Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BIDANG UROLOGI

PERIODE 7 DESEMBER –11 DESEMBER 2020

Disusun Oleh :

Arie Milandayani

NIM 2008434570

Pembimbing :

Dr. dr. Afdal, Sp.U

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

RUMAH SAKIT UMUM ARIFIN ACHMAD

PEKANBARU

2020
1. Jelaskan tentang Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS) dan hubungannya
dengan International Prostate Symptoms Score (IPSS)

LUTS

Voiding Symptoms: Storage Symptoms:


 Hesitansi  Urgensi
 Pancaran melemah  Frekuensi
 Intermittensi  Disuria
 Terminal dribbling  Nokturia
 Terasa ada sisa
2. Jelaskan penyebab retensi urin!

RETENSI URIN
Penyebab: BPH, batu urethra, abses urethra, fimosis, rupture urethra
Tatalaksana:
Katerisasi atau sistostomi
Beda retensio urin dan anuria!
RETENSIO AKUT RETENSIO ANURIA
KRONIK
Keinginan
+ - -
berkemih
Nyeri suprapubik + - -
Nyeri pinggang - - +
PF umum Baik ± Uremia Uremia
Suprapubik teraba
PF abdomen Suprapubik distensi Suprapubik kosong
penuh
Konsistensi Volume urin < 800 ml Volume urin > 800 ml Volume urin < 50 ml

Penyebab retensio urin: BPH, batu urethra, abses urethra, fimosis, ruptur urethta, strikutur
urethra
Penyebab anuria: obstruksi bilateral atau unilateral pada ginjal

3. Penyebab gagal ginjal

Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :

a. Penyebab prerenal, yakni berkurangnya aliran darah ke ginjal.


Hal ini dapat disebabkan oleh :
 hipovolemia (volume darah yang kurang),  misalnya karena perdarahan yang
hebat.
 Dehidrasi karena kehilangan cairan, misalnya karena muntah-muntah, diare,
berkeringat banyak dan demam.
 Dehidrasi karena kurangnya asupan cairan.
 Obat-obatan, misalnya obat diuretic yang menyebabkan pengeluaran cairan
berlebihan berupa urin.
 Gangguan aliran darah ke ginjal yang disebabkan sumbatan pada pembuluh darah
ginjal.
b. Penyebab renal di mana kerusakan terjadi pada ginjal.
 Sepsis: Sistem imun tubuh berlebihan karena terjadi infeksi sehingga
menyebabkan peradangan dan merusak ginjal.
 Obat-obatan yang toksik terhadap ginjal.
 Rhabdomyolysis: terjadinya kerusakan otot sehingga menyebabkan serat otot yang
rusak menyumbat sistem filtrasi ginjal. Hal ini bisa terjadi karena trauma atau
luka bakar yang hebat.
 Multiple myeloma.
 Peradangan akut pada glomerulus, penyakit lupus eritematosus sistemik, 
Wegener's granulomatosis, dan Goodpasture syndrome.

c. Penyebab postrenal, di mana aliran urin dari ginjal terganggu.


 Sumbatan saluran kemih (ureter atau kandung kencing) menyebabkan aliran urin
berbalik arah ke ginjal. Jika tekanan semakin tinggi maka dapat menyebabkan
kerusakan ginjal dan ginjal menjadi tidak berfungsi lagi.
 Pembesaran prostat atau kanker prostat dapat menghambat uretra (bagian dari
saluran kemih) dan menghambat pengosongan kandung kencing.
 Tumor di perut yang menekan serta menyumbat ureter.
 Batu ginjal.

Sedangkan penyebab gagal ginjal kronik antara lain:


 Diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2 yang tidak terkontrol dan menyebabkan
nefropati diabetikum.
 Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.
 Peradangan dan kerusakan pada glomerulus (glomerulonefritis), misalnya karena
penyakit lupus atau pasca infeksi.
 Penyakit ginjal polikistik, kelainan bawaan di mana kedua ginjal memiliki kista
multipel.
 Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka lama atau penggunaan obat yang
bersifat toksik terhadap ginjal.
 Pembuluh darah arteri yang tersumbat dan mengeras (atherosklerosis)
menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang, sehingga sel-sel ginjal menjadi
rusak (iskemia). 
 Sumbatan aliran urin karena batu, prostat yang membesar, keganasan prostat.
 Infeksi HIV, penggunaan heroin, amyloidosis, infeksi ginjal kronis, dan berbagai
macam keganasan pada ginjal.

4. Jelaskan tentang α-blocker, mekanisme kerja, jenis-jenis dan efek samping!

Pada BPH, testosteron dikonversi menjadi DHT yang memiliki afinitas yang tinggi dengan
adrenergic reseptor. Obat α-blocker digunakan untuk memblock ikatan antaran DHT dan
adrenergic reseptor untuk mencegah pembesaran daripada prostat.

Jenis-jenis α-blocker diantaranya: doxazosin, terazosin, alfuzosin, tamsulosin

Obat Mekanisme Kerja Efek Samping


Doxazosin  Alpha 1 selective  Edema, hipotensi
 Mengurangi resistensi  Mual
uretra  Pusing, sakit kepala,
 Meningkatkan aliran urin somnolen
 Lelah
Terazosin  Alpha 1 selective  Hipotensi othostatic,
 Merelaksasi otot polos di palpitasi, edema perifer
bagian leher kandung  Mual
kemih dan kelenjar prostat  Pusing, sakit kepala,
somnolen
 Hidung tersumbat
Alfuzosin  Alpha 1 selective  Pusing dan sakit kepala
 Merelaksasi otot polos di  Infeksi saluran napas atas
bagian leher kandung  lelah
kemih, kelenjar prostat dan
uretra
 Meringankan gejala BPH
 Meningkatkan aliran urin
Tamsulosin  Alpha 1 selective  Infeksi, sakit punggung
 Merelaksasi otot polos di  Pusing, sakit kepala,
bagian leher kandung insomnia, somnolen
kemih dan kelenjar prostat  Abnormal ejakulasi
 Mengurangi resistensi  Rhinitis
uretra
 Meningkatkan aliran urin

5. Jelaskan indikasi dan Kontra Indikasi BNO-IVP!

Indikasi BNO-IVP:
 Bila terdapat kelainan pada ginjal, ureter dan vesica urinaria
 Mencari secara tepat gangguan aliran urin pada traktur uropoitika
 Batu saluran kemih
 Nilai fungsi ginjal
Kontra indikasi BNO-IVP:
 Alergi terhadap bahan kontras
 Pasien dalam keadaan lemah jantung

Yang dinilai:
 Mengidentifikasi kontur ginjal, psoas line, dan tulang-tulang
 Mengidentifikasi ada tidaknya bayangan radioopak pada lintasan traktur urinarius
 Memperhatikan bentuk, ukuran dan letak ginjal
 Memperhatikan fungsi eksresi dan sekresi kedua ginjal
 Memperhatikan pelviocalyceal sistem kedua ginjal (apakah ada tanda-tanda bendungan
atau tidak)
 Memperhatikan bentuk, ukuran ureter dan apakah ada tanda-tanda bendungan
 Memperhatikan keadaan vesica urinaria

6. Kasus emergency di bidang urologi!


A. TRAUMA
1. Trauma Ginjal
 Anamnesis:
- Riwayat trauma kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, trauma tusuk, terkena
peluru
- Keluhan nyeri pinggang
- Bisa sampai riwayat shock
 Pemeriksaan fisik:
- Inspeksi: jejas di daerah flank atau abdomen, hematom yang meluas di pinggang
- Palpasi: nyeri tekan CVA (+)
- Perkusi: nyeri ketok CVA (+)
- Adanya gross hematuri
 Laboratorium:
- Darah lengkap
- Creatinin
- Urinalisis: hematuri
 Pemeriksaan penunjang:
- BNO-IVP
- USG
- CT-Scan
- Angiografi
-
Tatalaksana:
1. ABCDE management
2. Resusitasi cairan
3. Pasang kateter uretra
4. Bed rest total
5. Pemberian analgetik dan antibiotik
6. Rujuk kefaskes tingkat lanjut

Explorasi ginjal:
Indikasi: 1. Hemodinamik unstable
2. Expanding atau pulsating perirenal hematoma selama laparotomy
3. Grade 5 cidera vaskuler

2. Ruptur Buli-Buli
 Anamnesis:
- Riwayat trauma
- Riwayat fraktur pelvis
- Retensi urin
 Pemeriksaan fisik
- Distensi abdomen
- Jejas di suprapubik
- Edema perineum/skrotum dengan ekimosis
- Retensi urin
- Gross hematuria
- Tes buli-buli
 Pemeriksaan penunjang:
- Retrograde sistografi
- CT cystografi

Tatalaksana:
1. Pemasangan kateter
2. Eksplorasi dan repair buli-buli
3. Sistostomi

3. Trauma Uretra
 Anamnesis:
- Riwayat trauma
- Riwayat fraktur pelvis
- Keluar darah dari meatus uretra
- Retensi urin
 Pemeriksaan fisik
- Palpasi suprapubik: buli-buli penuh
- Keluar darah dari meatus uretra
- RT: high riding prostat atau floating prostat
- Adanya fraktur pelvis secara klinis atau radiologis
 Pemeriksaan penunjang:
- Retrograde urethrografi
Tatalaksana:
A. Ruptur uretra posterior
1. Kateter: rupture uretra minimal
2. Primary alignment (< 2 minggu)
3. Sistostomi
4. Urethroplasty
5. Urethrotomy
B. Ruptur uretra anterior
1. Kontaindikasi pemasangan kateter
2. Repair primer
3. Sistostomi

4. Fraktur Penis
 Anamnesis:
- Riwayat trauma (aktivitas seksual, mastrubasi, trauma saat penis ereksi)
- Ada bunyi “krek”
- Nyeri dan penis tidak ereksi
- Ada bengkak kehitaman di penis
 Pemeriksaan fisik
- Edema pada penis
- Warna penis menjadi kehitaman
- Hematuria
 Pemeriksaan penunjang:
- USG
- MRI
- Kavernosografi

Tatalaksana:
1. Hematom tanpa ruptur cavernosa dan gangguan ereksi: analgesik dan kompres es
2. Surgical intervensi dengan penutupan tunika albugenia

B. NON TRAUMA
1. Pyelonfritis
 Anamnesis:
- Demam
- Kram
- Nyeri pinggang
- Muntah
- Penurunan berat badan
 Pemeriksaan fisik:
- Palpasi: nyeri tekan CVA (+)
- Perkusi: nyeri ketok CVA (+)
 Laboratorium:
- Urinalisis: hematuri, piuria
- Kultur urin dan darah
 Pemeriksaan penunjang:
- BNO-IVP
- USG

Tatalaksana:
1. Rawat inap untuk menjaga hidrasi
2. Antibiotik parenteral dalam 48 jam paling sedikit

2. Tumor Buli
 Anamnesis:
- Painless gross hematuria
- Gejala obstruktif: hesitansi, intermitten, pancaran melemah, terminal dribbling,
terasa ada sisa
- Gangguan fungsi ginjal
- Riwayat merokok, pekerjaan dengan bahan kimia
 Pemeriksaan fisik:
- Palpasi: ballottement(+), nyeri tekan CVA (+), massa suprapubis
- Perkusi: nyeri ketok CVA (+)
 Laboratorium:
- Hb < 10 mg/dl
- Urinalisis: hematuria
- Uream dan creatinin
 Pemeriksaan penunjang:
- BNO-IVP: ada filling defect

Tatalaksana:
1. Cystoskopi → TUR Buli
3. Torsio Testis
 Anamnesis:
- Nyeri scrotum akut tiba-tiba
- Riwayat episode dan nyeri hebat
- Mual-muntah
- Nyeri menjalar
- Disuria
- Tidak ada gejala ISK sebelumnya
 Pemeriksaan fisik:
- Phren sign (-)
- Cremaster sign (-)
- Angle sign (+)
- High riding testicle (+)
 Pemeriksaan penunjang:
- Ultrasonografi Dopler: menurun aliran darah

Tatalaksana: Harus dilakukan intervensi dalam 6 jam, jika tidak akan irreversible nekrosis
1. Eksplorasi scrotum: detorasi

4. Fournier Gangren
 Fasitis nekrotikan dari perineum dan genital
 Awal infeksi bisa dari urogenital, anorectal, kulit, retroperitoneal
 Infeksi disertai nanah di sekitar skrotum, kulit penis, perineum, disertai bau busuk,
krepitasi, warna kulit mengkilat kehitaman, rambut pubis rontok

Tatalaksana:
1. Surgical debridement

5. Fimosis
 Anamnesis:
- Nyeri saat buang air kecil
- Mengejan saat buang air kecil
- Pancaran urin mengecil
- Benjolan lunak di ujung penis akibat penumpukan smegma

 Pemeriksaan fisik:
- Preputium tidak dapat diretraksi ke proksimal hingga ke korona glandis
- Pancaran urin mengecil
- Menggelembungnya ujung preputium saat berkemih
- Edema dan eritema pada preputium dan glans penis
- Timbunan smegma pada sakus preputium

Tatalaksana:
1. Pemberian salep kortikosteroid (0,05% betametason) 2x sehari selama 2-8 minggu pada
daerah preputium
2. Sirkumsisi

6. Priapismus
 Anamnesis:
- Ereksi > 4 jam
- Nyeri
- Tanpa disertai hasrat seksual
 Pemeriksaan fisik:
- Penis yang tegang tanpa diikuti ketegangan pada glans penis
- Nyeri tekan
 Pemeriksaan penunjang:
- Darah rutin lengkap
- Urinalisis
- AGD dari corpus kavernosum
- Colour flow duplex ultrasonografi arteri kevernosa
- Arteriografi

Tatalaksana:
1. Injeksi epinephrine
2. Aspirasi darah dari korpus cavernosus
3. Tidak efektif dilakukan tindakan pembedahan
7. Scrotal mass bagaimana cara membedakan?

Clinical Manifestations
Laboratorium
Symptoms Pemeriksaan Fisik
Penyakit Lymphade Reflex
Unilateral Urinary Tender- Erite- Dis- Blood/
Onset Demam nopathy Cremas Doppler
/bilateral Symptoms ness ma charge Urine
inguinal -teric
Menurun
Disuria, aliran
Perla- Nyeri Leukosi
Epididimis Unilateral ± frekuensi, + - + + darah di
han tekan tosis
urgensi epididy-
mal
Meningkat
Leukosi aliran
Tiba- Nyeri tosis darah di
Orchitis Bilateral ± Disuria + - ± +
tiba tekan dan bagian
↑CRP yang
terkena
Absent
+ darah atau
Torsio Tiba- di menurun
Unilateral - Absent + + Absent - Normal
Testis tiba cairan perfusi
semen arteri di
testis
Dinding
skrotum
+ darah
menebal
Unilateral Tiba- di Hema-
Hematocele - Absent + + Absent - dan
/ Bilateral tiba cairan turia
testicular
semen
hematoma
Clinical Manifestations
Penyakit Laboratorium
Symptoms Pemeriksaan Fisik
Tiba-
Hernia Unilateral + Absent + + - Absent + Normal Normal
tiba
Leukosi
tosis,
Fournier’s Tiba-
Bilateral + Absent + + - - + asidosis -
gangren tiba
dan ↑
CRP
↑ serum
Tumor Unilateral Perla- beta-
± Absent ± - + Present + -
testis / Bilateral han hCG,
AFP,
Perla-
Hydrocele Bilateral - Absent - - - Absent + - Normal
han
Trombosis
vena cava
Unilateral Nilai inferior,
bisanya Perla- Local kadar trombosis
Varicocele Absent - ± - Absent +
sebelah han warmth LH dan vena renal
kiri FSH dextra,
abdominal
mass
Gambaran
Spermato- Perla-
Unilateral - Absent - - - Absent + - falling
cele han
snow
Clinical Manifestations Clinical
Penyakit
Symptoms Symptoms Manifestations
Eosino-
filia,
Bilateral hipoal-
dan bisa bumin, Deep Vein
Scrotal Perla-
sampai - Absent - - - Absent + hiperli- Thrombo-
edema han
ke pidemia sis
perineum dan
proteinu
-ria
Karsinoma Perla-
- - Absent - - - Absent + Normal -
Skrotum han

Anda mungkin juga menyukai