Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERMASALAHAN SOSIAL DI LINGKUNGAN

MASYARAKAT
“KENAKALAN REMAJA”

NAMA : AHMAD HASAN ISMAIL


KELAS : 11 IPS 1
No. : 02

Jl.Gg.1 Bogo Kidul-Plemahan-Kediri


Tahun Pembelajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah karena atas berkah, rahmat, dan hidayahNya sehingga
makalah ini dapat selesai sebagaimana yang saya harapkan. Tugas makalah yang diberi judul
“ Kenakalan Remaja” ini ialah suatu karya tulis yang terbentuk dari hasil kerja saya dimana
tugas ini merupakan tugas dari aspek  penilaian mata pelajaran Sosiologi.

Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami menghaturkan rasa terimakasih kepada Guru Sosiologi
saya yang telah membimbing dalam mengajarkan langkah-langkah pembuatan makalah sehingga makalah ini
dapat tersusun meski banyak kekurangan didalamnya. Harapan penulis semoga malakah yang telah saya susun
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Kritik serta saran yang membangun dari pembaca penulis harapkan agar kedepannya
makalah ini dapat jauh lebih baik lagi. Terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………….

1.1 Latar Belakang………………………………………………………...

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….

1.3 Tujuan…………………………………………………………………

1.4 Manfaat……………………………………………………………….

BAB 2 PEMBAHASAN DAN ISI……………………………………………

2.1 Pnyebab Terjadinya Kenakalan Remaja……………………………

2.2 Peran Orang Tua,Guru dan Lingkungan……………………........

2.3 Contoh /Jenis-jenis Kenakalan Remaja……………………………

2.4 Tips Untuk Mencegah dan Mengatasi Kenakalan Remaja………

BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………..

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………

3.2 Saran………………………………………………………………..…

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


 Banyaknya remaja yang melakukan kenakalan remaja yang tidak sewajarnya.
 Ditinjau dari lingkungan sekitar yang mendukung akan anak remaja berbuat negatif.
 Kenakalan remaja terjadi karena banyaknya pengaruh dari luar yang sedang marak
terjadi.
 Kembali kepada masing-masing individu.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang menyebabkan kenakalan remaja terjadi ?
2. Bagaimana peran orang tua, guru dan lingkungan sehingga anak melakukan kenakalan
remaja ?
3. Bagaimana para remaja bisa berubah menjadi remaja yang nakal ?
4. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja ?
5. Apa tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja?

1.3 TUJUAN
      Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala yang dapat memperlihatkan
hal-hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta untuk memahami hal-hal yang perlu
diperhatikan untuk menanggulangi kenakalan remaja.

1.4 MANFAAT
1. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru mata prlajaran Sosiologi.
2. Sebagai informasi yang menambah wawasan tentang psikologi,khususnya psikologi
sosial tentang kenakalan remaja.
3. Bagi orang tua dan guru dapat melatih dan meningkatkan kemampuan kontrol diri pada
remaja.
4. Membantu remaja untuk meningkatkan kemampuan kontrol terhadap dirinya.
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-
orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia
13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih
belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Masalah
kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya
peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.
        Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan karena seiring
berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja melakukan sebuah kenakalan.
Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh karena itu peran orang tua dalam
mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan penanaman nilai, dan norma yang
diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap, perbuatan mental seorang anak untuk dapat
memilah mana hal yang perlu ditiru, dan mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang
anak dapat melihat mana yang baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak
maksimal sejak anak masih kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup
kemungkinan seorang remaja berbuat hal yang melanggar aturan. Seperti banyak contoh yang
terjadi, seorang remaja kedapatan sedang merokok, meminum-minuman keras, sampai sex bebas
dilakukan tanpa rasa bersalah. Hal itu karena tidak adanya pengawasan orang tua, atau
kurangnya perhatian dari orang tua.
        Banyak faktor-faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak.
Biasanya hal ini berawal dari mereka berteman dengan teman yang membawa dampak buruk,
karena masa remaja itu masa dimana keadaan psikis remaja bisa mudah terpengaruh. Ada faktor
yang berasal dari keluarga, karena kurangnya perhatian dari keluarga membuat anak menjadi
royal dalam pergaulan. Faktor terpenting yang membuat remaja mudah terjerumus dipergaulan
bebas karena kurangnya agama yang membentengi pikiran dan jiwa anak. Oleh karena itu,
pendidikan dasar agama pada anak sangat diperlukan dalam kehidupan si anak. Berhasil atau
tidak berhasilnya anak, kembali lagi pada peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama
dan pada diri anak sendiri.

2.1 PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA


Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri
(internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
2.1.1 Faktor Internal :
1.1 Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya
dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi
karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedia.
2.1 Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah
laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah
laku sesuai dengan pengetahuannya.
2.1.2 Faktor Eksternal :
1. Keluarga
Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada
remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan
anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap
eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Pengaruh kawan sepermainan yang kurang baik
3. Komunitas / lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan kenakalan remaja :
Ü   reaksi frustasi diri
Ü   gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja
Ü   kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga
Ü   kurangnya pengawasan dari orang tua
Ü   dampak negatif dari perkembangan teknologi modern
Ü   dasar-dasar agama yang kurang
Ü   tidak adanya media penyalur bakat/hobi
Ü   masalah yang dipendam

2.2 Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan


Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab
para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahakan
keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh,
adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus
berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-
muridnya yang merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik
dan tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang
baik tidak menjadi pendusta, tidak terjaebak dalam kenakalan remaja.
Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi
yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika
mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6
tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan
instruksi yang mengingatkan kami para anak-anaknya adalah anak seorang guru yang harus
selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah
kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah kami bertindak Lantas apa hubungan profesi
orang tua dengan dengan anak-anaknya, apakah hanya anak seorang guru yang harus
demikian ?
Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja,
tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya
menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan
perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.
Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak
melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan
tertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai
kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan
referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan,
dan ini dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.
Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena
hampir setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru
yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk
melarang anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan
sulit bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu jujur, jika dirumah
sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. jadi bagaimana
mungkin orang tua melarang remaja untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal?
Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap
sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang
dikenakan dan usianya memang terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam
kasus ini. Apakah sianak remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita hanya
menyalahkan si anak remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih
putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis apa
pada selembar kertas putih itu . Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru,
baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah ( guru), atau pun lingkungannya
hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja tersebut untuk melakukan perbuatan
yang dapat digolongkan ke dalam kenakalan remaja.
Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja
tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat
menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan
selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat
membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik
anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu
yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi
kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para orang tua
Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak
hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir
setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya
cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan
para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian
hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu
seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia,
sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat
manusia juga dapat melakukan kesalahan.
Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru
adalah berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah
mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru
melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan
pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan.
Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa
remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di
remaja mesum di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi
remaja pacaran di bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai
marak di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu
menujukkan kebenarannya.
Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan
Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di
bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah,
pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat
mendukung bagi pendidikan para remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan
menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama,
tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua
tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk
mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam
membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan
anaknya di dapat, orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.
Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat
dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal
kenakalan remaja, Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan
lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik
mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya
"kenakalan remaja" yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja.

2.3 Contoh / Jenis-jenis Kenakalan Remaja :


- membolos sekolah
- kebut-kebutan di jalanan
- Penyalahgunaan narkotika
- perilaku seksual pranikah
- perkelahian antar pelajar
- dan lain-lain
       
2.4 Tips Untuk Mencegah dan Mengatasi Kenakalan Remaja
ö    Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya
kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya
segera dapat terselesaikan.
ö    Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
ö    Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media komunikasi
seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.
ö    Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah. Sebagai orang tua sebisa
mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada dana,
jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat
terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1) Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpangd a r i n o r m a - n o r m a h u k u m p i d a n a y a n g d i l a k u k a n
o l e h r e m a j a . P e r i l a k u tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-
orang disekitarnya.
2) Kenakalan remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa
factor.P e r i l a k u n a k a l r e m a j a d i s e b a b k a n o l e h f a c t o r r e m a j a i t u
s e n d i r i ( i n t e r n a l ) maupun faktor dari luar (eksternal).
3) Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang
dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang
berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
4) Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal
yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja.
5) Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya anak tersebut
menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.

3.2 Saran
1) Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakanremaja di
Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
2) Perlunya penanaman nilai moral, pendidikan dan nilai religious pada diriseorang
remaja
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/54228613/MAKALAH-KENAKALAN-REMAJA
http://www.anneahira.com/narkoba/index.htm
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915
http://bhaktisantoso.blogspot.com/2011/04/contoh-jenis-jenis-kenakalan-remaja.html
http://kimcilkimcil.blogspot.com/2011/03/kenakalan-remaja-peran-orang-tua-guru.html

Anda mungkin juga menyukai