Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ISLAM
MAKALAH
Disusun Oleh:
Kelompok 6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini pelayanan mutu menjadi salah satu fokus
dalam suatu lembaga pendidikan untuk menjaga eksistensi agar mampu
bersaing dalam dunia pendidikan. Dalam konteks pendidikan, mutu
mencakup input, proses, dan output. Input pendidikan merupakan suatu
karakteristik yang tersedia pada sebuah lembaga pendidikan yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya proses sumber daya manusia yang
meliputi guru, staf, peserta didik serta sarana dan prasarana yang
menunjang dalam proses pendidikan tersebut.
Upaya peningkatan mutu pendidikan pada suatu lembaga telah
dilakukan oleh pemerintah baik pada lembaga pendidikan umum mauun
pada lebaga pendidikan islam. Lembaga pendidikan islam sebagai sebuah
lembaga yang menyelenggarakan proses pendidikan umum dan agama
juga memiliki juga memiliki kesempatan yang sama untuk melaksanakan
proses manajemen secara mandiri.
Meskipun demikian, berbagai upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan belum menunjukkan
hasil yang signifikan, bahkan masih terdapat banyak kendala dalam
prosesnya, misalnya mengenai masalah manajemen mutu dalam lembaga
pendidikan yang kurang tepat, tenaga pendidik yang kurang berkompeten
dalam bidangnya, dan sebagainya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
dibahas mengenai manajemen mutu, yang diharapkan dapat meningkatkan
mutu dalam suatu lembaga pendidikan islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian manajemen mutu dalam lembaga pendidikan
islam?
2. Bagaimana proses manajemen mutu dalam lembaga pendidikan islam
1
3. Bagaimanakah faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen mutu
dalam lembaga pendidikan islam?
4. Bagaimana strategi dalam peningkatan mutu lembaga pendidikan
islam
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen mutu dalam lembaga
pendidikan islam
2. Untuk mengetahui proses manajemen mutu dalam lembaga pendidikan
islam
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen mutu
dalam lembaga pendidikan islam
4. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam meningkatkan mutu
lembaga pendidikan islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), hlm.1 .
2
Dian Anisa Wahyuni, “Manajemen Mutu dalam Perspektif Islam”, Jurnal Idaarah
Vol.III, No. 2, 2019, hlm. 258.
3
Diakses melalui http://eprints.stainkudus.ac.id. Pada tanggal 26 Sepetember 2020 pukul
12.00 WIB.
3
konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output
pendidikan.4
Input dalam suatu lembaga pendidikan mencakup aspek: 1) Memiliki
kebijakan mutu, 2) Sumber daya tesedia, 3) Memiliki harapan prestasi
tinggi, 4) Fokus pada peserta didik. Prosesnya meliputi: 1) kepemimpinan
yang kuat, 2) Efektifitas proses pembelajaran, 3) Pengelolaan tenaga
kependidikan, 4) partisipasi masyarakat. Output dalam pendidikan berupa
kinerja sekolah yang dibuktikan dengan prestasi yang dihasilkan, kualitas
dan produktivitasnya.5
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud manajemen mutu pendidikan adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya dalam
mencapai gambaran atau karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa
yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang
diharapkan.
2. Pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga Pendidikan Islam (LPI) merupakan suatu organisasi yang
mengusahakan sekelompok orang dalam pembentukan kepribadian yang
yang sesuai dengan ajaran islam atau suatu perbuatan memikir,
memutuskan, dan bertanggung jawab berlandaskan pada nilai-nilai islam.
LPI dapat berbentuk madrasah, pesantren, TPQ, majlis ta’lim, diklat,
kursus, perguruan tinggi, dan pelayanan masyarakat lainnya. Suatu
lembaga pendidikan islam memerlukan pengelolaan secara efektif agar
mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya. Berdasarkan alasan
itulah maka diperlukan adanya manajemen dalam suatu lembaga
pendidikan islam.
4
Joremo S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata
Langkah Penerapan, (Jakarta: Riene Cipta,2005), hlm. 85.
5
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 149.
4
Lembaga Pendidikan Islam (LPI) dapat didefinisikan sebagai usaha
pencapaian tujuan melalui proses kerjasama dengan mendayagunakan
berbagai sumber yang dimiliki madrasah, khususnya sumber daya
manusia agar penyelenggaraan sistem pendidikan dapat berjalan secara
efektif dan efisien menurut nilai ajaran islam.6
Berdasarkan berbagai uraian diatas, maka dapat disimpuulkan bahwa
yang dimaksud dengan manajemen mutu dalam lembaga pendidikan
islam merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasiaan,
pengarahan, dan pengawasan usaha para anggota organisasi untuk
mencapai tujuan melalui proses kerjasama dengan mendayagunakan
berbagai sumber daya manusia agar penyelenggaraan sistem pendidikan
dapat berjalan secara efektif dan efisien berlandaskan nilai-nilai ajaran
islam.
B. Proses Manajemen Mutu dalam Lembaga Pendidikan Islam
Manajemen mutu dalam suatu lembaga pendidikan perlu adanya suatu
proses didalamnya agar manajemen mutu yang dilakukan dapat berjalan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses manajemen mutu dalam suatu
lembaga pendidikan islam yang dilaksanakanmeliputi beberapa hal
diantaranya:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan oleh
manajer dan para pengelola lembaga pendidikan islam. Perencanaan
merupakan suatu komponen yang penting adanya karena tanpa
perencanaan yang baik lembaga pendidikan islam tidak akan maju dan
berkualitas. Perencanaan pendidikan yang ada di sekolah/madrasah dapat
dibuat oleh kepala sekolah, guru maupun staf sekolah yang berorientasi
pada visi dan misi sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikannya.
Perencanaan tersebut berkaitan dengan:
a. Penentuan tujuan dan maksud organisasi
6
Syamsul Maarif, Lilik Novianti, M. Nuril Huda, Lilik Hurriyah, Manajemen Lembaga
Pendidikan Islam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2013), hlm. 7.
5
b. Perkiraan situasi dan kondisi dimana tujuan hendak dicapai
c. Penetapan pendekatan dan kerangka tujuan
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian yang dimaksud dalam hal ini merupakan proses
pengelompokan dan pembagian tugas setiap personalia, penentuan
departemen, serta penentuan hubungan satu dengan yang lain sehingga
saling terkait. Apabila terjadi kesatuan dari berbagai elemen sistem untuk
mencapai tujuan dalam lembaga maupun organisasi maka manajemen
dianggap berhasil. Beberapa hal yang dilakukan saat proses
pengorganisasian meliputi:
a. Penentuan sumber daya kegiatan yang dibutuhkkan untuk
mencapai tujuan organisasi
b. Proses perancangaan dan pengembangan suatu organisasi
c. Penugasan tanggung jawab tertentu
d. Pemberian wewenang yang diperlukan kepada individu untuk
melaksanakan tugasnya
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan merupakan perwujudan dari proses perencanaan yang
dilakukan pengarahan dan pemotivasian kepada berbagi pihak yang
terlibat agar dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan
peran, tugas, dan tanggung jawabnya.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dalam lembaga pendidikan meliputi proses pemantauan,
penilaian, dan pelaporan rencana atas pencapaiian tujuan yang telah
ditetapkan. Proses pengawasan memegang peranan penting dalam
meningkatkan produktivitas kerja organisasi sekolah/madrasah sehingga
terdapat kesesuaian antara apa yang telah direncanakan dengan
pelaksanaan serta hasil yang diperoleh. Tahapan dalam proses pengawasan
meliputi:
a. Penetapan standar pelaksanaan
b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
6
c. Perbandiangan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
penganalisisan penyimpangan-penyimpangan
d. Pengembangan tindakan koreksi bila perlu.7
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Mutu dalam Lembaga
Pendidikan Islam
Dalam proses manajemen mutu dalam suatu lembaga pendidikan
terdapat berbagai faktor pendukung maupun penghambat yang berperan.
Faktor tersebut meliputi:
1. Sumber Daya Manusia
Rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia merupakan
salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan yang terdapat pada suatu
lembaga. Adapun yang menjadi masalah rendahnya sumber daya manusia
diantaranya:
a. Pendidik
Guru mempunyai tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik. Para guru di sekolah masih banyak sekali yang
masih belum memenuhi syarat. Hal ini mengakibatkan
terhambatnya proses belajar mengajar, apalagi jika guru yang
mengajar tidak berkompeten karena bukan bidangnya. Kesulitan
yang dialami guru dalam proses pembelajaran diantaranya:
1) Kesulitan dalam menghadapi adanya perbedaan individual,
IQ, dan watak.
2) Kesulitan memilih metode yang tepat dan efektif
3) Kesulitan dalam mengadakan evaluasi dan melaksanakan
rencana yang telah ditentukan karena kadang kekurangan
atau kelebihan waktu
7
Masrokan Muntohar, Manajemen Mutu Sekolah: Strategi Peningkatan Mutu dan Daya
Saing Lembaga Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 43-51.
7
4) Ketidaksesuaian antara keahlian dan mata pelajaran yang
diajarkan.8
b. Peserta Didik
Peserta didik merupakan salah satu komponen yang turut
menentukan keberhasilan proses pendidikan. Peserta didik pada
umumnya mempunyai berbagai macam perbedaan baik dari segi
perilaku, IQ, dsb. Perbedaan yang ada dalam diri setiap individu
inilah yang kadang menjadi masalah jika guru tidak
memperhatikan hal tersebut. Maka dari itu seorang pendidik harus
faham akan keinginan dan kebutuhan peserta didik.
c. Kepala Sekolah
Kualitas suatu sekolah tidak hanya bergantung pada
kelengkapan sarana dan prasarana, tenaga pendidik, maupun
fasilitas lainnya, tetapi juga bergantung dari kepemimpinan kepala
sekolah. Jika kepala sekolah dijabat oleh orang yang tidak
memiliki keahlian dan visi yang jelas tentu akan menghambat
upaya pengembangan dan peningkatan mutu pendidikannya.
2. Partisipasi Masyarakat
Diantara kriteria sekolah yang baik ialah sekolah yang memiliki
hubungan baik dengan warga masyarakat dan juga dengan orang tua
siswa, dimana mereka sama-sama berperan terhadap keberhasilan
pendidikan anaknya.
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
menunjang proses pendidikan. Kelengkapan sarana dan prasarana akan
dapat menciptakan suasana yyang memudahkan tercapainya tujuan
pendidikan. Namun pada kenyataannya sekarang ini masih banyak sekali
8
Zuhairini dan Abdul Ghofi, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Malang: Universitas Malang, 2004), hlm. 104.
8
sekolah yang sarana dan prasarananya sudah tidak layak pakai sehingga
hal tersebut dapat menghambat proses pembelajaran.
4. Keuangan (Anggaran Pembiayaan)
Anggaran pendidikan yang memadai juga merupakan faktor yang
sangat penting adanya untuk menunjang proses pendidikan. Suatu lembaga
pendidikan harus memiliki dana yang cukup untuk menyelenggarakan
pendidikan. Oleh karena itu dana yang ada harus dikelola dengan efisien.
5. Kurikulum
Kurikulum merupakan substansi yang utama dalam manajemen mutu
dalam suatu lembaga pendidikan. Prinsip dasar dari adanya kurikulum ini
adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
mendorong guru untuk terus menerus menyempurnakan strategi
pembelajarannya.
6. Pengorganisasian
Pengorganisasian pada sebuah lembaga pendidikan, merupakan faktor
yang dapat membantu meningkatkan kualitas mutu dan pelayanan dalam
lembaga pendidikan. Pengorganisasian merupakan kegiatan mengatur dan
mengelompokkan pekerjaan ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan
mudah ditangani.
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
suatu lembaga pendidikan dituntut untuk mengikuti perkembangannya
sesuai dengan bidangnya.9
D. Strategi untuk Meningkatkan Mutu Lembaga Pendidikan Islam
Kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi wewenang untuk
memimpin suatu lembaga pendidikan harus bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan pendidikan, termasuk terkait peningkatan mutu dalam
lembaga pendidikan yang berada dibawah kepemimpinannya. Adapun upaya
9
Soebagio Admodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta:Ardadizya Jaya,
2000), hlm. 22-23.
9
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan
meliputi:
1. Guru
Guru merupakan komponen yang penting pada pelaksanaan
pendidikan. Kualitas seorang guru juga menentukan keberhasilan pada
proses pendidikan, maka dari itu diperlukan adanya peningkatan kualitas
guru untuk menunjang proses pembelajaran. Diantara upaya yang dapat
dilakukan yaitu:
a. Meningkatkan kedisiplinan guru
Kedisiplinan guru merupakan faktor yang sangat penting
karena program-program yang telah direncanakan akan berjalan
dengan lancar apabila para guru disiplin dalam menjalankan
tugasnya. Begitupun sebaliknya, jika para guru malas maka
program tersebut akan terbengkalai.
b. Meningkatkan pengetahuan guru
Seorang guru dituntut untuk selalu meningkatkan
pengetahuannya untuk menunjang proses pembelajaran seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era
sekarang ini.
c. Rapat Guru
Rapat guru merupakan suatu cara meningkatkan kualitas guru
dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik,
serta membimbing guru agar lebih efektif dalam pengajaran di
sekolah.
2. Siswa
Dalam sebuah pembelajaran siswa harus mendapatkan perhatian.
Untuk meningkatkan kualitas siswa diantara hal yang dapat dilakukan
yaitu:
a. Memberikan Bimbingan
Agar hasil yang diperoleh memuaskan, maka siswa
membutuhkan bimbingan dalam belajar. Seorang guru dapat
10
memberikan bimbingan belajar berupa petunjuk cara belajar yang
baik dan efektif.
b. Pemberian tugas kepada siswa
Pemberian tugas kepada siswa sangat berguna luntuk
merangsang belajar siswa sehingga diharapkan akan dapat
meningkatkan kualitas siswa.
c. Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakulikuler sangat berguna untuk menunjang
keberhasilan siswa dan juga menumbuhkan potensi dirinya
sehinnga dapat menyalurkan bakat yang dimilikinya. Kegiatan
tersebut seperti: Pramuka, kesenian, olahraga, dsb.
3. Sarana
Pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai dalam suatu lembaga
pendidikan akan sangat berguna untuk menunjang proses pembelajaran
sehingga diharapkan akan dapat melaksanakan tujuan dari pendidikan.
4. Kerjasama dengan orang tua siswa
Kerjasama antara sekolah dan orang tua siswa akan berpengaruh pada
keberhasilan pendidikan karena dengan kerjasama tersebut antara pihak
sekolah maupun orang tua akan mengetahui informasi tentang keadaan
siswa ketika disekolah maupun dirumah, sehingga diharapkan hal iini
dapat menunjang keberhasilan siswa.10
11.50 WIB.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen mutu dalam lembaga pendidikan islam merupakan suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha
para anggota organisasi untuk mencapai tujuan melalui proses kerjasama
dengan mendayagunakan berbagai sumber daya manusia agar
penyelenggaraan sistem pendidikan dapat berjalan secara efektif dan
efisien berlandaskan nilai-nilai ajaran islam.
Proses manajemen mutu dalam lembaga pendidikan islam melalui
empat tahap yaitu perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Sedangkan faktor-
faktor yang mempengaruhi manajemen mutu dalam lembaga pendidikan
islam meliputi: sumber daya manusia (guru, siswa, kepala sekolah),
Partisipasi masyarakat, sarana dan prasarana, keungan, kurikulum,
pengorganisasian, dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Strategi atau upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu
lembaga pendidikan islam diantaranya: meningkatkan kedisiplinan dan
pengetahuan guru, mengadakan rapat guru, memberikan bimbingan dan
tugas kepada para siswa, mengadakan kegiatan ekstrakulikuler,
pemenuhan sarana yang menunjang pembelajaran, serta kerjasama dengan
orang tua siswa.
12
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Anisa Dian. 2019. Manajemen Mutu dalam Perspektif Islam. Jurnal
Idaarah. Vol. III. No. 2.
13
Diakses melalui https://unisby.ac.id. Pada tanggal 28 September 2020 pukul 11.50
WIB.
14