Anda di halaman 1dari 15

Makalah pengindraan jauh

“Sistem Penginderaan Jauh”

Oleh : Kelompok 2
Ahmad Rezky
Mutiara Shalsabila fitri sagala (3201131007)
Sartika permata sari (3201131004)

Kelas : E Pend. Geo 2020


Dosen pengampu : Drs. Ali Nurman, M.Si
M. Taufik Rahmadi, S.Pd., M.Sc
Mata Kuliah : Penginderaan Jauh

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dimana atas
segala nikmat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Sistem Penginderan Jauh” Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tugas ini, serta kepada Bapak selaku Dosen mata kuliah Penginderaan
Jauh Universitas Negeri Medan yang telah memberikan arahan serta bimbingan kepada
penulis.

Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri
khususnya.

Medan, September 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN ......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 3

A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH ……………….………..................................……..….. 3


B. FUNGSI PENGINDERAAN JAUH ……...........................................................................……...… 3
C. JENIS PENGINDERAAN JAUH ……............................……............................................…….….. 4
D. KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH …………………...............................................………....5
E. SISTEM PENGINDERAAN JAUH…………………...................................................………...........7

BAB III PENUTUP..........................................................................................................................................11

A. KESIMPULAN ..................................................................................................................................11
B. SARAN ................................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penginderaah Jauh merupakan ilmu dan teknologi perolehan informasi obyek
atau fenomena di permukaan bumi tanpa kontak langsung. Untuk dapat
memperoleh informasi itu, diperlukan sensor yang dipasang pada pesawat udara,
pesawat ulang- alik, atau satelit tak berawak. Sensor dapat berupa kamera
fotografik, antena radar, maupun scanner multispektral/hiperspektral. Sensor
Pada mulanya fotografi udara sistematis dikembangkan untuk kebutuhan
pengawasan militer dan tujuan pengintaian ketika terjadi Perang Dunia I,[4] dan
mencapai puncaknya selama perang dingin berlangsung dengan menggunakan
pesawat tempur yang telah dimodifikasi seperti pesawat tipe P-51, P-38, RB-66, dan
F-4C.[5]
perkembangan yang lebih baru ialah penggunaan pod sensor dengan ukuran
lebih kecil, yang menguntungkan untuk meminimalisir modifikasi badan pesawat.
Perkembangan berikutnya teknologi pencitraan mencakup penggunaan inframerah,
konvensional, Doppler, dan radar apertur sintetis (bahasa Inggris: synthetic-aperture
radar).[6]
Perkembangan satelit buatan pada paruh kedua abad ke-20 memungkinkan
penginderaan jauh berkembang ke skala global pada akhir Perang Dingin.
Instrumentasi di berbagai satelit pengamat Bumi dan cuaca memungkinkan
menyediakan pengukuran secara global dari berbagai data untuk keperluan sipil,
penelitian, dan militer. Wahana antariksa ke planet lain juga telah memberikan
kesempatan untuk melakukan studi penginderaan jauh di lingkungan luar angkasa,
seperti halnya radar bukaan sintetis pada bagian atas pesawat ruang angkasa
Magellan berhasil menampilkan peta topografi planet Venus secara terperinci.
Selain itu, instrumen di Observatorium Matahari dan Heliosfer (SOHO)
memungkinkan studi tentang Matahari dan angin matahari dapat dilakukan.[7][8]
Perkembangan terakhir dimulai pada era 1960 dan 1970-an dengan
perkembangan fotografi menggunakan citra satelit. Beberapa kelompok penelitian
di Silicon Valley termasuk NASA Ames Research Center, GTE , dan ESL Inc.
mengembangkan teknik transformasi Fourier yang mengarah pada peningkatan

1
penting pertama dari data citra. Peluncuran satelit komersial pertama IKONOS pada
tahun 1999 berhasil mengumpulkan citra luar angkasa dengan resolusi sangat
tinggi.[9]

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penginderaan jauh ?
2. Apa Fungsi Penginderaan Jauh?
3. Apa jenis penginderaan jauh?
4. Seperti apa komponen penginderaan jauh?
5. Bagaimana Sistem Penginderaan Jauh?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian penginderaan jauh
2. Untuk mengetahui Fungsi Penginderaan Jauh
3. Untuk mengetahui jenis penginderaan jauh
4. Untuk mengetahui komponen penginderaan jauh
5. Untuk mengetahui Sistem Penginderaan Jauh

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penginderaan Jauh
▪ Menurut Lillesand dan Kiefer (1979)(2007)
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
obyek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh
dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau
gejala yang dikaji.

▪ Menurut Colwell (1984)


Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di
permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek
yang diindera.

▪ Menurut Curran (1985)


Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk
merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga
menghasilkan informasi yang berguna.

Jadi Dari Beberapa Pendapat Di Atas Bisa Dikatakan Penginderaan jauh (atau
disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau
fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek
tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh
sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit,
kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan
bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa
yang memantau planet dari orbit.

B. Fungsi Penginderaan Jauh


Terdapat berbagai macam fungsi pengindraan jarak jauh, fungsinya antara lain:
• Mendata dan mengamati berbagai macam tipe vegetasi dan juga
statusnya
• Memperoleh data untuk kepentingan di bidang pertanian dalan hal
menejemen perencanaan dan persiapan lahan.

3
• Survei tanah untuk memperoleh data kandungan mineral dan minyak
bumi. (Baca: Proses Pembentukan Minyak Bumi)
• Pengamatan dan perencanaan sumber air dan eksplorasi sumber air
tanah.
• Informasi geografi
• Membantu pembuatan peta, perubahan peta dan pembuatan peta
tematik.
• Mengetahui kondisi cuaca, pemetaan lahan pertanian, bencana alam.

C. Jenis-Jenis Penginderaan Jauh


Pengindraan jarak jauh dibagi menjadi 2 macam, antara lain:
• Berdasarkan Sumber Energi
Matahari sudah terbukti sebagai salah satu sumber energi yang bisa
digunakan untuk pengindraan jarak jauh. Energi matahari dapat direfleksikan
dalam bentuk gelombang visibel ataupun diserap untuk kemudian dipancarkan
kembali. Pengindraan jarak jauh yang mengukur ketersediaan energi alam
disebut dengan passive sensors. Passive sensors dapat berfungsi saat matahari
sedang menyinari bumi (Baca: Penyinaran Matahari), sehingga dapat dikatakan
jika tidak dapat berfungsi jika dipakai pada saat malam hari.
Pengindraan jarak jauh yang lain memiliki sumber energi tersendiri
untuk memancarkan, yaitu active sensors. Pengindraan jarak jauh ini
mempunyai banyak sensor yang berguna untuk merekam data kapanpun. Energi
solar dan panas radiasi adalah salah satu contoh dari sumber daya dari passive
sensor, sedangkan active sensor menggunakan Synthetic Aperture Radar (SAR).

• Berdasarkan Spektrum Jarak Elektromagnetik


1) Pengindraan Gelombang Mikro
Gelombang mikro termasuk gelombang elektromagnetik yang memiliki
gelombang yang sangat panjang. Panjang gelombang ini sekitar 1 milimeter
hingga 1 meter. Kebanyakan pengindraan menggunakan gelombang mikro
berupa sensor aktif dan mempunyai sumber energi tersendiri berupa
RADARSAT. Sensor – sensor ini berbeda dengan sensor lain, sensor ini tidak
terpengaruh oleh cuaca dan radiasi matahari.

4
2) Pengindraan Optikal
Pengindraan ini menggunakan peralatan yang dapat dioperasikan dengan
pengaturan infra merah jarak dekat, jarak sedang dan jarak jauh dalam
spektrum gelombang elektromagnetik. Peralatan ini cukup sensitif dan
memiliki panjang gelombang 300 nm hingga 3.000 nm. Sebagian besar
merekam EMR dalam jarak tersebut seperti contoh sensor IRS P6 LISS IV
yang mempunyai jarak optik EMR.

3) Pengindraan Suhu Panas (Thermal)


Sensor bekerja menggunakan jarak suhu panas spektrum elektromagnetik.
Energi dipancarkan dari bumi dengan gelombang yang memiliki jarak 3.000
nm sampai 5.000 nm dan 8.000 nm hingga 14.000 nm. Untuk jarak pertama
digunakan untuk temperatur tinggi seperti kebakaran hutan dan juga kondisi
bumi keseluruhan yang memiliki suhu rendah. Oleh karena itu, pengindraan
ini cocok digunakan untuk mendeteksi api dan polusi, seperti yang terdapat
pada ASTER dan Landsat ETM+.

D. Komponen Penginderaan Jauh


Dalam buku Penginderaan Jauh (1994) karya Sutanto, dijelaskan beberapa
komponen penyusun penginderaan jauh, yaitu:
• Sumber tenaga
Dalam proses penginderaan jauh, sumber tenaga merupakan komponen yang
wajib ada. Ada dua jenis tenaga dalam penginderaan jauh, yaitu: Tenaga alamiah
digunakan dalam proses penginderaan jauh sistem pasif, sementara tenaga
buatan digunakan dalam proses penginderaan jauh sistem aktif. Penginderaan
jauh sistem pasif menggunakan matahari sebagai sumber tenaga
elektromagnetik yang utama. Tenaga elektromagnetik tersebut dapat berupa
panas dan sinar matahari. Matahari memancarkan gelombang elektromagnetik
secara radiasi, baik itu melalui atmosfer maupun ruang hampa.
• Atmosfer

5
Tidak semua gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh matahari bisa
mencapai permukaan bumi. Hal tersebut bisa terjadi karena di atmosfer ada gas-
gas dan uap air yang dapat menghalangi gelombang elektromagnetik untuk
sampai ke permukaan bumi. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email
kamu. Daftarkan email Bagian dari gelombang elektromagnetik yang bisa
menembus lapisan atmosfer disebut sebagai jendela atmosfer. Jendela atmosfer
inilah yang digunakan dalam proses penginderaan jauh.
• Interaksi Tenaga Dengan Objek
Interaksi tenaga dengan obyek Interaksi tenaga elektromagnetik dengan benda-
benda yang ada di permukaan bumi terjadi dalam empat bentuk, yaitu
penerusan, pantulan, scattering, dan penyerapan. Interaksi tenaga dengan obyek
inilah yang kemudian direkam oleh sensor. Bentuk-bentuk interaksi tenaga
dengan obyek dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tingkat kekasaran
permukaan obyek, jenis material, kelembaban obyek, dan waktu. Interaksi ini
memengaruhi kecerahan gambatan obyek pada citra.
• Sensor
Dilansir dari buku Penginderaan Jauh (2019) karya Bambang Syaeful Hadi,
sensor merupakan alat perekam gelombang elektromagnetik yang dipantulkan
atau dipancarkan oleh obyek di permukaan bumi. Sensor dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu sensor aktif dan sensor pasif. Masing-masing terdiri atas
sensor fotografi dan sensor non-fotografi.
• Perolehan Data
Maksud dari perolehan data adalah cara memeroleh atau mengekstraksi data
dari citra. Cara memeroleh data dari citra dilakukan sesuai dengan bentuk
datanya. Apabila suatu citra berbentuk cetakan (hardcopy), maka cara
memeroleh datanya dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan interpretasi
citra secara visual. Apabila suatu citra berbentuk softcopy, maka cara memeroleh
datanya dapat dilakukan secara digital. Data digital ini biasanya diperoleh
melalui perekaman secara elektronik. Citra yang berbentuk cetakan tetap biasa
dianalisis secara digital, asalkan diubah dulu dalam bentuk digital melalui proses
siam (scanning).
• Penggunaan Data

6
Keberhasilan proses penginderaan jauh terletak pada dapat diterima atau
tidaknya hasil penginderaan jauh oleh para pengguna data. Baca juga: Sistem
Informasi Geografis: Sejarah dan Definisi Apalah artinya teknologi tinggi jika
hasilnya tidak dapat dapat digunakan oleh para pengguna. Jadi, pengguna data
adalah komponen penting dalam proses penginderaan jauh. Dapatkan informasi,
inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Agar bisa diterima oleh
pengguna, maka penginderaan jauh harus mampu meyakinkan, menunjukkan
keterandalannya, kesesuaian, dan kemanfaatannya bagi pengguna sehingga
berdaya guna untuk keperluan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan.

E. Sistem Penginderaan Jauh


Penginderaan jauh dengan menggunakan tenaga matahari dinamakan
penginderaan jauh sistem pasif. Penginderaan jauh sistem pasif menggunakan
pancaran cahaya, hanya dapat beroperasi pada siang hari saat cuaca cerah.
Penginderaan jauh sistem pasif yang menggunakan tenaga pancaran tenaga thermal,
dapat beroperasi pada siang maupun malam hari. Citra mudah pengenalannya pada
saat perbedaan suhu antara tiap objek cukup besar. Kelemahan penginderaan jauh
sistem ini adalah resolusi spasialnya semakin kasar karena panjang gelombangnya
semakin besar.
Penginderaan jauh dengan menggunakan sumber tenaga buatan disebut
penginderaan jauh sistem aktif. Penginderaan sistem aktif sengaja dibuat dan
dipancarkan dari sensor yang kemudian dipantulkan kembali ke sensor tersebut
untuk direkam. Pada umumnya sistem ini menggunakan gelombang mikro, tapi
dapat juga menggunakan spektrum tampak, dengan sumber tenaga buatan berupa
laser. Penginderaan jauh yang menggunakan Matahari sebagai tenaga alamiah
disebut penginderaan jauh sistem pasif, sedangkan yang menggunakan sumber
tenaga lain (buatan) disebut penginderaan jauh sistem aktif. Tenaga
elektromagnetik pada penginderaan jauh sistem pasif dan sistem aktif untuk sampai
di alat sensor dipengaruhi oleh atmosfer. Atmosfer mempengaruhi tenaga
elektromagnetik yaitu bersifat selektif terhadap panjang gelombang, karena itu
timbul istilah “Jendela atmosfer”, yaitu bagian spectrum elektromagnetik yang
dapat mencapai bumi. Adapun jendela atmosfer yang sering digunakan dalam

7
penginderaan jauh ialah spektrum tampak yang memiliki panjang gelombang 0,4
mikrometer hingga 0,7 mikrometer.
Jadi kalau Anda perhatikan tabel tadi, spektrum elektromagnetik merupakan
spektrum yang sangat luas, hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakan dalam
penginderaan jauh, itulah sebabnya atmosfer disebut bersifat selektif terhadap
panjang gelombang. Hal ini karena sebagian gelombang elektromagnetik mengalami
hambatan, yang disebabkan oleh butirbutir yang ada di atmosfer seperti debu, uap
air dan gas. Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan
hamburan. Interaksi antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah tenaga matahari untuk sampai ke
permukaan bumi adalah:
1. Waktu (jam atau musim)
Faktor waktu berpengaruh terhadap banyak sedikitnya energi matahari untuk
sampai ke bumi. Misalnya pada siang hari jumlah tenaga yang diterima lebih banyak
dibandingkan dengan pagi.
2. Lokasi
Lokasi ini erat kaitannya dengan posisinya terhadap lintang geografi dan posisinya
terhadap permukaan laut. Misalnya di daerah khatulistiwa jumlah tenaga yang
diterima lebih banyak dari pada daerah lintang tinggi.
3. Kondisi cuaca
Kondisi cuaca mempengaruhi adanya hambatan di atmosfer. Misalnya saat cuaca
berawan jumlah tenaga yang diterima lebih sedikit dari pada saat cuaca cerah.

Secara sederhana proses pengindraan jarak jauh dibagi menjadi beberapa tahap
yaitu:
1. Deteksi
Ini merupakan tahan awal yang berguna untuk mendeteksi apapun yang didapat
yang berkaitan dengan penelitian. Termasuk di dalamnya berupa pengambilan
objek foto menggunakan alat modern.
2. Identifikasi
Tahap berikutnya yaitu melakukan identifikasi dari hasil yang telah diperoleh
dari pengindraan jarak jauh. Dilakukan perhitungan, pencocokan menggunakan
rumus menjadi tahap penting untuk mendapatkan informasi.

8
3. Analisis
Ini merupakan cara terakhir dari proses pengindraan jarak jauh, yaitu
mendeteksi keseluruhan hasil yang telah diperoleh. Tahap ini dilakukan analisis
yang berdasarkan sumber referensi dan literatur yang lebih mendalam jika
dilihat dari segi keilmuan.

Dalam proses pengindraan jarak jauh, menghasilkan output yang disebut


citra. Citra dibagi menjadi 2 macam, yaitu citra foto dan citra nonfoto.

1. Citra foto

Gambaran objek dari hasil pemotretan udara yang biasanya menggunakan


pesawat udara. Citra foto dibedakan menjadi:

a. Berdasarkan spektrum elektromagnetik

• Foto ultraviolet
Foto yang dicetak menggunakan spektrum gelombang ultraviolet yang
mempunyai panjang gelombang 0,29 mikrometer. Berfungsi untuk membedakan
2 macam zat.
• Foto ortokromatik
Foto yang dicetak menggunakan spektrum gelombang tampak antara warna biru
hingga sebagian warna hijau, panjang gelombang 0,4 sampai 0,56 mikrometer.
Foto ini dapat melihat objek di bawah permukaan laut dan cocok untuk daerah
pantai.
• Foto pankromatik
Foto yang menggunakan spektrum cahaya tampak sehingga hasilnya sama
dengan kepekaan mata. Pankromatik dibedakan menjadi pankromatik hitam
putih (hasil cetakan sama dengan warna aslinya) dan foto infra merah
(menggunakan gelombang infra merah dan digunakan untuk militer, pertanian
dan perkebunan).

b. Berdasarkan arah sumbu kamera

• Foto tegak, foto yang diambil tegak lurus terhadap permukaan bumi.
• Foto miring, foto yang diambil dengan sudut minimal 10 derajat.

c. Berdasarkan kamera yang digunakan

• Foto tunggal, foto yang diambil menggunakan kamera tunggal.


• Foto jamak, foto yang diambil lebih dari satu pada waktu dan tempat yang sama.

d. Berdasarkan warna

• Foto warna semu, hasil foto memiliki warna yang berbeda dengan warna asli.
• Foto warna asli, hasil foto memiliki warna yang sama dengan objek asli.

e. Berdasarkan wahana yang digunakan

9
• Foto udara, foto yang didapat dari pesawat atau balon udara.
• Foto satelit, foto yang didapat dari satelit.

2. Foto Noncitra

Foto noncitra yang diambil menggunakan sensor yang terdapat di satelit.

a. Berdasarkan spektrum elektromagnetik

• Citra infra merah termal


• Citra radar dan gelombang mikro

b. Berdasarkan sensor yang dipakai

• Citra tunggal
• Citra multispektral

c. Berdasarkan wahana

• Citra dirgantara, citra yang dibuat oleh wahana yang ada di udara.
• Citra satelit, citra yang dibuat dari badan antariksa. Contohnya berupa citra
satelit pengindraan planet, citra satelit pengindraan cuaca, citra satelit
pengindraan sumber daya bumi, dan citra satelit pengindraan laut.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data
dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan
kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek
atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar
angkasa, satelit,kapal atau alat lain

Komponen Penginderaan Jauh ada dua macam yaitu Sumber Tenaga dan Atmosfer.
Penginderaan jauh dengan menggunakan tenaga matahari dinamakan penginderaan
jauh sistem pasif. Penginderaan jauh sistem pasif menggunakan pancaran cahaya, hanya
dapat beroperasi pada siang hari saat cuaca cerah. Penginderaan jauh sistem pasif yang
menggunakan tenaga pancaran tenaga thermal, dapat beroperasi pada siang maupun
malam hari. Citra mudah pengenalannya pada saat perbedaan suhu antara tiap objek
cukup besar.

B. SARAN

Adapun saran kami dalam makalah ini yaitu Sebaiknya apa yang telah kita pelajari
bisa kita pahami dan bisa kita jadikan hasil pelajaran ini sebagai jawaban apabila ada
orang bertanya tentang ilmu yang dimiliki.

11
DAFTAR PUSTAKA

Http://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jauh

Http://younggeomorphologys.files.wordpress.com/2010/02/penginderaan-jauh.pdf

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/13/172833969/komponen-
penginderaan-jauh?page=2

12

Anda mungkin juga menyukai