Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PATOFISIOANATOMI

“SKABIES”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4 KELAS 2B
1. Steviani Sutantyo (P1337433120097)
2. Akrimatul Laila Al Faizzah (P1337433120099)
3. Melia Anugrah Anggraieni (P1337433120100)
4. Kenny Ahmad Cahyadi (P1337433120101)
5. Isna Nur Afifah (P1337433120102)
6. Yumnu Mar’ati Khiffah (P1337433120103)
7. Rery Rahmat Besari (P1337433120104)
8. Fatikha Sabila Zahrani (P1337433120105)
9. Faizal Akbar Nur Adha (P1337433120108)
10. Nur Wakhidah Ayu Lestari R (P1337433120109)
11. Lilis Setiyani (P1337433120110)

DOSEN PENGAMPU:
SUMIYATI, S.Kep., Ners., M.P.H.
ANITA WIDIASTUTI, S.Kep., M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI SANITASI PROGRAM DIPLOMA III
TAHUN 2021
Kata Pengantar 

Assalamualaikum. Wr. Wb 

Alhamdulillahi rabbil’alamiin, Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa saya haturkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan keteladanan sikapmaupun tingkah laku
kepada kita semua. 

Terselesaikannya makalah yang berjudul “Skabies” merupakan hasil kerja keras yang
tidak terlepas dari dukungan, doa, semangat, maupun sumbangan-sumbangan ide dari semua
pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini. Kami selaku penulis mengucapkan
terima kasih kepada: 
 Ibu Sumiyati, S.Kep., Ners., M.P.H dan Ibu Anita Widiastuti, S.Kep., M.Kes selaku
dosen pembimbing mata kuliah Patofisioanatomi yang telah memberikan saya ilmu
pengetahuan dan  motivasi untuk membuat makalah ini.
 Serta semua pihak yang tak bisa saya sebutkan satu-persatu, yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. 
Kami juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
isi, maupun dari penulisan. Untuk itu kami menerima kritikan dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan tugas makalah ini.  Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua. 

Demikian kata pengantar yang dapat kami sampaikan. Kami mohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan salah kata. 

Wassalaamu’alaikum. Wr. Wb 

Purwokerto, 04 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................................ 2
D. Manfaat.............................................................................................................. 2
Bab II Pembahasan........................................................................................................... 3

A. Pengertian Penyakit Skabies dan Penyebabnya................................................. 4


B. Gejala Penyakit Skabies.................................................................................... 5
C. Upaya Pencegahan Yang Tepat......................................................................... 6
Bab III Kesimpulan.......................................................................................................... 7

A. Kesimpulan........................................................................................................ 7
B. Saran.................................................................................................................. 7
Daftar Pustaka................................................................................................................... 8

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei. Skabies sudah menjadi
masalah kesehatan di seluruh dunia karena dapat menjangkit semua orang pada semua umur,
ras dan level baik level sosial maupun ekonomi. Angka kejadian skabies di seluruh dunia
dilaporkan sekitar 300 juta kasus per tahun. Kejadian skabies tidak hanya terjadi pada negara
berkambang, tetapi terjadi juga pada negara maju, seperti Jerman. Skabies di Jerman terjadi
secara sporadik atau dalam bentuk endemik yang panjang. Sedangkan menurut Depkes RI
berdasarkan data dari puskesmas seluruh Indonesia tahun 2008, angka kejadian skabies di
Indonesia pada tahun 2008 adalah sebesar 5,6-12,95%.
Skabies di Indonesia menduduki urutan ke tiga dari 12 penyakit kulit tersering. Pada
sebuah komunitas, kelompok atau keluarga, seseorang yang terkena skabies dapat
menimbulkan beberapa hal yang dapat memengaruhi kenyamanan dalam menjalankan
aktivitas di kehidupannya. Penderita selalu mengeluh gatal, terutama pada malam hari. Gatal
yang terjadi terutama di bagian sela-sela jari tangan, di bawah ketiak, pinggang, alat kelamin,
sekeliling siku, areola (area sekeliling puting susu) dan permukaan depan pergelangan.
Sehingga hal ini akan menimbulkan perasaan malu karena sangat memengaruhi penampilan
seseorang. Skabies merupakan penyakit yang berkaitan dengan kebersihan diri. Angka
kejadian skabies akan meningkat pada kelompok masyarakat yang hidup dengan kondisi
kebersihan diri dan lingkungan yang berada di bawah standar. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit skabies itu sendiri. Kurangnya
pengetahuan tentang faktor penyebab dan bahaya penyakit skabies membuat penyakit ini
dianggap sebagai penyakit yang biasa saja karena tidak terlalu membahayakan nyawa. Selain
itu rendahnya pengetahuan masyarakat tentang cara penyebaran dan pencegahan skabies
menyebabkan angka kejadian skabies tinggi pada kelompok masyarakat. Oleh karena itu,
kami menyusun makalah ini sebagai salah satu bentuk upaya penyadaran mengenai bahaya
penyakit skabies baik kepada masyarakat nantinya, mahasiswa maupun pada tim penyusun
itu sendiri.

1
2

B. Rumusan Masalah
Dari paparan yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas maka rumusan masalah pada
makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1) Apa itu penyakit Skabies dan siapa penyebab dari adanya penyakit Skabies ini?
2) Bagaimanakah gejala penderita pada penyakit Skabies?
3) Bagaimana upaya pencegahan yang tepat agar terhindar dari penyakit Skabies?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Memenuhi tugas mata kuliah Patofisioanatomi
2) Mengetahui apa itu penyakit Skabies dan penyebabnya
3) Mengetahui gejala penderita penyakit Skabies
4) Mengetahui upaya pencegahan yang tepat pada penyakit Skabies

D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Agar mahasiswa mampu mengetahui apa itu penyakit Skabies dan penyebabnya
2) Agar mahasiswa mampu mengetahui gejala pada penderita Skabies
3) Agar mahasiswa mampu melakukan upaya pencegahan yang tepat dari penyakit Skabies
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Skabies dan Penyebabnya


Skabies menurut WHO merupakan suatu penyakit signifikan bagi kesehatan
masyarakat karena merupakan kontributor yang substansial bagi morbiditas dan
mortalitas global. Prevalensi Skabies diseluruh dunia dilaporkan sekitar 300 juta
pertahunnya. Sedangkan menurut Djuanda, Skabies adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungan Sarcoptes scabies varian hominis dan
produknya pada tubuh.
Secara umum Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau
Sarcoptes scabies varian hominis yang membuat lubang di bawah kulit dan ditularkan
melalui kontak dengan orang lain. Penyebab penyakit Skabies sudah dikenal lebih dari
100 tahun lalu sebagai akibat infestasi tungau yang dinamakan Acarus scaibei atau pada
manusia disebut Sarcoptes scaibei varian hominis. Sarcoptes scaibei termasuk filum
Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Acarina, super family Sarcoptes. Sinonim atau nama
lain Skabies adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo. Efek langsung dari
Skabies adalah menimbulkan rasa gatal, menimbulkan rasa ingin menggaruk,
menimbulkan perubahan pada kulit akibat infeksi bakteri berupa bintik-bintik, dan timbul
abses.
Skabies dapat menyebar dengan cepat pada kondisi ramai dimana sering terjadi
kontak tubuh. Selain agen tungau spesifik Sarcoptes scabiei varian hominis, manusia
juga dapat terinfeksi dari spesies yang berasal dari hewan. Hewan domestik dan liar di
seluruh dunia yang rentan terhadap Sarcoptes scabiei menyebabkan penyakit yang
disebut tungau Sarcoptic. Telah dilaporkan skabies yang disebabkan oleh Sarcoptes
scabiei varian selain hominis, diantaranya berasal dari anjing, babi, kuda, unta, beruang
hitam, monyet, dan rubah.
Skabies biasanya ditularkan oleh Sarcoptes scabiei betina yang telah dibuahi
menggali terowongan dalam stranum korneum dengan kecepatan 2-3 mm sehari dan
sambil meletakkan telurnya yang mencapai 40-50 butir. Skabies dapat menginfestasi

3
4

siapa saja, namun beberapa kelompok yang rentan dan lebih berisiko untuk terinfeksi
adalah anak-anak atau usia muda, dewasa muda yang aktif secara seksual, penghuni
rumah jompo, fasilitas kesehatan jangka panjang, sekolah berasrama, dan tempat tinggal
yang ramai dengan kebersihan rendah, sistem kekebaan tubuh yang rendah, pendapatan
keluarga yang rendah, kebersihan yang buruk seperti berbagi pakaian, tempat tidur, dan
handuk serta frekuensi mandi yang jarang.
Secara umum cara penularan Skabies dibagi menjadi 2 yang didalamnya dapat
dibagi lagi antara lain:
1. Penularan kontak langsung, yaitu penularan yang terjadi akibat kontak langsung
dengan penderita Skabies. Misalnya melakukan hubungan seksual antara penderita
dengan orang sehat, kontak dengan hewan pembawa tungau seperti anjing, babi,
kambing, dan biri-biri, dan faktor fasilitas umum yang dipakai secara bersama-sama
dalam lingkungan yang padat penduduk, serta berjabat tangan.
2. Penularan tanpa kontak langsung, yaitu penularan yang terjadi melalui kontak tidak
langsung antara penderita dengan orang sehat seperti penggunaan handuk secara
bergantian, penggunaan pakaian secara bergantian, tempat tidur, sprei, dan bantal
secara bersamaan.

Kelainan klinis pada kulit yang ditimbulkan oleh infestasi Sarcoptes scabiei sangat
bervariasi. Dikenal ada 4 tanda utama atau tanda kardinal pada infestasi skabies yaitu
pruritus nokturna, menyerang sekelompok orang, ditemukannya terowongan
(kunikulus), dan ditemukan parasit Sarcoptes scabiei. Skabies dan komplikasinya
dianggap sebagai penyakit endemik di negara-negara yang berada di Samudra Pasifik
dan juga negara-negara tropis termasuk di Afrika. Menurut survey yang telah dilakukan,
pravalensi Skabies telah memiliki tempat sendiri yang masih sedikit disetiap negara.
(Steer, et al., 2009). Penelitian ini sudah dikonfirmasi secara keselurahan akan tetapi
tidak ada kesadaran dari pendududk negara tersebut.

World Health Organization (WHO) juga telah memasukkan Skabies kedalam list
penyakit tropis yang terabaikan, dan tidak dikenal sebagai prirotas kesehatan
masyarakat yang banyak dikembangkan di beberapa negara,mungkin bisa jadi karena
5

kekurangan atau ketiadaan survey skalayang lebih luas yang mencakup keseluruhan dan
juga menetepakan faktor resiko secara bertingkat.

B. Gejala Penderita Penyakit Skabies


Gejala klinis penderita penyakit Skabies yaitu:
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas
tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga
biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah
perkampungan yang padat penduduknya.
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang bewarna putih
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata- rata panjang satu cm, pada
ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Tempat predileksinya biasanya
merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mame
(wanita), umbilikus, bokong, genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada
bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.
4. Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit yang
umumnya muncul di sela-sela jari, siku, selangkangan dan lipatan paha, dan muncul
gelembung berair pada kulit.

C. Upaya Pencegahan yang Tepat Agar Terhindar dari Penyakit Skabies


Sebaiknya untuk pasangan maupun orang-orang terdekat yang sering bertemu
dengan penderita Skabies menerima perawatan sebagai penderita Skabies juga untuk
mencegah reinfestasi tungau. Jika anggota keluarga atau rumah tangga diinstruksikan
untuk menerima perawatan, semuanya harus menerima perawatan pada waktu yang
bersamaan untuk mencegah reinfestasi tungau.
Cara lain untuk mencegah skabies adalah:
1. Menjaga kebersihan terutama kebersihan tangan.
2. Hindari penggunaan pakaian dan handuk secara bergantian.
3. Menggunakan alat-alat tidur milik pribadi dan tidak digunakan secara bergantian.
6

4. Cuci alat pribadi yang kontak langsung dengan kulit setelah digunakan dalam 48 jam
oleh banyak orang dan rendam di dalam air panas dan dijemur.
5. Alat yang tidak dapat dicuci harus disegel dan disimpan selama kurang lebih satu
minggu karena tungau tidak bisa bertahan hidup apabila 1- 4 hari tidak bersentuhan
dengan kulit manusia.
6. Tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita sampai pengobatan terhadap
Skabies berhasil.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabies varian
hominis yang membuat lubang di bawah kulit dan ditularkan melalui kontak dengan
orang lain..
2. Penularannya dengan dua cara kontak langsung yakni kontak kulit langsung yang
terus menerus dengan penderita skabiesmaupun hewan yang tertular skabies dan
kontak tak langsung dengan penderita melalui penggunaan handuk bersamaan, sprei
tempat tidur, dan segala hal yang dimiliki penderita scabies.
3. Penyakit ini ditemukan di kampung-kampung, rumah penjara, asrama dan panti
asuhan dengan sanitasi lingkungan yang jelek. Penyakit skabies dapat terjadi pada
satu keluarga, tetangga yang berdekatan, bahkan bisa terjadi di seluruh kampung.

B. Saran
Saran penyusun dalam pembuatan makalah ini adalah :

Melakukan tindakan preventif seperti penyuluhan tentang skabies, penemuan dan


pengobatan penderita serta menjaga personal hygiene dan sanitasi rumah dan lingkungan
sangat diperlukan dalam pencegahan penularan skabies.

7
Daftar Pustaka

Heri Susanto., Mayangsari Kartikaningrum., Retno Sri Wahjuni., Sunaryo Hadi Warsito., M.
Gandul Atik Yulian. Sarcoptes Scabiel. Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 22 (2020)

Iskim Luthfa., Siti Anisatun Nikmah. Perilaku Hidup Menentukan Kejadian Skabies. Jurnal
Ilmiah Permas Vol. 9 No. 1. Hal. 35-41 (2019)

Mutiara, H., & Syailindra, F. (2016). Skabies. Jurnal Majority, 5(2), 37-42.

Pande Mirah Dwi Anggreni., I Gusti Ayu Agung Elis Indira. Korelasi Faktor Prediposisi
Kejadian Skabies Pada Anak-anak. E-Jurnal Medika Vol. 8. No. 6 (2019)

Setyaningrum, Yahmi Ira. "Skabies penyakit kulit yang terabaikan: prevalensi, tantangan dan
pendidikan sebagai solusi pencegahan." Proceeding Biology Education Conference:
Biology, Science, Enviromental, and Learning. Vol. 10. No. 1. 2013.

Anda mungkin juga menyukai