Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

LENSA POSITIF DAN NEGATIF


Hari/Tanggal : Minggu, 12 September 2021

Disusun Oleh :
Nico Gilang Aprully ( 082111733010 )

Anggota Kelompok :
1. Nasywa Salsabilla Fatimah Azzahra (082111733015)
2. Rizky Syahputra Rianto (082111733044)
3. Asyifah Zalsabilah Mukhlis (082111733045)
4. Nur Alifiadewi (082111733060)

LABORATORIUM FISIKA DASAR 


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI 
UNIVERSITAS AIRLANGGA 
2021
A. Tujuan
Menentukan panjang fokus lensa positif dan lensa negatif dengan metode
pembentukkan bayangan obyek oleh lensa dan pengukuran menggunakan
spherometer.

B. Alat dan Bahan


1. Landasan lensa 5. Mistar

2. Statif dan Klem 6. Lensa Positif

3. Lampu objek 7. Lensa Negatif

4. Layar 8. Spherometer dan kaca datar

C. Dasar Teori
Lensa atau kanta adalah medium pembias tembus pandang yang dibatasi
oleh permukaan lengkung (spheris). Berdasarkan permukaan-permukaan
pembatasnya, lensa digolongkan dalam beberapa jenis yaitu : lensa data-cembung
(plan-konveks), lensa datar-cekung (plan-konkav), lensa cekung-cembung (konkav-
konveks), lensa cembung-cembung (bikonveks) dan lensa cekung-cekung
(bikonkav). Dua lensa terakhir disebut lensa positif dan lensa negatif yang masing-
masing bersifat mengumpulkan (konvergen) dan menyebarkan (divergen) berkas
cahaya yang melewatinya. Jika ketebalan kedua lensa tersebut kecil, keduanya
disebut lensa tipis karena objek dan bayangan yang dihasilkan dari proses
pembiasan berada di luar lensa.
Proses pembentukan bayangan oleh lensa tipis, baik lensa positif maupun
lensa negatif mengikuti persamaan berikut :
1 1 1
+ = (1)
s s' f
dengan ketentuan s, s’, dan f masing-masing adalah jarak objek terhadap lensa,
jarak bayangan terhadap lensadan jarak fokus lensa. Hubungan antara jarak fokus
dengan kedua jari-jari lensa dinyatakan oleh Persamaan (2) berikut :
1 1 1
f (
= ( n−1 ) −
R1 R 2 ) (2)
dengan n adalah indeks bias lensa.
Untuk lensa positif, jika jarak obyek (di depan lensa) lebih besar daripada
jarak fokus lensa, maka bayangan yang dihasilkan bersifat nyata (dapat terbentuk
pada layar yang berada di belakang lensa). Sedangkan untuk lensa negatif,
bayangan yang dihasilkan selalu bersifat maya (tidak dapat terbentuk pada layar
yang berada di belakang lensa). Karena itu, agar bayangan yang dibentuk lensa
negatif bersifat nyata, maka obyeknya harus semu, yaitu berada di belakang lensa.
Untuk menghasilkan obyek semu bagi lensa negatif, maka lensa negatif harus
diletakkan diantara lensa positif dan bayangan nyata lensa positif. Ketika lensa
negatif berada diantara lensa positif dan bayangan nyata yang dihasilkan lensa
positif, maka bayangan nyatalensa positif menjadi objek semu bagi lensa negatif
karena obyek tersebut berada di belakang lensa negatif. Proses pembentukan obyek
semu bagi lensa negatif dapat dijelaskan pada Gambar 1.

Gambar 1. (a) Pembentukan bayangan nyata oleh lensa positif dan (b) Pembentukan
obyek maya bagi lensa negatif

D. Prosedur Kerja
Menentukan jarak fokus lensa positif
1. Letakkan lensa positif diantara lampu objek dan layar, kemudian geserlah lensa
sehingga terbentuk bayangan jelas dan tajam pada layar seperti Gambar.2.
2. Ukur jarak lensa ke lampu objek (s), dan jarak lensa ke layar (s’) dengan mistar.
3. Ulangi langkah (1) dan (2) sebanyak 10 kali posisi lensa yang berbeda-beda.
Menentukan jarak fokus lensa negatif
1. Letakkan lensa positif diantara lampu objek dan layar, kemudian geserlah lensa
sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik dan kira-kira sama besar dengan
bendanya. Catat posisi lensa (+) dan jangan sampai diubah.
2. Letakkan lensa negatif diantara lensa positif dan layar, ukurlah jarak lensa
negatif ke layar (s).
3. Geserlah layar, sehingga tampak bayangan nyata, jelas, dan tajam, yang
dibentuk oleh lensa negatif.
4. Ukurlah dengan mistar jarak lensa negatif ke layar yang telah digeser tadi (s’).
5. Ulangi langkah (2) sampai (4) sebanyak 10 kali dengan posisi lensa (-) yang
berbeda-beda.

Menentukan jarak fokus lensa positif menggunakan Spherometer


1. Perhatikan bentuk dan skala spherometer. Spherometer
mempunyai 4 buah kaki. Kaki bagian tengah dapat
terdorong ke atas sehingga jarum pada papan skala akan
berputar. Besarnya pergeseran kaki tengah dapat dibaca
pada pergeseran jarum. Jika jarum bergeser 1 skala
terkecil, berarti kaki tengah terdorong sejauh 0,01 mm
(skala terkecil spherometer nilainya 0,01 mm).
2. Sebelum spherometer digunakan, pastikan bahwa keempat
kaki spherometer berada pada ketinggian yang sama. Caranya dengan
meletakkan spherometer pada kaca datar. Jika semua kaki berada pada
ketinggian yang sama, tempatkan jarum pada skala “0”. Artinya spherometer
telah siap digunakan.
3. Letakkan lensa positif di bawah spherometer dengan posisi kaki tengah
spherometer berada pada puncak lengkungan lensa positif sehingga kaki tengan
terdorong sejauh h, kemudian catatlah posisi jarum. Dengan demikian h =
jumlah skala pergeseran jarum x 0,01 mm.
4. Ukurlah jarak antara kaki tengah dengan salah satu kaki yang lain (catat sebagai
y) menggunakan jangka sorong.
5. Ulangi langkah (2) dan (3) untuk sisi lensa positif yang lain
6. Untuk menentukan nilai jari-jari salah satu sisi lensa positif yang diukur,
digunakan perhitungan melalui skema pada Gambar 4(a).

Menentukan jarak fokus lensa positif menggunakan Spherometer


1. Lepaskan ketiga kaki samping dari lengan-lengan spherometer dengan cara
memutar kaki-kaki tersebut berlawan dengan arah jarum jam.
2. Pasangkan kembali kaki-kaki tersebut pada bagian lengan terluar (tersedia
lobang) sedemikian sehingga lensa negatif dapat masuk diantara ketiga kaki
spherometer.
3. Letakkan spherometer pada kaca datar lalu sejajarkan ke empat kaki
spherometer kemudian tempatkan jarum pada skala “0”
4. Letakkan lensa negatif diantara ketiga kaki samping sehingga kaki tengah
terdorong ke atas dan kaki tengah berada di tengah-tengah cekungan lensa.
Catatlah pergeseran kaki tengah sebagai h dan catat pula pergeseran jarum
pada skala spherometer (h = jumlah skala pergeseran jarum x 0,01 mm).
5. Ukurlah ketebalan (t) dan diameter (2y) lensa negatif menggunakan jangka
sorong.
6. Ulangi langkah (4) untuk sisi lensa negatif yang lain.
7. Untuk menentukan nilai jari-jari salah satu sisi lensa positif yang diukur,
digunakan perhitungan melalui skema pada Gambar 4 (b).
E. Data Pengamatan

1. Tabel pembentukan bayangan lensa positif


s (cm) s' (cm)
(18 ± 0,05) (29 ± 0,05)
(19 ± 0,05) (25 ± 0,05)
(20 ± 0,05) (20 ± 0,05)
(21 ± 0,05) (22 ± 0,05)
(22 ± 0,05) (21,5 ± 0,05)
(23 ± 0,05) (20 ± 0,05)
(24 ± 0,05) (18,5 ± 0,05)
(25 ± 0,05) (19,5 ± 0,05)
(26 ± 0,05) (17,5 ± 0,05)
(27 ± 0,05) (17 ± 0,05)

2. Tabel pembentukan bayangan lensa negatif


s (cm) s' (cm)
(8,5 ± 0,05) (20,5 ± 0,05)
(9 ± 0,05) (22 ± 0,05)
(9,5 ± 0,05) (23 ± 0,05)
(10 ± 0,05) (19,5 ± 0,05)
(10,5 ± 0,05) (20 ± 0,05)
(11 ± 0,05) (23 ± 0,05)
(11,5 ± 0,05) (27 ± 0,05)
(12 ± 0,05) (28,5 ± 0,05)
(12,5 ± 0,05) (33 ± 0,05)
(13 ± 0,05) (37 ± 0,05)

3. Tabel pengukuran jari-jari lensa positif dan lensa negatif menggunakan spherometer
Parameter Lensa Positif Lensa Negatif
h1 (mm) (3,84 ± 0,005) (3,26 ± 0,005)
h2 (mm) (3,54 ± 0,005) (3,9 ± 0,005)
y (mm) (31,5 ± 0,05) (27 ± 0,05)
t (mm) - (1,5 ± 0,05)

Anda mungkin juga menyukai