Disusun Oleh :
Arie Milandayani
NIM 2008434570
Pembimbing :
PEKANBARU
2020
1. Jelaskan tentang Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS) dan hubungannya
dengan International Prostate Symptoms Score (IPSS)
LUTS
RETENSI URIN
Penyebab: BPH, batu urethra, abses urethra, fimosis, rupture urethra
Tatalaksana:
Katerisasi atau sistostomi
Beda retensio urin dan anuria!
RETENSIO AKUT RETENSIO ANURIA
KRONIK
Keinginan
+ - -
berkemih
Nyeri suprapubik + - -
Nyeri pinggang - - +
PF umum Baik ± Uremia Uremia
Suprapubik teraba
PF abdomen Suprapubik distensi Suprapubik kosong
penuh
Konsistensi Volume urin < 800 ml Volume urin > 800 ml Volume urin < 50 ml
Penyebab retensio urin: BPH, batu urethra, abses urethra, fimosis, ruptur urethta, strikutur
urethra
Penyebab anuria: obstruksi bilateral atau unilateral pada ginjal
Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :
Pada BPH, testosteron dikonversi menjadi DHT yang memiliki afinitas yang tinggi dengan
adrenergic reseptor. Obat α-blocker digunakan untuk memblock ikatan antaran DHT dan
adrenergic reseptor untuk mencegah pembesaran daripada prostat.
Indikasi BNO-IVP:
Bila terdapat kelainan pada ginjal, ureter dan vesica urinaria
Mencari secara tepat gangguan aliran urin pada traktur uropoitika
Batu saluran kemih
Nilai fungsi ginjal
Kontra indikasi BNO-IVP:
Alergi terhadap bahan kontras
Pasien dalam keadaan lemah jantung
Yang dinilai:
Mengidentifikasi kontur ginjal, psoas line, dan tulang-tulang
Mengidentifikasi ada tidaknya bayangan radioopak pada lintasan traktur urinarius
Memperhatikan bentuk, ukuran dan letak ginjal
Memperhatikan fungsi eksresi dan sekresi kedua ginjal
Memperhatikan pelviocalyceal sistem kedua ginjal (apakah ada tanda-tanda bendungan
atau tidak)
Memperhatikan bentuk, ukuran ureter dan apakah ada tanda-tanda bendungan
Memperhatikan keadaan vesica urinaria
Explorasi ginjal:
Indikasi: 1. Hemodinamik unstable
2. Expanding atau pulsating perirenal hematoma selama laparotomy
3. Grade 5 cidera vaskuler
2. Ruptur Buli-Buli
Anamnesis:
- Riwayat trauma
- Riwayat fraktur pelvis
- Retensi urin
Pemeriksaan fisik
- Distensi abdomen
- Jejas di suprapubik
- Edema perineum/skrotum dengan ekimosis
- Retensi urin
- Gross hematuria
- Tes buli-buli
Pemeriksaan penunjang:
- Retrograde sistografi
- CT cystografi
Tatalaksana:
1. Pemasangan kateter
2. Eksplorasi dan repair buli-buli
3. Sistostomi
3. Trauma Uretra
Anamnesis:
- Riwayat trauma
- Riwayat fraktur pelvis
- Keluar darah dari meatus uretra
- Retensi urin
Pemeriksaan fisik
- Palpasi suprapubik: buli-buli penuh
- Keluar darah dari meatus uretra
- RT: high riding prostat atau floating prostat
- Adanya fraktur pelvis secara klinis atau radiologis
Pemeriksaan penunjang:
- Retrograde urethrografi
Tatalaksana:
A. Ruptur uretra posterior
1. Kateter: rupture uretra minimal
2. Primary alignment (< 2 minggu)
3. Sistostomi
4. Urethroplasty
5. Urethrotomy
B. Ruptur uretra anterior
1. Kontaindikasi pemasangan kateter
2. Repair primer
3. Sistostomi
4. Fraktur Penis
Anamnesis:
- Riwayat trauma (aktivitas seksual, mastrubasi, trauma saat penis ereksi)
- Ada bunyi “krek”
- Nyeri dan penis tidak ereksi
- Ada bengkak kehitaman di penis
Pemeriksaan fisik
- Edema pada penis
- Warna penis menjadi kehitaman
- Hematuria
Pemeriksaan penunjang:
- USG
- MRI
- Kavernosografi
Tatalaksana:
1. Hematom tanpa ruptur cavernosa dan gangguan ereksi: analgesik dan kompres es
2. Surgical intervensi dengan penutupan tunika albugenia
B. NON TRAUMA
1. Pyelonfritis
Anamnesis:
- Demam
- Kram
- Nyeri pinggang
- Muntah
- Penurunan berat badan
Pemeriksaan fisik:
- Palpasi: nyeri tekan CVA (+)
- Perkusi: nyeri ketok CVA (+)
Laboratorium:
- Urinalisis: hematuri, piuria
- Kultur urin dan darah
Pemeriksaan penunjang:
- BNO-IVP
- USG
Tatalaksana:
1. Rawat inap untuk menjaga hidrasi
2. Antibiotik parenteral dalam 48 jam paling sedikit
2. Tumor Buli
Anamnesis:
- Painless gross hematuria
- Gejala obstruktif: hesitansi, intermitten, pancaran melemah, terminal dribbling,
terasa ada sisa
- Gangguan fungsi ginjal
- Riwayat merokok, pekerjaan dengan bahan kimia
Pemeriksaan fisik:
- Palpasi: ballottement(+), nyeri tekan CVA (+), massa suprapubis
- Perkusi: nyeri ketok CVA (+)
Laboratorium:
- Hb < 10 mg/dl
- Urinalisis: hematuria
- Uream dan creatinin
Pemeriksaan penunjang:
- BNO-IVP: ada filling defect
Tatalaksana:
1. Cystoskopi → TUR Buli
3. Torsio Testis
Anamnesis:
- Nyeri scrotum akut tiba-tiba
- Riwayat episode dan nyeri hebat
- Mual-muntah
- Nyeri menjalar
- Disuria
- Tidak ada gejala ISK sebelumnya
Pemeriksaan fisik:
- Phren sign (-)
- Cremaster sign (-)
- Angle sign (+)
- High riding testicle (+)
Pemeriksaan penunjang:
- Ultrasonografi Dopler: menurun aliran darah
Tatalaksana: Harus dilakukan intervensi dalam 6 jam, jika tidak akan irreversible nekrosis
1. Eksplorasi scrotum: detorasi
4. Fournier Gangren
Fasitis nekrotikan dari perineum dan genital
Awal infeksi bisa dari urogenital, anorectal, kulit, retroperitoneal
Infeksi disertai nanah di sekitar skrotum, kulit penis, perineum, disertai bau busuk,
krepitasi, warna kulit mengkilat kehitaman, rambut pubis rontok
Tatalaksana:
1. Surgical debridement
5. Fimosis
Anamnesis:
- Nyeri saat buang air kecil
- Mengejan saat buang air kecil
- Pancaran urin mengecil
- Benjolan lunak di ujung penis akibat penumpukan smegma
Pemeriksaan fisik:
- Preputium tidak dapat diretraksi ke proksimal hingga ke korona glandis
- Pancaran urin mengecil
- Menggelembungnya ujung preputium saat berkemih
- Edema dan eritema pada preputium dan glans penis
- Timbunan smegma pada sakus preputium
Tatalaksana:
1. Pemberian salep kortikosteroid (0,05% betametason) 2x sehari selama 2-8 minggu pada
daerah preputium
2. Sirkumsisi
6. Priapismus
Anamnesis:
- Ereksi > 4 jam
- Nyeri
- Tanpa disertai hasrat seksual
Pemeriksaan fisik:
- Penis yang tegang tanpa diikuti ketegangan pada glans penis
- Nyeri tekan
Pemeriksaan penunjang:
- Darah rutin lengkap
- Urinalisis
- AGD dari corpus kavernosum
- Colour flow duplex ultrasonografi arteri kevernosa
- Arteriografi
Tatalaksana:
1. Injeksi epinephrine
2. Aspirasi darah dari korpus cavernosus
3. Tidak efektif dilakukan tindakan pembedahan
7. Scrotal mass bagaimana cara membedakan?
Clinical Manifestations
Laboratorium
Symptoms Pemeriksaan Fisik
Penyakit Lymphade Reflex
Unilateral Urinary Tender- Erite- Dis- Blood/
Onset Demam nopathy Cremas Doppler
/bilateral Symptoms ness ma charge Urine
inguinal -teric
Menurun
Disuria, aliran
Perla- Nyeri Leukosi
Epididimis Unilateral ± frekuensi, + - + + darah di
han tekan tosis
urgensi epididy-
mal
Meningkat
Leukosi aliran
Tiba- Nyeri tosis darah di
Orchitis Bilateral ± Disuria + - ± +
tiba tekan dan bagian
↑CRP yang
terkena
Absent
+ darah atau
Torsio Tiba- di menurun
Unilateral - Absent + + Absent - Normal
Testis tiba cairan perfusi
semen arteri di
testis
Dinding
skrotum
+ darah
menebal
Unilateral Tiba- di Hema-
Hematocele - Absent + + Absent - dan
/ Bilateral tiba cairan turia
testicular
semen
hematoma
Clinical Manifestations
Penyakit Laboratorium
Symptoms Pemeriksaan Fisik
Tiba-
Hernia Unilateral + Absent + + - Absent + Normal Normal
tiba
Leukosi
tosis,
Fournier’s Tiba-
Bilateral + Absent + + - - + asidosis -
gangren tiba
dan ↑
CRP
↑ serum
Tumor Unilateral Perla- beta-
± Absent ± - + Present + -
testis / Bilateral han hCG,
AFP,
Perla-
Hydrocele Bilateral - Absent - - - Absent + - Normal
han
Trombosis
vena cava
Unilateral Nilai inferior,
bisanya Perla- Local kadar trombosis
Varicocele Absent - ± - Absent +
sebelah han warmth LH dan vena renal
kiri FSH dextra,
abdominal
mass
Gambaran
Spermato- Perla-
Unilateral - Absent - - - Absent + - falling
cele han
snow
Clinical Manifestations Clinical
Penyakit
Symptoms Symptoms Manifestations
Eosino-
filia,
Bilateral hipoal-
dan bisa bumin, Deep Vein
Scrotal Perla-
sampai - Absent - - - Absent + hiperli- Thrombo-
edema han
ke pidemia sis
perineum dan
proteinu
-ria
Karsinoma Perla-
- - Absent - - - Absent + Normal -
Skrotum han