Anda di halaman 1dari 31

Ethics, Corporate

Social Responsibility,
and Sustainability

Febby Gracea - 1723018049


Brany Esterina Zebua - 1723019008
Celine Patricia - 1723019026
Gabriella Nathaly Lela - 1723019027
Ethics and
International Business
Etika bisnis adalah prinsip moral yang diterapkan didalam organisasi
bisnis dan perilaku yang dapat diterima (benar) atau tidak dapat
diterima (salah) dari orang orang yang berada di linkup bisnis.

permasalahan mengenai etika bisnis internasional sering terjadi karena


berragamnya sistem politik, hukum, pembangunan ekonomi dan budaya di setiap
negara. Apa yang dianggap benar dalam satu negara dianggap tidak etis di negara
lain. masalah yang sering muncul adalah employment pratices, human right,
environmental regulation, corruption and the moral obligation of multinational
corporation.
Employment Pratices
Ketidaksesuaian antara jam kerja disuatu negara menjadikan
sebuah masalah yang cukup serius di perusahaan multinasional.
Harus ada kode etik dalam mempekerjakan karyawan.

Contoh Kasus....
Nike yang di protes terkait dengan
kondisi subkontraknya yang buruk
Human Rights
Didalam lingkup bisnis internasional, yang namanya hak asasi manusia itu
masih belum dihormati di banyak negara. Hak-hak yang diambil itu seperti
kebebasan berserikat, kebebasan berbicara, kebebasan berkumpul,
kebebasan bergerak, kebebasan represi politik, dan sebagainya.

Contoh Kasus....
perusahaan minyak SOCAPALM (memproduksi minyak
di 5 perkebunan besar). "sebuah pohon kelapa sawit
lebih berharga daripada seorang manusia".
Environmental Regulation
Banyak negara maju memiliki aturan mengenai pengaturan polusi, pembuangan
bahan kimia beracun, penggunaan bahan beracun di tempat kerja, dll. Di negara
berkembang peraturan ini kurang diperhatikan akhirnya mengakibatkan tingkat
polusi yang tinggi dari hasil operasi perusahaan multinational daripada yang
diizinkan di dalam negeri. ketika sebuah perusahaan melanggar aturan tentang
pencemaran lingkungan maka akan dikenakan denda.

Contoh Kasus....
PT Indah Kiat Pulp and paper terkenan kasus pencemaran sungai ciujung
Corruption
Dalam bisnis seringkali korupsi digunakan untuk memperoleh keuntungan
dan memberikan kemudahan bagi pelaku bisnis. Struktur politik yang sudah ada
mendistorsi atau membatasi cara kerja mekanisme pasar.

Contoh Kasus....
tindak korupsi dan suap oleh Rolls Royce di cina,
india dan pasar-pasar lainnya
Ethical Dilemmas

etis sendiri adalah kewajiban multinasional terhadap kondisi kerja,hak


asasi manusia, korupsi, dan pencemaran lingkungan tidak selalu jelas.
Namun, yang menjadi jelas adalah bisnis semakin merasakan tekanan
pasar dar ipelanggan dan pemangku kepentingan lainnya untuk
transparan dalam pengambilan keputusan dan operasi etis mereka.
Prinsip Ethica!
Dari perspektif bisnis internasional, beberapa orang berpendapat
bahwa apa yang etis bergantung pada perspektif budaya seseorang.
Ethical Dilemmmas
dilema etika ada karena banyak keputusan dunia nyata yang
kompleks, sulit untuk dibingkai, dan melibatkan pertama,
kedua, dan konsekuensi urutan ketiga yang sulit diukur.
The Roots of
Unethical
Behavior
Personal Ethic
Kode etik pribadi kita memberikan pengaruh besar pada cara kita berperilaku
sebagai pebisnis.Seseorang dengan rasa etika pribadi yang tidak kuat
cenderung berperilaku tidak etis dalam lingkungan bisnis.
Budaya Organisasi
Budaya organisasi membawa kita pada penyebab ketiga dari perilaku
tidak etis dalam bisnis. Istilah budaya organisasi mengacu pada nilai
dan norma yang dimiliki bersama diantara karyawan dalam suatu
organisasi.

Nilai dan norma membentuk budaya dalam berorganisasi dan budaya


ittu memiliki pengaruh penting pada etika pengambilan keputusan
bisnis.
Unrealistic Performance Goals

TEKANAN DARI INDUK PERUSAHAAN UNTUK MEMENUHI


TUJUAN KINERJA YANG TIDAK REALISTIS YANG HANYA
DAPAT DICAPAI DENGAN MENGAMBIL JALAN PINTAS ATAU
BERTINDAK DENGAN CARA YANG TIDAK ETIS.
LEADERSHIP
PEMIMPIN HARUS MEMBERI CONTOH
UNTUK ANAK BUAHNYA.
Societal Culture

Budaya dalam masyarakat bisa menjadi salah


satu alasan seseorang berperilaku tidak etis
dalam suatu organisasi
Philosophical
Approaches to ethics
Straw Men
*Doktrin Friedman
*Cultural Relativism
*The Righteous Moralist
*The Naive Immoralist
*Utulitarian and Kantian Ethics
*Rights Theories
*Justice Theories
MAKING ETHICAL DECISIONS
INTERNATIONALLY
Terdapat 7 tindakan yang dapat
diambil oleh bisnis internasional dan manajernya untuk memastikan masalah etika
dipertimbangkan dalam keputusan bisnis

1.Mendukung perekrutan dan mempromosikan


orang dengan rasa etika pribadi yang beralasan
2.Membangun budaya organisasi dan
mencontohkan perilaku kepemimpinan yang menempatkan nilai tinggi pada perilaku
etis
3.Menerapkan proses pengambilan keputusan
yang mengharuskan orang untuk mempertimbangkan dimensi etika dari keputusan
bisnis
MAKING ETHICAL DECISIONS
INTERNATIONALLY
4.Lembaga pejabat etika dalam organisasi
5.Mengembangkan keberanian moral (berani
menolak bila tidak etis)
6.Menjadikan tanggung jawab sosial
perusahaan sebagai landasan kebijakan sosial perusahaan sebagai landasan
kebijakan perusahaan
7.Mengejar strategi yang berkelanjutan bahwa
masalah etika secara rutin dimasukkan ke dalam bisnis internasional
HIRING AND PROMOTION

Mengadakan test psikologi untuk


mengatahui sikap etis seseorang dari
hasil testnya
Organizational Culture and Leadership
Terdapat 3 hal yang sangat penting dalam membangun budaya

1.bisnis harus secara eksplisit mengartikulasikan nilai-nilai yang menekankan


perilaku etis.
2.menekankan pentingnya etika bisnis dan
memastikan bahwa keputusan bisnis utama tidak hanya masuk akal secara ekonomi
tetapi juga etis.
3.membangun budaya organisasi yang
menempatkan nilai tinggi pada perilaku etis membutuhkan sistem insentif dan
penghargaan, termasuk promosi yang memberi penghargaan kepada orang yang
terlibat dalam perilaku etis dan memberi sanksi pada mereka yang berperilaku
tidak etis.
Decision-Making Process
Keputusan dapat diterima atas dasar etika jika seorang pelaku bisnis dapat menjawab 'ya' untuk
setiap pertanyaan berikut.

· Apakah keputusan saya termasuk dalam nilai atau standar yang biasanya berlaku di
lingkungan organisasi (sebagaimana diartikulasikan dalam kode etik atau beberapa
pernyataan perusahaan lainnya)?

· Apakah saya bersedia melihat keputusan tersebut dikomunikasikan kepada semua


pemangku kepentingan yang terpengaruh, contohnya dengan melaporkannya di surat kabar,
televisi, atau melalui media sosial?

· Akankah orang-orang yang memiliki hubungan pribadi yang signifikan dengan saya, seperti
anggota keluarga, teman, atau bahkan manajer di bisnis lain, menyetujui keputusan tersebut?
5-Step Process
Step 1: Identifikasi stakeholders yang akan dipengaruhi oleh keputusan dan dalam hal apa.
Stakeholder perusahaan adalah individu atau kelompok yang memiliki kepentingan,
klaim. atau kepentingan di perusahaan, dalam apa yang dilakukannya, dan
seberapa baik kinerjanya.

Stakeholder Internal Stakeholder Eksternal


-karyawan, dewan direksi,
-customers, suppliers, union-
pemegang saham-

Analisis stakeholder melibatkan sejumlah hal yang disebut moral imagination.


Artinya berdiri sebagai stakeholder dan menanyakan bagaimana keputusan
yang diusulkan dapat berdampat pada stakeholder tersebut.
Step 2 melibatkan penilaian etika dari keputusan strategis yang diusulkan mengingat
informasinya diperoleh pada step 1.
Manajer perlu menentukan apakah keputusan yang diusulkan akan melanggar hak-hak
dasar stakeholder.

Manajer mungkin juga ingin bertanya pada diri sendiri apakah mereka akan mengizinkan
keputusan strategis yang diusulkan jika mereka merancang system dibawah veil of
ignorance Rawls.

Step 3 mengharuskan manajer untuk menetapkan niat moral.


Artinya bisnis harus memutuskan untuk menempatkan masalah moral di atas masalah
lain jika hak fundamental stakeholders atau prinsip moral utama telah dilanggar.
Step 4 mengharuskan perusahaan untuk terlibat dalam perilaku etis.

Step 5 mengharuskan bisnis untuk mengaudit keputusannya, meninjaunya


untuk memastikan keputusan tersebut konsisten dengan prinsip etika,
seperti yang dinyatakan dalam kode etik perusahaan.
Tanpa mengaudit keputusan sebelumnya, pebisnis mungkin tidak tahu
apakah proses keputusan mereka berhasil dan apakah perubahan harus
dilakukan untuk memastikan kepatuhan yang lebih besar terhadap kode etik.
Ethics Officers
(1) Menilai kebutuhan dan risiko yang harus ditangani oleh program etika.
(2) Mengembangkan dan mendistribusikan kode etik.
(3) Menyelenggarakan program pelatihan untuk karyawan.
(4) Membangun dan memelihara confidential service untuk menjawab pertanyaan
karyawan tentang isu atau permasalahan yang mungkin etis atau tidak etis.
(5) Memastikan bahwa organisasi mematuhi hukum dan peraturan pemerintah.
(6) Memantau dan mengaudit perilaku etis.
(7) Mengambil tindakan, sebagaimana mestinya, atas kemungkinan pelanggaran
(8) Meninjau dan memperbarui kode etik secara berkala.

Di banyak bisnis, ethics officers bertindak sebagai ombudsman internal dengan tanggung
jawab untuk menangani pertanyaan rahasia dari karyawan, menyelidiki keluhan dari
karyawan atau lainnya, melaporkan temuan, dan membuat rekomendasi untuk perubahan.
Moral Courage
Moral courage atau keberanian moral memungkinkan manajer untuk menjauh
dari keputusan yang menguntungkan tetapi tidak etis.

Keberanian moral memberi karyawan kekuatan untuk mengatakan tidak kepada


atasan yang menginstruksikannya untuk melakukan tindakan yang tidak etis.

Keberanian moral memberi karyawan integritas untuk go public ke media


dan mengungkap perilaku tidak etis yang terus menerus di perusahaan.

Perusahaan bisa memperkuat keberanian moral karyawannya dengan


berkomitmen untuk tidak melakukan pembalasan terhadap karyawan yang
menjalankan keberanian moral, berani mengatakan tidak kepada atasan,
dan mengeluh tentang tindakan tidak etis.
Corporate Social Responsibility
Mengacu pada gagasan bahwa pebisnis harus mempertimbangkan konsekuensi sosial
dari tindakan ekonomi saat membuat keputusan bisnis dan harus ada anggapan yang
mendukung keputusan yang memiliki konsekuensi ekonomi dan sosial yang baik.

CSR dapat didukung demi kepentingan sendiri hanya karena itu adalah cara yang tepat bagi bisnis
untuk berperilaku.

Para pendukung pendekatan ini berpendapat bahwa bisnis, terutama bisnis besar yang sukses,
perlu mengakui noblesse oblige* mereka dan memberikan sesuatu kembali kepada masyarakat
yang telah memungkinkan kesuksesan mereka.

*Noblesse oblige adalah istilah Prancis yang mengacu pada perilaku terhormat dan
baik hati yang dianggap sebagai bentuk tanggung jawab orang-orang ‘bangsawan’.
Hal ini telah lama diakui oleh banyak pebisnis, menghasilkan sejarah yang
substansial dan terhormat tentang perusahaan memberi kepada
masyarakat, dengan bisnis melakukan investasi sosial yang dirancang untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tempat mereka beroperasi.
Sustainability

Sustainable strategies adalah strategi yang tidak hanya membantu perusahaan multinasional
menghasilkan keuntungan yang baik, tetapi juga melakukannya tanpa merusak lingkungan
sekaligus memastikan bahwa perusahaan bertindak dengan cara yang bertanggungjawab
secara sosial terhadap stakeholder

Core idea: Organisasi, melalui tindakannya, tidak memberikan dampak negative


pada kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi mereka sendiri dan bahwa tindakannya memberikan manfaat
ekonomi dan sosial jangka panjang kepada stakeholder.
Perusahaan dengan sustainable strategies...

Tidak akan melakukan praktik bisnis yang menghabiskan lingkungan untuk keuntungan
ekonomi jangka pendek karena hal itu akan membebani generasi mendatang.

Tidak akan mengadopsi kebijakan yang berdampak negatif pada kesejahteraan


stakeholder utama seperti karyawan dan supplier karena manajer akan menyadari bahwa
dalam jangka panjang, hal tersebut dapat merugikan perusahaan.
Good ethical practice
are good for business!
ou!
k Y
an
Th

Anda mungkin juga menyukai