Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatnya dan
karunianya kami diberi kelancaran dan dapat menyelesaikan tugas wawancara
serta dapat menyusun laporan yang berjudul “Budidaya Tanaman Puring”
Kami mengangkat judul ini dengan harapan semoga pembudidaya tanaman
puring yang masi awam dapat melakukan budidaya tanaman dengan baik dan
benar. Serta kami ingin memberitahukan beberapa hal yang perlu diketahui untuk
merawat atau membudidayakan tanaman puring ini.
Puring adalah tanaman dengan nama latin Codiaeum variegatum ini
memiliki warna daun yang indah. Dengan warna merah bercampur kuning dan
hijau membuatnya nampak eksotis. Usaha budidaya daun puring juga terbilang
cukup menjanjikan karena tanaman ini sangat mudah dijual atau sangat laku
dipasaran. Selain itu proses menananmnya yang tidak rumit dan tidak
memerlukan biaya yang banyak membuat daya tarik sendiri bagi para
pembudidaya.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Kritik dan saran kami terima.

Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………… 1


Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………….. 2
BAB I Pendahuluan …………………………………………………………………………………….. 3
a. Latar Belakang ………………………………………………………......................... 3
b. Tujuan …………………………………………………………………………………………. 4
BAB II Pembahasan …………………………………………………………………………………… 5
Hasil Wawancara …………………………………………………….......................... 5
BAB III Penutup ………………………………………………………………………………………… 8
Kesimpulan……………………………………………………………………………………… 8
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………. 9

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puring atau disebut juga Codiaeum variegatum berasal dari
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta,
Kelas : Magnoliopsida,
Ordo : Malpighiales,
Famili : Euphorbiaceace,
Genus : Codiaeum,
Spesies : C. variegatum
Puring adalah tanaman hias pekarangan popular berbentuk perdu dengan
bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi. Beragam kultivar telah
dikembangkan dengan variasi warna dari hijau, kuning, jingga, merah, ungu, serta
campuran. Bentuk daun pun bermacam macam : memanjang, oval, tepi
bergelombang, helainya terputus putus, dan sebagainya.
Secara botani puring adalah kerabat jauh fari singkong serta kasuba. Ciri
yang sama adalah batangnya menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan
lengket yang merupakan ciri khas suku Euphorbiaceae.
Dengan adanya kesamaan ini membuat sifat puring menjadi tanaman kuat
serta perawatannya yang mudah serta menjadi lapangan usaha yang menjanjikan.
Namun tetap ada beberapa hal yang harus diketahui untuk berbudidaya tanaman
puring.

3
B. TUJUAN
1. Mengetahui hal hal yang penting untuk melakukan budidaya puring
2. Mengetahui cara perawatan puring
3. Sebagai bahan pembelajaran budidaya

4
BAB II
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Bapak Taufik
Lokasi : Kios Bunga Barokah , Jl. Bukit berbunga 185 Sidomulyo, Batu

Untuk tugas wawancara ini kami berangkat dari SMAN 9 Malang ke arah
Batu. Lalu salah satu anggota menyarankan untuk pergi ke daerah Sidomulyo. Ya
tak perlu diragukan lagi Sidomulyo adalah tempat dengan kawasan tanaman hias
yang sangat banyak, di daerah Sidomulyo juga ada tempat hortikultura, ada pula
orang berjualan tanaman hias di pinggir pinggir jalannya.
Setelah sampai di tempatnya kami menunggu beberapa saat untuk
melakukan wawancara dengan salah satu narasumber, Bapak Taufik namanya.
Seorang pembudidaya tanaman puring. Berikut informasi yang kami dapatkan
dari Bapak Taufik.
Bapak Taufik ini memilih budidaya tanaman puring karena terbatasnya
lahan yang tersedia, serta tenaganya yang kurang memenuhi.Selain itu tanaman
puring mudah hidup dan cepat berakar. Budidaya ini ia lakukan sejak tahun 2009 ,
berawal dari hobby, dan keluarganya yang menyukkai budidaya pula, serta
kecintaannya terhadap tanaman dimulai dari bnetuk bentuk puring yang beragam
serta warna warnanya yang bermacam macam. Membuat Pak Taufik memilih
puring untuk dibudidayakan.
Usaha ini ia lakukan dengan modal awal dengan membeli cangkokan dari
puring dengan jenis monalisa turun cangkok 30.000 dari 200 biji, lalu juga
membeli jenis jack 50 biji yang turun cangkok 1500. Penghasilan pertama pada
waktu itu ± Rp 3000.000, baru bisa balik modal setelah panen ke-3 (jarak panen
puring adalah sekitar 4 bulan). Biasanya penghasilan sebulannya bisa sampai 3juta
– 5 juta lebih jikalau pengirimannya lancer. Tapi beberapa bulan ini pengiriman
yang kurang lancar akibat asap mungkin hanya bisa menghasilkan satu juta
rupiah.

5
Pembibitan puring bisa dilakukandengan 3 cara yaitu cangkok, stek, dan
biji. Namun biasanya para pembudidaya lebih memilih stek dan cangkok, hal ini
disebabkan karena jika dari biji membutuhkan waktu yang lama, hasil dari biji
biasanya hasilnya lain dari indknya karena sudah disilangkan. Di Malang sendiri
lebih tepatnya kawasan dingin lebih memilih cangkok, stek biasanya dilakukan di
tempat yang hangat, karena tidak bisa jika di tempat dingin,stek biasanya
dilakukan di daerah Kadiri, bisa juga di Surabaya
Cara merawat puring adalah pertama yang paling penting jangan terlalu
sering disiram cukup 2 atau 3 hari sekali. Karna puring adalah tumbuhan yang
seharusnya tidak sering disiram, factor musim hujan menjadi penghambat
tumbuhnya puring itu sendiri.musim hujam menyebabkan tumbuhnya ulat dan
cabuk. Puring yang bercabuk bisa dilihat tanda tandanya dari daunnyya, cabuk di
daun biasanya berwarna putih, cabuk di akar biasanya berwarna merah. Untuk
menghilangkan cabuk tersebut biasanya menggunakan pestisida dann
menyemprotkannya di bagian yang terkena cabuk. Jika yang terkena pada bagian
akar menghilangkannya dengan ganti media tanam lalu ditaburi fungisida.
Pemberian pestisida dari mulai gejala bisa diberi dengan campuran 1 tutup botol
+ 5 liter air.
Yang kedua yang tak kalah penting, biasanya tanaman yang habis
dicangkok harus diteduhkan dulu 1,5 bulan – 2 bulan. Setelah itu bisa ditanam
dibawah sinar matahari. Puring ditanam baik saat musim panas pada saat
matahari langung. Jika musim hujan akar akan keluar lama, daun puring akan
rintok sendiri dahulu baru bisa tumbuh kembali sekitar 2 minggu – 1 bulan.
Puring biasa ditanam dengan media tanam dengan mencampur sekam biasa+
tanah+pupuk. Biasanya tidak menggunakan batu bata tapi menggunakan pasir
malang yang berguna untuk menuntaskan air supaya tidak banyak menyimpan
air.
Dalam kegiatan budidaya ini Bapak Taufik tidak mengikuti koperasi, namun
ada komunitas yang fungsinya hampir menyerupai koperasi. Bapak Taufik menjual
hasil budidayanya sendiri, jika ada petani yang ingin menitipkan barang bisa
diletakkan dan dijualkan pula. Untuk menjual barang biasanya dengan cara
menaruh di kios, atau dengan makelar, ada juga dengan onlineshop. Jika ada
pemesanan yang sangat banyak, sedangkan barang yang diminta tidak banyak

6
tersedia, disinilah fungsi komunitas berlangsung. Biasanya akan mencari barang
tersebut di teman teman komunitas, dan membagi hasil. Dengan online shop
penjualan puring bisa lancer karna banyak ornag luar jawa yang minat kepada
puring. Biasanya cara mengirim barang dengan kargo, jika sudah sampai tempat
tujuan bisa diganti media tanam, puring akan mengalami perontkan, tapi tunggu 2
minggu sampai 1 bulan daun akan kembali tumbuh.
Suka duka selama ini ialah, ketika sukses berhasil mencangkok, perpaduan
antara warna warna dan bentuknya yang beragam bisa membuat semangat untuk
melakukan budidaya, lalu jika tanaman laku keras juga membuat bahagia
pembudidaya. Dukanya ialah saat pengiriman online, perna ada suatu kejadian
pembeli dari Kalimantan memesan hinnga 8,5 juta rupiah namun waktu dibayar
uang mukanya saja 4 juta,setelah barang sampai tidak ada pembayaran, dan rugi
4,5 juta. Karna system seperti itu akhirnya sekarang sitem diganti dengan
pembayaran full baru dikirimkan tanaman tersebut. Rugi sudah menjadi resiko
namun tetap kita harus berhati hati.
Harga puring biasanya bervariasi, puring kecil baru dicangkok biasanya
seharga 7,5-30 ribu. Namun ada puring koleksi yang harganya bisa 100-150 ribu.
Ada pula puring yang mencapai 1 juta rupiah. Ini pengaruh darijumlahnya yang
terbatas serta budidayanya yang agak sulit. Jenis puring ada yang kecil, sedang,
dan besar. Puring kecil biasanya ruas antar daun lebih rapat, puring sedang
biasanya antar daun agak panjang, puring besar biasanya jarak antar daun
panjang.
Begitulah beberapa informasi yang kami dapatkan hasil dari wawancara
budidaya tanaman puring. Semoga apa yang kami kerjakan ini bisa membantu
budidaya tanaman hias yang anda lakukan. Dan semoga bisa membantu anda
dalam memulai bisni budidaya tanaman.

7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Puring adalah tanaman yang kuat serta perawatannya yang mudah, dan
menjadi lapangan usaha yang menjanjikan. Namun tetap harus berhati hati dalam
melakukan bisnis budidaya tanaman hias.

8
Daftar Pustaka

http://id.m.wikipedia.org/wiki/puring
http://jokowarino.id/panduan-lengkap-budidaya-tanaman-hias-daun-
puring/

Anda mungkin juga menyukai