Materi S Parameter
Materi S Parameter
Untuk itu, pada frekuensi tinggi parameter yang diukur adalah parameter s
(scattering) yang menggunakan konsep magnitud dan phase dari gelombang
berjalan (gelombang maju dan gelombang pantul). Parameter-S adalah
suatu konsep yang penting dalam disain gelombang mikro karena mudah
diukur dan bekerja dengan baik pada frekuensi tinggi.
Parameter dalam jaringan 2 terminal (jaringan 4 kutub):
I1 I2
2-port
V1 device V2
Jika rangkaian pada gambar 1 dipicu (eksitasi) dengan tegangan V1 dan V2,
maka arus I1 dan I2 akan dikaitkan dengan persamaan berikut :
I1 = y11 V1 + y12 V2
I2 = y21 V1 + y22 V2
I1
y 11 =
V1 V2 = 0(short circuit )
Parameter lain yang umum digunakan adalah parameter Z dan H (Hibrid)
Parameter Z (impedansi):
V1 = Z11 I1 + Z12 I2
V2 = Z21 I1 + Z22 I2
Parameter H (hybrid):
V1 = H11 I1 + H12 V2
I2 = H21 I1 + H22 V2
*
Vi + Zi Ii Vi − Zi Ii
ai = bi =
2 Re ⋅ Zi 2 Re ⋅ Zi
a1 a2
S11 S12
Zg
ZL
Vs S21 S22
b1 b2
Rangkaian dua terminal menunjukkan gelombang datang/incident ( a1, a2)
dan gelombang pantul ( b1, b2)
Jika port 2 diterminasi dengan beban yang sama dengan impedansi sistem
(Z0), maka berdasar teori transfer daya maksimum, b2 akan total diserap
dan membuat a2 sama dengan nol. Oleh karena itu
V1
− Koefisien refleksi input dengan output diberi beban
S 11 = + yang sesuai (matched) ; ZL = Zo dengan a2 = 0)
V1
−
V2 Penguatan transmisi maju dengan terminal output
S 21 = +
V1 diberi beban yang sesuai (matched)
Dengan cara serupa, jika port 1 diterminasi sesuai dengan impedansi sistem
Z0 maka a1 menjadi nol dan :
−
V1 Penguatan transmisi balik dengan terminal input
S 12 = + diberi beban yang sesuai (matched)
V2
V2
− Koefisien refleksi output dengan input diberi beban
S 22 = + yang sesuai (matched) ; ZS = Zo dengan VS = 0)
V2
Perhatikan bahwa :
V1
− Z0
b1 I1 Z − Z0
S 11 = = = 1
a 1 V1 Z1 + Z 0
+ Z0
I1
dan
dimana
Total penjumlahan daya datang pada semua port adalah sama dengan total
penjumlahan daya pantul pada semua port.
Ini berarti matriks parameter s adalah unitary :
TLossy NetworksT
Jaringan lossy adalah jaringan dimana total daya datang pada semua port
lebih besar dari total daya pantul pada semua port, yang berarti ada daya
yang di-disipasi.
TKoefisien Refleksi
Koefisien pantul tegangan pada port input Γin ekivalen dengan S11, dan
Γout ekivalen dengan S22. Koefisien pantul adalah besaran kompleks dan
bisa disajikan dalam bentuk grafik dalam smith chart.
VSWR pada suatu port adalah berkaitan dengan magnitud dari koefisien
pantul, dengan hubungan :
1 + S 11
Γ in =
1 − S 11
1 + S 22
Γ out =
1 − S 22
Koefisien refleksi S11 dan S22 bisa diplot dalam smith chart, dikonversi ke
impedansi dan dengan mudah bisa dimanipulasi untuk menentukan
rangkaian penyesuai impedansi (matching network) untuk optimasi dalam
disain rangkaian.
a1 a2
S11 S12
Zg Z in Z out
ZL
Γ in S21 S22 Γ out
Vs
b1 b2
Masing-masing terminal/port dinyatakan dengan dua node. Node an adalah
gelombang menuju perangkat. Node bn adalah gelombang meninggalkan
perangkat pada port n. Parameter S dinyatakan sebagai faktor pengali dari
masing-masing cabang yang menghubungkan node. Flow graph dari gambar
di atas adalah sbb :
bS V Zo
= S
Z + Zo a1 S21 b2
S
Γs
S11 S22 Γl
b1 S12 a2
b1 = S11 a1 + S12 a2
b2 = S21 a1 + S22 a2
Fungsi alih dari bs menuju b2 bisa diturunkan dari aturan non touching loop.
Aturan tersebut adalah :
1. Path/Jalur. Path adalah deretan garis yang mempunyai arah yang sama
sedemikian rupa shg tidak ada node yang dilewati lebih dari satu kali.
Nilai dari path adalah perkalian dari semua koefisien yang ditemui.
Pada gambar di atas ada satu path dari bs ke b2 dan nilainya adalah S21
2. Loop orde I. Didefinisikan sebagai perkalian semua koefisien sepanjang
path mulai dari sebuah node dan bergerak searah tanda panah kembali
ke node asal tanpa melewati node yang sama dua kali. Gambar di atas
mempunyai tiga Loop Orde I dengan nilai S11 Γs ; S22 Γl ; S21ΓsS12Γl
3. Loop Orde II. Adalah perkalian dari dua Nontouching Loop Orde I. (S11
Γs S22 Γl)
4. Loop Orde II. Adalah perkalian dari 3 nontouching Loop Orde I.
S 12 S 21 Γ l S 11 − ∆Γ l
Γ in = S 11 + =
1 − S 22 Γ l 1 − S 22 Γ l
Jika penguat adalah unilateral, maka S12 = 0 dan Γin = S11. Atau, dengan
kata lain pembebanan pada output tidak memberi dampak pada input.
Properti yang sama berlaku untuk arah sebaliknya. Jika Γout adalah koefisien
refleksi yang terlihat pada terminal output dan Γs adalah koefisien refleksi
sumber yang terhubung ke terminal input, maka :
S 12 S 21 Γ s S 22 − ∆Γ s
Γ out = S 22 + =
1 − S 11 Γ s 1 − S 11 Γ s
Suatu penguat dikatakan stabil tanpa syarat jika beban atau sumber dengan
suatu koefisien pantul bisa dihubungkan dengan rangkaian penguat tanpa
menimbulkan ketidak-stabilan. Kondisi ini terjadi jika magnitud dari koefisien
pantul pada sumber, beban, input dan output penguat mempunyai nilai
kurang dari satu. Ketidak-stabilan bisa menimbulkan distorsi pada respon
frekuensi penguatan atau menimbulkan osilasi. Untuk bisa stabil tanpa syarat
pada frekuensi tertentu, suatu penguat harus memenuhi 4 persamaan
berikut :
⎪Γs⎪ < 1
⎪ΓL⎪ < 1
⎪Γin⎪< 1
⎪Γout⎪< 1
Batasan dari kondisi ini adalah masing-masing bernilai satu yang bisa
disajikan dalam bentuk lingkaran dalam diagram polar dari koefisien pantul
(kompleks), untuk port input dan port output. Gambar ini bisa diskalakan
dalam smith chart. Masing-masing lingkaran mempunyai pusat dan radius
sbb :
Radius
Center
Radius
Center
dimana
.
Kondisi unconditional stabil diperoleh jika dan
∆ = S11S22 – S12S21
PL
GT =
Pavs
= ½ ⎪b2⎪2(1-⎪ΓL⎪2)
Pavs = daya yang tersedia dari sumber
1 2
bs
Pavs = 2 2
1 − Γs
Dimana :
ZL − Z 0
ΓL =
ZL + Z 0
Zs − Z0
Γs =
Z s + Z0
Daya yang terkirim ke beban adalah resultan dari daya datang pada beban
minus daya pantul dari beban.
2
b ⎞⎛ 2 ⎞⎟
⎜1 − Γ 2 ⎟ ⎜1 − Γ
⎛
G = 2 s ⎟ ⎜⎜
t 2 ⎜⎝ ⎠⎝
L ⎟⎟
bs ⎠
⎛ 2 ⎞ 2⎛ 2⎞
⎜1 − Γ ⎟ S ⎜1 − Γ ⎟
⎜ s ⎟ 21 ⎜ L ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
G =
t 2
⎛⎜1 − S Γ ⎞⎟ ⎛⎜1 − S Γ ⎞⎟ − S S Γ Γ
⎝ 11 s ⎠ ⎝ 22 L ⎠ 12 21 s L
Zg Input
matching output
network matching
network ZL
Vs
Zout
Zin Γout
ΓL
Γs Γin
2 2
1 − Γs 2 1 − ΓL
Gt = 2
S21 2
1 − Γ in Γ s 1 − S22 Γ L
2 2
1 − Γs 2 1 − ΓL
Gt = 2
S21 2
1 − S11 Γ s 1 − Γ out Γ L
Dimana
S 12 S 21 Γ l S 11 − ∆Γ l
Γ in = S 11 + =
1 − S 22 Γ l 1 − S 22 Γ l
S 12 S 21 Γ s S 22 − ∆Γ s
Γ out = S 22 + =
1 − S 11 Γ s 1 − S 11 Γ s
2 2
1 − Γs 2 1 − ΓL
Gtu = S
2 21 2
1 − S Γs 1−S Γ
11 22 L
3. Maximum unilateral transducer power gain
Power gain ini diperoleh jika Γs = S*11 dan ΓL = S*22
2
S 21
G tumax = 2 2
(1 − S 11 )(1 − S 22 )
Contoh
Suatu Amplifier GaAs dengan parameter S sbb :
S11 = 0,55 ∠ 158o
S12 = 0,01 ∠ -5o
S21 = 1,95 ∠ 9o
S22 = 0,46 ∠ -148o
Γs = 0,20 ∠ 0 o
ΓL = 0,33 ∠ 0 o
Jawab :
(a) Delta factor
∆ = S11S22 – S12S21
= 0,55 ∠ 158o x 0,46 ∠ -148o - 0,01 ∠ -5o x 1,95 ∠ 9o
= 0,23 ∠ 9,87o
2 2 2
1 + ∆ − S 11 − S 22
K= >1
2 S 12 S 21
2 2 2
1 + 0,23 − 0,55 − 0,46
=
2 0,01 ∗1,95
= 13,5 > 1
(c ) Transducer Power Gain
2 2 2
(1 − Γ s ) S 21 (1 − Γ L )
Gt = 2
(1 − S 11 Γ s )(1 − S 22 Γ L ) − S 12 S 21 Γ s Γ L
2 2
(1 − 0,20 )1,95 2 (1 − 0,33 )
Gt = 2
(1 − 0,55∠158 ⋅ 0,20)(1 − 0,46∠ − 148 ⋅ 0,33) − 0,01∠ − 5 ⋅ 1,95∠9 ⋅ 0,2 ⋅ 0,33
= 2,08 =3,18 dB