Disusun Oleh :
Nico Gilang Aprully ( 082111733010 )
Anggota Kelompok :
1. Nasywa Salsabilla Fatimah Azzahra (082111733015)
2. Rizky Syahputra Rianto (082111733044)
3. Asyifah Zalsabilah Mukhlis (082111733045)
4. Nur Alifiadewi (082111733060)
C. Dasar Teori
Lensa atau kanta adalah medium pembias tembus pandang yang dibatasi
oleh permukaan lengkung (spheris). Berdasarkan permukaan-permukaan
pembatasnya, lensa digolongkan dalam beberapa jenis yaitu : lensa data-cembung
(plan-konveks), lensa datar-cekung (plan-konkav), lensa cekung-cembung (konkav-
konveks), lensa cembung-cembung (bikonveks) dan lensa cekung-cekung
(bikonkav). Dua lensa terakhir disebut lensa positif dan lensa negatif yang masing-
masing bersifat mengumpulkan (konvergen) dan menyebarkan (divergen) berkas
cahaya yang melewatinya. Jika ketebalan kedua lensa tersebut kecil, keduanya
disebut lensa tipis karena objek dan bayangan yang dihasilkan dari proses
pembiasan berada di luar lensa.
Proses pembentukan bayangan oleh lensa tipis, baik lensa positif maupun
lensa negatif mengikuti persamaan berikut :
1 1 1
+ = (1)
s s' f
dengan ketentuan s, s’, dan f masing-masing adalah jarak objek terhadap lensa,
jarak bayangan terhadap lensadan jarak fokus lensa. Hubungan antara jarak fokus
dengan kedua jari-jari lensa dinyatakan oleh Persamaan (2) berikut :
1 1 1
f (
= ( n−1 ) −
R1 R 2 ) (2)
dengan n adalah indeks bias lensa.
Untuk lensa positif, jika jarak obyek (di depan lensa) lebih besar daripada
jarak fokus lensa, maka bayangan yang dihasilkan bersifat nyata (dapat terbentuk
pada layar yang berada di belakang lensa). Sedangkan untuk lensa negatif,
bayangan yang dihasilkan selalu bersifat maya (tidak dapat terbentuk pada layar
yang berada di belakang lensa). Karena itu, agar bayangan yang dibentuk lensa
negatif bersifat nyata, maka obyeknya harus semu, yaitu berada di belakang lensa.
Untuk menghasilkan obyek semu bagi lensa negatif, maka lensa negatif harus
diletakkan diantara lensa positif dan bayangan nyata lensa positif. Ketika lensa
negatif berada diantara lensa positif dan bayangan nyata yang dihasilkan lensa
positif, maka bayangan nyatalensa positif menjadi objek semu bagi lensa negatif
karena obyek tersebut berada di belakang lensa negatif. Proses pembentukan obyek
semu bagi lensa negatif dapat dijelaskan pada Gambar 1.
Gambar 1. (a) Pembentukan bayangan nyata oleh lensa positif dan (b) Pembentukan
obyek maya bagi lensa negatif
D. Prosedur Kerja
Menentukan jarak fokus lensa positif
1. Letakkan lensa positif diantara lampu objek dan layar, kemudian geserlah lensa
sehingga terbentuk bayangan jelas dan tajam pada layar seperti Gambar.2.
2. Ukur jarak lensa ke lampu objek (s), dan jarak lensa ke layar (s’) dengan mistar.
3. Ulangi langkah (1) dan (2) sebanyak 10 kali posisi lensa yang berbeda-beda.
Menentukan jarak fokus lensa negatif
1. Letakkan lensa positif diantara lampu objek dan layar, kemudian geserlah lensa
sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik dan kira-kira sama besar dengan
bendanya. Catat posisi lensa (+) dan jangan sampai diubah.
2. Letakkan lensa negatif diantara lensa positif dan layar, ukurlah jarak lensa
negatif ke layar (s).
3. Geserlah layar, sehingga tampak bayangan nyata, jelas, dan tajam, yang
dibentuk oleh lensa negatif.
4. Ukurlah dengan mistar jarak lensa negatif ke layar yang telah digeser tadi (s’).
5. Ulangi langkah (2) sampai (4) sebanyak 10 kali dengan posisi lensa (-) yang
berbeda-beda.
3. Tabel pengukuran jari-jari lensa positif dan lensa negatif menggunakan spherometer
Parameter Lensa Positif Lensa Negatif
h1 (mm) (3,84 ± 0,005) (3,26 ± 0,005)
h2 (mm) (3,54 ± 0,005) (3,9 ± 0,005)
y (mm) (31,5 ± 0,05) (27 ± 0,05)
t (mm) - (1,5 ± 0,05)