Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGEMBANGAN PROFESI KONSELING

Di susun oleh:

Hamzah 201801500146
Fajar Suryohadi 201801500193

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Penulis. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 8 Juli 2021

penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Profesi adalah sebuah pekerjaan yang memerlukan ilmu pengetahuan serta
kemampuan khusus, sehingga seseorang yang menggeluti pekerjaan tertentu harus
mengikuti pelatihan terlebih dahulu agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan
maksimal. Selain itu, profesi memerlukan penguasaan teori yang sistematis, yang
menjadi dasar untuk membentuk keterampilannya. Oleh sebab itu, walaupun suatu
pekerjaan memerlukan pendidikan dan keahlian khusus, pekerjaan itu tidak dapat
digambarkan sebagai sebuah profesi kecuali jika ia memiliki landasan teori yang
sistematis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya)
tertentu. Profesi memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga profesi dapat
menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
Dalam menjalankan sebuah profesi sesorang akan memiliki ciri-ciri seperti
Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat. Ada izin khusus
untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan
kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus
terlebih dahulu ada izin khusus. Dan orang yang menjalankan profesi dengan benar bisa
dikatakan sebgai kaum profesional yang biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di
atas rata-rata. Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang
berkeahlian danberkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan
yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan
kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan
sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in
mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga
martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kode etik yang ada
didalam beberapa profesi yang akan diteliti dan akan dilihat apakah dapat
dikolaborasikan dengan profesi konselor atau guru BK. Penelitian ini menggunakan salah
satu intrumen yakni wawancara terhadap beberapa profesi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijabarkan maka peneliti membuat rumusan masalah
dalam penelitian ini antara lain
1. Bagaimanakan jenjang pendidikan yang dijalani untuk memperoleh gelar/profesi
tersebut?
2. Apakah kode etik yang menyangkut profesi tersebut?
3. Apakah profesi tersebut dapat dikolaborasikan dengan Konselor/guru BK
4. Bagaimanakan sikap profesional yang dilakukan dalam profesi tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian profesi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya)
tertentu. Profesi memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga profesi dapat
menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan
dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak
orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari
pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori
sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan
dalam praktek.
Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti
kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup
pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan
sebagainya. Sejalan dengan itu, menurut De George, timbul kebingungan mengenai
pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional.
Kebingungan ini timbul karena banyak orang yang profesional tidak atau belum tentu
termasuk dalam pengertian profesi.
Berikut pengertian profesi dan profesional menurut De George : Profesi, adalah
pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan
yang mengandalkan suatu keahlian. Profesional, adalah orang yang mempunyai profesi
atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu
keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan
mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu
yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar
hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
B. Kode etik
Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau
benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu
berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti
kumpulan peraturan yang sistematis. Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima
oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat
maupun di tempat kerja.
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi sebetulnya tidak
merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral
suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok itu. Salah satu contoh tertua
adalah ; Sumpah Hipokrates, yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi
dokter.
Hipokrates adalah dokter Yunani kuno yang digelari : Bapak Ilmu Kedokteran.
Beliau hidup dalam abad ke-5 SM. Menurut ahli-ahli sejarah belum tentu sumpah ini
merupakan buah pena Hipokrates sendiri, tetapi setidaknya berasal dari kalangan murid-
muridnya dan meneruskan semangat profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini.
Walaupun mempunyai riwayat eksistensi yang sudah-sudah panjang, namun belum
pernah dalam sejarah kode etik menjadi fenomena yang begitu banyak dipraktekkan dan
tersebar begitu luas seperti sekarang ini. Jika sungguh benar zaman kita di warnai suasana
etis yang khusus, salah satu buktinya adalah peranan dan dampak kode-kode etik ini.
Profesi adalah suatu Moral Community (Masyarakat Moral) yang memiliki cita-
cita dan nilai-nilai bersama. Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi segi
negative dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah
moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata
masyarakat.
C. Contoh Profesi
Dalam rangka meneliti ke profesionalan dan kode etik dari beberapa profesi,
peneliti sudah melakukan wawancara dengan beberapa orang yang memilki profesi
sebagai berikut:
1. Konselor/Guru BK
Sebagai pendidik, guru bimbingan dan konseling atau konselor dituntut
menguasai kompetensi dasar proses pembelajaran dan penerapan pendekatan, metode,
dan kegiatan pendukung pelayanan konseling. Kompetensi profesional konselor
meliputi kompetensi keilmuan, kompetensi keahlian/ keterampilan, dan kompetensi
perilaku profesi.Dalam Permendiknas No. 27 tahun 2009 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor dinyatakan bahwa kompetensi yang harus
dikuasai guru Bimbingan dan Konseling/Konselor mencakup 4 (empat) ranah
kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional. Keempat rumusan kompetensi ini menjadi dasar
bagi Penilaian Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.
Guru BK dalam melaksanakan tugas profesional yakni memberikan layanan
bimbingan dan konseling kepada peserta didik, kepadanya berhak mendapatkan
imbalan yang layak sebagai penghargaan atas kerja profesionalnya. Karena itulah
maka Guru BK yang telah memenuhi syarat yang ditetapkan diberikan tunjangan
profesi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, disamping gaji yang menjadi haknya.
Ketentuan pemberian tunjangan profesi ini berlaku bagi semua guru baik yang
berstatus sebagai pegawai negeri (PNS) maupun non PNS.
2. Guru sekolah (mata pelajaran)
Soetjipto dan Raflis Kosasi (1999: 26) menyatakan tentang profesionalisasi
keguruan adalah sebagai berikut: Profesi kependidikan, khususnya profesi keguruan
yang mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Sejalan
dengan alasan tersebut, jelas kiranya bahwa profesionalisasi dalam bidang keguruan
mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara
optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat.
Ali Imran (1995: 196), menyatakan: ”Profesi guru adalah profesi yang saling
bersentuhan dengan dunia pendidikan secara langsung, oleh karena itu, apa yang
dilakukan oleh guru, hendaknya sesuai dengan misi pendidikan”. Profesi guru adalah
pekerjaan dalam bidang pendidikan yang memerlukan keahlian khusus melalui
peningkatan segala kemampuan dan keterampilan mengajar dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran. Berdasarkan pendapat-pendapat dan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa yang beminat dan paham terhadap profesi guru, maka
ia akan memberikan perhatian yang lebih besar untuk memahami dan mempelajari
mengenai profesi keguruan, yaitu pekerjaan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
3. Polisi
Polisi adalah suatu badan pemerintah yang bertugas menjaga ketertiban, keamanan,
dan menegakkan hukum serta mengayomi masyarakat. Kepolisian adalah salah satu
lembaga penting dalam tugas menjaga kemanan dan ketertiban suat negara sehingga
lembaga kepolisian ada di seluruh negara berdaulat.
Dalam lingkungan hukum atau pengadilan Polisi bertugas sebagai penyidik. Polisi
ditugaskan untuk mencari barang bukti, keterangan dari berbagai sumber, baik
keterangan saksi maupun keterangan saksi ahli.
Selama ini peran Polri sebagai penegak hukum dalam menegakkan hukum pidana
yaitu :
a. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakan norma hukum demi
mengayomi masyarakat
b. Memasyarakatkan pelaku pidana dengan mengadakan pembinaan sehingga
menjadi orang yang baik dan berguna,
c. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan
keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat.
D. Hasil Wawancara Dengan Beberapa Profesi
1. Konselor/Guru BK
Identitas narasumber
a. Nama : Rahmi Agustin
b. Tempat tanggal lahir : Padang 12 Agustin 1995
c. Alamat : Pondok Kopi Jakarta Timur
d. Usia : 25
e. Pendidikan terakhir : S1
f. Alamat tempat kerja : SMK Malaka Pondok Kopi Jakarta TimuR

2. Guru kelas SD
Identitas narasumber
a. Nama : Husnul Ma’arij Imani
b. Tempat tanggal lahir : Bandung, 20 Desember 1993
c. Alamat : Jl. Pulat III No. 38 RT 001/015
d. Usia : 27
e. Pendidikan terakhir : S1
f. Alamat tempat kerja : SDN Lenteng Agung 03 Jl. Lontar No 38
3. Polisi
Identitas narasumber
a. Nama : Rifly Rusli
b. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 26 Agustus 1995
c. Alamat : Bekasi
d. Usia : 25
e. Pendidikan terakhir : S1
f. Alamat tempat kerja : Polda Metro Jaya, Jakarta
E. Kolaborasi dengan profesi lain (Konselor/Guru BK)
1. Guru mata pelajaran dengan guru BK
Guru BK dan guru mata pelajaran pada hakekatnya merupakan dua
personel sekolah yang sama-sama mempunyai tugas dan kewajiban dalam
menumbuhkembangkan berbagai potensi yang ada dalam diri siswa. Oleh karena
itu dalam mengatasi permasalahan kesulitan belajar, keduanya mempunyai
tanggungjawab yang sama, walaupun dengan peran dan uraian tugas
masingmasing.
Dari uraian mengenai keterkaitan peran guru dalam bimbingan dan konseling
dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran memiliki peran yang cukup banyak
dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, kelebihan-kelebihan yang
dimiliki oleh guru mata pelajaran dapat membantu apa yang guru BK tidak bisa
lakukan karena keterbatasan jam, kapasitas ilmu maupun intensitas pertemuan
dengan siswa. Adanya keterbatasan-keterbatasan serta kelebihan yang dimiliki
keduanya menuntut guru BK maupun guru mata pelajaran untuk bekerjasama,
berkomunikasi secara aktif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2. Polisi dengan guru BK
Banyak program-program yang dilakukan oleh kepolisian, seperti bentuk
kolaborasi yang biasa dilakukan dengan guru BK yakni mensosialisasikan
pelarangan penyalahgunaan narkotika dan lain sebagainya. Dalam hal ini guru
sangat berperan penting, karena guru menjadi sumber tauladan dan juga kunci
dari kegiatan-kegiatan bimbingan dan pengetahuan yang sebenarnya di dalam
kelas. Tugas guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar saja, melainkan wadah
untuk mengetahui, memahami, mempelajari, dan mengawasi segala tingkah laku
siswanya. Namun dalam hal ini untuk menyelesaikan permasalahan mengenai
perkembangan dan pergaulan siswa, pihak sekolah biasanya menunjuk langsung
kepada guru yang mahir dalam bidangnya yaitu guru BK, karena guru BK
memiliki pengetahuan, kemampuan memahami, mempelajari, dan mampu
menaruh perhatian khusus terhadap siswa. Selain itu, guru BK mampu
melakukan assesment Berhubung pihak polisi yang memiliki program ke
masyarakat khususnya masyarakat sekitar dan sekolah sekitarnya, maka pihak
polisi melakukan kolaborasi dengan sekolahan agar program yang telah
direncanakan tersebut terlaksana dengan baik. Selain itu, jika memang pihak
sekolah membutuhkan bantuan polisi dalam menyelesaikan programnya
khususnya program BK, pihak polisi pun dengan siap siaga membantu.
Maka dari situlah agar tujuan tersebut tercapai Guru BK dengan Polisi
sering mengadakan kegiatan kerja sama atau melakukan kolaborasi agar tujuan
yang hendak mereka capai itu terlaksana. Adapun tujuannya ialah menyelesaikan
program yang sudah direncanakan. Dari pihak Guru BK pun juga akan merasa
sedikit ringan karena polisi dapat memberikan bimbingan pengetahuan yang
lebih, sehingga Guru BK tidak memberikan informasi yang cukup jelas terhadap
siswanya

F. Kolaborasi pola 17+


1. Kolaborasi dengan Lembaga hukum/kepolisian
Bentuk kolaborasi yang biasa dilakukan antara guru BK dan kepolisian adalah
sosialisasi mengenai bahaya dari penyalahgunaan narkoba, banyak dari sekolah
yang mengundang personel kepolisian menjadi pembicara dalam acara yang
diadakan oleh pihak sekolah
2. Kolaborasi dengan Tenaga Pendidik/guru
Guru sebagai seorang pendidik yang langsung mengajar murid dikelas tentunya
akan menjumpai beragam siswa yang memiliki latar belakang berbeda-beda, dan
tentunya memiliki permasalahan yang berbeda-beda. Oleh karena biasanya
apabila guru menemukan sebuah permasalahan yang menurutnya tidak bisa
dihandle maka biasanya guru pendidik akan meminta bantuan dari seorang guru
BK atau konselor yang ada di sekolah. Agara siswa yang memiliki masalah
mendapat kan solusi yang diinginkan.
G. Analisis BMB3 profesi
1. Analisis BMB3 terhadap profesi konselor
Profesi konselor atau guru BK merupakan profesi yang bertujuan membantu
seseorang dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang ada, dari kehidupan
efektif sehari-hari terganggu (KES-T) menuju ke kehidupan sehari-hari efektif
(KES). Seorang konselor/guru BK memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan
siswa ke arah yang sesuai dengan kemampuan dari siswa tersebut. Sehingga siswa
tersebut dapat mencapai keinginan nya.
2. Analisis BMB3 terhadap profesi kepolisian
Polisi merupakan profesi yang berada dibawah naungan pemerintah, yang
bertujuan untuk mengayomi masyarakat dan menegakan hukum dimasyarakat.
Oleh karena itu apabila masyarakat yang memiliki suatu permasalahan baik
ringan maupun berat dapat diselesaikan dengan bantuan dari seorang polisi. Polisi
memilik sebuah tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan kenyamanan
masyarakat yang ada dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dan polisi akan
bertindak sesuai dengan hukum yang ada di Indonesia.
3. Analisis BMB3 terhadap profesi guru
Guru merupakan profesi yang amat penting dalam kehidupan seseorang, karena
guru adalah seorang pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan kepada orang
lain khusus nya siswa. Guru mempunyai sebuah tanggung jawab untuk
memberikan ilmu yang ia miliki kepada siswa yang ada.
H. Analisis BMB3 dan AKURS
Keberadaan Konselor/Guru Bimbingan dan Konseling dalam sistem pendidikan nasional
dinyatakan sebagai salah satu yang berkualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi
guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaisara, fasilitator dan instruktur (UU No. 20
Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6). Sejajarnya posisi konselor/guru BK dengan profesi pendidik
lainnya ini tidaklah berarti bahwa semua tenaga pendidik itu tanpa keunikan konteks
tugas dan ekspektasi kinerja. Demikian pula Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja yang tidak persis
sama dengan guru mata elajaran. Hal ini berimplikasi bahwa untuk masing-masing
kualifikasi pendidik, termasuk Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling, perlu
menyusun standar kualifikasi akademik dan kompetensi berdasar pada konteks tugas dan
ekspektasi kinerja masing-masing. Kompetensi profesional yang utuh merupakan
penguasaan kiat-kiat penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang memandirikan,
yang diasah melalui latihan menerapkan kompetensi akademik yang telah dikuasai.
Latihan tersebut dilakukan dalam waktu yang relatif lama serta dalam situasi yang
beragam dalam konteks otentik di lapangan yang dikemas sebagai Pendidikan Profesional
Konselor/Pendidikan Profesional

Anda mungkin juga menyukai