PENYAKIT MALARIA
KELOMPOK 1 :
2020/2021
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari
genusPlasmodium dan mudah dikenali dari gejala panas dingin menggigil
serta demamberkepanjangan. Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi,
sanitasi yang buruk,serta daerah yang terlalu padat, membantu
memudahkan penyebaran penyakit tersebut.Pembukaan lahan-lahan baru
serta perpindahan penduduk dari desa ke kota(urbanisasi) telah
memungkinkan kontak antara nyamuk dengan manusia yangbermukim
didaerah tersebut. Malaria adalah penyakit yang bersifat akut
maupunkronik yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang
ditandai dengandemam, anemia dan splenomegali. Malaria adalah
penyakit infeksi dengan demamberkala, yang disebabkan oleh Parasit
Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamukAnopeles
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 41%
populasi dunia dapat terinfeksi malaria. Setiap tahun terdapat 300 – 500
juta penderita mengalami penyakit serius dan sekurang-kurangnya 1-2,7
juta diantaranya meninggal karena malaria (Sembel, 2009). Menurut
WHO pula, Ini termasuk banyak dari Afrika Sub-Sahara, Asia, dan
Amerika Latin. Pada 2015, ada 214 juta kasus malaria di seluruh dunia.
Malaria umumnya terkait dengan kemiskinan dan memiliki efek negatif
yang besar terhadap pembangunan ekonomi.
2. Anatomi Fisiologi
darah.
a. Karakteristik darah
1) Warna
Darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang
berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Darah vena
berwarna merah tua/gelap karena kurang oksigen dibanding
dengan darah arteri
2) Viskositas
Viskositas darah ¾ lebih tinggi dari pada viskositas air yaitu
sekitar 1.048 sampai 1.066
3) pH
pH darah bersifat alkalin dengan pH 7.35 sampai 7.45 (netral
7.00)
4) Volume
Pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kg BB,
atau sekitar 4 sampai 5 liter darah.
5) Komposisi
a) Plasma darah yaitu bagian cair darah (55%) yang sebagianbesar terdiri
dari air (92%), 7% protein, 1% nutrien, hasilmetabolisme, gas
pernapasan, enzim, hormon-hormon, fakto pembekuan dan garam-
garaman organic. Protein-protein dalam plasma terdiri dari serum
albumin (alpha-1 globulin, alpha-2 globulin, beta globulin dan gamma
globulin), fibrinogen, protombine dan protein esensien untuk
koagulasi. Serum albumin dan gamma globulin sangat penting untuk
mempertahankan tekanan osmotik koloid, dan gamma globulin juga
mengandung antibody (immunoglobulin) seperti IgM, IgG, IgA, IgD
dan IgE untuk mempertahankan tubuh terhadap mikroorganisme.
b) Sel-sel darah/ butir-butir darah (bagian padat) kira-kira 45%, terdiri
atas eritrositatau sel darah merah (SDM) atau red blood cell (RBC),
leukosit atau sel darah putih (SDP) atau white blood cell (WBC), dan
trombositplatelet. Sel darah merah merupakan unsur terbanyak dari sel
darah (44%) sedangkan sel darah putih dan trombosit 1% . sel darah
putih terdiri dari basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit.
b. Struktur Sel Darah
c. Hemopoisis (hematopoisis)
Hemopoisis adalah proses pembentukan dan pematangan darah.
Organ-organ yang penting dalam hemopoisis adalah:
1) Limpa
Limpa berada dibawah diafragma sebelah kiri dari lambung. Tersusun atas
3 tipe jaringan yaitu white pulp, red pulp dan marginal pulp, yang semua
berperan dalam keseimbangan pembentukan dan pemecahan sel darah.
Selama pembentukan darah, limpa menghancurkan sel darah merah yang
sudah tua dengan cara memfagosit, membantu metabolisme besi dengan
cara memecah hemoglobin.
2) Hati
Hati merupakan organ sangat penting dalam eritropoisis, terutama jika
produksi sel darah merah dalam susum tulang tidak normal. Hati
merupakan tempat utama produksi dari faktor pembekuan 14 darah dan
protrombin, menghasilkan empedu, mengaktifkan vitamin k .
3. Etiologi
Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, Plasmodium ini pada
manusia menginfeksi eritrosit (sel darah merah) dan mengalami 16
pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit. Pembiakan seksual
terjadi pada tubuh nyamuk yaitu anopheles betina (Harijanto, 2009).
Genus Plasmodium merupakan penyebab penyakit malaria yang
mempunyai keunikan karena memiliki 2 hospes, yakni manusia sebagai
hospes intermediate dan nyamuk anopheles sebagai hospes definitif.
Genus plasmodium mempunyai 4 spesies penting dalam parasitologi
medik, yaitu : Plasmodium falcifarum (malaria tertiana maligna)
menyebabkan malaria tropika yang sering menyebabkan penyakit malaria
berat/malaria otak dengan kematian. Plasmodium vivax penyebab malaria
tertiana benigna. Plasmodium malariae penyebab malaria kuartana.
Plasmodium ovale (malaria tertiana ovale), jenis ini jarang sekali
dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat
Gambar 2.3: Tanda-tanda nyamuk malariabila hinggap/menggigit
letak kepala lebih rendah dibanding badannya (menungging)
Gambar 2.4 Sedian darah tepi sedian hapus tipis pada masing-masing
parasit plasmodium.
Keterangan:
Relapse atau rechute : yang lebih lama dari waktu diantara serangan
periodik dari infeksi primer yaitu setelah
periode yang lama dari masa latent (sampai
lima tahun), biasanya karena infeksi tidak
sembuh atau oleh bentuk luar eritrosit (hati)
pada malaria vivax atau ovale (plasmodium
berdiam dalam hati : hipnozoit). sampai
timbulnya gejala demam.
Serangan Primer : yaitu keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan
mulai terjadi serangan paroksimal yang terdiri dari
dingin/menggigil, panas dan berkeringat. Serangan
paroksimal ini dapat pendek atau panjang
tergantung dari perbanyakan parasit dan keadaan
immunitas penderita.
6. Komplikasi
Menurut Widoyono (2008) komplikasi yang dapat terjadi pada
penyakit malaria sebagai berikut :
a. Malaria serebral (malaria otak) adalah malaria dengan penurunan
kesadaran. Penilaian derajat kesadaran dilakukan bardasarkan Skala
Koma Glasgow (GCS, Glasgow Coma Scale). Pada orang dewasa
GCS ≤11, sedangkan pada anak berdasarkan Blantyre Coma Scale≤3,
23 atau koma >30 menit setelah serangan kejang yang tidak
disebabkan oleh penyakit lain.
b. Anemia berat (Hb <5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung
parasit >10.000/uL. Bila anemia hipokromik mikrositik, harus
dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia, atau
hemoglobinopati lainnya.
c. Gagal ginjal akut (urin <400 mL/24 jam pada orang dewasa atau <1
mL/kgBB/jam pada anak setelah dilakukan rehidrasi, dengan kreatinin
darah meningkat>3 mg%).
d. Edema paru atau acute respiratory distress syndrome (ARDS).
e. Hipoglikemia : gula darah <40 mg%
f. Gagal sirkulasi atau syok : tekanan sistolik <70 mmHg, disertai
keringat dingin.
g. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan atau disertai
kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler.
h. Kejang berulang >2 kali per 24 jam setelah pendinginan pada
hipertermia.
i. Asidema (pH <7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma <15 mmol/L).
j. Hemoglobinuria makroskopik karena infeksi malaria akut (bukan
karena obat antimalaria pada seseorang dengan defisiensi Glukosa-6-
Posfat Dehidrogenase)(Widoyono, 2008).
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Pemantauan tanda-tanda vital (TD, nadi, pernafasan, dan suhu).
2) Cairan dan elektrolit
Pemberian cairan merupakan bagian yang penting dalam
penanganan malaria, biasanya diberikan cairan 1500-2000 cc/hari
apalagi bila sudah terjadi malaria berat. Pemberian cairan yang
tidak adekuat akan menyebabkan timbulnya nekrosis tubuler akut.
Sebaliknya pemberian cairan yang berlebihan dapat menyebabkan
udema paru. Cairan yang biasa digunakan adalah dextrose 5%
untuk menghindari hipoglikemi khususnya pada pemberian kina.
Bila dapat diukur kadar elektrolit (natrium), dipertimbangkan
pemberian NaCl bila diperlukan.
3) Nutrsi
Pada pasien malaria makanan biasa atau makanan lunak. Diit
lunak yang diberikan mengandung protein, energy dan zat gizi
lainnya. Makanan yang diberikan dalam bentuk mudah dicerna ,
rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang tajam.
4) Eiminasi
Pada pasien malaria biasanya tidak mengalami gangguan
liminasi tapi pada malaria berat terjadi gangguan eliminasi BAK
yaitu hemoglobinuria dan gangguan eliminasi BAB yaitu diare.
5) Aktifitas dan istirahat
Malaria biasa tidak perlu istirahat mutlak hanya aktivitas yang
dibatasi, mengatur posisi yang nyaman bagi pasien.
B. Konsep Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dalam asuhan keperawatan dan
landasan proses keperawatan. Oleh karena itu dibutuhkan pengkajian yang
cermat guna mengenal masalah klien sepertimengumpulkan semua
informasi yang bersangkutan dengan masa lalu dan saat ini, data objektif
dan subjektif dari klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau budaya.
Keberhasilan asuhan keperawatan sangat tergantung kecermatan dan
ketelitian dalam pengkajian
a) Identitas Pasien
Terdiri dari: nama pasien, umur, pendidikan, agama, pekarjaan, alamat
serta penanggung jawab pasien. Biasanya malaria diderita oleh
seorang
seorang yang tinggal di daerah atau lingkungan endemic malaria.
b) Data Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan klien saat masuk rumah sakit, keluhan saat dikaji : demam
yang hilang timbul, menurunnya nafsu makan, sakit kepala,mual,
muntah, lemah, menggigil, malaise, nyeri sendi dan tulang,
berkeringat.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Menggambarkan kesehatan pasien sebelumnya, apakah pasien
pernah mempunyai riwayat penyakit malaria atau meminum obat
malaria, apakah pernah bepergian dan bermalam didaerah
endemik.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menggambarkan adakah anggota keluarga yang mengalami
penyakit malaria, riwayat penyakit genetik, dan congenital dalam
keluarga.
4. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari
a) Pola Nutrisi
Menggambarkan keluhan pasien berupa: mual, muntah terus
menerus, sering juga muntah darah.
b) Pola Eliminasi
BAK: pada malaria berat warna air kencing menjadi seperti
teh, dan volume air kencing yang berkurang sampai tidak
keluar air kencing sama sekali.
BAB: Kemungkinan terjadinya berak darah.
c). Pola Istirahat dan Tidur
Pada umumnya didapat keluhan berupa adanya gangguan
istirahat dan tidur yang disebabkan oleh nyeri kepala, mual,
muntah, dan menggigil.
d). Pola Aktivitas
Pada umumnya penderita malaria terdapat kelemahan atau
kelelahan saat melakukan aktivitas dikarenakan pasien
mengalami mual, muntah, dan nyeri kepala.
c). Penglihatan
Inspeksi: Konjungtiva palpebra pucat
Palpalasi: Ada/tidak benjolan dan nyeri tekan.
f). Kardiovaskuler
Inspeksi: Ada/tidak operasi dan benjolan.
Palpalasi: Ada/tidak nyeri tekan dan pembengkakan jantung
Perkusi: Redup pada bagian jantung
Aukultasi: Bunyi jantung I dan bunyi jantung II normal.
d. Pemekrisaan Penunjang
1. USG: Pada penderita malaria kronis terdapat pembesaran limfa
2. Rontgen: Pada penderita malaria terlihat pembesaran hati dan
limfa
3. Laboratorium
a. Hitung leukosit darah rendah atau normal (n:4.000-10.000
mm3)
b. Jumlah trombosit sering menurun terutama pada malaria berat
(n:150.000-400.000 sel/mm3)
c. Laju endap darah sangat tinggi (>5-15 mm/jam)
d. Hemoglobin darah rendah (<10 gr/dl)
e. Plasmodin terlihat dalam sediaan DDR (+)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif
yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakan diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks
tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan
pemberi pelayanan kesehatan lain (Deswani, 2009). Diagnosa
keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari tanda dan
gejala yang timbul menurut Muttaqin (2011) adalah :
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan
nutrient dalam tubuh
b. Aktual/resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake yang tidak dekuat ; anorexia,
mual/muntah.
c. Aktual/risiko tinggi gangguan elektrolit berhubungan dengan
diuresisosmotik, diaforesis.
d. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme, efek
langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
e. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan respons
inflamasi sistemik, mialgia, artralgia.
f. Resiko penularan penyakit malaria berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang penyakit malaria, kebersihan lingkungan dan
pola hidup
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh
perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang
Diharapkan.
Terhadap perencanaan meliputi :
a. Terhadap perencanaan meliputi :
Menentukan prioritas masalah menurut maslow memberikan kerangka
kerja yang berguna dalam menentukan masalah prioritas, dengan
prioritas utama diberikan pada kebutuhan fisik diikuti oleh kebutuhan
pada tingkat yang lebih rendah. Tahap prioritas masalah menurut
maslow adalah meliputi : kebutuhan fisiologi, kebutuhan rasa aman
dan kenyamanan, kebutuhan cinta dan mencintai, kebutuhan harga
diri, dman kebutuhan pencapaian tujuan pribadi
Prioritas keperawatan untuk pasien dengan diagnosa malaria
dapat meliputi :
1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen
dan nutrient dalam tubuh.
2) Aktual/risiko tinggi gangguan elektrolit berhubungan dengan
diuresis osmotik, diaforesis.
3) Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme,
efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
4) Aktual/resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
dekuat ; anorexia, mual/muntah.
5) Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan respons
inflamasi sistemik, mialgia, artralgia.
6) Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi menuju status kesehatan yang baik/optimal. Pelaksanaan
tindakan merupakan realisasi dari rencana/intevensi keperawatan yang
mencakup perawatan langsung atau tidak langsung. Perawatan langsung
adalah tindakan yang diberikan secara langsung kepada klien, perawat
harus berinteraksi dengan klien, ada pelibatan aktif klien dalam
pelaksanaan tindakan. Contoh: perawat memasang infus, memasang
kateter, memberikan obat dsb. Sedangkan perawatan tidak langsung
adalah tindakan yang diberikan tanpa melibatkan klien secara aktif
misalnya membatasi jam kunjung, menciptakan lingkungan yang
kondusif, kolaborasi dengan tim kesehatan.
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah pasien
terdiri dari 3 jenis yaitu :
a. Tindakan Keperawatan Independen
Tindakan perawat secara mandiri yang dilakukan berdasarkan alasan
ilmiah mencakup tindakan pendidikan kesehatan atau promosi
kesehatan, kegiatan harian dan konseling. Tindakan mandiri perawat
ini tidak membutuhkan pengawasan atau arahan pihak lain.
b. Tindakan Keperawatan Dependen
Tindakan perawat yang tergantung dengan tim medis, perawat
melakukan tindakan dibawah pengawasan oleh dokter atau dalam
artian perawat melakukan instruksi tertulis atau lisan dari dokter.
Misalnya tindakan pemberian obat.
c. Tindakan Keperawatan Dependen
Tindakan perawat yang tergantung dengan tim medis, perawat
melakukan tindakan dibawah pengawasan oleh dokter atau dalam
artian perawat melakukan instruksi tertulis atau lisan dari dokter.
Misalnya tindakan pemberian obat.
d. Tindakan Keperawatan kolaboratif
Tindakan yang membutuhkan gabungan dari tim pengetahuan,
keterampilan dan keahlian berbagai profesional layanan kesehatan.
Rencana keperawatan disusun berdasarkan hasil kesepakatan
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai.
Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil akhir yang
teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam rencana
keperawatan. Evaluasi ini akan mengarahkan asuhan keperawatan, apakah
asuhan keperawatan yang dilakukan ke pasien berhasil mengatasi masalah
pasien ataukan asuhan yang sudah dibuat akan terus berkesinambungan
terus mengikuti siklus proses keperawatan sampai benar-benar masalah
pasien teratasi.
Tujuan dari tahap evaluasi ini adalah:
1. melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan
2. menentukan apakah tujuan keperawatan sudah tercapai atau belum
3. mengkaji penyebab jika tujuan keperawatan belum tercapai
2. evaluasi sumatif
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkeskdi.ac.id/1467/1/KTI%20Irma%20Rusmiyanti%20Asis
%20Fix.pdf
Bumi Medika
Kemenkes RI. Info Data Dan Informasi Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta