Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PADA NY.

R G2P1A0
DENGAN USIA KEHAMILAN 39 MINGGU DI PMB IMAS RACHMAWATI,
Amd.Keb DI DESA TANIMULYA KECAMATAN NGAMPRAH
KABUPATEN BANDUNG BARAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebidanan Klinik I

Disusun Oleh :

1. Viqria Agustin 2119004


2. Feni Ramadhani 2119027

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PADA NY. R G2P1A0


DENGAN USIA KEHAMILAN 39 MINGGU DI PMB IMAS RACHMAWATI,
Amd.Keb DI DESA TANIMULYA KECAMATAN NGAMPRAH
KABUPATEN BANDUNG BARAT

Telah memenuhi persyaratan dan disetujui


Tanggal..........................................

Disusun Oleh :

1. Viqria Agustin 2119004


2. Feni Ramadhani 2119027

Menyetujui dan mengesahkan


Pembimbing

(Elisa Situmorang, S.S.T., M.Tr.Keb)


LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PADA NY. R G2P1A0


DENGAN USIA KEHAMILAN 39 MINGGU DI PMB IMAS RACHMAWATI,
Amd.Keb DI DESA TANIMULYA KECAMATAN NGAMPRAH
KABUPATEN BANDUNG BARAT

Disusun Oleh :

1. Viqria Agustin 2119004


2. Feni Ramadhani 2119027

Telah diseimbangkan didepan penguji


Pada tanggal ........................ 2021

Mengetahui

Penguji 1 Penguji 2

Imas Rachamawati Amd. Keb Elisa Situmorang, S.S.T., M.Tr.Keb

Penanggung Jawab
Program Studi DIII Kebidanan

(Lia Kamila, S.S.T., M.Keb)


KATA PENGATAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus dengan judul
”Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Care Pada Ny. R G2p1a0 Dengan Usia
Kehamilan 39 Minggu Di Pmb Imas Rachmawati Kec.Ngamprah Tahun 2021”
Cipageran Cimahi Utara.
Studi Kasus ini disusun sebagai upaya untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Prakteik Kebidanan Klinik I di Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
Dalam penyusunan Studi Kasus ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak dan melalui kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes., Selaku Rektor Fakultas Institut Kesehatan
Rajawali Bandung,
2. Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb. Dekan Fakultas Kebidanan Institut
Kesehatan Rajawali Bandung,
3. Iga Retia M, S.S.T., M.Kes., Selaku Koordinator Mata Kuliah Kebidanan
Klinik I,
4. Elisa Situmorang, S.S.T., M.Tr.Keb. yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam menyusun Studi Kasus ini.
5. Ibu Imas Rachamawati, Amd. Keb., selaku PMB yang telah bersedia untuk
membimbing pada saat melaksanakan Asuhan Antenatal pada Studi Kasus ini.
6. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswi DIII Kebidanan tingkat II Institut
Kesehatan Rajawali Bandung dan yang senantiasa selalu memberikan Doa,
dukungan, dan semangatnya.
7. Ny. R yang telah banyak membantu dan berkenan bekerja sama sampai
tersusunnya Studi Kasus ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan
dari Tuhan Yang Maha Esa, dan penulis berharap semoga Studi Kasus ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

i
Penulis menyadari bahwa penyusunan Studi Kasus Komprehensip ini masih kurang
sempurna adanya, untuk itu segala kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan Studi Kasus ini.
Akhir kata semoga Allah SWT selalu melindungi dan membalas amal baik semua
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi kasus ini .

Bandung, Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Tujuan Umum dan Khusus .......................................................................... 4
1.3. Manfaat ...................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................ 5
2.1 Konsep Dasar Kehamilan ........................................................................... 5
A. Pengertian Kehamilan ............................................................................ 5
B. Perubahan Anatomi dan Fisiologis Kehamilan Trimester III ................... 5
C. Psikologis Pada Kehamilan Trimeter III .............................................. 12
D. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil .................................................................. 13
E. Ketidaknyaman Kehamilan Pada Trimester III ..................................... 15
F. Tanda Bahaya Kehamilan Kehamilan Trimester III ............................. 18
2.2 Asuhan Kehamilan ................................................................................. 19
A. Pengertian Asuhan Kehamilan ............................................................. 19
B. Tujuan Asuhan Kehamilan ................................................................... 20
2.2. Manajemen Asuhan Kebidanan ................................................................ 25
A. Data Subjektif ...................................................................................... 25
B. Data Objektif ....................................................................................... 25
C. Asessment atau diagnosa potensial ...................................................... 25
D. Penatalaksanaan ................................................................................... 25
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................ 27
3.1 Data Subjektif........................................................................................... 27
3.2 Data Objektif ............................................................................................ 29
3.3. Analisis ................................................................................................... 31
3.4. Penatalaksanaan....................................................................................... 32
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 33
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 40
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 40
5.2. Saran ....................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh
kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau insidental di setiap 100.000
kelahiran hidup (Profil Kesehatan, 2019).
Menurut data dari WHO (World Health Organization), Sekitar 810
wanita meninggal dunia karena komplikasi kehamilan atau persalinan di
seluruh duniasetiap harinya. Antara tahun 2000 dan 2017, rasio kematian ibu
turun sekitar 38% diseluruh dunia. Pada tahun 2017 kematian ibu
diperkirakan 295.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan
persalinan. Rasio kematian ibu dinegara berkembang pada tahun 2017 adalah
462/100.000 kelahiran hidupdisbanding 11/100.000 kelahiran hidup dinegara
maju (WHO, 2017)". Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) diperkirakan
mencapai 11/1.000 kelahiran hidup (WHO, 2018).
Secara umum terjadi penurunan AKI di Indonesia yaitu dari 390 pada
tahun 1991 menjadi 305 pada tahun 2015. Hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukan AKN sebesar 15/1.000
kelahiran hidup, AKB 24/1.000 kelahiran hidup, AKI 32/100.000 kelahiran
hidup (Kemenkes, 2018)
AKI di Provinsi Jawa Barat tahun 2017 tercatat sebanyak
76,03/100.000 kelahiran hidup, dengan proporsi kematian ibu hamil 1831
orang, pada ibu bersalin 224 orang, dan pada ibu nifas 289 orang. AKB di
Jawa Barat tahun 2017 sebesar 3,4/1.000 kelahiran hidup menurun 0,53
ponit dibanding tahun 2016 sebesar 3,93/1.000 kelahiran hidup. Dari angka
kematian tersebut terdapat AKN sebesar 3,1/1.000 kelahiran hidup (Dinkes
Jabar, 2018)

1
Berdasarkan Dinkes Kabupaten Bandung Barat tahun 2016, AKI
berjumlah 31 kasus, sedangkan AKB berjumlah 114 kasus. AKI dan AKB
saat persalinan tersebut sedikit menurun dibandingkan tahun 2015, dimana
AKI terdapat 40 kasus dan AKB terdapat 116 kasus. Kepala Dinkes KBB
menuturkan, penurunan AKI dan AKB memerlukan kerjasama lintas
sektoral, termasuk keterlibatan masyarakat, karena kematian ibu dan bayi
bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kesehatan, melainkan dengan persoalan
ekonomi, pendidikan, maupun kebiasaan masyarakat. Menurut Kepala
Dinkes KBB intervertasi dinkes untuk mengurangi kasus AKI dan AKB
ialah dengan melakukan berbagai program agar persalinan dilakukan di
fasilitas kesehatan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten. Karena
menurut keterangan di Bandung Barat masih menggunakan jasa paraji atau
dukun dalam proses persalinan.

Peningkatan kasus kematian ibu di kota Cimahi tahun 2019 umumnya


disebabkan karena faktor internal dan ibu hamil. Beberapa penyebab
kematian ibu yang terjadi saat ini antara lain karena kasus perdarahan (3
kasus), penyakit jantung (2 kasus), Eklampsi (1 kasus), infeksi appendiks
perforasi (1 kasus), Anemi kongenital (1 kasus) PEB (2 kasus) dan penyebab
lain in seperti TB (2 kasus) dan DM (1 kasus). Secara nasional penyebab
kematian ibu terutama masih disebabkan oleh perdarahan (27.1%),
Hipertensi (22,1%) dan penyebab lain-lain (30,2%).

Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan


rutin ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk
memberikan informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan. Setiap
ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC
komprehensif yang berkualitas. minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada
trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada
trimester kedua (usia kehamilan 14 28 minggu) dan minimal 2 kali pada
trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan)
termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.
Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia. kehamilan 8-12
minggu (Kemenkes RI, 2015).

2
Menurut (Profil kesehatan Kota Cimahi. 2019) masih banyak ibu
hamil yang jarang memeriksakan kehamilannya. Pelayanan antenatal adalah
memastikan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan bayi juga sehat,
mendeteksi dan mengantisispasi dini kelainan kehamilan dan kelainan janin.
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.

Indikator K1 melihat sejauh mana akses pelayanan ibu hamil


memberikan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan
pertama ke fasilitas pelayanan. kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu
hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar
serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester dua, dan dua kali pada trimester
ketiga dan sebagai ndikator melihat jangkauan pelayanan antenatal dan
kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. (Profil kesehatan
Kota Cimahi. 2019)

Berdasarkan uraian diatas, asuhan kebidanan AntenatalCare


merupakan suatu cara untuk mendeteksi dini terjadinya komplikasi pada ibu
hamil. masih banyak kasus kematian ibu yang disebabkan oleh faktor
eksternal dan ibu hamil. Sehingga Kurangnya kesadaran ibu untuk
memeriksakan kehamilan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
memberikan asuhan Antenatalcare pada Ny R G2P1A0 dengan usia
kehamilan 39 minggu di pmb imas rachmawati, amd.keb di desa tanimulya
kecamatan ngamprah kabupaten bandung barat.

3
A. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan dengan pendekatan Asuhan AntenatalCare
pada Ny R G2P1A0 di PMB Imas Rachmawati cipageran cimahi utara?
1.2. Tujuan Umum dan Khusus
1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan standar pada ibu hamil, dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan sesuai standar “10T”


b. Melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan yang telah
dilakukan pada ibu hamil
1.3. Manfaat
1.Bagi Lahan Praktik
Menambah wawaan dan pengetahuan tenaga kesehatan khususnya di
bidan dalam menanganai asuhan kebidanan pada ibu hamil sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dokumentasi dan bahan pembelajaran untuk mahasiswi yang lain
dalam melakukan asuhan pada ibu hamil.
3. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang asuha pada ibu hamil
sebagai penerapan ilmu yang telah didapatkan.
4. Bagi Ibu Hamil
Dapat memeberikan pengetahuan kepada klien tentang perubahan-
perubahan fisiologis yang terjadi pada saat hamil, kebutuhan nutrisi yang
harus dicukupi selama hamil, serta pentingan kunjungan antenatal care
selama kehamilan.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Kehamilan


A. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri


mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan
(konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh
lahirnya sang bayi. Definisi lain menyebutkan bahwa masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Pelayanan kesehatan masa hamil dilakukan sekurang-
kurangnya 4 (empat) kali selama masa kehamilan yang dilakukan, yakni:
1 (satu). kali pada trimester pertama; 1 (satu) kali pada trimester kedua;
dan 2 (dua) kali pada trimester ketiga. Pelayanan kesehatan pada masa
hamil ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan
kewenangan, serta sesuai dengan standar.(Suarayasa Ketut. 2020).
B. Perubahan Anatomi dan Fisiologis Kehamilan Trimester III

Selama 279 hari kehamilan rata-rata, fisiologi ibu hamil


mengalami perubahan nyata untuk menunjang perkembangan janin dan
untuk mempersiapkan ibu menjalani persalinan dan laktasi Perubulut
dimulai pada fase luteal siklus haid. sebelum pembuahan dan implantasi,
seiring dengan dimulainya sekresi proges tenin dari korpus luteum.
Apabila pembuahan berhasil, kadar progesteron dan estrogen meningkat
secara progresif. Bersama-sama mereka mengendalikan banyak
perubahan pada fisiologi ibu selama kehamilan. (Syaiful Yuanita,
Fatmawati Lilis. 2019)

5
1. Perubahan Uterus
Selama kehamilan uterus berubah menjadi struktur yang relatif
berdinding otce tipis yang dapat mengakideni janin, plasenta, dan
cairan amnion. Isi yang dapat ditampung menjadi antara 5-21) liter.
Pengurangan tinggi fundus terjadi pada beberapa bulan terakhir
kehamilan, pada saat fetus turun ke bawah ke bagian bawah uterus.
Hal ini bertujuan untuk membuat jaringan pelvik menjadi lebih lunak
dengan torust uterus yang baik, dengan formasi yang baru dari segmen
bawah rahim Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi
300 gram (berat uterus) normal 30 gram) dengan panjang 21 cm dan
dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk uterus
seperti buah alpukat agak gepeng. . (Syaiful Yuanita, Fatmawati Lilis.
2019)
2. Serviks Uteri
Perubahan perubahan pada serviks perlu diketahui sedini
mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya
berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar,
sehingga dapat mengganggu kehamilan Kelenjar-kelerar di serviks
akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan
cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas
tertentu masih merupekan keadaan fisiologik, karena peningakatan
hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabat
kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks
menjadi lebih lunak dan lebih mudah berdilatad senaat sebelum
persalinan. (Syaiful Yuanita, Fatmawati Lilis. 2019)
3. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, funga diambil alih oleh plasenta,
terutama tingkat produksi progesteron dan estrogen Selama kehamilan
ovarium tenang/heristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan
pematangan folikel hanı, tidak terjadi ovudasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi. Ovulasi berhenti disaat kehamilan, dan maturasi

6
folikel-tolikel baru tidak berjalan. Pada umumnya hanya sebuah
corpus luteum yang dapat ditemukan pada wanita hamil yang
berfungsi secara maksimal selama kehamilan sampai 7 minggu sampai
5 mingu pestovulasi dan setelahnya hanya memberikan kontribusi
sedikit dalam menghasilkan progesterone. . (Syaiful Yuanita,
Fatmawati Lilis. 2019)
4. Vagina Dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami
perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan
vulva tampak lebih merah dan agak kebiri-biruan (fanidel. Warna
porsio tampak lside. Pembuluh pembuluh darah alat genetalia interna
akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi
pada alat alat genitalia tersebut menigkat. Apabila terjadi kecelakaan
pada kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak sekali,
sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir
kehamilan. cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental. Sel epitel
juga meningkatkan kadar glikogen Sel ini berinteraksi dengan hasil
dedoelein yang merupakan bakteri komensal dan menghasilkan
lingkungan yang lebih asam. Lingkungan ini menyedikan
perlindungan ekstra terhadap organisme tapi merupakan keadaan
menguntungkan bagi Candida albican. . (Syaiful Yuanita, Fatmawati
Lilis. 2019)
5. Kulit
Pada Trimester 3 bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat
muncul garis-garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen
dan kadang kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha.
Perubahan warna tersebut sering disebut sebagai strin gidarum. Pada
wanita multipara, selain stria kemerahan itu seringkali ditemukan
garis-garis mengkilat kepekaan yang merupakan sikatrik dari strie
kehamilan sebelumnya. (Syaiful Yuanita, Fatmawati Lilis. 2019)

7
6. Payudara
Pada Trimester 3 pembentukan lobules dan alveoli
memproduksi dan mensekresi cairan yang kental kekuningan yang
disebut colustrum. Pada trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat
dan payudara menjadi semakin besar. (Syaiful Yuanita, Fatmawati
Lilis. 2019)
7. Perubahan Sistem Sirkulasi
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung
setiap menitnya (cardiac annut, cinal janting) meningkat sampai 30-
50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan
mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu Peningkatan ini
disebabkan oleh peningkatan frekuensi denyut jantung dan volume
sekuncup. Denyut jantung meningkat dari 70 denyut permenit
sebelum hamil menjadi 78 denyut per menit saat usia kehamilan 21
minggu dengan puncaknya 85 denyut per menit pada akhir kehamilan.
Volume sekuncup meningkat dari 64 ml. - 70 ml. pada pertengahan
kehamilan tetapi pada akhir kehamilan volume sekuncup berkurang
sedangkan peningkatan curah jantung dipertahankan oleh peningkatan
frekuensi denyut jantung Ketika melakukan aktivitas / olahraga, maka
curah jantung, denyut jantung, dan laju permatasan pada wanita hamil
lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang hamil.
Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan
kembali normal pada trimester ketiga. (Syaiful Yuanita, Fatmawati
Lilis. 2019)
Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45%. Eritropotein
ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20-30%,
tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga
akan mengakibatkan hemodilust dan penurunan konsentrasi
hemoglobin dari 15 g/dl menjadi 125 g/dl. Volume darah akan
kembali seperti semula pada 2-6 minggu setelah persalinan. (Syaiful
Yuanita, Fatmawati Lilis. 2019)

8
8. Perubahan Sestem Respirasi
Pada Trimester 3 Pergerakan difragma semakin terbatas seiring
pertambahan ukuran uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu
ke 30, peningkatan volume tidal, volume ventilasi per menit, dan
pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada
minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga
memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen
meningkat 20% Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya
sekresi progesteron. (Syaiful Yuanita, Fatmawati Lilis. 2019)
9. Perubahan Sistem Pernafasan
Pada Trimester 3 penelitian Keman dkk (1978) menemukan
adanya penurunan memori terkait kehamilan yang terbatas pada
trimester tiga. Penurunan ini disebabkan elch depresi, kecemasan,
larang tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan dengan
kehamilan Penurunan memori yang diketahui hanyalah. sementara
dan cepat pulih setelah kelahiran. (Syaiful Yuanita, Fatmawati Lilis.
2019)
10. Perubahan Sistem Hematologis
Pada Trimester 3 konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang
sedikit menurun selama kehamilan menyebabkan viskositas darah
menurun pula. Perlu diperhatikan kadar hemoglobin ibu terutama pada
masa akhir kehamilan, bila konsentrasi Hb 11 g/dl, hal itu dianggap
abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi. (Syaiful
Yuanita, Fatmawati Lilis. 2019)
11. Sistem Kardiovaskuler
Pada Trimester 3 selama trimester terakhir, kelanjutan
penekanan aorta pada pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran
darah uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat
fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan posisi miring.
(Syaiful Yuanita, Fatmawati Lilis. 2019)

9
12. Perubahan Sistem Urinari
Pada Trimester 3 akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke
pintu atas panggil (PAP) menyebabkan penekanan uterus pada vesica
urinaria. Keluhan sering berkemihpun dapat muncul kembali. Selain
itu, terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian
berpengaruh pada peningkatan laju filtras glomerulus dan remilplesno
for sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akundijumpai kadar
asam amur dan vitamin yang larut air lebih banyak. (Syaiful Yuanita,
Fatmawati Lilis. 2019)
13. Perubahan Sistem Integument
Dari akhir bulan kedua sampai dengan adem, terjadi peningkatan
pituitary melanin stimulating hormone yang menyebabkan bermacam
tingkat pigmentasi meskipun masih tergantung pada warna kulit ibu
hamil. Kulit terasa seperti terbakar selama kehamilan akan bertahan
lebih lama dibandingkan dengan hal lain. Tempat yang umumnya
terpengaruh adalah aerola, garis tengah abdomen. perineum, dan
aksila. Hal ini terjadi karena pada beberapa daerah tersebut kadar
melanositnya lebih tinggi Hampir semua wanita hamil mempunyai
garis pigmentasi yang disebut fimm. Biasanya berada di garis tengah
otot rektus yang merupakan bagian pertahanan pada saat uterus
berkembang dan bertambah besar dan juga menyebabkan tekti
diastasis, kulit kepala, muka dan bulu di tubuh selama hamil menjadi
lebih tebal. (Syaiful Yuanita, Fatmawati Lilis. 2019)
14. Perubahan Sistem Musculoskeletal
Pada Trimester 3 akibat pembesaran uterus ke posisi anterior,
umumnya wanita hamil memiliki bentuk punggung cenderung
lordosis. Sendi sacroliaca, sacro-cigs dan pubis akan meningkat
mobilitasnya diperkirakan karena pengaruh hormonal Mobilitas
tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan
menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung.
(Syaiful Yuanita, Fatmawati Lilis. 2019)

10
15. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Gusi menjadi bengkak, lunak dan berlubang pada saat
kehamilan, merupakan efek dan peningkatan kadar estrogen yang
mengarah pada perdarahan karena trauma. Peningkatan saliva dan
ptyalin adalah masalah umum pada kehamilan. Relaksasi otot polos
abdomen dan hipomotilitas karena peningkatan kadar estrogen dan
HCG dapat menyebabkan mual dan muntah. (Syaiful Yuanita,
Fatmawati Lilis. 2019)
16. Perubahan Kenaikan Berat Badan
Pada Trimester 3 pertambahan berat badan ibu pada masa ini
dapat mencapai 2 kali lipat bahkan lebih dari berat badan pada awal
kehamilan. Pitting elemo dapat timbul pada pergelangan kaki dan
tungkai bawah akibat akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan
ini juga disebabkan oleh peningkatan tekanan vera dibagian yang lebih
rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava.Penurunan tekanan
osmotik koloid interstisial juga cenderung menimbulkan edema pada
akhir kehamilan. (Syaiful Yuanita, Fatmawati Lilis. 2019)
17. Perubahan Sistem Pencernaan
Pada Trimester 3 perubahan yang paling nyata adalah adanya
penurunan motilitas otot polos pada organ digestif dan penurunan
sekresi asam lambung. Akibatnya, tors splinger sofagus bagian bawah
menurun dan dapat menyebabkan refleks dari lambung ke esclagus
sehingga menimbulkan keluhan seperti varthurn. Penurunan motilitas
usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak, tetapi
dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual dapat
terjadi akibat penurunan asam lambung. (Syaiful Yuanita, Fatmawati
Lilis. 2019)
18. Perubahan Sistem Endokrin
Perubahan endokrin, sekresi kelenjar hipofisis umumnya
menurun dan penurunan ini selanjutnya akan meningkatkan sekresi
kelenjar endokrin. Kadar hprmon meningkat secara beramgsur-angsur
menjelang akhir kehamilan, namun fungsi ploraktin dalam memicu

11
laktasi disurpresi sampai plasenta dilahirkan dan kadar esteroge
menurun.
19. Perubahan Sistem Imunologi
HCC dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu
kadar IgG, IgA dan lg M serum menurun mulai dari minggu ke-10
kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan
tetap berada pada kadar ini. (Syaiful Yuanita, Fatmawati Lilis. 2019)
20. Perubahan Sistem Neurologi
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat
menyebabkan timbulnya pejala neurologis dan neuromuscular sebagai
berikut Kompresi saral panggul atau stasis vascular akibat pembesaran
uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.
(Syaiful Yuanita, Fatmawati Lilis. 2019)
a.Lordosis dersolumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada
sarat atau kompresi akar saral
b.Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal
homer syndrome selama trimester akhir kehamilan.
c.Akroestesia yakni rasa bual dan gatal pada tangan yang timbul
akibat posisi bahu yang membungkuk.
d.Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen
e.Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa
cemas. Nyeri kepala juga dihubungkan dengan gangguan
penglihatan, seperti kesalahan refraksi, sinusitis, atau migren.
f. Nyeri kepala ringan rasa ingin pingsan bahkan pingsan sering terjadi
pada awal kehamilan Dapat disebabkan ketidakstabilan vasomotor,
hipotensi. postarmal, atau hipoglikemia. (Syaiful Yuanita,
Fatmawati Lilis. 2019)
C. Psikologis Pada Kehamilan Trimeter III
Periode penantian, tidak sabar, persiapan kelahiran dan kedudukan
menjadi orang tua. Memusatkan perhatian, melindungi bayi dari bahaya
dari luar atau dalam. Persiapan kehadiran bayi, sebagai contoh: nama
anak, pakaian bayi.

12
Mendatangi pertemuan-pertemuan yang menunjang peran menjadi
orang tua, konseling kebidanan, membeli perlengkapan. Terkadang
muncul rasa takut atau khawatir tentang abnormal pada bayinya,proses
persalinan, ketidak tahuan kapan persalinan. Proses duka cita: akan
kehilangan perhatian dan keistimewaan pada saat hamil, terpisahnya bayi
dari tubuhnya, kandungan menjadi kosong. Pertengahan trimester III
hasrat seksual menurun dari pada trimester II karena semakin besarnya
abdomen menjadi penghalang, merasa canggung, jelek, tidak rapi, semua
ini memerlukan lebih besar perhatian pasangan.
D. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
Kebutuhan kesehatan ibu hamil menurut Nugroho (2014) sebagai berikut:
1. Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan
pendek nafas. Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat
membesarnya rahim. Kebutuhan meningkat 20 %. Ibu hamil
sebaiknya tidak berada di tempat tempat yang terlalu ramai dan penuh
sesak karena akan mengurangi masukan oksigen.
2. Nutrisi
Pada trimester II dan III, tambahan energi yang dibutuhkan 300
kkal/hari atau sama dengan mengonsumsi tambahan makanan 100 gr
daging atau minum 2 gelas susu. Nutrisi ini berkaitan dengan
pemenuhan kalori yang digunakan oleh tubuh sebagai pengelola.
Selain itu ibu hamil juga perlu mengonsumsi tambahan vitamin dan
tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan yang berguna untuk
mencegah anemia defisiensi besi, meningkatkan jumlah sel darah
merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makanan.
sehari-hari yang dapat dikonsusmsi untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi ibu adalah makanan yang mengandung karbohidrat, asam folat,
protein, zat besi, kalsium, vitamin, semua sumber nutrisi ini dapat
diperoleh dengan mengonsumsi nasi secukupnya, sayuran hijau, buah-
buahan, daging ayam, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

13
3. Personal Hygiene
Personal Hygiene penting untuk dijaga oleh seorang ibu hamil
karena bila tidak dijaga akan berdampak pada kesehatan ibu dan janin.
Ibu hamil sebaiknya mandi, menggosok gigi dan mengganti pakaian
dalam minimal 2 kali sehari, menjaga kebersihan alat genitalia dan
pakaian dalam dan menjaga kebersihan payudara.
4. Eliminasi
Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada trimester I dan III
untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman ibu, sebaiknya
memperbanyak intake di siang hari dan menguranginya di malam hari
dan mengganti pakaian dalam setiap terasa lembab, dan bila selesai
buang air ceboklah dengan baik.
5. Pakaian
Baju hamil yang praktis selama enam bulan kehamilan
mengenakan baju biasa yang longgar, pilihlah bahan yang tidak panas
dan mudah menyerap keringat, bagian dada harus longgar karena
payudara akan membesar, bagian pinggang harus longgar kalau perlu
terdapat tali untuk menyesuaikan perut yang terus membesar. Bra
disiapkan paling sedikit dua buah dengan bukaan di depan untuk
memudahkan menyusui, sepatu kenakan yang rata bukan bertumit.
6. Seksual
Ibu hamil dapat tetap melakukan hubungan seksual dengan
suaminya sepanjang hubungan seksual tersebut tidak menganggu
kehamilan. Bila hendak melakukan hubungan seksual sebaiknya
gunakan kondom karena prostaglandin yang terdapat dalam semen
bisa menyebabkan kontraksi..
7. Istirahat Tidur
Ibu u hamil hendaknya tidur malam + 8 jam dan tidur siang - 1
jam. Posisi tidur untuk ibu hamil dianjurkan dalam posisi miring ke
kiri, letakkan beberapa bantal untuk menyangga. Pada ibu hamil
sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk banyak

14
istirahat atau tidur, walau bukan benar-benar tidur hanya baringkan
badan untuk memperbaiki sirkulasi darah dan jangan bekerja terlalu
lelah.
8. Senam Hamil
Ibu hamil dianjurkan untuk mengikuti senam hamil sesuai
dengan kondisi ibu, senam ringan yang dapat dilakukan ibu adalah
jalan pagi, sambil menghirup udara segar dan sebelum maupun
sesudah melakukan senam ibu harus minum yang cukup.

E. Ketidaknyaman Kehamilan Pada Trimester III


Menurut Romauli (2011:149) Ketidaknyamanan ibu hamil pada
Trimester III, adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Frekuensi berkemih
Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami
wanita primigravida setelah lightening terjadi efek lightaning yaitu
bagian presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan
menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih.
Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus
karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih
tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang dan mengakibatkan
frekuensi berkemih meningkat (Manuaba, 2010).
Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering
buang air kecil yaitu dysuria, Oliguria dan Asymtomatic bacteriuria.
Untuk mengantisipasi terjadinya tanda-tanda bahaya tersebut yaitu
dengan minum air putih yang cukup (1 8-12 gelas/hari) dan menjaga
kebersihan disekitar alat kelamin. Ibu hamil perlu mempelajari cara
membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan
kebelakang setiap kali selesai berkemih dan harus menggunakan tissue
atau handuk yang bersih serta selalu mengganti celana dalam apabila
terasa basah.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester
III dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang penyebab sering
kencing, kosongkan kadung kemih ketika ada dorongan, perbanyak.

15
minum pada siang hari dan kurangi minum di malam haru jika
mengganggu tidur, hindari minum kopi atau teh sebagai diuresis,
berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis perlu
menggunakan obat farmakologis (Hani, 2011: 59).
2. Sakit punggung Atas dan Bawah
Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap badan
pada kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan
disebabkan. perut yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang
berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus.
membedakan antara flatus, cairan atau feses. Akibatnya feses
yang cair akan merembes keluar skibala juga mengiritasi mukosa
rectum, kemudian terjadi produksi cairan dan mukus yang keluar
melalui sela sela dari feses yang impaksi (Romauli, 2011).
Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan
keluhan konstipasi adalah tingkatkan intake cairan minimum 8 gelas
air putih setiap hari dan serat dalam diet misalnya buah, sayuran dan
minum air hangat, istirahat yang cukup, melakukan olahraga ringan
ataupun senam hamil, buang air besar secara teratus dan segera setelah
ada dorongan
3. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan
meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan
karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III karena
pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma
mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
4. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan
vena. pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada
vena panggul pada saat duduk berdiri dan pada vena cava inferior saat
tidur terlentang. Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada
pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan edema karena
preeklamsi.

16
5. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan
bertahan hingga trimester III. Penyebab
1) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang m
ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.
2) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi
otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah
progesteron dan tekanan uterus.
3) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat
dan penekanan oleh uterus yang membesar.
6. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau
ketidakseimbangan rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar
memberi tekanan. pembuluh darah panggul sehingga mengganggu
sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen doturator dalam
perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
7. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim
yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian
bawah. sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi semakin berat karena
gerakan otot dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar
progesterone (Romauli. 2011),
Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi
progesteron yang menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk
pada sistem pencernaan, sehingga sistem pencernaan menjadi lambat.
Motilitas otot yang polos menurun dapat menyebabkan absorpsi air di
usus besar meningkat sehingga feses menjadi keras (Pantiawati,
2010).
Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat
menyebabkan sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras
(skibala). Skibala akan menyumbat lubang bawah anus dan

17
menybabkan perubahan. besar sudut anorektal. Kemampuan sensor
menumpul, tidak dapat membedakan antara flatus, cairan atau feses.
Akibatnya feses yang cair akan merembes keluar .
8. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil
postur dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga
menyebabkan penekanan pada saraf median dan aliran lengan yang
akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari.
9. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang
membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan
kecemasan.
F. Tanda Bahaya Kehamilan Kehamilan Trimester III
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan antepartum atau perdarahan pada pada kehamilan
lanjut adalah perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan
sampai bayi dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak
normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu,
disertai dengan rasa nyeri (Pantiawati, 2015).
a. Plasenta Previa
Adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi
sebagian/seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang
normal adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim atau di
daerah fundus
uteri Gejala-gejala yang ditunjukkan seperti gejala yang terpenting
adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi secara tiba-tiba dan kapan
saja, bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada
bagian bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati
PAP dan ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa
lebih sering disertai kelainan letak.
b. Solusio Plasenta

18
Adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara normal
plasenta terlepas setelah anak lahir. Tanda dan gejalanya terjadinya
perdarahan namun terkadang darah tidak keluar, terkumpul di
belakang plasenta. (perdarahan tersembunyi/perdarahan kedalam).
Perdarahan disertai nyeri, nyeri abdomen pada saat dipegang, palpasi
sulit dilakukan, fundus uteri makin lama makin naik dan denyut
jantung bayi biasanya tidak ada.
2. Sakit Kepala yang Berat
Sakit kepala sering kali merupakan ketidaknyamanan yang
normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu
masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang
dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat
ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau
berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala
dari pre eklampsia.
3. Penglihatan Kabur
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat
berubah dalam kehamilan. Tanda dan gejalanya adalah pandangan
kabur dan berbayang dan perubahan penglihatan ini mungkin disertai
dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre
eklampsia.
4. Bengkak di Wajah Dan Jari-Jari Tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul
pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai
dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda anemia,
gagal jantung atau pre eklampsia

2.2 Asuhan Kehamilan


A. Pengertian Asuhan Kehamilan
Asuhan kehamilan adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman
dan memuaskan (Walyani, 2015). Menurut Kemenkes (2013) kunjungan

19
pemeriksaan antenatal dilakukan minimal 4x kunjungan dalam kehamilan
dengan distribusi sekali dalam usia kehamilan sebelum minggu ke 16,
sekali dalam usia kehamilan antara 24-28 minggu dan dua kali dalam usia
kehamilan antara 30-32 dan 36-38 minggu.
B. Tujuan Asuhan Kehamilan (Romauli, 2014).
1. Memfasilitasi hamil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayi
dengan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu.
2. Memantau kehamilan dengan memastikan ibu dan tumbuh kembang
anak sehat.
3. Mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa selama hamil
(penyakit umum, keguguran, pembedahan).
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu, agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Membantu ibu mengambil keputusan klinik. Dalam melaksanakan
pelayanan antenatal care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus
dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10
T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T menurut Kemenkes
tahun 2016 adalah sebagai berikut:
1) Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama
kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap bulannya menunjukkan
adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan
pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menepis adanya
faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari
145 cm meningkatkan resiko untuk terjadinya Cephalo Pelvic
Disproportion (CPD). Cara untuk menentukan status gizi dengan
menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dari berat badan dan

20
tinggi badan ibu sebelum hamil menurut Walyani (2015) adalah
sebagai berikut:

Berat badan
IMT= (Tinggi badan (m)2
Kategori IMT Pertambahan Berat Badan
Rendah ( <18,5) 12,5 - 18
Normal (18,5 -24,9) 11,5 - 16
Tinggi (25,0-29,9) 7 – 11,5
Obesitas (>30) 5- 9

Dari nilai IMT perorangan dapat dikemukakan bahwa:


a) Kekurungan makanan dapat menyebabkan anemia,
abortus, partus prematurus, inersia uteri, hemoragia
postpartum, sepsis puerperalis dan sebagainya.
b) Makanan secara berlebihan dapat pula mnegakibatkan
komlikasi antara lain pre-eklamsi, bayi terlalu besar dan
sebagainya.

2) Ukur Tekanan Darah


Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (TD
2140/90 mmHg) pada. kehamilan dan pre eklampsia (hipertensi
disertai edema wajah dan atau tungkai bawah dan atau protein
urinaria.
3) Nilai Status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LiLA)
Pengukuran LiLA dilakukan pada kontak pertama oleh
nakes di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK
Standar minimal pengukuran LiLA pada wanita dewasa/usia
produktif adalah 23,5 cm. Jika kurang <23,5 cm maka
interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK), Ibu hamil
dengan KEK dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR),
4) Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (TFU)

21
Pengukuran TFU dilakukan setiap kali kunjungan
kehamilan untuk menentukan usia kehamilan, mendeteksi
pertumbuhan janin, serta menghitung taksiran berat janin sesuai
atau tidak dengan umur kehamilan. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
Beberapa metode untuk menentukan usia kehamilan yaitu:
a. Mengukur TFU dari simfisis dengan menggunakan satuan cm.
TFU berdasarkan usia kehamilan menurut Spiegelberg dapat
dilihat pada tabel berikut:
Pertengahan simfisis dan 16 minggu
pusat
Setinggi pusat 24 minggu
1 jari diatas pusat 34 minngu
2 jari diatas pusat 36 minggu
3 jari diatas pusat 38 minggu
2 jari diatas pusat 40 minggu karena sudah masuk
PAP
b. Menurut Mc. Donald dengan mengukur jarak fundus simfisis
dalam cm dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan dalam
bulan.
c. Mengukur TFU dengan jari
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 Minggu Tinggi fundus uteri 1-2 jari
diatas symfisis
16 Minggu Tinggi fundus uteri
pertengahan antara sympisis
pusat
20 Minggu Tinggi fundus uteri 3 jari
dibawah pusat
24 Minggu Tinggi fundus uteri setinggi
pusat

22
28 Minggu Tnggi fundus uteri 3 jari
diatas pusat
32 Minggu Tinggi fundud uteri
pertengahan pusat,
procxphoideus
36 Minggu Tinggi fundus uteri 3 jari
dibawah procxyphoideus
40 Minggu Tinggi fundus uteri 2-3 jari
dibawah procxphoideus

5) Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)


Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir
trimester II dan setiap kali kunjungan ANC, Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika pada trimester
III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum
masuk ke PAP berarti ada kelainan posisi janin, atau kelainan
panggul sempit. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I
dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal usia kehamilan
lebih dari 13 minggu, DJJ normal 120-160 kali/menit.
6) Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Pemberian Imunisasi TT adalah untuk melindungi ibu dan
janin dari tetanus neonatorum. Efek samping TT yaitu nyeri,
kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat
penyuntikkan. Pada saat pemberian imunisasi TT ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, seperti jadwal pemberian dan
interval dari pemberian TT pertama dan TT selanjutnya.
Antigen Interval Lama %
(sedang waktu) perlindungan perlindungan
TT1 Kunjungan - -
ANC pertama
TT2 4 minggu 3 tahun 80
setelah TT1

23
TT3 6 bulan setelah 5 tahun 95
TT2
TT4 1 Tahun setelah 10 tahun 99
TT3
TT5 1 Tahun setelah 25 99
TT4 tahun/seumur
hidup

7) Pemberian Tablet Zat Besi (Fe)


Pemberian tablet Fe untuk mencegah anemia pada wanita
hamil, diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Tablet ini
diberikan segera mungkin setelah rasa mual hilang. Tablet Fe
diminum 1 x 1 tablet per hari, dan sebaiknya dalam meminum
tablet Fe tidak bersamaan dengan teh atau kopi, karena akan
mengganggu penyerapan.
8) Test Laboratorium (Rutin dan Khusus).
Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan
laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil, yaitu
golongan darah, Hb dan pemeriksaan spesifik daerah endemis,
malaria, HIV, dll. Sementara pemeriksaan laboratorium khusus
adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas
indikasi lain pada ibu hamil yaitu protein urin dan pemeriksaan
kadar gula darah.
9) Tatalaksana Kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan ANC dan
hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan
pada ibu hamil wajib diberikan pelayanan sesuai dengan standar
dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak
dapat dilayani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
10) Temu Wicara (Konseling)
Temu wicara atau konseling dilakukan pada setiap
kunjungan ANC agar ibu memahami kehamilannya dan sebagai
upaya preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan

24
2.2. Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang
digunakanoleh bidan dalam menetapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Permenkes, 2007).
Pendokumentasian SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas.
logis, dan tertulis. Dipakai untuk mendokumenkan asulan pasien dalam
rekaman medis pasien sebagai catatan kemajuan. Model SOAP sering
digunakan dalam catatan perkembangan pasien.
Langkah-langkah dalam pembuatan dokumentasi soap

A. Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh langsung dari klien melalui
anamnese yang berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Data
subjektif selain diperoleh dari hasil bertanya langsung dari pasien, juga
dapat diperoleh dari suami atau keluarga

B. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang
diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien,
pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan diagnostic lain. Catatan medic
dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data
objektif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dar yang
berhubungan dengan diagnosis.

C. Asessment atau diagnosa potensial


Untuk mengidentifikasi masalah berdasarkan kerangka masalah
pasien, selain itu juga untuk menentukan perencanaan yang akan
dilakukan kepada pasien.

D. Penatalaksanaan
Untuk merencanakan asuhan yang menyeluruh yang berdasarkan
diagnosa atau assesment masalah yang timbul pada saat pemeriksaan dan

25
semua perencanaan yang dibuat harus bedasarkan pertimbangan yang
tepat meliputi perkembangan teori yang terbaru serta di validasikan
dengan asuhan mengenai apa yang di inginkan dan tidak di inginkan
pasien..

26
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PADA NY. R G2P1A0


DENGAN USIA KEHAMILAN 39 MINGGU DI PMB IMAS RACHMAWATI,
Amd.Keb DI DESA TANIMULYA KECAMATAN NGAMPRAH
KABUPATEN BANDUNG BARAT

No Medrec : R20 - 249


Tanggal Masuk : 11/08/2021
Tanggal & Jam Masuk : 11/08/2021 09:15 WIB
Nama Pengkaji : Viqria Agustin

Identitas
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. W
Umur : 26 Tahun Umur : 26 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Tanimulya Alamat : Tanimulya

3.1 Data Subjektif


1. Alasan Datang Ke Faskes : Kunjungan Ulang
2. Keluhan Utama : Ibu mengeluh kurang tidur
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Kehamilan Sekarang : G2 P1 A0
b. HPHT : 8-11-2020
c. TP : 15-8-2021
d. UK : 39 Minggu
e. Gerakan janin : 10 x/ 2jam
f. Keluhan saat hamil muda : Sakit gigi,Kram, Mual muntah

27
g. Imunisasi TT : dilakukan pada kehamilan ke-2. TT1 tanggal 10
januari usia kehamilan 8 minggu, TT2 tanggal 14
Februari usia kehamilan 12 minggu dan TT3
dilakukan pada tanggal 9 agustus.
h. Obat yang dikonsumsi : Kalsium, Fe dan Asam Folat
4. Riwayat Haid
b. Menarche : 13 Tahun
c. Siklus : 28 Hari
d. Lamanya : 6-7 Hari
e. Banyaknya : 2-4 x ganti pembalut
f. Disminorhoe : Tidak ada
5. Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu

Anak Nifas
Hamil Tahun UK Penolong Penyulit JK BB PB ASI Penyulit
Ke Persalina Kehamilan &
n Persalinan
1 2016 Aterm Bidan Tidak ada P 3500 49 Eksklusif Tidak ada

2 Kehamilan
ini

6. Riwayat Ginekologi
a. Infertilitas : Tidak ada
b. Massa : Tidak ada
c. Penyakit : Tidak ada
d. Operasi : Tidak ada
e. Lainnya : Tidak ada
7. Riwayat KB
a. Kontrasepsi yang dipakai : Tidak ada
b. Keluhan : Tidak ada
c. Kontrasepsi yang lalu : KB Suntik 3 bulan
d. Lamanya Pemakaian : 2 tahun
e. Alasan berhenti : Ingin mempunyai anak kembali
8. Riwaya Penyakit yang Lalu : Tidak ada
9. Pola Nutrisi
a. Makan : 3x/hari teratur
b. Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayur
c. Pantang makan : Tidak ada
28
10. Minum : 8-10 gelas/hari
11. Pola Eliminasi
a. BAB : 1 x/hari
- Warna : kuning kecoklatan
- Keluhan : Tidak ada keluhan saat BAB
b. BAK : ± 5-6 x/hari
- Warna : Jernih
- Keluhan : Tidak ada keluhan saat BAK
12. Pola Tidur
a. Malam : 5 jam
b. Siang : 1 jam
c. Masalah : Ibu mengeluh kurang tidur
13. Data Sosial
a. Dukungan suami : Suami sangat antusias dan mendukung
dengan kehamilan ini
b. Dukungan Keluarga : Kehamilan ini sangat diterima dan didukung
keluarga
c. Masalah : Tidak ada

3.2 Data Objektif


1. Kesadaran : Compos mentis
2. Antopometri
a. Berat Badan : 54 Kg
b. BB sebelum hamil : 41 Kg
c. Tinggi badan : 150 cm
d. Lila : 24 cm
3. Tanda-tanda Vital
a. TD : 110/85 mmHg
b. Nadi : 82 x/menit
c. Suhu : 36,5 C
d. Pernafaan : 22 x/menit

29
4. Kepala
a. Rambut : Hitam, Bersih, Tidak ada benjolan
b. Mata
- Konjungtiva : Merah muda
- Seklera : Putih
- Penglihatan : Normal +/+
c. Telinga : Simetris, Bersih, Tidak ada kelainan, Pendengran +/+
d. Hidung : Simetris, Bersih, Tidak ada secret dan polip, penciuman +/+
e. Mulut : Simetris, Bersih, tidak ada Caries, stomatitis (-)
f. Leher
- Kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
- Vena Jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
- Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
5. Dada : Simetris
a. Paru-paru : Tidak ada retraksi, bunyi vesikuler, sesak (-)
b. Jantung : Reguler Frekuensi 22 x/menit
c. Mamae
- Bentuk : Simetris
- Putting susu : Menonjol
- Benjolan : Tidak ada
- Ekskresi : Tidak ada
6. Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk : Simetris
- Striae : Ada dibagian perut bawah
- Luka operasi : Tidak ada
b. Palpasi
- TFU : 30 cm
- Lingkar perut : 80 cm
- Posisi janin
 Leopold I : Teraba sensasi massa besar nodular, lunak dan tidak

30
melenting pada bagian atas perut ibu yaitu bokong,
TFU 30 cm
 Leopold II : pada perut bagian kiri teraba bagian keras datar
memanjang (punggung), dan perut sebelah kanan
teraba bagian terkecil janin (ekstremitas)
 Leopold III : pada bagian terendah teraba bagian bulat, keras,
melenting (kepala) masih dapat digoyangkan belum
masuk PAP.
 Leopold IV : Kepala belum masuk PAP (konvergen)
- Kontraksi uterus: Tidak ada
c. Auskuktasi
- DJJ : 150 x/menit reguler
- Bising usus : 10 x/menit reguler
7. Ekstremitas (Tangan & Kaki)
a. Bentuk : Simetris kanan dan kiri
b. Kuku : Bersih kanan dan kiri
c. Refleks patella : Kuat kanan dan kiri
d. Oedema : Tidak ada
8. Kulit
a. Warna : Sawo matang
b. Turgor : Baik, kembali cepat
c. Genetalia
- Inspeksi : Simetris, tidak terdapat varises, tidak terdapat mukosa vagina
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat pembengkakan scene, dan tidak
terdapat pembengakan kelenjar bartoline
9. Anus : Anus tidak ada hemoroid
10. Pemerksaan Labolatorium
- Hb : 14,8 g/dL
- Golongan darah : A reshus positif
- VDRL : Nonreaktif
- HIV : Nonrektif
- Hbsag : Nonreaktif

31
3.3. Analisis
G2 P1 A0, Gravida 39 minggu, presentai kepala,janin hidup tunggal, Belum
masuk PAP.

3.4. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu dan janin
baik.
Evaluasi: Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan.
2. Memberitahukan ibu ketidaknyamanan umum yang akan dialami ibu pada
trimester III.
Evaluasi: Ibu mengerti tentang ketidaknyamnaan pada Trimester III.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan tidur yang cukup.
Ealuasi: Ibu mengerti dan bersedia akan istirahat dan tidur yang cukup.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan aktivitas diluar kegiatan rumah
tangga, atau mengajurkan ibu melakukan eksercise seperti; senam hamil
gymball untuk merangsang atau memberikan stimulasi lelah pada ibu,
sehingga mendorong ibu ingin beristirahat.
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melakukan eksercise.
5. Menganjurkan ibu untuk tidak banyak pikiran atau stress.
Evaluasi: Ibu mengerti dan bersedia untuk tidak memikirkan hal-hal yang
mebuat stress.
6. Memberitahukan ibu mengenai tanda bahaya kehamilan trimester III.
Evaluasi: Ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan trimester III.
7. Memberikan penkes pada ibu mengenai makanan yang bergizi seperti nasi,
lauk pauk, buah dan sayuran.
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan mengkonsumsi maknan yang bergizi.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan latihan atau gerakan-gerakan yang
dapat membantu penurunan kepala janin diantaranya; menganjurkan ibu
untuk jalan kaki yang dapat mengendurkan otot panggul sehingga
membuka panggul dan mempermudah turunnya kepala. menganjurkan ibu
untuk jongkok beberapa waktu diharapkan tulang panggul melengkung,
sehingga rahim tertekan dan sekat rongga badan menekan rahim sehingga kepala
janin dapat masuk pintu atas panggul. menganjurkan ibu untuk membersihkan
lantai dengan tangan sambil bergerak sehingga tekanan sekat rongga badan dan
32
tulang belakang menyebabkan masuknya kepala janin kedalam pintu atas
panggul.
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran tersebut dengan
melakukan latihan dan gerakan untuk membantu penurunan kepala.
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan aktivitas seksusal 2 hari sekali yang
dapat membantu melunakkan jalan lahir.
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melakukan anjurannya untuk melakukan
aktivitas seksual 2 hari sekali.
10. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan yaitu keluar lendir bercampur
darah, sering dan lama, nyeri perut menjalar hingga ke pinggang dan
menganjurkan ibu untuk datang ke pmb apabila mengalami tanda-tanda
tersebut.
Evaluasi: Ibu mengerti dan besedia datang ke pmb jika mengalami tanda-
tanda tersebut.
11. Menganjurkan kepada ibu untuk persiapan persalinan seperti tempat
bersalin. pendamping persalinan, penolong persalinan, kendaraan, biaya
bersain, donor darah, pakaian ibu dan bayi dan memeberitahukan ibu untuk
segera mempersiapkan persalinan.
E va la u s i: Ibu mengerti dan bersedia akan segara memepersiapkan untuk
persalinan.
12. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet fe dan kalk Ix sehari.
Evaluasi: Ibu mengerti dan bersedia meminum tablet Fe dan Kalk.
13. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu sekali. Atau
jika ada keluhan.
Evaluasi: Ibu bersedia datang kembali apababila mengalami keluhan.

33
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan Kebidanan yang dilakukan pada kasus ini menggunakan metode


SOAP. Pada pembahasan Studi Kasus ini penulis mencoba menyajikan
pembahasan yang membandingkan antara teori dengan pelaksanaan asuhan
kebidanan pada ibu hamil yang diterapkan pada klien Ny.R G2P1A0. Sehingga
dapat menyimpulkan apakah asuhan tersebut telah sesuai dengan teori atau tidak.
Dalam pembahasan juga dibahas mengapa kasus yang ada (diambil oleh
mahasiswa) sesuai atau tidak sesuai dengan teori, menurut argumentasi penulis
yang didukung oleh teori-teori yang ada.
Asuhan yang diberikan pada ibu saat kehamilan, sebelum memberikan asuhan
pada ibu terlebih dahulu dilakukan informed consent pada ibu dalam bentuk
komunikasi yang baik, juga dilakukan penulis terhadap keluarga sehingga saat
pengumpulan data ibu bersedia memberikan informasi penting tentang kondisi
kesehatannya.
Dari pengkajian yang penulis lakukan Klien bernama Ny R usia 26 tahun
G2P1A0 hamil 39 minggu dengan HPHT 8-11-2020 dan tapsiran persalinan
tanggal 15-08-2021. presentai kepala, janin hidup tunggal, kepala belum masuk
PAP. Ny R saat ini sedang mengandung anak ke 2.
Pada kehamilan kedua dan seterusnya masuknya kepala ke dalam panggul
bisa lebih lama, dan bahkan bisa baru masuk panggul pada saat persalinan
dimulai. Jika pernah melahirkan sebelumnya, maka pada dasarnya jalan lahir telah
teruji, terutama jika pernah melahirkan bayi yang beratnya kurang lebih mendekati
perkiraan BB janin saat ini sehingga pilihan tetap meneruskan persalinan normal
menjadi rasional, disamping tentunya pengawasan lebih saat persalinan perlu
dilakukan untuk memantau perubahan-perubahan yang mungkin terjadi saat
proses persalinan nantinya. Selain itu penyebab lain seperti lilitan tali pusat juga
perlu dipikirkan sebagai salah satu penyebab kepala belum turun ke dalam
panggul. . (Manuaba Chandranita, dkk. 2009)
Pada saat kehamilan muda Ny R mengeluh sakit gigi, mual muntah dan
mengeluh kram pada trimester ke III. Gusi menjadi bengkak, lunak dan berlubang
pada saat kehamilan, merupakan efek dan peningkatan kadar estrogen yang

34
mengarah pada perdarahan karena trauma. Peningkatan saliva dan ptyalin adalah
masalah umum pada kehamilan. Relaksasi otot polos abdomen dan hipomotilitas
karena peningkatan kadar estrogen dan HCG dapat menyebabkan mual dan muntah.
(Syaiful Yuanita, Fatmawati Lilis. 2019). Kram terjadi karena asupan kalsium tidak
adekuat, atau ketidakseimbangan rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar
memberi tekanan. pembuluh darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau
pada saraf yang melewati foramen doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas
bawah (Romauli. 2011).
Pada kunjungan ulang tanggal 11-8-2021 Keluhan utama klien yaitu klien
mengataknn susah tidur pada malam hari. Wanita hamil mengalami tidur yang
abnormal dan mengasosiasikannya dengan perubahan fisik yang sedang
berlangsung dan perubahan ukuran tubuh. Banyak pengalaman wanita hamil sering
terbangun saat malam. insomnia, sulit mempertahankan tidur dan gelisah saat akhir
kehamilan (Hollenbach dkk, 2013). Periode singkat insomnia paling sering
berhubungan dengan kecemasan dan ketidaknyamanan fisik (Kaplan & Sadock,
2010) Ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin juga sering mengganggu istirahat
ibu sehingga ibu sulit tidur nyenyak saat malam hari dan mengakibatkan kurangnya
kualitas tidur ibu hamil (Fauziah, 2012). Tanda seperti inilah yang merupakan salah
satu tanda terjadinya gangguan pola tidur. Gangguan pola tidur adalah gangguan
kuantitas dan kualitas waktu tidur yang menyebabkan rasa tidak nyaman (Nurarif,
2013). Dalam sebuah penelitian terbaru oleh National Sleep Foundation, lebih dari
79% wanita hamil mengalami ketidakteraturan dalam tidurnya. Gangguan tidur
dan sering lelah adalah salah satu keluhan yang paling sering dilaporkan oleh ibu
hamil. Rata-rata 60% dari ibu hamil merasakan sering lelah pada akhir trimester
dan lebih dari 75 % mengeluhkan gangguan tidur (Husin Farid. 2013).
Selama kehamilann Ny R memeriksa kehamilan secara teratur sebab Ny R
tidak ingin terjadi masalah dengan kehamilannya serta menghindari terjadinya
masalah pada persalinan nanti. Pada TM 1 Ny R melakukan pemeriksaan kehamilan
sebanyak 2 kali, pada TM 2 sebanyak 2 kali, pada TM 3 sebanyak 4 kali.
Frekuensi pemeriksaan ini telah memenuhi standar sesuai dengan teori yang
menjelaskan bahwa WHO menganjurkan sedikitnya ibu hamil melakukan 4 kali
kunjungan Antenatal Care (ANC) selama kehamilan yaitu dengan frekuensi
pemeriksaan ANC pada trimester I minimal 1 kali. trimester II minimal 1 kali,
trimester III minimal 2 kali (Kusmiyanti, 2009).
35
Dampak ketidaksesuaian dengan standar kunjungan ANC dapat
mengakibatkan yaitu Ibu hamil kurang atau tidak mengetahui tentang cara
perawatan selama hamil yang benar, Bahaya kehamilan secara dini tidak terdeteksi,
Anemia pada saat kehamilan yang dapat menyebabkan perdarahan tidak terdeteksi,
Kelainan bentuk panggul, kelainan pada tulang belakang atau kehamilan ganda
yang dapat menyebabkan sulitnya persalinan secara normal tidak terdeteksi serta
Komplikasi atau penyakit penyerta selama masa kehamilan seperti penyakit kronis
yaitu penyakit jantung, paru-paru dan penyakit genetik seperti diabetes, hipertensi,
atau cacat kongenital, preeklamsiatidak dapat terdeteksi (Depkes, 2012).

Menurut Penulis bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek dikarenakan
Ny R telah memenuhi standar kunjungan Antanatal Care.
Standar asuhan pelayanan Antenatalcare 10 T meliputi: timbang berat badan
dan ukur tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, menilai status gizi buruk
(LILA), mengukur TFU, menentukan presentasi janin, menghitung denyut jantung
janin, skrining status imunisasi TT, tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan,
test laboratorium seperti pemeriksaan Hb, golongan darah, HbsAg, tata laksana
kasus, dan temu wicara (konseling). Penulis berpendapat, dengan adanya ANC
yang berstandar 10 T maka resiko atau penyulit pada ibu hamil dapat dideteksi sejak
dini (Depkes RI, 2009) adapun pelayanan yang diberikan sebagai berikut:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Hasil pemeriksaan berat badan Ny R adalah 54 kg. Ny. R mengatakan
sebelum hamil berat badannya 41 kg. Sehingga Ny R mengalami kenaikan berat
badan sekitar 13 kg. Kenaikan berat badan ibu hamil dapat dikatakan normal
apabila mengalami kenaikan berat badan sekitar 6.5 kg 16,5 kg (Sukarni, 2013).
Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai
indikator pertumbuhan janin dalam rahim. Penulis berpendapat tak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek dikarenakan menurut penulis kenaikan
berat badan yang dialami Ny R dalam batas normal karena tidak kurang 6,5 kg
dan tak melebihi dari 16,5 kg. Kenaikan berat badan tersebut didukung dengan
asupan nutrisi yang baik pada saat hamil.
Saat dilakukan pengukuran tinggi badan. Ny R memiliki tinggi badan 150
cm. Menurut Pantikawati pada tahun 2010 mengemukakan. bahwa tinggi badan
ibu hamil kurang dari 149 cm tergolong resiko tinggi yaitu dikhawatirkan
panggul ibu sempit dan pengukuran tinggi badan ini dilakukan sebagai deteksi
36
dini adanya panggul sempit atau ketidak sesuaian antara besar bayi dan luas
panggul. Penulis berpendapat tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek
karena dari hasil pemeriksaan tinggi badan Ny R didapatkan hasil yang tidak
kurang dari 149 cm.
setelah dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan, maka
selanjutnya dilakukan pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT). Indeks massa
tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi
indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT
tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan
bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh
seperti underwater weighing dan dual energy x-ray absorbstometry. Dengan
rumus Berat badan dibagi Tinggi badan.
Setelah dilakukan pemeriksaan pada Ny R terdapat hasil IMT yaitu 18,2
dimana menurut (IOM, 2009) IMT Rendah <18,5, normal 18,5-24,9,Tinggi
25,0-29,9 dan obesitas >30. Maka IMT Ny R termasuk dalam kategori rendah,
yaitu kurang dari 18,5. menurut penulis bahwa ada kesenjangan antara teori
dan praktek. Maka penetalaksanaan yang diberikan yaitu memberi penkes dan
menganjurkan ibu mengkonsumsi asupan makanan yang bergizi, seperti nasi,
lauk pauk, sayur, dan buah buahan.
2. Tekanan Darah
Tekanan darah Ny R dalam keadaan normal, tekanan darah pada
pemeriksaan yaitu 110/85 mmHg. Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh
Depkes RI pada 2009 tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg 140/90
mmHg, dan pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui
standar normal, tinggi atau rendah yaitu dengan cara menghitung MAP. Hal ini
dilakukan sebagai deteksi adanya hipertensi atau hipotensi dan preeklamsi
dalam kehamilan. Penulis berpendapat dengan adanya pemeriksaan tekanan
darah pada kunjungan, dapat diketahui pula ibu beresiko atau tidak dalam
kehamilannya dan menurut penulis tterjadi kesenjangan antara teori dan praktek
dikarenakan tekanan darah Ny. R saat pemeriksaan yaitu 107/85 mmHg.

37
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
Hasil pemeriksaan Lila Ny. R adalah 24 cm. Menurut kemenkes,2016
pengukuran LiLA dilakukan pada kontak pertama oleh nakes di trimester I
untuk skrining ibu hamil berisiko KEK Standar minimal pengukuran LiLA pada
wanita dewasa/usia produktif adalah 23,5 cm. Jika kurang <23,5 cm maka
interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK), Ibu hamil dengan KEK
dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR), Penulis berpendapat tidak
terjadi kesenjangan antara teori dan praktek, karena dari hasil pemeriksaan
didapatkan hasil Lila Ny R tidak kurang dari 23,5 cm dengan penulis mengukur
status gizi pada ibu hamil. dapat diketahui kecukupan gizi pada ibu apabila gizi
ibu kurang. tentunya kurang pula asupan gizi ke janin
4. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Pada kunjungan KI Antenatal Care (ANC) hasil pemeriksaan leopod I
mengukur tinggi fundus uteri dengan metlin yaitu 30 cm dalam usia kehamilan
39 minggu. Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek karena TFU pada usia kehamilan 39 minggu sesuai dengan teori.
5. Mentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Hasil saat dilakukan pemeriksaan palpasi leopold pada Ny R. presentasi
janin normal yaitu kepala sebagai bagian terendah janin dan saat didengarkan
DJJ dalam keadaan normal yaitu 150 x/menit. Sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh (Manuaba, 2010) letak dan presentasi janin dalam rahim
merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap proses
persalinan. Menentukan presentasi janin dimulai pada akhir trimester II dan
setiap kali kunjungan ANC. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui
letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala
janin belum masuk PAP berarti ada kelainan posisi janin, atau kelainan
panggul sempit. Selain itu penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan ANC. DJJ normal yaitu 120-160 x/menit.
Penulis berpendapat tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek pada
saat dilakukannya pemeriksaan pada Ny R Posisi janin Ny R tidak mengalami
kelainan letak, DJJ normal karena tidak melebihi 160 x/menit, hal ini dilakukan
untuk menjadi acuan tenaga kesehatan.

38
6. Imunisasi Tetanus Toxoid
Saat dilakukan anamnesa mengenai imunisasi TT Ny R mengatakan telah
mendapat imunisasi TT pada kehamilan ke-2. TT1 tanggal 10 januari usia kehamilan 8
minggu, TT2 tanggal 14 Februari usia kehamilan 12 minggu dan TT3 dilakukan pada
tanggal 9 agustus.

Menurut Kemenkes 2016. Pemberian Imunisasi TT adalah untuk


melindungi ibu dan janin dari tetanus neonatorum. Efek samping TT yaitu
nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat
penyuntikkan. Pada saat pemberian imunisasi TT ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, seperti jadwal pemberian dan interval dari pemberian TT pertama
dan TT selanjutnya. Penulis berpendapat tidak terjadi kesenjangan antara teori
dan praktek karena Ny R sudah melakukan Imunisasi TT yang ketiga.
7. Pemberian Tablet Fe
Pemberian tablet Fe pada Ny. R selama kehamilan sudah 90 tablet
terhitung dari mulai TM I, II dan III. Pemberian zat besi minimal 90 tablet
selama kehamilan Pemberian tablet Fe sangat penting untuk mengindari
terjadinya anemia dalam kehamilan. (Kusmiyanti, 2009) penulis berpendapat
tidak adakesenjangan anatara teori dan praktek karena Ny R sangat patuh
mengkonsumsi tablet Fe.

8. Tes labolatorium
Ny R telah melakukan pemeriksaan VDRL menggunakan reagen dan
boofer dengan hasil nonreaktif. (VDRL) Venereal Disease Research
Laboratory atau Rapid Plasma Reagin (RPR) adalah suatu test yang digunakan
untuk pemeriksaan infeksi sifilis. Sensitivitas RPR dan test VDRL
diperkirakan 78% sampai 86% untuk mendeteksi infeksi sifilis primer, 100%
untuk mendetekai sifilis sekunder dan 95% sampai 98% untuk mendeteksi
infeksi laten sifilis. Semua ibu hamil harus ditest pada kunjungan prenatal
pertama. Untuk wanita yang mempunyai resiko tinggi, pemeriksaan serologi
ulangan perlu dilakukan pada trimester ketiga dan saat melahirkan. Screening
antenatal untuk sifilis bertujuan mendeteksi ibu hamil dengan penyakit
menular seksual. Sehingga ibu hamil tersebut dapat diobati dengan antibiotik
dan menghindari terjadinya infeksi ke janin.

39
Keuntungan dari screening ini pun dapat mencegah kelahiran kematian
neonatal dan penyakit kongenital pada bayi menghentikan penularan ke
pasangan seksual. premature, serta dapat menghentikan penularan ke pasnagan
seksual.

Ny R melakukan test Hb pada usia kehamilan 39 minggu dengan hasil


14, 8 gr% dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. selain
test Hb Ny R juga melakukan pemerikaan lab yang lain seperti, HIV dan
Hbsag dengan hasil Nonreaktif. Menurut kemenkes 2016 pemeriksaan
laboratorium rutin adalah pemeriksaan yang harus dilakukan pada setiap ibu
hamil, yaitu golongan darah, Hb dan pemeriksaan spesifik daerah endemis,
malaria, HIV, dll.
9. Tatalaksana kasus
Hasil dari semua pemeriksaan yang telah dilakukan, setelah dilakukan
pemeriksan Ny R memiliki Indeks Maasa Tubuh yang Rendah yaitu 18,2.
Dalam hal ini terjadi kesenjangan anatara teori dan praktek. maka
penatalaksanaan yang kita harus berikan kepada Ny R yaitu menganjurkan ibu
untuk mengkonsumsi asupan makanan yang bergizi.

Lalu setelah dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen pada Ny R usia


kehamilan 39 minggu didapatkan hasil yaitu bahwa kepala janin belum masuk
PAP (Konvergen), maka penatalaksanaan yang harus diberikan adalah
Menganjurkan ibu untuk melakukan latihan atau gerakan-gerakan yang dapat
membantu penurunan kepala janin diantaranya; menganjurkan ibu untuk jalan
kaki yang dapat mengendurkan otot panggul sehingga membuka panggul dan
mempermudah turunnya kepala. menganjurkan ibu untuk jongkok beberapa
waktu diharapkan tulang panggul melengkung, sehingga rahim tertekan dan
sekat rongga badan menekan rahim sehingga kepala janin dapat masuk pintu
atas panggul. menganjurkan ibu untuk membersihkan lantai dengan tangan
sambil bergerak sehingga tekanan sekat rongga badan dan tulang belakang
menyebabkan masuknya kepala janin kedalam pintu atas panggul. (Manuaba
Chandranita, dkk. 2009)

Menurut (Manuaba, 2010) setiap kelainan yang ditemukan pada ibu


hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga
kesehatan. Kasus- kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan
40
sistem rujukan. Berdasarkan dengan teori yang sudah dipaparkan di atas
penulis berpendapat tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek bahwa
perencanaan penatalaksanaan kegawat daruratan untuk merujuk tidak
dilakukan pada Ny R mengingat hasil pemeriksaan Ny R termasuk normal dan
masih bisa ditangani oleh bidan.
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan Ny. A dan
keluarga sebagai pengambil keputusan telah mendapat konseling mengenai
perencanaan persalinan. Sehubungan dengan teori yang dinyatakan oleh
(Depkes RI, 2005) pada trimester III petugas kesehatan baiknya memberikan
konseling kepada ibu dan suami untuk merencanakan proses persalinannya, dan
pencegahan komplikasi (P4K) serta KB setelah bersalin. Pada saat kunjungan
Ny.R merencanakan ingin bersalin di Pmb Imas. Hal tersebut sesuai dengan
teori Saifuddin tahun 2009, konseling diberikan pada setiap kunjungan ANC
disesuaikan dengan kebutuhan ibu. Saat pelaksanaan ANC juga telah dilakukan
perencanaan persalinan yang meliputi rencana tempat bersalin, penolong
persalinan, transportasi, biaya, serta keperluan ibu dan bayi. Secara keseluruhan
penulis berpendapat tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek,
dikarenakan penulis tidak mengalami kesulitan pada saat temu wicara dengan
hal ini dikarenakan Ny R kooperatif dan mau bekerjasama sehingga konseling
berjalan lancar.

41
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pelaksanaan asuhan kebidanan Antenatalcare yang diberikan kepada Ny


R di PMB Imas Rachmawati Amd.Keb dengan menggunakan
pendokumentaian manajemen kebidanan metode SOAP yang dilaksanakan
pada tanggal 11 Agustus 2021 dapat disimpulkan sebagai berikut: dilakukan
pengambilan data subjektif seperti ananmes, riwayat kehamilan persalinan,
dan nifas yang lalu, riwayat kontrasepsi, riwayat penyakit sekarang, serta
keluhan yang oleh ibu, yaitu keluhan utama Ny R G2P1A0 usia 26 tahun
selama masa kehamilan terdapat keluhan yang masih dapat teratasi,
diantaranya keluhan pada trimester pertama yaitu, sakit gigi, mual muntah dan
kram perut yamg disebabkan oleh semakin membesarnya uterus. Selain
pengambilan data subjektif dilakukan juga pengambilan data data objektif pada
ibu hamil yang terdiri dari pemeriksaan tanda tanda vital, pada pemerksaan
fisik terdapat permasalahan pada IMT ibu, yang dimana termasuk kedalam
kategori rendah permasalahan tersebut masih bisa ditangani oleh bidan dengan
cara memberikan penkes tentang perbaikan asupan nutrisi yang dapat
membantu penambahan berat badan ibu. Lalu dilakukan juga pemerksaan
Leopod I. Leopod II. Leopod III, dan Leopod IV dan didapatkan hasil
presentasi konvergen. serta dilakukan pemeiksaan penunjang VDRL, Hb, HIV
dan Hbsag dengan hasil nonreaktif.
1. Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan standar
ibu hamil, dengan menggunakan pendekatan manajemn kebidanan.
2. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan sesuai standar
10T
3. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan yang
telah dilakukan pada ibu hamil.
5.3. Saran
1. Bagi Lahan Praktik
Tetap mempertahankan pelayanan yang diberikan, tetap menjaga
komunikasi yang baik antara pasien dan bidan, dan meningkatkan asuhan
yang berstandar dan pelayanan ANC yang memadai.
42
2. Bagi Institusi Pendidikan
Perlu adanya evaluasi Asuhan Kebidanan yang dilaksanakan oleh
mahasiswa sehingga penerapannya sesuai dengan standart Asuhan
Kebidanan yang ada.
3. Bagi Penulis
Diperlukan adanya evaluasi dalam penerapan di lapangan dari teori yang
didapatkan,sehingga Asuhan Kebidanan yang diberikan selalu terupdate.
4. Bagi Klien Ibu Hamil
Pasien diharapkan mampu memlihara kesehatan,mendeteksi kemungkinan
masalah dan mengatasi masalah kesehatan. Serta mampu mencurigai
apabila ditemukannya komplikasi maupun penyulit pada masa kehamilan,.
Sehingga dapat segera memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal dan
berkualitas untuk pasien.

43
DAFTAR PUSTAKA

Ekasari Tutik, Natalia Silvian M. 2019. Deteksi Dini Preeklamsi Dengan Antenatal
Care. Yayasan Ahmar Cendikia Indonesia. Sulawesi Selatan.
Manuaba Chandranita, dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Pantiawati Ika, Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Nuha Medika.
Yogyajarta
Romauli, S. 2015. Buku Ajar Askeb 1:Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta. Nuha Medika
Saifuddin. 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Suarayasa Ketut. 2020. Strategi Menurunkan Angka Kematian (AKI) di Indonesia.


DEEPUBLISH. Yogyakarta.

Syaiful Yuanita, Fatmawati Lilis. 2019. Asuhan Keperawatan Kehamilan. Jakad


Publishing Surabaya. Surabaya.

Syarifudin, Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Penerbit Buku Kedokteran


ECG. Jakarta.

Walyani, Elisabeth Siwi dan Endang Purwoastuti. 2015. Asuhan Kebidanan pada
Kehamilan, Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Husin Farid. 2015. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Sagung Seto. Jakarta

2019. Profil Kesehatan Kota Cimahi2019.https://dinkes.cimahikota.go.id/


profile-dinas-kesehatan-kota-cimahi-2019.pdf.

Anda mungkin juga menyukai