2012, 2013, 2015 dan 2016 yang terjadi jumlah melek huruf secara parsial berpengaruh negatif dan
penduduk bertambah sedangkan tingkat signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Bali dan tingkat
kemiskinan menurun. Dapat disimpulkan pengangguran terbuka secara parsial berpengaruh positif
hubungan jumlah penduduk dan kemsikinan di dan signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Bali.
Perbedaan penelitian Astrini dengan penelitian penulis
Provinsi Kepulauan Riau tidak sesuai atau
adalah terletak pada lokasi dan objek penelitian dan variabel
berbanding terbalik dengan teori.Pengangguran
bebas yang digunakan. Persamaan penelitian Astrini dengan
memiliki hubungan positif terhadap kemiskinan. penelitian penulis yaitu sama-sama menggunakan metode
Ketika mengatasi permasalahan kemiskinan, analisis regresi linear berganda.
setiap individu yang menganggur tidak akan Dengan melihat latar belakang masalah di atas,
memiliki pendapatan mengakibatkan tidak dapat maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini
memenuhi kebutuhannya. Tidak terpenuhi adalah: “Seberapa besar Pengaruh Jumlah Penduduk,
kebutuhan maka menyebabkan masyarakat Pengangguran danPertumbuhan Ekonomi Terhadap
tersebut masuk dalam kategori penduduk Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau?”.
miskin, (Iswara, 2016). Permasalahan yang
terjadi dilihat dari data pada tahun 2008, 2010,
2011, 2013 dan 2016 yang terjadi pengangguran 2. TINJAUAN TEORITIS
bertambah sedangkan tingkat kemiskinan Kemiskinan
menurun. Dapat disimpulkan bahwa hubungan Kemiskinan merupakan suatu masalah krusial
pengangguran dan kemiskinan di Provinsi yang hampir dialami oleh seluruh Negara di dunia.
Kepulauan Riau tidak sesuai atau berbanding Secara umum kemiskinan merupakan
terbalik dengan teori. ketidakmampuan individu atau masyarakat dalam
Pertumbuhan ekonomi ialah salah satu mencukupi kebutuhan dasar atas setiap aspek
yang dapat menurunkan kemiskinan di suatu kehidupan, (Mustika, 2011). Kemiskinan merupakan
wilayah. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi seseorang yang tidak sanggup dalam memperoleh
pada masing-masing provinsi menandakan sumber daya untuk mencukupi kebutuhan dasar, yang
pemerintah dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya di bawah garis kemiskinan, (Hambarsari,
masyarakatnya, berdampak terhadap menurunan 2016).
tingkat kemiskinan, dalam (Parwata, 2016). Menurut Kartasasmita (1996) dalam (Permana,
Permasalahan yang terjadi dilihat dari data Anggit, 2012) menjelaskan bahwa kemiskinan dapat
pada tahun 2008, 2009, 2011, 2013, 2015 dan diklasifikasikan menjadi empat berdasarkan pola
2016 terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi waktu, meliputi:
akan tetapi persentasi kemiskinan juga a. Persistent proverty, yaitu kemiskinan yang terjadi
mengalami penurunan. Dapat disimpulkan dari turun menurun.
hubungan pertumbuhan ekonomi dan b. Cyclical poverty, yaitu kemiskinan yang didasari
kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau tidak dari keadaan ekononomi secara keseluruhan.
sesuai atau berbanding terbalik dengan teori. c. Seasonal poverty, yaitu kemiskinan yang besifat
Berdasarkan penelitian terdahulu yang musiman biasanya dijumpai pada penduduk yang
dilakukan oleh Astrini (2013) dengan judul berprofesi nelayan dan petani.
penelitian “Pengaruh PDRB, Pendidikan dan d. Accident poverty, yaitu kemiskinan yang
Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali. disebabkan adanya bencana alam, kekerasan dan
Tujuan penelitian Astrini yaitu untuk mengetahui konflik.
pengaruh produk domestik regional bruto,
pendidikan dan pengangguran terhadap kemiskinan Jumlah Penduduk
di Provinsi Bali. Dengan kesimpulan laju Jumlah penduduk merupakan indikator dan
pertumbuhan PDRB, angka melek huruf dan tingkat komponenpenting dalam kegiatan ekonomi. Penduduk
pengangguran secara simultan berpengaruh
merupakan aset pembangunan yang dapat
signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Bali, laju
diberdayarkan secara optimal. Meskipun begitu Jumlah
pertumbuhan PDRB secara parsial tidak berpengaruh
penduduk dapat menjadi “beban” dalam pembangunan
terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Bali, angka
48
3
Maximum
Minimum
0.391261
-0.500277 mendeteksi ada atau tidaknya Autokorelasi. Salah
Std. Dev. 0.250262
2 Skewness
Kurtosis
-0.505691
2.861677
satunya dengan menggunakan Uji LM-Test. berikut ini
1 Jarque-Bera
Probability
0.434179
0.804858
hasil olah data menggunakan LM-Test.
0
-0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 Tabel 2
Uji Autokorelasi
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah dengan E-Views 9)
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
2018
Gambar 2 F-statistic 0.263849 Prob. F(2,4) 0.7805
Uji Normalitas Obs*R-squared 1.165489 Prob. Chi-Square(2) 0.5584
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah dengan E-Views 9) 2018
Gambar 2 menunjukkan nilai Jarque-Bera
sebesar 0,434179, nilai nilai Probabilitas sebesar Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
0,804858 dan nilai X2tabel dengan df = (k-1) = (4- nilai Obs*R-squared sebesar 1,16548, nilai
1) =3 sebesar 7,82. Nilai Jarque-Bera 0,434179 Probabilitas Chi-Square sebesar 0,5584 dan Nilai
< X2tabel 7,82 dan nilai probabilitas 0,804858 > X2tabel dengan df (3) sebesar 7,81. Nilai Obs*RSquared
0,05, maka dapat disimpulkan data residual < X2tabel atau 1,16 < 7,81 dan dapat dilihat juga dari
dalam model sudah terdistribusi normal. nilai Probabilitas Chi-Square 0,5584 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa dalam model ini tidak terjadi
Uji Asumsi Klasik autokorelasi atau terbebas dari autokorelasi.
Uji Multikolinieritas
Jika koefesien korelasi antar variabel Uji Heteroskedastisitas
independen lebih besar dari 0,85 maka dalam Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau
model tersebut terjadi multikolinearitas. tidaknya Heteroskedastisitas salah satu dengan
Widarjono (2013). menggunakan Uji White. Berikut ini hasil olah data
Tabel 1 menggunakan Uji White.
Uji Multikolinieritas Tabel 3
LOG(JP) LOG(PNG)
PE
LOG(J 0.0553683790
Uji Heteroskedastisitas
P) 1 0.396306234262553 1578909 Heteroskedasticity Test: White
- F-statistic 0.136581 Prob. F(7,2) 0.9808
LOG(P 0.39630623426255 0.3623355360 Obs*R- Prob. Chi-
NG) 3 1 541447
squared 3.234258 Square(7) 0.8625
-
0.05536837901578 0.362335536054144 Sumber: Hasil Penelitian (data diolah dengan E-Views 9)
PE 909 7 1 2018
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah dengan E-Views 9)
2018 Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai Obs*R-squared sebesar 3,234, nilai Prob. Chi
bahwa korelasi antar variabel independen, Square sebesar 0,8625 dan Nilai X2tabel dengan df (3)
korelasi atau hubungan variabel Jumlah sebesar 7,81. Nilai Obs*R-Squared < X2tebel atau
Penduduk dengan variabel Pengangguran 3,2342 < 7,81 dan dapat dilihat juga dari nilai Prob.
50
Chi-Squared 0,8625 > 0,05, maka dapat Kemiskinan juga akan meningkat sebesar 0,594714
disimpulkan bahwa dalam model ini terbebas persen.
dari heteroskedastisitas. Dan nilai koefesien dari Pertumbuhan Ekonomi
adalah sebesar 0,187712, yang berarti apabila
Model Analisis Pertumbuhan Ekonomi meningkat sebesar 1 persen
Untuk mengetahui hasil penelitian ini maka Kemiskinan akan meningkat sebesar 0,187712
dapat dilihat dari output regresi linear berganda persen.
yang menggunakan bantuan program E-views
Version 9 sebagai alat analisis pada tabel berikut Pengujian Hipotesis
ini: Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan dengan cara membandingkan
Hasil Regresi dari Pengaruh Jumlah Penduduk, thitung dan ttabel. Apabila thitung > ttabel maka tolak H0
Penganggurandan Pertumbuhan Ekonomi terima Ha, berarti bahwa variabel independen
terhadap Kemiskinan di Provinsi Kepulauan berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen,
Riau. Widarjono (2013).
Tabel 4 Dari hasil pengujian pada tabel 4.8 menunjukkan
Model Analisis bahwa jumlah penduduk memiliki t hitung sebesar –
12,1254 dengan probabilitas sebesar 0,0000 dan nilai
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
ttabel dengan df = (n-k) = (10-4)= 6 pada α = 0,01 (1%)
C 149.7003 12.59849 11.88240 0.0000 sebesar 3,1427. Dapat disimpulkan bahwa t hitung > ttabel
LOG(JP) -10.43179 0.860324 -12.12542 0.0000
LOG(PNG) 0.594714 1.037651 0.573135 0.5874 atau -12,1254 < - 3,1427 maka tolak H0 dan terima Ha
PE 0.187712 0.091358 2.054678 0.0857
yang berarti bahwa jumlah penduduk berpengaruh
R-squared 0.967402 signifikan dan negatif terhadap kemiskinan di Provinsi
F-statistic 59.35344 Durbin-Watson stat 2.218311
Prob(F-statistic) 0.000075 Kepulauan Riau. Hal ini dapat dilihat dari nilai
Sumber : Hasil Penelitian (hasil olah data) 2018 probabilitas sebesar 0,0000, nilai 0,0000 < 0,01 (1%).
Selanjutnya pengangguran memiliki t hitung sebesar
Berdasarkan data dari table di atas dengan 0,5731 probabilitas sebesar 0,5874 dan nilai t tabel
menggunakan hasil regresi dengan dengan df = (n-k) = (10-4)= 6 pada α = 0,1 (10%)
menyerderhanakan nominal (menggunakan sebesar 1,4398. Dapat disimpulkan bahwa t hitung > ttabel
logaritma nominal) dapat dibuat persamaan atau 0,5731 < 1,4398 maka terima H0 dan tolak Ha
regresi linear berganda sebagai berikut : yang berarti bahwa pengangguran tidak berpengaruh
KMS=149,7003 –10,43179LnJP + 0,594714 terhadap kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau. Hal
LnPNG + 0,187712PE ini dapat dilihat dari nilai probabilitas sebesar 0,5874,
Dan dari hasil persamaan regresi linear nilai 0,5874 < 0,1 (10%).
penelitian tabel di atas menunjukkan bahwa: Selanjutnya pertumbuhan ekonomi memiliki
Nilai konstanta sebesar 149,7003 yang thitung sebesar 2,0547 dengan probabilitas sebesar
berarti apabila Jumlah Penduduk, Pengangguran 0,0857 dan nilai t tabel dengan df = (n-k) = (10-4)= 6
dan Pertumbuhan Ekonomi konstan maka pada α = 0,1 (10%) sebesar1,4398. Dapat disimpulkan
Kemiskinan juga akan konstan sebesar bahwa thitung > ttabel atau 2,0547 > 1,4398 maka tolak
149,7003 persen. H0 dan terima Ha yang berarti bahwa pertumbuhan
Nilai koefisien dari Jumlah Penduduk ekonomi berpengaruh secara signifikan dan positif
adalah sebesar -10,431, yang berarti apabila terhadap kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau. Hal
Jumlah Penduduk meningkat sebesar 1 persen ini dapat dilihat dari nilai probabilitas sebesar 0,0857,
maka Kemiskinan akan menurun sebesar 10,431 nilai 0,0857 < 0,1 (10%).
persen.
Nilai koefisien dari Pengangguran adalah Uji Secara Serentak (Uji F)
sebesar 0,594714, yang berarti apabila Uji F dilakukan dengan cara membandingkan
Pengangguran meningkat sebesar 1 persen maka Fhitung dan Ftabel. Apabila Fhitung > Ftabel maka tolak H0
51
dan terima Ha berarti bahwa seluruh variabel Penyebab lain, bertambahnya penduduk tiap tahunnya
bebas secara bersama-sama berpengaruh akan dijadikan sebagai pemicu peningkatan
terhadap variabel terikat, Widarjono (2013 pembangunan yang akan menggerakkan kegiatan-
Dari hasil pengujian pada tabel 4.8 dapat kegiatan ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat
dilihat bahwa jumlah penduduk, pengangguran meningkat dan tingkat kemiskinan menjadi menurun.
dan pertumbuhan ekonomi memiliki Fhitung Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil
sebesar 59,3534 dengan probabilitas sebesar penelitian dari (Silastri, 2017) yang menyimpulkan
0,000075 dan nilai Ftabel dengan df = (k-1) (n-k) bahwa jumlah penduduk berpengaruh negatif dan
= (4-1) (10-4)= (3) (6) pada α = 1 % sebesar signifikan terhadap kemiskinan di Kabupaten Kuantan
9,78. Dapat disimpulkan bahwa Fhitung > Ftabel Singingi.
atau 59,3534 > 9,78 maka tolak H0 dan terima
Ha yang berarti bahwa jumlah penduduk, Hubungan Pengangguran dengan Kemiskinan
pengangguran dan pertumbuhan ekonomi secara Uji secara parsial pengangguran tidak
bersama-sama berpengaruh signifikan dan berpengaruh terhadap kemiskian di Provinsi
positif terhadap kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau. Menurut peneliti hal tersebut
Kepualauan Riau. disebabkan karena kondisi kemiskinan tidak hanya
bersumber dari tingkat pengangguran, dimana
Koefesien Determinasi (R2) pengangguran di Provinsi Kepulauan Riau merupakan
Dari hasil pengujian diperoleh nilai penduduk yang baru menyelesaikan pendidikan dan
Adjusted R-Squared (R2)sebesar 0.951103 yang sedang dalam proses mencari kerja yang sesuai dengan
bahwa berarti besarnya Pengaruh Jumlah keahlian yang dimiliki dan tingkat penghasilan yang
Penduduk, Pengangguran dan Pertumbuahn diinginkan. Penyebab lain karena tingkat pendapatan
Ekonomi terhadap Kemiskinan sebesar keluarga yang tinggi, sehingga dapat membantu biaya
0.951103 (95,11%) sedangkan sisa yang hidup dari anggota keluarga yang menjadi
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model ini pengangguran
adalah sebesar 1- 0.951103 = 0,048897 (4,88%). Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil
penelitian dari Rusdarti (2013) yang menyimpulkan
Uji Koefesien Korelasi (R) Pengangguran tidak berpengaruh terhadap jumlah
Dan dari pengujian diperoleh nilai penduduk miskin pada masing-masing kabupaten dan
Koefisien Korelasi (R) adalah sebesar R = kota di Provinsi Jawa Tengah.
√(R2 ) = √0,951103 = 0,975245, maka
hubungan Jumlah Penduduk, Pengangguran dan Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan
Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan Kemiskinan
berhubungan sangat kuat secara positif karena Uji secara parsial menunjukkan pertumbuhan
nilai 0,975245 mendekati 1. ekonomi berpengaruh secara signifikan dan positif
terhadap kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau.
Pembahasan Menurut peneliti, meskipun pertumbuhan ekonomi
Hubungan Jumlah Penduduk dengan meningkat tetapi ketimpangan distribusi pendapatan
Kemiskinan masih saja terjadi maka kemiskinan akan terus
Uji Secara parsial jumlah penduduk meningkat. Penyebab lain karena pertumbuhan
berpengaruh secara signifikan dan negatif ekonomi yang meningkat tidak dirasakan oleh seluruh
terhadap kemiskinan di Provinsi Kepulauan penduduk miskin, hal tersebut disebabkan oleh
Riau. Menurut peneliti hal tersebut disebabkan kurangnya pemerataan pembangunan dalam bidang
karena penduduk yang berada di Provinsi sarana prasarana untuk mengetaskan kemiskinan.
Kepulauan Riau lebih didominasi oleh Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil
penduduk usia produktif sehingga kesempatan penelitian dari Iswara (2016), yang menyimpulkan
dalam meningkatkan kesejahteraan hidup serta pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan
menurunkan kemiskinan akan terbuka lebar. positif terhadap jumlah penduduk yang miskin.
52
DAFTAR PUSTAKA
Astrini, N. M. M. (2013). Penganruh PDRB,
Pendidikan dan Pengangguran terhadap
Kemiskinan di Provinsi Bali.Jurnal
Ekonomi Peembangunan, 2(8), 384–392.
Badan Pusat Statistik. (2009). Provinsi
Kepulauan Riau Dalam Angka 2008.
Kepulauan Riau: BPS.