuan Stadium Pada Penyakit 25
Tuberculosis (TBC).
Oleh : Muhammad Arsyad
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : ViI, Nomor: 3, Agustus 2014 ISSN : 2301-9425
segitiga dengan derajat keanggotaan semakin lama hasil defuzzifikasi dengan index output. Hasil
apabila mendekati 26 hari. Fungsi keanggotaan analisis ini yang akan jadi penentu stadium penyakit
untuk himpunan lama seperti terlihat pada Tuberculosis pada pasien.
persamaan dibawah ini.
4. Kesimpulan Dan Saran
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan implementasi dan
pengujian Implementasi Metode Sugeno untuk
Penentuan Stadium Penyakit Tuberkulosis (TB
Paru), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
µlama 1. Dengan menggunakan Metode Sugeno
didapatkan satu keputusan Diagnosis Penentuan
Himpunan fuzzy sangat lama akan memiliki domain Stadium Penyakit TB Paru dengan
[22,26], dengan derajat keanggotaan sangat lama mempertimbangkan variable yang ada
tertinggi (=1) terletak pada nilai 25. Apabila batuk 2. Nilai defuzzifikasi yang dihasilkan merupakan
semakin berkurang dari 26 hari dan mendekati 22 sebagai kategori yang ditampilkan dalam bentuk
hari, maka kondisi batuk menjadi lama, sehingga persentasi hasil diagnosa stadium penyakit
derajat keanggotaannya pada himpunan sangat lama tuberkulosis.
akan semakin berkurang sedangkan derajat
keanggotaannya pada himpunan lama akan semakin 4.2 Saran
bertambah. Namun apabila batuk makin melebihi 26 Penulis menyarankan pengembangan
hari, maka kondisi batuk sudah semakin melebihi penelitian lebih lanjut pada sistem pakar untuk
sangat lama dan keluar dari pembicaraan data diagnosis stadium penyakit tuberkulosis sebagai
penelitian. Himpunan fuzzy sangat lama berikut :
direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan 1. Sistem Pakar Diagnosis Stadium Penyakit
segitiga dengan derajat keanggotaan semakin lama Tuberkulosis ini dapat dikembangkan lagi
apabila batuk semakin mendekati 26 hari. Fungsi dengan metode metode matematika lain.
keanggotaan himpunan sangat lama seerti terlihat 2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan metode
pada persamaan berikut ini : Sugeno dapat dibandingkan dan dianalisis
kinerjanya dengan metode lain pada data
penelitian yang sama.
3. Sistem Pakar ini dapat dikembangkan lagi
µsangat lama menjadi sebuah Sistem Rekomendasi untuk
1. Menentukan predikat aturan . Variable-variabel Penyakit TB Paru dan Sistem Penentuan
yang telah dimasukkan kedalam himpunan fuzzy, Diagnosis Stadium untuk Penyakit TB Paru.
dibentuk menjadi aturan-aturan yang diperoleh 4. Variable yang digunakan masih bisa ditambah
dengan mengkombinasikan setiap variable lagi seperti, batuk darah, nyeri dada, dan
dengan variable yang lain dengan attribut pemeriksaan anamnesis lainnya
linguistik masing-masing. Aturan- aturan yang
telah diperoleh akan dihitung nilai predikatnya Daftar Pustaka
dengan proses implikasi. Proses implikasi yang
digunakan dalam metode sugeno adalah operasi [1] Kusumadewi, Sri dan Purnomo, Hari. 2004.
Min, dimana nilai minimum dari derajat Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung
keanggotaan veriabel yang satu dengan yang Keputusan. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta
lainnya yang telah dikombinsaikan yang akan di [2] Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar
ambil. Sistem Pakar. Penerbit Andi. Yogyakarta.
2. Defuzzifikasi. Nilai defuzzifikasi dapat [3] Iswari, 2005. Alat Bantu Sistem Inferensi Fuzzy
ditentukan dengan menghitung semua aturan Metode Sugeno Orde Satu. Seminar Nasional
yang telah dilakukan. Defuzzifikasi diperoleh Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta
dengan perhitungan Weight Avarage [4] Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2002.
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di
α1z1 + α2z2 + α3 z3 +… + αnzn Indonesia. Jakarta.
WA = --------------------------------------------- [5] Alsagaff, Hood dan Mukti, Abdul. 2010. Dasar-
α1 + α2 + α3 +… + αn Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga
3. Hasil Analisis University Press. Surabaya.
Hasil analisis adalah berupa keputusan yang
diperoleh dengan mencari nilai kedekatan antara
Implementasi Metode Sugeno Pada Sistem Pakar Penentuan Stadium Pada Penyakit 26
Tuberculosis (TBC).
Oleh : Muhammad Arsyad
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : ViI, Nomor: 3, Agustus 2014 ISSN : 2301-9425
Implementasi Metode Sugeno Pada Sistem Pakar Penentuan Stadium Pada Penyakit 27
Tuberculosis (TBC).
Oleh : Muhammad Arsyad