Anda di halaman 1dari 14

AKREDITASI, SERTIFIKASI DAN UPAYA

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN


Oleh: Asep Suryana

Abstrak

Akreditasi dan sertifikasi adalah pagu (Benchmark) yang sangat


positif dalam upaya untuk semakin meningkatkan mutu sekolah,
terlebih variasi mutu yang dicapai oleh lembaga persekolah masih
belum merata. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
pada Bab I, Pasal 1, dan ayat 32 dikemukakan bahwa akreditasi adalah
kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan
berdasarkan criteria yang telah ditetapkan. Sertifikasi (2) sebagai
tanda kewenangan bagi seseorang menggambarkan kompetensi yang
harus dimiliki.
Pencapaian Mutu Sekolah melalui kegiatan Akreditas Sekolah
diarahkan pada hal-hal berikut ini : 1) proses akreditasi mengarah
pada peningkatan kualitas sekolah, 2) melihat dan memperoleh
gambaran kinerja sekolah yang sebenarnya, 3) sebagai alat
pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu pendidikan di
sekolah, 4) kelayakan sekolah dalam penyelenggaraan dan
pelayanannya, 5) gambaran menyeluruh bagi masyarakat tentang
tingkat sekolah dimana anaknya berada dengan sekolah-sekolah
lainnya

Kata Kunci: Akreditasi, Sertifikasi, Mutu, Penjaminan Mutu,


Kepuasaan Pelanggan, Bencmark, Seif-Reguladan,
NASA

L PENDAHULUAN Keberhasilannya sangat didu­


kung oleh komponen penyeleng­
Sekolah adalah ujung gara pendidikan lainnya seperti
tombak dalam melahirkan keberhasilan dalam pendidikan
manusia-manusia Indonesia di keluarga dan masyarakatnya.
yang berkualitas dan berdaya Pendidikan keluarga dan
saing tinggi baik dalam katagori pendidikan masyarakat memiliki
Regional Competitiveness, Na­ andil yang besar sebagai jejaring
sional Competitiveness, maupun pengaman kebocoran-kebocoran
Intemasiotial Competitiveness. dalam pendidikan di sekolah dan

1 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. m , Nomor 2 Oktober 2005:1-14


distorsi-distofSi berbagai tmacsti? prfttig ^ yang >memi|ileir f ilmu
kan budaya t yang berasal dari penengetahuan yang tinggi, budi
luar Indonesia^ jp& ertr¿yaag/ hihui^; apresiasi
Tanpa mengesampingkan yang tinggi terhadap pesubahan-
arti penting dari pendidikaii yaiig ^rubahan, moral dan nilai-nilai
berlangsung di keluarga dan kehidupan yang mendasar
masyarakat, sekolah dalam sebagai bagaian dari mahluk
keadaan kondisi kehidupan serba liidup yang diciptakan-Nya.
sekolah adalah, ujung tombak Upaya yang dapat
dalam mengeliminasi distorsi- dijalankan melalaui berbagai
distorsi yang merasuk 'dan kesempatan dan kemungkinan
meracuni sikap, perilaku,* adat, yang mendukung, seperti terus
kebiasaan yang tidak menerus memperbaiki kualitas
dikehendaki dalam diri peserta tenaga pengajarnya, meningkat­
didik. Penyelematan, penertiban kan unsur keterdukungari biaya
dan penataan serta penanaman penyelenggaraannya, menerap­
kebiasaan-kebiasaan, peningka­ kah iffcvasi dalam penyeleng­
tan dan pengayaan pengetahuan, garaannya melalui penerapan
serta pengamanan dari dampak model dan startaegi inovatif dan
perkembangan ilmu pengetahuan terakhir adalah proses memberi­
dan percampuran budaya kan kesempatan kepada semua
{Protecting from technological lembaga pendidikan yang ada
and culture distortiori) adalah untuk memiliki kesempatan yang
tugas sekolah. sama dalam peranannya melalui
Sekolah dapat memeran­ standarisasi yang dilaksanakn
kan dirinya sampai pada tirigkat setahap demi tahap. Kegiatan
yang paling luhur dalam awal kearah standar yang sama
percaturan kehidupan manusia adalah proses penelitian dan
sebagai - lembaga'pembaharu, penilaian keadaan dra. hasil-hasil
lembaga Mpelestari,- *lembaga yang dicapai yaitu proses
peningkatan kehidupan, sebagai akreditasi sekolah dan sertifikasi
lembaga penerus kehidupan dalam ketenagaannya.
yang baik bila komponen- Akreditasi dan sertifikasi
komponen penyelenggaraan adalah pagu (Benchmark) yang
sekolah dengan tertib sangat positif dalam upaya untuk
dilaksanakan dan didukung oleh semakin meningkatkan" mutu
kegiatan yang menyenangkan sekolah, - terlebih variasi mutu
sebagai panggilan hidup dari yang dicapai oleh lembaga
para pendidiknya akan tercapai. persekolah masih belum merata.
Sungguh luaur biasa bahwa Akan tetapi perlu juga"disikapi
sekolah adalah lembaga yarig bahwa hal ini memungkinkan
menjadi idaman setiap oraiig melahirican hal-hal negatif. Hal
untuk masuk dan keluar sebagai negalifyang mungkin muncul

Akreditasi, Sertifikasi Dan Upaya Penjamuum Mutu PendidikaniAsepSuryana) 2


adalah ketidaksamaan visi dan dapat ditempatkan sebagai alat
ketidakterdukungan para penye­ regulasi diri (self-regtdation)
lenggara sekolah, serta ekses- d imana sekolah mengenal dan
ekses KKN (Korupsi, Kolusi, memahami kekuatan dan
dan Nepotisme) sehingga kelemahannya. Akreditasi
prosesnya ternodai oleh kualitas sekolah adalah sarana untuk
manusianya. melakukan upaya-upaya yang
terus menerus dalam mening­
katkan kekuatan-kekuatan yang
n. AKREDITASI dimiliki sekolah serta mem­
SEKOLAH perbaiki kelemahan-kelemahan
yang dimiliki. Proses akreditasi
Dalam Undang-Undang terhadap sekolah harus sampai
Sistem Pendidikan Nasional pada titik membuka dan
pada Bab I, Pasal 1, dan ayat 32 memberikan keyakinan kepada
dikemukakan bahwa akreditasi peserta didik khususnya dan
adalah kegiatan penilaian masyarakat pada umumnya,
kelayakan program dalam satuan dimana sekolah telah dan akan
pendidikan berdasarkan kriteria melaksanakan berbagai program
yang telah ditetapkan. keija sekolah dengan sumber
Pasal 60 ayat 1, 2, 3, 4 daya yang dimilikinya baik
lebih diperjelas bahwa akreditasi manusia maupun sumber daya
dilakukan untuk menentukan lainnya secara sungguh-sungguh
kelayakan program dan satuan agar terjadi proses pendidikan
pendidikan yang berada pada yang bermutu dan mengahasil-
setiap jenjang, jenis dan jalur kan keluaran yang beru mutu
pendidikan (formal dan Non pula. Proses akreditasi sekolah
formal), sedangkan untuk harus didukung oleh pemaha­
program dan satuan pendidikan man yang sama dan komitmen
dilakukan oleh pemerintah yaiig kuat semua komponen
dan/atau lembaga mandiri yang ada baik sekolah yang
sehingga memiliki akuntabilitas terakreditasi maupun penyeleng­
publik yang tinggi. Selanjutnya gara akreditasi pada tingkat
proses akreditasi dilaksanakan pusat sampai ke tingkat
dengan mendasarkan pada asas kota/kabupaten.
keterbukaan. Secara operasional dalam
Dengan mendasarkan pelaksanaan Akreditasi, Menteri
pada Undang-Undang yang Pendidikan Nasional telah
berlaku dan Peraturan menerbitkan Keputusan Menteri
Pemerintahnya maka akreditasi Pendidikan Nasional nomor:
sekolah mengarah pada 087/U/2002 tahun 2002 tentang
penyediaan layanan pendidikan akrediatsi sekolah. Selanjutnya,
yang bermutu dan kedudukannya untuk melaksanakan Keputusan

3 JTJRNAL Administrasi Pendidikan VoL IU, Nomor 2 Oktober 2005:1-14


tersebut pada tingkat nasional mendukungnya,. seperti; variabel
telah dibentak Badan Akreditasi kesejahteraan, r ¿dan ^variabel.,
Sekolah Nasional (BASNAS) pengetahuan, vaiabel pendukung
berdasarkanKeputasan Mentri PBM,? dan : kin-lainv . Guru
Pendidikan Nasional ;- riomon merupakan jabatanprofesi yang
039/0/2003. Badan ini bertugas memerlukan : keahlian l khusus
menetapkan berbagai kebijakan sebagai guru. Keberadaan guru
yang terkait -dengan bagi suata bangsa amatlah
petaksanakan akreditasi sekolah, penting teriebih-lebih bagi
seperi penentuan standar kualitas keberlangsungan <hidupi / bangsa
pendidikan yang bersifat ditengah-tengah lintasan perjala­
nasional, pedoman akreditasi, nan jaman dengan teknologi
instrumen akreditasi, ; : dan yang kian canggih dan segala
berbagai perangkat lunak perubahab serta ,pergeseran nilai
maupun perangkat keras yang yang bervariasi. < Hal ini
diperlukan dalam pelaksanaan membawa konsekuensi kepada
akreditasi sekolah. guru . .untuk meningkatkan
Untuk operasional seko­ paranan dan kompetensinya.
lah Akreditasi dilaksanakan oleh Adapun kata profesional dalam
Badan Akreditasi Sekolah pada kamus umum Bahasa Indonesia
Tingkat Proponsi, Kabupaten/ diartikan (1) bersangkutan
Kota, sehingga dalam pelaksa­ dengan ; profesi, .dan (2)
naannya secara terstruktur akan memerlukan kepandaian khusus
lebih mudah dan tepat: serta untuk menjalankannya (Depdik-
memiliki -tingkat akuntabilitas bud,1997). Sedangkan profesi
yang tinggi. Hal ini (profession) dalam Oxford
dimungkinkan karena lembaga Dictionary (dalam Arikunto,
independen lainnya dapat 1993.229) diartikan “a vocation
dilibatkan didalammnya, serta in which a professed knowledge
masyarakat secara umum dapat o f seme departement o f learning
langsung memperoleh hasil dari or science is>u s e d in it's
kegiatan akreditasi yang application to the affairs o f
dilaksanakan. others,or in the practice o f an
artfounded upn i t ”
Pembenahan-pembenahan
m SERTIFIKASI ini harus terns dilalaikan seiring
TENAGA PENDIDIK dengan tuntutan terhadap mutu
pendidikan, dalam peningkatan
Profesionalisme ketena- mutu pendidikan satu diantara-
gaian dalam bidang pendidikan nya harus didukung oleh tenaga
kian hari kian meningkat seiring pendidik yaijg profesionalisme­
dengan pembenahan-pembena­ n y a t i n g g i . dm memiliki
han variabel-variabel yang keterdukungan.dengan pengeta-

AkreditasU Sertifikasi Dan Upaya Penjaminan Mutti Pendidikan (AsepSuryana) 4


huan dan keterampilan yang terakreditasi, maka untuk lulusan
sesuai. Program peningkatan lembaga pendidikan atau satuan
mutu pendidik baik berupa pendidikan yang tidak
proyek yang digulirkan oleh terakreditasi ijajah yang
pemerintah melalui dinas dimaksudkan tidak dapat
pendidikan maupun oleh usaha dipergunakan untuk kepentingan
mandiri yang dilakukan oleh tugas pekerjaan atau profesi
pendidik itu sendiri adalah poin dalam bidang pendidikan.
penting dalam penjaminan dan Selanjutnya untuk sertifikasi
peningkatan mutu. Adapun kompetensi adalah bentuk
untuk semakin meningkatkan pengakuan terhadap kompetensi
keterjaminan mutu melalui yang diperoleh oleh peserta
peningkatan keterjaminan dari didik untuk kepentingan
sisi ketenagaan program melakukan pekerjaan tertentu
Sertifikasi adalah upaya yang setelah lulus ujian kompetensi
sangat positif dan inovatif dalam yang diselenggarakan oleh
penyel e nggaraan pendidikan satuan pendidikan yang juga
nasional. Sertifikasi adalah telah terakreditasi.
bentuk pengakuan dan penetapan
seseorang menyelesaikan
pendidikan dan memiliki
kompetensi dalam bidangnya.

STANDAR
^^OMPETENSl

KURIKULUM
- FE M B E L A J A R A K
-ASEEME N
-S E R T I F I K A S I f l )
~^rE=aiAZAH) UJI K O M P E T E N S I

y r i | i i i (2)
rootpeteosr)

Ijajah merupakan bentuk Penjelasan Gambar;


pengakuan terhadap prestasi Sertifikasi (2) sebagai tanda
yang diperoleh peserta didik kewenangan bagi seseorang
setelah mengikuti ujian yang menggambarkan kompetensi
diselenggarakan oleh satuan yang harus dimiliki, seperti
pendidikan yang telah dijelaskan dalam PP No. 19

5 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. m , Nomor 2 Oktober 2005:1-14


Tähun 2005; bahwa kompetensi untuk : berkomunikasi dan
yang harus dimiliki mencakup bergaul secara efektif
kedalam 4 ranah kom petisi dengan peserta- didik,
yaitu: sesama pendidik, tenaga
1. Kompetensi Pedagogik kependidikan, : orang
Yang -dimaksud dengan, tua/wali peserta didik, dan
kompetensi - ' pedagogik masyarakat sekitar.
adalah kemampuan menge­
lola pembelajaran peserta Kaitannya dengan per­
didik yang meliputi lu n y a s e rtifik a s i untuk
pemahaman terhadap peser­ menduduki profesi tertentu di
ta didik, perancanangan dan bawah ini sebuah ilustrasi yang
pelaksanaan pembelajaran, b e rla n g su n g p a d a lembaga
evaluasi hasil- belajar/ dan NASA di Amerika Serikat
pengembangan peserta didik tentang beberapa langkah yang
untuk mengaktualisasikan dapat, diberikan kepada calon
berbagai potensi yang anggota - organisasi tentang
dimilikinya. mudah dan baiknya bagaimana
2. Kompetensi Kepribadian mengembangkan individu dalam
Yang dimaksud dengan organisasi. Seperti yang
kompetensi kepribadian dikemukan oleh organisasi
adalah kemampuan kepriba­ (NASA:2001) dalam upayanya
dian yang mantap, stabil, supaya calon dan anggota
dewasa, arif dan berwibawa, organisasi dapat melalui jenjang
menjadf teladan bagi peserta karier yang ada dalam organisasi
didik, dan berahlak mulia. NAS A di bawah in i:
3. Kompetensi Profesional
Yang dimaksud dengan
kompetensi Professional
adalah kemampuan pengua­
saan materi pembelajaran
secara luas daa/mendalam
yang memungkinkannya
membimbing peserta didik
memenuhi standar kompe­
tensi yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendi­
dikan.
4. Kompetensi Sosial
Yang dimaksud dengan
kompetensi sosial adalah
kemampuan pendidik seba­
gai bagian dari masyarakat

Akreditasi, Sertifikasi Dan UpayaPenjaminanMutuPendidtican(Asepr:Suiyemd^ 6


[ 1. iw c m m si of wcSSk ---------------- -------------------
j ENVIRONM ENT. W hat is going on around [ 2_ KNOW LEDGE O F S ELF,
me at work (N ow & in the future) ? W hoiffll?

i ......... i ...........
i 3 io n o f k n o w l e d g e o f s e l f
? AND ENVIRONMENTAL, How well do NASA & I
match up 1

______________« .................... ......


4. GOAL DEVELOPMENT, What do I want to
accomplish ?
Development Plan
................. ..................... ........ .....* ___________ __________________

5. METHOR FOR TAKING ACTION, What


actio« will I take ?

IV. PENJAMINAN MUTU satu dengan yang lainnya atau


PENDIDIKAN dapat dikatakan bahwa mutu itu
adalah suatu keistimewaan dari
a. Definisi M utu suatu produk. Dalam
Pendidikan perkembangannya di dalam
dunia pendidikan, mutu dapat
Mutu dan peningkatan dikatakan sebagai suatu hal yang
mutu merupakan tugas yang dapat membedakan antara
paling utama yang dihadapi oleh keberhasilan dan kegagalan.
berbagai lembaga. Mutu
merupakan suatu konsep yang Quality is similar in nature to
kompleks sehingga tidak mudah goodness, beauty, and truth; and
untuk didefinisikan dan diukur. ideal with there can be no
compromise. Quality products
Pengertian mengenai mutu yang
are things of perfection made with
diungkapkan oleh seseorang no expense. They are valuable
akan berbeda dengan yang and convex' prestige to their
lainnya. Dalam kehidupan owner (Sallis : 1993)
sehari-hari biasanya kita
beranggapan bahwa mutu Edwards Deming lahir
merupakan suatu hal yang tahun 1900 dan mendapat PK D
diwariskan atau turun termirun. pada 1972 sangat menyadari
Biasanya kita baru menyadari bahwa ia telah memberikan
arti dari mutu ketika mutu pelajaran tentang pengendalian
tersebut berkurang. Mutulah mutu secara statistik kepada para
yang membedakan antara produk insinyur bukan kepada manajer

7 JURKAL Administrasi Pendidikan Vol. IIL, Nomor 2 Oktober 2005:1-14


yang mempunyai wewenang setidaknya ada lima^ pandangan
untuk memutusfc&n:; KiUaflya : datahf
“Quality is not determined on pendidikan yang ' ^niuiieul.
the shop floor but in; the Pertama, mutu pendidikan
executive suite”. Pada-. tahun vdilihg dari prestasi, belajar siswa
1950, beliau diundang -o le tv >yang .mengukur.' ..pengetahuan
“The Union Japanese Scientists 'kognitif. Dalam pandangan ini,
and Engineers (JUSE)” untuk mutu pendidikan ditentukan oleh
memberikan ceramah - tentang. struktur dasar: keilmuan yang
mutu. Pendekatan Deming dapat ketat.. Pembakuan secara
disimpulkan sebagai berikut: terpusat dilakukan mulai dari
1. Quality is primary the result kurikulum, pokok bahasan,
of senior management metode v pengajaran, pengadaan
actions and not the result o f sarana, dan prasarana, sampai
actions taken by workers. dengan evaluasi belajar, dengan
2. The system o f work that maksud agar setiap materi
determines how works is kurikulum dapat diserap oleh
performed and only siswa. Kedua, melihat mutu
managers can create system. pendidikan. dari, ' prosesnya;
3. Only manager can allocate Pandangan i ini ::i menganggap
resourrces, provide training kurikulum tidak perlu terstruktur
to: workers, select the ketat, yang penting adalah siswa
equipment and tools: that dapat secara, v. aktif belajar.
workers use, and provide the Adapun pandangan ketiga
plant and environment melihat mutu pendidikan dari
necesany to achieve quality; masukannya seperti guru, alat-
4. Only senior managers alat pelajaran, buku pelajaran,
determine the market in perpustakaan dan prasarana
which the firm will pendidikan. Pandangan keempat
participate and what product melihat mutu pendidikan dari
or service will be solved. efektivitas dan efisiensi
pengelolaan satuan pendidikan.
Dalam dinamika pemba­ Terakhir, mutu pendidikan
ngunan di Indonesia dewasa ini, dilihat dari relevansinya dengan
salah satu isu yang selalu dunia kerja.
muncul adalah rendahnya mutu Sorotan terhadap mutu
pendidikan. Gejala tentang pendidikan memang sangat
rendahnya mutu pendidikan di logis. Sorotan terhadap relevan­
Indonesia dewasa ini semakin si pendidikan sebagai cerminan
dirasakan sebagai topik dari mutu pendidikan yang
pembicaraan di kalangan para rendah .setidaknya- disebabkan
teoritisi, praktisi, bahkan orang oleh ' dua ; alasan/ Pertama,
awam sekalipun. Dalam hal ini, praktik ; -pendidikan . yang

Akreditasi, Sertifikasi Dan Upaya PenjaminanMutu Pendidikan(Asep Suryana) y . 8


dirasakan selama ini terlalu Tidak mengherankan kalau
teoretis dan kurang sinergis. sebagian orang yang telah
Meminjam istilah yang bekerja, justru menjadi beban
dikemukakan Sasongko (2002), bagi lembaganya. Kasus
pendidikan kurang membumi korupsi, kolusi, nepotisme,
dalam praktik kehidupan nyata. perebutan kekuasaan, rendahnya
Pendidikan tidak mampu citra hukum, rendahnya disiplin
mengakomodasi kan kebutuhan masyarakat, meningkatnya kasus
masyarakat (aspek sosiologis), narkoba dan kejahatan,
falsafah bangsa (aspek filosofis), lambannya pemulihan krisis
hakekat anak didik (aspek ekonomi dan sosial yang marak
psikologis), dan hakekat dewasa ini, merupakan sebagian
pengetahuan (aspek bidang ilmu) bukti bahwa pendidikan yang
secara sinergis. Padahal selama ini dilaksanakan kurang
menurut Bolton (2000) keempat bermakna.
aspek tersebut harus dipadukan Adapun salah satu model
secara sinergi dalam satu sistem pendekatan seperti adalah
kehidupan nyata {real life MPMBS merupakan bagian dari
system) yang lebih bermakna manajemen berbasis sekolah
(imeaningfui), sehingga dapat (MBS). Jika MBS bertujuan
menciptakan manusia yang tidak meningkatkan semua kinerja
hanya mempunyai pola pikir sekolah (efektivitas, kualitas/
yang tinggi, tetapi diikuti pula mutu, efisiensi, inovasi,
oleh daya rohani, fisik dan sosial relevansi, dan pemerataan serta
yang tinggi pula. Kedua, akses pendidikan), maka
terjadinya mismatch dunia MPMBS lebih difokuskan pada
pendidikan dengan kebutuhan peningkatan mutu. MPMBS =
kehidupan (Bolton, 2000). otonomi sekolah + fasilitas +
Lembaga pendidikan formal partisipasi untuk mencapai
seperti sekolah dan perguruan sasaran mutu sekolah. Otonomi
tinggi berjalan terpisah mengandung pengertian;
(fragmentary). Lembaga ter­ kewenangan/kemandirian yaitu
sebut cenderung lebih mengede­ kemandirian dalam mengatur
pankan profesionalitas dan dan mengurus dirinya sendiri,
mengesampingkan adaptabilitas. dan merdeka/tidak bergantung.
Dampaknya tidak hanya pada Fleksibilitas adalah keluwesan-
jumlah pengangguran, tetapi keluwesan yang diberikan
juga pada lulusan yang telah kepada sekolah untuk
bekerja pun kurang dapat mengelola, memanfaatkan dan
memberikan kontribusi secara memberdayakan sumber daya
proaktif bagi dirinya sendiri, sekolah seoptimal mungkin
keluarga, agama, masyarakat, untuk meningkatkan mutu
maupun bangsa dan negara. sekolah. Peningkatan partisipasi

9 JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. III, Nomor 2 Oktober 2005:1-14


adalah penciptaan lingkungan 6) Estetika atau daya tarik dari
yang terbuka dan demokratik, suatu produk,
dimana warga sekolah (guru, 7) Kualitas yang dipersepsikan,
siswa, » karyawan) dan yaitu citra dan reputasi
masyarakat (orang tua siswa, output serta tanggungjawab
tokoh masyarakat, ilmuwan* lembaga kepada output.
usahawan, dsb) didorong untuk
terlibat secara langsung dalam Manajemen Peningkatan
penyelenggaraan pendidikan Mutu Berbasis Sekolah memiliki
mulai dari pengambilan sejumlah karakteristik dalam
keputusan, pelaksanaan dan implementasinya di sekolah,
evaluasi pendidikan yang yaitu sebagai berikut:
diharapkan dapat meningkatkan 1. Output yang diharapkan
mutu pendidikan. - output berupa prestasi
akademik (academic
achievement)
b. Dimensi M utu output berupa prestasi
Pendidikan non-akademik (non-
academic achievement)
Gatvin menggambarkan
2. Proses
tujuh dimensi mutu yang dapat
digunakan sebagai kerangka a. PBM yang efektivitas­
nya tinggi;
perencanaan strategis dan
analisis, terutama untuk suatu b. Kepemimpinan sekolah
output. Dimensi-dimensi yang kuat;
c. Lingkungan sekolah
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kinerja (performance) yang aman dan tertib;
karakteristik operasi dari d. Pengelolaan tenaga
kependidikan yang
produk,
2) Ciri-ciri atau keistimewaan efektif;
tambahan (features) yaitu e. Sekolah memiliki
karakteristik pelengkap, budaya mutu;
f. Sekolah memiliki team
3) Kehandalan (reliability)
work yang kompak,
yaitu kemungkinan kecil
cerdas, dan dinamis;
akan mengalami kegagalan,
g. Sekolah memiliki
4) Kesesuaian dengan
spesifikasi yaitu sejumlah kewenangan;
karakteristik desain dan h. Partisipasi yang tinggi
operasi memenuhi standar- dari warga sekolah dan
standar yang telah masyarakat;
i. Sekolah memiliki
ditetapkan,
5) Service ability menyangkut keterbukaan (transpa­
ransi) manajemen;
kompetensi,

Akreditasi, Sertifikasi Dan Upaya Penjaminan Mutu Pendidikan (Ajsep Suryana) 10


j. Sekolah memiliki dijual atau tidak kemasyarakat,
kemauan untuk berubah obat tersebut diuji terlebih
(psikologis dan fisisk); dahulu sesuai dengan standar
k. Sekolah melakukan yang ditetapkan.
evaluasi dan perbaikan Tinjauan kritis terhdap
secara berkelanjutan; proses jaminan mutu ini adalah
L Sekolah responsif dan standar publikasi. Misalnya
inisiatif terhadap layanan psikologis, dimana
kebutuhan; layanan mutu dievaluasi sebagai
m. Memiliki komunikasi bagian proses jaminan mutu.
yang baik; Kesesuaian kontrak,
n. Sekolah memiliki dimana standar mutu ditetapkan
akuntabilitas; berdasarkan negosiasi dalam
o Sekolah memiliki pembuatan kontrak. Misalnya
kemampuan menjaga dalam pembangunan sebuah
sustainabilitas. gedung, para pendiri bangunan
3. Input itu dapat mengusulkan mengenai
a. Memiliki kebijakan, ukuran, bahan, alat-alat,
tujuan dan sasaran mutu pencahayaan dan lain-lain.
yang jelas; Dalam hal ini mutu dapat dilihat
b. Sumber daya tersedia dari hubungan komitmen pendiri
dan siap; bangunan tersebut.
c. Staf yang kompeten dan Secara psikologis dalam
berded ikasr tinggi; penetapan mutu ini
d Memiliki harapan kemungkinan terjadi stress yang
prestasi yang tinggi; bersumber dari individu-individu
e. Fokus pada pelanggan yang terlibat. Oleh karena itu
(khususnya siswa); terdapat program manajemen
Input manajemen. stress yang akari menjadi syarat
mutu dalam suatu kontrak, Ciri
c. Penjaminan Mutu khas dari keseuaian kontrak
Pendidikan yaitu bahwa syarat mutu
Konsep jaminan mutu ini ditetapkan secara langsung oleh
merujuk pada' ketetapan standar, orang-orang yang terlibat dalam
metode dan persyaratan mutu pekerjaan bukan oleh para ahli.
yang dibuat oleh parar ahli Dalam hal ini persyaratan dalam
disertai pula dengan proses kontrak dibuat oleh orang yang
pemeriksaan atau penilaian melayani bukan orang yang
untuk dikaji tingkat kegunaan diberi pelayanan Jadi mutu
yang memenuhi standar. ditetapkan oleh provider suajtu
Contohnya, untuk memutuskan produk atau jasa.
apakah obat yang baru dapat

11 JURNAL Administrasi Pendidikan VoJ m, Nomor 2 Oktober 2005:1-14


Mutu yang berdasarkan Sekolah diarahkan pada hal-hal
pada dorongan atau keinginan berikut ini :
para pelanggan merujuk pada 1. Proses akreditasi mengarah
dugaan tentang mutu dtmana pada peningkatan kualitas
orang yang menerima: atau sekolah,
menggunakan produk atau jasa 2. Melihat, dan memperoleh
membuat suatu harapan-harapan gambaran kinerja sekolah
dari produk atau jasa tersebut. yang sebenarnya,
Jadi mutu diartikan sebagai 3. Sebagai alat pembinaan,
pemenuhan harapan pelanggan. pengembangan, dan
Pemenuhan harapan pelanggan peningkatan mutu
dapat terpenuhi dengan mencari pendidikan di sekolah,
dan menemukan berbagai fakta 4. Kelayakan sekolah dalam
dan data yang mengatakan penyelenggaraan dan
bahwa pelanggan berkeinginan pelayanannya,
terhadap produk yang 5. Gambaran menyeluruh bagi
dihasilkan. masyarakat tentang tingkat
sekolah dimana . anaknya
berada dengan sekolah-
V. K ESIM PULAN sekolah lainnya

Akreditasi dan Sertifikasi Dengan akreditasi terha­


diharapkan dapat memberikan dap satuan pendidikan dan
percepatan kepada pencapaian sertifikasi untuk jenis pekerjaan
mutu pendidikan, variasi mutu yang akan dilaksanakan akan
yang ada dapat di arahkan memberikan dorongan yang
kepada pencapaian yang sama besar terhadap peningkatan mutu
melalui benchmark sebagai pagu pendidikan pada level
bagi pelaksanaan dengan kelembagaan dan menudkung
standarisasi yang sama sehingga peningkatan mutu pendidikan
memperoleh hasil yang nasional.
kompetetif.
Dampak negatif yang
mungkin muncul dapat VL JDAFTAR PUSTAKA
dieliminasi melalui penataan
system penyelenggaraan yang Clement T. Robert, (1991),
terbuka (tranfarant), bersih Making hard decisions An
(clean), dan komitmen yang Introduction to Decision
tinggi dari para pelaksana Analysis, Boston : Plus-
pendidikan. Kent Publishing
Pencapaian Mutu Sekolah Company.
melalui kegiatan Akreditas

Akreditasi, Sertifikasi Dan Upaya Penjaminan Mutu Pendidikan (Asep Suryana) 12


Depdikbud, (1999), Panduan Management and The
Manajemen Sekolah, School, Buckingham
Dipdikbud Dirjen Dikdas­ Philadelphia: Open
men Direktorat Pendi­ University Press.
dikan Menengah Umum,
Jakarta. Nurkolis, (2003), Manajemen
Berbasis Sekolah ; Teori,
Direktorat Tenaga Kependidi- M odel dan Aplikasi,
kan, (2003), Pedoman Jakarta Grasindo.
Pelaksanaan Program
Guru Bantu Tahun 2003, Syafaruddin, (2002), Manajemen
Direktorat Tenaga Kepen- Mutu Terpadu dalam
didikan; Diijen Dikdas­ Pendidikan; Konsep,
men; Departemen Pendi­ Strategi dan Aplikasi,
dikan Nasional. Jakarta: Grasindo.

Guskey, R., Thomas and Salis, (1993), Total Quality


Michael Huberman, management In The
(1995), Professional De­ School, Buckingham
velopment in Education; Philadelphia: Open
New Paradigms & Prac­ University Press
tices, New York and Lon­
don: Teachers College. (2003),
Pedoman Implementasi
Hitt, A., Michael & R Duane Manajemen Berbasis
Ireland, Robert E. Sekolah di Jawa Barat,
Hoskisson (1997), Mana­ Bandung: Dinas
jemen Strategis; Me­ Pendidikan Propinsi Jawa
nyongsong Era Persai­ Barat.
ngan dan Globalisasi,
(Alih Bahasa Armand Umaedi., (1999), Manajemen
Hediyanto), Jakarta: Peningkatan Mutu
Erlangga. Berbasis Sekolah, Sebuah
Pendekatan baru dalam
Jalai F., Supriadi D., (2001), Pengelolaan Sekolah
Reformasi Pendidikan untuk PeningkatanMutu,
Dalam Konteks Otonomi http : // www . pendidikan
Daerah, Yogyakarta .net / perkembangan /
Adicita Karya Nusa. directori . html.

Murgatroyd, Stephent & Undang-Undang No. 20 Tahun


Morgan, Colin, (1993), 2003, tentang Sitem
Total Quality Pendidikan Nasional

n JURNAL Administrasi Pendidikan Vol. III, Nomor 2 Oktober 2005:1-14


Usman, Uzer, (2002), Menjadi
Guru Profesional, PT.
Remaja Rosda Karya,
Bandung.

Penulis adalah Asep Suryana,


M.Pd. Dosen Jurusan
Administrasi Pendidikan, saat
ini menjabat sebagai Ketua
Pondok Pustaka Jurusan
Administrasi Pendidi-kan FIP
UPL

—00O00—

Akreditasi, Sertifikasi Dan Upaya Penjaminan Mutu Pendidikan (Asep Suryana) 14

Anda mungkin juga menyukai