Ringkasan Rencana Pembangunan Jangka Men
Ringkasan Rencana Pembangunan Jangka Men
RINGKASAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
NASIONAL (RPJMN) 2015-2019
Oleh:
I. PENGANTAR
Slide - 2
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
I. PENGANTAR
Slide - 3
DASAR HUKUM PENYUSUNAN
RPJMN
1. UU 25/2004 (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional),
Perencanaan Pembangunan Nasional menghasilkan: rencana pembangunan jangka
panjang, jangka menengah, dan tahunan; Presiden sebagai penanggungjawab
Perencanaan Pembangunan Nasional
Slide - 4
RANCANGAN AKHIR RPJMN 2015-2019
Slide - 5
TRISAKTI DAN NAWACITA
VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG
7 MISI
Keamanan nasional yg mampu menjaga Masyarakat maju, Politik LN bebas Kualitas hidup Bangsa berdaya Indonesia menjadi negara Masyarakat yg
kedaulatan wilayah, menopang berkeimbangan aktif dan manusian Indonesia saing maritim yg mandiri, maju, berkepribadian
kemandirian ekonomi dg mengamankan dan demokratis memperkuat jati yg tinggi, maju dan kuat dan berbasiskan dalam
SD maritim, dan mencerminkan berlandaskan diri sebagai sejahtera kepentingan nasional kebudayaan.
kepribadian Indonesia sebagai negara negara hukum. negara maritim
kepulauan.
Akan Akan membuat Akan membangun Akan menolak Akan mening-katkan Akan mening- Akan Akan Akan memper-
menghadirkan Pemerintah tidak Indonesia dari Negara lemah kuali-tas hidup katkan mewujudkan melakuka teguh Kebhi-
kembali negara absen dg pinggiran dg dengan manusia Indonesia produktivitas kemandirian n revolusi nekaan dan
untuk melindungi memba-ngun memperkuat melalukan melalui: Indonesia rakyat dan daya ekonomi dg karakter memperkuat
segenap bangsa tata kelola Pem. daerah-daerah dan reformasi sistem Pintar, Indonesia saing di pasar menggerak-kan bangsa restorasi sosial.
dan memberi rasa yg bersih, desa dlm kerangka penegakan Sehat, Indonesia internasional sektor-sektor
aman pada seluruh efektif, demo- Negara Kesatuan hukum yang Kerja dan Indonesia strategis
WN kratis dan bebas korupsi, Sejahtera ekonomi
terpercaya bermartabat dan domestik
terpercaya.
BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG
(12 program aksi-115 prioritas utama) (16 program aksi) KEBUDAYAAN (3 program aksi)
1.Membangun 5. Membangun 9. Melindungi dan 1.Dedikasikan 5. Membangun 10. Membangun 1. Berkomitmen 2. Akan 3. Akan
wibawa politik keterbukaan memajukan hak- pembangunan kualitas pemberdayaa ekonomi maritim mewujudkan memperteguh memban
LN dan informasi dan hak masyarakat SDM n buruh 11. Penguatan pendidikan sbg kebhinekaan gun jiwa
mereposisi komunikasi adat (6) 2.Membangun ke- 6.Membangun sektor pembentuk Indonesia dan bangsa
peran publik (7) 10. Pemberda- daulatan pangan sektor kehutanan karakter bangsa memperkuat melalui
Indonesia 6.Mereformasi yaan Perempuan berbasis agribisnis keuangan 12. Membangun restorasi pemberd
kerakyatan
dalam isu-isu sistem dan dalam politik dan berbasis tata ruang dan sosial ayaan
3.Mendedikasikan
global (4) kelembagaan pembangunan nasional lingkungan pemuda
program u/ mem-
2.Menguatkan demokrasi (6) (7) bangun daulat energi 7.Penguatan berkelanjutan dan olah
sistem 7.Memperkuat 11. Mewujudkan berbasis kepentingan investasi 13.Membangun raga
pertahanan politik sistem dan nas. domestik perimbangan
negara (4) desentralisasi penegakan 4.Untuk pengua-saan 8.Membangun pembangunan
3.Membangun dan otda (11) hukum yang SDA melalui 7 langkah penguatan kawasan
politik 8.Mendedikasikan berkeadilan (42) & mem-bangun kapasitas 14.Membangun
keamanan dan diri untuk 12. Menjalankan regulasi mewajibkan fiskal negara karakter dan
ketertiban memberdayakan reformasi CSR &/atau saham u/ 9.Membangun potensi wisata
masyarakat (8) desa (8) birokrasi dan masyarakat lokal/ infrastruktur 15.Mengembangk
4.Mewujudkan pelayanan publik sekitar tambang, an kapasitas
profesionalitas (5) penguatan kapa-sitas perdagangan
intelijen negara pengusaha nasional nasional
(7) (trmsuk penambang 16.Pengembanga
rakyat) dlm penge-
n industri
lolaan tambang
manufaktur
berkelanjutan.
Slide - 6
MENUJU INDONESIA
YANG JAUH LEBIH BAIK
Slide - 7
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Slide - 8
STRATEGI PEMBANGUNAN
NORMA PEMBANGUNAN
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
KONDISI PERLU
Kepastian dan Keamanan dan
Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB
Penegakan Hukum Ketertiban
Slide - 10
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
SASARAN MAKRO
Slide - 11
1. SASARAN MAKRO(1)
Indikator 2014*
2019
(Baseline)
Pembangunan Manusia dan Masyarakat
1
Indeks pembangunan masyarakat merupakan indeks komposit yang mengukur sifat kegotongroyongan, toleransi, dan rasa aman masyarakat
*Perkiraan
Slide - 12
1. SASARAN MAKRO(2)
Indikator 2014*
(Baseline) 2019
Ekonomi Makro
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar 2010 43.403 72.217
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar 2000 41.163
*) Tingkat kemiskinan Bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada Bulan
November 2014
*Perkiraan
Slide - 13
SASARAN EKONOMI MAKRO (1)
Slide - 16
TINGKAT KEMISKINAN
DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN TAHUN 2014
Slide - 17
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Slide - 18
2. SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
Arah Kebijakan
Kependudukan & KB
Kependudukan
2014 1.Penguatan dan pemaduan kebijakan
Indikator (Baseline) 2019
pelayanan KB dan kesehatan
Kependudukan dan Keluarga reproduksi
Berencana 2.Peningkatan jumlah dan penguatan
Rata-rata Laju Pertumbuhan 1,49%/tahun 1,19%/tahun kapasitas tenaga lapangan KB, tenaga
Penduduk (2000-2010) (2010-2020) kesehatan pelayanan KB, dan
penguatan lembaga di tingkat
Angka kelahiran total (Total 2,6 (2012) 2,3
masyarakat
Fertility Rate/TFR)
3.Peningkatan pelayanan KB dengan
Angka prevalensi Pemakaian 62% (2012) 66% penggunaan metode kontrasepsi
kontrasepsi (CPR) suatu cara jangka panjang
(all methods)
Slide - 19
2. SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
Pendidikan
2014
Indikator (Baseline) 2019 Arah Kebijakan
Pendidikan Pendidikan
Rata-rata lama sekolah penduduk usia 8,1 (tahun) 8,8 (tahun) 1.Melanjutkan upaya untuk memenuhi
diatas 15 tahun hak seluruh penduduk mendapatkan
Rata-rata angka melek aksara 94,1% 96,1 (%) layanan pendidikan dasar berkualitas
penduduk usia di atas 15 tahun
2.Meningkatkan akses Pendidikan
Prodi perguruan tinggi minimal 50,4% 68,4 (%)
Menengah yang berkualitas
berakreditasi B
Persentase SD/MI berakreditasi 68,7% 84,2%
3.Memperkuat peran swasta dalam
minimal B menyediakan layanan pendidikan
Persentase SMP/MTs berakreditasi 62,5% 81,0% menengah yang berkualitas
minimal B 4.Meningkatkan relevansi pendidikan
Persentase SMA/MA berakreditasi 73,5% 84,6% kejuruan dengan kebutuhan dunia
minimal B kerja
Pesentase Kompetensi Keahlian SMK 48,2% 65,0% 5.Meningkatkan akses terhadap layanan
berakreditasi minimal B
pendidikan dan pelatihan
Rasio APK SMP/MTs antara 20% 0,85 0,90
keterampilan
penduduk termiskin dan 20% (2012)
penduduk terkaya
6.Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% 0,53 0,60
penduduk termiskin dan 20% (2012)
penduduk terkaya
Slide - 20
2. SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
Slide - 21
2. SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
Slide - 22
2. SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
Arah Kebijakan
Pembangunan Masyarakat
1. Memperkuat pendidikan
kebhinekaan dan menciptakan
2014
No Indikator 2019 ruang-ruang dialog antar warga
(Baseline)
2. Membangun kembali modal sosial
dalam rangka memperkukuh karakter
Indeks gotong royong (mengukur 0,55 (2012) Meningkat
1 dan jati diri bangsa
keperca-yaan kepada lingkungan tempat
3. Meningkatkan Peran Kelembagaan
tinggal, ke-mudahan mendapatkan Sosial
pertolongan, aksi kolektif masyarakat 4. Meningkatkan kepatuhan terhadap
dalam membantu masyarakat yang hukum dan penghormatan terhadap
membutuhkan dan kegiatan bakti sosial, lembaga penegakan hukum
serta jejaring sosial) 5. Meningkatkan pemahaman,
Indeks toleransi (mengukur nilai toleransi 0,49 (2012) Meningkat penghayatan, pengamalan dan
2
masyarakat dalam menerima kegiatan pengembangan nilai-nilai
agama dan suku lain di lingkungan tempat keagamaan,
tinggal) 6. Meningkatkan kerukunan umat
Indeks rasa aman (mengukur rasa aman 0,61 (2012) Meningkat beragama
3 7. Meningkatkan pembudayaan
yang dirasakan masyarakat di lingkungan
tempat tinggal) kesetiakawanan sosial dalam
penyelenggaraan perlindungan sosial
Jumlah konflik sosial (per tahun) 164 (2013) Menurun
4
Slide - 23
PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
Slide - 24
REVOLUSI MENTAL
Slide - 25
KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA
Laju Pertumbuhan dan Jumlah Penduduk Indonesia, 1971-2010 Laju Pertumbuhan Penduduk 2000-2010
Papua 5.39 Laju
Kepulauan Riau 4.95
3.0 250
Kalimantan Timur 3.81 pertumbuhan
Papua Barat 3.71
2.32
Riau
Bangka Belitung 3.14
3.58 penduduk di
2.5
200
beberapa
Pertumbuhan Penduduk (%)
1.49
150
Sulawesi Barat
Jambi
2.68
2.56
daerah masih
1.45
1.5
Maluku Utara
Aceh
2.47
2.36 sangat tinggi
100 Gorontalo 2.26
1.0 Bali 2.15
Sulawesi Tenggara 2.08
50 NTT 2.07
0.5 Kalimantan Selatan 1.99
Sulawesi Tengah 1.95
119.2 147.5 179.4 205.1 237.6 Jawa Barat
0.0 0 1.90
SP 1971 SP 1980 SP 1990 SP 2000 SP 2010
Sumatera Selatan 1.85
Kalimantan Tengah 1.79
Jumlah Penduduk (juta jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%) Bengkulu 1.67
INDONESIA
DKI Jakarta
1.49 Angka prevalensi
1.41
Jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan secara signifikan, Sumatera Barat
Sulawesi Utara
1.34
1.28
pemakaian
dengan laju yang meningkat dalam 10 tahun terakhir Lampung 1.24
kontrasepsi (CPR)
Sulawesi Selatan 1.17
NTB
Sumatera Utara
1.17
1.10 di berbagai daerah
Piramida Penduduk Indonesia, 2010 DI Yogyakarta 1.04
Kalimantan Barat 0.91 masing sangat
Jawa Timur 0.76
70.0
45-49 ketergan- 60.0
40-44
35-39
tungan: 50.0
10-14
50,2% 0.0
Aceh
Bengkulu
NTT
Banten
Papua
Maluku
Gorontalo
Jambi
Jawa Tengah
Papua Barat
Maluku Utara
Bali
Riau
Lampung
Sumatera Barat
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Tengah
NTB
Jawa Barat
Sulawesi Barat
Bangka Belitung
Sulawesi Utara
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Kepulauan Riau
Kalimantan Barat
DKI Jakarta
Kalimantan Selatan
Sumatera Utara
Kalimantan Timur
Sumatera Selatan
5-9
0-4
14 12 10 8 6 4 2 0 2 4 6 8 10 12 14
Jumlah Penduduk
Slide - 26
KESEHATAN IBU DAN ANAK
AKI Tahun 1994-2012 dan Target RPJMN 2019 AKB Tahun 1994-2012 dan Target RPJMN 2019
Angka Kematian Ibu (AKI) 60 57
dan Angka Kematian 450
Kematian Bayi
tinggi walaupun dalam 300 40 34
Kematian Ibu
228 32
beberapa dekade 250
200
30 24
Pada pelayanan kesehatan rujukan, banyak rumah sakit Kesinambungan pelayanan belum terjaga:
yang belum memenuhi standar ketenagaan. Sebagian pelayanan kesehatan ibu dan anak cakupannya
Persentase RSU Pemerintah Menurut Ketersediaan Dokter Spesialis
masih rendah
pada RSU Tipe C dan Tipe D, 2011 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (%)
100 89 88 91
81 90
83,5
80
80
56 56
60 51 48 70,4 71,3
Kelas C 70
40 61,9
Kelas D 58,9
20 60
Sumber:
0 50
Risfaskes, 2011
Sp. Penyakit Sp. Bedah Sp. Anak Sp. Obstetrik
Dalam Ginekologi 40 37,1 38,0
RS Pratama: 13
RS Rujukan
Regional: 51
RSUD: 119
RS Rujukan
RS Rujukan
Regional: 29
Regional: 21
RSUD: 68 RS Rujukan
RSUD: 46
Regional: 22
RSUD: 53
RS Rujukan
RS Pratama: 55 Regional: 14
RS Rujukan RSUD: 33
RS Rujukan Nasional Regional: 47
RSUD: 111
Strategi 2015-2019:
1. Penguatan sistem rumah sakit rujukan nasional (14 RS)
2. Penguatan sistem rumah sakit rujukan regional (184 RS)
3. Penguatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) (430 RS)
4. Pembangunan RS Pratama di DTPK (68 RS)
Slide - 28
Indonesia menghadapi beban ganda penyakit, yaitu kondisi
penyakit menular masih muncul sedangkan penyakit tidak
menular semakin meningkat
Penduduk Kurang
Perilaku PTM
Faktor Resiko
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR 2007 2010 2013
RENDAH (BBLR) Laki-laki Perempuan
2
Terendah Rata-rata Tertinggi • Akan tetapi,
0
Yogyaka…
kesenjangan masih
Bengkulu
Babel
Lampung
Banten
Pabar
Jambi
Kalbar
Gorontalo
Sumsel
Bali
Kepri
Sulbar
Sumbar
Sumut
Jateng
Jakarta
Maluku
Jabar
NTB
NTT
Riau
Jatim
Papua
Sulteng
Sultra
Aceh
Kalsel
Kalteng
Sulsel
Malut
Kaltim
Sulut
terlihat di beberapa
provinsi
Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Berusia 15 Tahun Keatas Per Provinsi, 2012
• Variasi rata-rata lama 90
80
sekolah penduduk Maximum
70
usia 15 tahun ke atas 60
Mean
Minimum
masih cukup lebar. 50
masih dibawah 6 0
tahun.
Slide - 32
Kesenjangan Partisipasi Pendidikan 1
APS 13-15 tahun antar provinsi dan kab/kota APM SMP/MTs per Provinsi, 2011
100.00
90.00
DKI Jakarta 93.3
DIY
80.00
Bali
70.00
Sumbar
60.00 Kep. Riau
50.00 Aceh
40.00 Jatim
30.00 Riau
20.00 Sumut
NTB
10.00
Sultra
-
Maluku
Aceh
Bengkulu
Papua
Maluku
Gorontalo
Banten
Sumatera Barat
Jambi
Jawa Tengah
Papua Barat
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Bali
Maluku Utara
Riau
Lampung
Kepulauan Riau
DI Yogyakarta
Jawa Barat
Nusa Tenggara Ti
Jawa Timur
Sulawesi Barat
Kalimantan Selat
Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Ba
Kalimantan Tenga
Sulawesi Tenggar
Kalimantan Barat
DKI Jakarta
Kalimantan Timur
Sumatera Utara
Kepulauan Bangka
Sumatera Selatan
Sulut
Jambi
Bengkulu
Jateng
INDONESIA 77.7
Sulsel
Angka terendah tk kab/kota Rata-rata tk provinsi Angka tertinggi tk kab/kota Kaltim
Malut
Kep. Babel
Lampung
Jabar
Banten
APS penduduk usia 7-15tahun Sumsel
menurut kelompok pengeluaran keluarga, 2012. Sulbar
Sulteng
99.4
Gorontalo
98.9
98.6
97.9
95.9
94.9
93.9
92.3
Kalsel
88.8
100 Kalbar
90 Kalteng
81
80 NTT
Kuintil-1 (termiskin) Papua
70 Papua Barat 62.5
Kuintil-2
60
Kuintil-3
50
40 Kuintil-4 Disparitas akses pendidikan dasar sudah semakin kecil
Kuintil-5 (terkaya)
30 baik antar daerah maupun antar kelompok sosial-
20
10
ekonomi. Namun masih perlu upaya besar untuk
0 menjamin semua anak usia 7-15 tahun untuk mengikuti
7-12 Tahun 13-15 Tahun
pendidikan yang berkualitas. Slide - 33
Kesenjangan Partisipasi Pendidikan 2
Perkembangan APS Penduduk Usia 16-18 tahun menurut pengeluaran keluarga
APK SM per Provinsi, 2012
100 Bali 108,45
DI Yogyakarta
75.3
73.0
72.7
72.0
80 DKI Jakarta
68.4
63.6
62.4
Maluku Utara
61.4
55.9
55.2
Aceh
52.4
50.4
60
46.2
Maluku
43.4
42.9
41.0
Sulawesi Tenggara
36.8
29.9
Sulawesi Utara
28.7
40
27.6
Bengkulu
Riau
20 Sulawesi Barat
Kepulauan Bangka Belitung
0 Kalimantan Timur
Sumatera Utara
2000 2006 2009 2012
Jawa Timur
Nusa Tenggara Barat
Kuintil-1 Kuintil-2 Kuintil-3 Kuintil-4 Kuintil-5
Sulawesi Selatan
Sumatera Barat
Indonesia 78,50
Kesenjangan partisipasi pendidikan menengah semakin mengecil, tetapi masih Sumatera Selatan
membutuhkan perhatian besar untuk terus diturunkan Jambi
Kepulauan Riau
Kalimantan Tengah
Banten
Persentase Kecamatan yang Memiliki SMP/MTs atau SMA/SMK/MA Gorontalo
(negeri dan/atau swasta) Jawa Tengah
Jawa Barat
Papua
100.00 Sulawesi Tengah
Kalimantan Selatan
90.00
Lampung
80.00 Nusa Tenggara Timur
70.00 Papua Barat
Kalimantan Barat 59,68
60.00
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
50.00
40.00
30.00
20.00 Tahun 2011: dari 6.637 kecamatan:
10.00
-
1.735 kec. belum memiliki satuan pendidikan
KALB
BALI
MALUKU
RIAU
JABAR
KEPRI
SULBAR
SULUT
PABAR
LAMPUNG
PAPUA
NTT
MALUT
JATIM
KALTIM
JAKARTA
GORONTALO
BABEL
ACEH
JAMBI
KALTENG
JATENG
SULSEL
KALSEL
SUMBAR
BENGKULU
NTB
SULTENG
menengah negeri
BANTEN
SUMUT
SULTRA
YOGYAKARTA
SUMSEL
Sumber: dihitung menggunakan data Susenas Modul Sosial Budaya 2012 Slide - 36
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
SASARAN PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
Slide - 37
3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
BAPPENAS : KOORDINASI
Peningkatan PERENCANAAN
kemampuan MENKO : KOORDINASI
Kemen Pertanian;
petani PELAKSANAAN Stop konversi Pemda;
Kemen Perindustrian; Pemb. lahan produktif Kemen Agraria & TTR
Pemda Agribisnis
KEDAULATAN
kerakyatan
PANGAN
Pemulihan
kualitas Kemen Pertanian;
Pendirian bank kesuburan
Bank Indonesia; pertanian & lahan; 1000 KLH/BPLH
UMKM Pemda (BUMDes- Dana Desa)
Kemen Koperasi Gudang dgn
Desa Mandiri
Benih
fasilitas
pengolahan
pasca panen
di sentra Kemen Pertanian;
produksi; Kemen BUMN; Pemda
Slide - 39
SEBARAN PRODUKSI BAHAN PANGAN POKOK
Komoditi Target 2019 Komoditi Target 2019
Padi 5.947.947
Padi 20.075.415
Jagung 459.506
Jagung 5.808.034
Komoditi Target 2019
Kedelai 21.933
Kedelai 190.587
Padi 9.345.196
Daging 162.972 Daging 42.246
Jagung 3.866.099
Gula 1.589.780 Gula -
Kedelai 152.373
Daging 48.270
Gula 120.673
Padi 473.235
Jagung 65.405
Kedelai 14.487
Kedelai 1.288.455
Daging 439.060
Jumlah DAS
yang akan 5 7 10 12 15
ditangani
Catatan:
* Dalam bentuk Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD), Hutan Tanaman Rakyat (HTR),
Hutan Rakyat (HR), Hutan Adat dan Kemitraan (Ha)
Slide - 41
DAS yang akan dipulihkan dalam tahun 2015-2019
1. DAS Citarum
2. DAS Ciliwung
3. DAS Cisadane
4. DAS Serayu
5. DAS Solo DAS Moyo
6. DAS Brantas
Slide - 42
LOKASI PEMBANGUNAN 49 WADUK
WADUK KEUREUTO, RUKOH,
TIRO, JAMBO AYE (NAD) WADUK LOLAK, KUWIL
(SULUT)
WADUK CIAWI, SUKAMAHI, WADUK TAPIN (KALSEL)
CIPANAS, LEUWIKERIS,
WADUK LAUSIMEME WADUK SEPAKU SEMOI,
SADAWARNA, SANTOSA,
(SUMUT) MARANGKAYU, TERITIP
SUKAHURIP (JABAR)
(KALTIM)
WADUK
ESTUARI SEI LOMPATAN
HARIMAU (RIAU) WADUK KARALOE,
GONG,
PASELORENG,
DOMPAK,
PAMUKULU, JENELATA,
BUSUNG (KEPRI)
NIPA-NIPA (SULSEL)
WADUK
SUKOHARJO,
SEGALAMINDER, WADUK TELAGAWAJA,
WAY SEKAMPUNG, LAMBUK (BALI) WADUK LASONGI
SUKARAJA III (SULTRA)
(LAMPUNG)
WADUK RAKNAMO,
WADUK KARIAN, KOLHUA, ROTIKLOD,
SINDANGHEULA WADUK LOGUNG, JLANTAH,
NAPUNGGETE (NTT)
(BANTEN) MATENGGENG (JATENG)
WADUK BINTANG BANO,
TANJU DAN MILA, MUJUR
WADUK BENER, WADUK SEMANTOK, WADUK (NTB)
KARANGTALUN (DIY) BAGONG, WADUK LESTI,
WADUK WONODADI (JATIM)
Slide - 43
3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Kedaulatan Energi
2014 ARAH KEBIJAKAN:
INDIKATOR 2019*
(baseline)
1. Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas
Peningkatan Produksi SD Energi: dan batubara): lapangan baru, IOR/EOR,
pengembangan gas non konvensional (shale gas dan
- Minyak Bumi (ribu BM/hari) 818 700
CBM).
2. Meningkatkan Cadangan Penyangga dan Operasional
- Gas Bumi (ribu SBM/hari) 1.224 1.295 Energi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii)
- Batubara (Juta Ton) 421 400 pengadaan kontrak jangka menengah dan panjang
untuk SD energi.
Penggunaan DN (DMO): 3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan
- Gas bumi DN 53% 64% dalam bauran energi: (i) insentif dan harga yang
tepat; (ii) pemanfaatan bahan bakar nabati.
- Batubara DN 24% 60% 4. Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorong
Regasifikasi onshore (unit) - 6 penggunaan SD energi utk penggunaan setempat; (ii)
pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG.
Pembangunan FSRU (unit) 2 3 5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i)
pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan
Jaringan pipa gas (km) 11.960 17.960 utk teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit
Pembangunan SPBG (unit) 40 118 energi; (iii) peningkatan peran perusahaan layanan
energi (ESCO).
Jaringan gas kota (sambungan 6. Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebih
200 ribu 1 jt
rumah) transparan dan tepat sasaran
7. Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA
Pembangunan kilang baru (unit) - 1
(kelistrikan)
Kemen ESDM;
Kemen BUMN
Kemen ESDM;
Peningkatan Pembangunan Tata kelola yg
Kemen BUMN;
produksi minyak kilang migas efektif & efisien Kemen ESDM;
Kemendag; bumi industri migas Kemen BUMN;
Pertamina memperpanjangu dan energi (a.l
sia sumur2 tua SKK Migas
kontrak
dan Pengendalian pembelian Pertamina, PLN, PGN
impor minyak minyak jangka
menengah)
Kemen Keuangan;
Percepatan
Kemen ESDM; Pembangunan
Kemen BUMN Sistem fiskal yg Pembangkit listrik Kemen ESDM;
flexibel dan peningkatan Kemen BUMN;
Penggunaan Batu PLN; PGN
BAPPENAS : KOORDINASI bara dan Gas utk
PERENCANAAN produksi Listrik
MENKO : KOORDINASI
PELAKSANAAN
Pengalihan KEDAULATAN
Transportasi Kemen ESDM;
Kemen ESDM; berbasis BBM ENERGI Realokasi Kemen Keuangan
Kemen Perhubungan ke gas subsidi BBM ke Kemen BUMN
(percepatan biofuel
Kemen Perindustrian Kementan
Pembangunan
SPBG)
Peningkatan
Kemen ESDM; Iklim investasi kapasitas
migas yg tangki/minyak
Kemen Keuangan;
kondusif mentah, BBM,
Pemda Kemen ESDM;
Pengembangan dan LPG
energi baru & Pertamina
terbarukan
Kemen ESDM;
Kemen BUMN; Kemen Ristek Slide - 45
Rencana Pembangunan Infrastruktur Migas
Receiving
Terminal
Arun
Kilang
Minyak
Bontang
Slide - 46
RASIO ELEKTRIFIKASI DAN ENERGI
YANG DIKONSUMSI PER KAPITA TAHUN 2013
BALI & NUSA TENGGARA 13.721,1 3.480,9 2.203 4,39 5.687 3,08 63,30 414,49
MALUKU & PAPUA 6.604,1 1.537,2 733 1,46 1.773 0,96 47,72 268,46
LUAR JAWA 106.832,5 26.011,3 18.461 36,82 49.463 26,81 70,97 463,00
Slide - 47
3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Produksi hasil perikanan (juta ton ) 22,4 40-50 9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari serta
penguatan SDM dan Iptek kelautan;
Pengembangan pelabuhan perikanan 21 unit 24 unit 10. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan
Peningkatan luas kawasan konservasi serta masyarakat pesisir
15,7 juta ha 20 juta ha
laut
Slide - 48
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN
Peningkatan Kemen KP; Kemen Koperasi UKM; Kemen PU; Kemen Hub;
kapasitas dan Kemen Ristek DIKTI; Kemen Perdagangan; Perbankan; Pemda
pemberian akses
terhadap sumber
modal, sarana Pembangunan
Peningkatan produksi, 100 sentra
Kemen KP produksi infrastruktur, perikanan sbg Kemen KP; Kemen Hub
perikanan dua teknologi dan tempat
pasar pelelangan ikan Kemen BUMN;
kali lipat (40-50
juta ton per terpadu dan Pemda
pembangunan 24
tahun pada thn pelabuhan
2019 strategis
PEMBANGUNAN
KEMARITIMAN
Mengurangi
Penerapan best intensitas
Kemen KP; aqua-culture penangkapan di
practices untuk kawasan Kemen KP;
Kemen Ristek DIKTI underfishing Pemda
komoditas-
komoditas sesuai batas
unggulan kelestarian
Peningkatan luas
kawasan konservasi Penguatan
perairan berkelanjutan keamanan laut,
(17 juta ha) dan Kemen Han
Kemen KP; penambahan kawasan daerah
perbatasan dan Kemen KP;
Kemen LH & Hut; konservasi 700 ha dan
rehab. Kerusakan pengamanan Kemen Dagri;
Pemda lingkungan pesisir &
SDA dan ZEE KemenLu.
laut
Slide - 49
WILAYAH LAUT INDONESIA
Slide - 50
WILAYAH PENANGKAPAN
DAN POTENSI PERIKANAN DI INDONESIA
(satuan dalam 1.000 ton/tahun)
278,0
WPP
Samudera Hindia B
(Selatan Jawa -
Laut Timor Barat)
491,7
Slide - 51
Sumber: Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. 45/2011 tentang Estimasi Potensi SDI di WPP (total sebesar
6,52 juta ton/tahun)
Slide - 52
SEBARAN PELABUHAN PERIKANAN (total)
Kaltara
PPI:3
NAD
PPI:170
Kalbar
Sumbar PPN:2
PPS:1 PPI:63
PPI:27
Jambi
PPI:8 Sulbar
Babel PPI:10 Sultra
Kalteng
PPN:2 PPS:1
PPI:9
PPI:16
Bengkulu Bali PPI:29
PPI:41 PPN:2 Sulsel
PPI:11 PPN:0
PPI:52
Sumsel Lampung
PPI:7 PPI:20 DKI
PPS:1 DIY Maluku
PPI:6 PPI:23 PPN:3 Papua
Banten PPI:23 PPI:14
Jatim
PPN:2 Jabar PPN:4 NTB NTT
PPI:38 PPN:3 Jateng PPI:99 PPI:31 PPI:24
PPI:73 PPI:86
Ket:
• PPS : Pelabuhan Perikanan Samudra
• PPN : Pelabuhan Perikanan Nusantara
• PPI: Pangkalan Pendaratan Ikan Slide - 53
SEBARAN SEKOLAH PERIKANAN
NAD
SUPM Ladong
Sulut
AP Bitung
Papua Barat
AP Sorong; SUPM
Sorong
Kalbar
Sumbar SUPM
SUPM Pontianak
Pariaman
Sulsel
SUPM Bone
Lampung
SUPM kota
Agung DKI
STP Jakarta Maluku
SUPM
Waiheru
Jatim
AP Sidoarjo NTT
Jateng SUPM Kupang
SUPM Tegal
Ket:
• STP : Sekolah Tinggi Perikanan (PUSAT)
• AP : Akademi Perikanan (PUSAT)
• SUPM : Sekolah Usaha Perikanan Menengah (PEMDA) Slide - 54
SEBARAN BALAI DAN LOKA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
(UPT PUSAT)
Sultra
LPTK Wakatobi
Sumbar (Teknologi Kelautan)
LPSDKP Bungus
(KerentananPesisir)
DKI
Sumsel P3SDLP (SD laut & pesisir); BBRP2B
BRPPU Palembang Jakarta (bioteknologi perikanan); Sulsel
(Perairan Umum) BBRSE (sosial ekonomi perikanan) BPPAP Maros
(budidaya air payau)
BALI
BBPPBL Gondol (Budidaya
JABAR Laut); BPOL Perancak
BBAT Bogor (budidaya air tawar); BPPIH Depok (Observasi Laut)
(ikan Hias); BPPI Sukamandi (pemuliaan Ikan);
BP2KSI Jatiluhur (konservasi SD ikan)
Slide - 55
PETA SEBARAN BALAI/UPT PERIKANAN BUDIDAYA
Slide - 56
TOL LAUT DALAM MENDUKUNG POROS MARITIM
DUNIA
Nilai
Keterangan Program Keterangan
(Rp.Milyar)
24 Pelabuhan Strategis 243,696 Termasuk pengerukan, pengembangan terminal kontainer, serta lahannya
Short sea shipping 7,500 Kapal, pelabuhan Panjang, sumur, Bojanegara, Kendal, Pacitan, Cirebon
Fasilitas kargo umum dan bulk 40,615 Rencana induk pelabuhan nasional
Pengembangan pelabuhan non-
198,100 1.481 pelabuhan
komersil
Pengembangan pelabuhan komersil
41,500 83 pelabuhan
lainnya
Transportasi multimoda untuk
50,000 Jalan akses, kereta pelabuhan, kereta pesisir.
mencapai pelabuhan
Revitalisasi industri galangan kapal 10,800 12 galangan kapal
Kapal untuk 5 tahun ke depan 101,740 Kapal container, barang perintis, bulk carrier, tug & barge, tanker, dan kapal rakyat
Kapal patroli 6,048 Kapal patrol dari Kelas IA s/d V
Total 699,999
Slide - 57
Pengembangan Transportasi Penyeberangan
(Komplemen Konsep Tol Laut)
Arah kebijakan pengembangan
transportasi penyeberangan 2015-
2019:
Kontribusi dalam PDB 20,7% 21,6% 7. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (Nilai
Ekspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja)
Penambahan jumlah Industri
- 9.000 unit*
skala menengah dan besar
* Kumulatif 5 tahun Slide - 59
PEMBANGUNAN KARAKTER DAN POTENSI PARIWISATA
PEMBANGUNAN
KARAKTER
DAN POTENSI
PARIWISATA Percepatan
Pengembangan
Keterlibatan
dan
Kemen Pariwisata; Masyarakat Kemen Pariwisata;
Pengelolaan
Lokal dalam Kemen BUMN;
Pemda Kawasan
Pengelolaan Pemda
Pariwisata
Lokasi
(intersullar
Pariwisata
tourism)
Peningkatan
Pengembangan Kualitas SDM
Kemen Koperasi &UKM; Ekonomi Kreatif Masyarakat
Berbasis pada Kemen Pariwisata;
Kemen Pariwisata; Lokal /Sekitar
Eco-tourism Kemen Budaya Dikdasmen;
Badan Pengembangan Ekonomi Kreatif; Objek Wisata
Pemda
Pemda;
Slide - 60
POTENSI WISATA ALAM
Slide - 61
POTENSI WISATA MICE (Meeting, Incentives, Conference, Exhibition)
Slide - 63
3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Ketahanan Air
2014 ARAH KEBIJAKAN:
Indikator 2019
(Baseline)
Ketahanan Air
1. Pemeliharaan dan pemulihan sumberdaya air dan
Kapasitas air baku nasional 51,44 m3/det 118,6 m3/det
ekosistemnya.
Pembangunan Waduk* 21 waduk 49 waduk 2. Pemenuhan kebutuhan dan jaminan kualitas air
Ketersedian air irigasi yang bersumber 11% 20% untuk kehidupan sehari-hari bagi masyarakat
dari waduk 3. Pemenuhan kebutuhan air untuk kebutuhan
Terselesaikannya status DAS lintas 0 19 DAS (kumulatif) sosial dan ekonomi produktif
negara
4. Peningkatan ketangguhan masyarakat dalam
Berkurangnya luasan lahan kritis melalui 500.000 ha 5,5 juta ha
rehabilitasi dalam KPH (kumulatif)
mengurangi risiko daya rusak air termasuk
Pulihnya kesehatan 5 DAS Prioritas (DAS 0 15 DAS perubahan iklim
Ciliwung, DAS Citarum, DAS Serayu, DAS 5. Peningkatan kapasitas kelembagaan,
Bengawan Solo, dan DAS Brantas) dan ketatalaksanaan, dan keterpaduan dalam
10 DAS prioritas lainnya sampai dengan pengelolaan sumber daya air yang terpadu,
tahun 2019
efektif, efisien dan berkelanjutan, termasuk
Terjaganya / meningkatnya jumlah mata 0 15 DAS
air di 5 DAS prioritas dan 10 DAS
peningkatan ketersediaan dan kemudahan akses
prioritas lainnya sampai dengan 2019 terhadap data dan informasi
melalui konser-vasi sumber daya air
Kapasitas/Daya tampung 15,8 miliar m3 19 miliar m3
Pengembangan dan pengelolaan 9,136 Juta Ha 10 Juta Ha
Jaringan Irigasi (permukaan, air tanah, *) Kumulatif 5 Tahun
pompa, rawa, dan tambak)
Rata-rata kapasitas Desain Pengendalian 5-25 tahun 10-100 tahun
Struktural dan Non Struktural Banjir
Slide - 64
3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Infrastuktur Dasar dan Konektivitas
2014
Indikator 2019
(Baseline)
ARAH KEBIJAKAN:
Infrastruktur Dasar dan Konektivitas
Rasio elektrifikasi 81,5% 96,6%
1. Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang
Konsumsi Listrik Perkapita 843KWh 1.200KWh
dilakukan di tingkat nasional, provinsi,
Kawasan permukiman kumuh perkotaan 38.431 Ha 0 ha
kabupaten/kota, dan masyarakat
Kekurangan tempat tinggal (backlog) 7,6 juta 5 juta
2. Mempercepat pembangunan transportasi dengan
berdasarkan perspektif menghuni
Akses Air Minum Layak 70 % 100%
penguatan industri nasional untuk mendukung
Akses Sanitasi Layak 60,9 % 100%
Sistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitas
Kondisi mantap jalan nasional 94 % 98 %
nasional dalam kerangka mendukung kerjasama
Pengembangan jalan nasional 38.570 km 45.592 km
regional dan global.
Pembangunan jalan baru * 1.202 km 2.650 km
3. Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Jaringan Jalan
Pengembangan jalan tol * 807 km 1.000 km
Kota.
panjang jalur kereta api 5.434 km 8.692 km
4. Mengoptimalisasi pemanfaatan spektrum frekuensi
Pengembangan pelabuhan 278 450
radio dan orbit satelit sebagai sumber daya terbatas.
Dwelling Time Pelabuhan 6-7 hari 3-4 hari
5. Mendorong pembangunan fixed/wireline broadband
Jumlah bandara 237 252
termasuk di daerah perbatasan negara.
On-time Performance penerbangan 75% 95 %
6. Mendorong tingkat literasi dan inovasi TIK.
Kab/Kota yang dijangkau Broadband 82% 100%
7. Meningkatkan peranan Energi Baru Terbarukan
Jumlah Dermaga Penyeberangan 210 275
dalam Bauran Energi
Pangsa Pasar Angkutan Umum 23% 32% 8. Meningkatkan Aksesibilitas Energi
Perkotaan
Lingkungan
• Emisi Gas Rumah Kaca 15,5% ~ 26%
• Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) 63,0-64,0 66,5-68,5
*) Kumulatif 5 Tahun
**) Dalam dan luar kawasan
• Tambahan Rehabilitasi Hutan 2 juta ha** 750 ribu ha*** ***) Dalam kawasan
Slide - 65
RENCANA BESAR PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT
LISTRIK 35.000 MW 2015-2019
2014 Kapasitas Pembangkit 2014 adalah 50,7
GW dan Rasio Elektrifikasi 81,5 Persen
Kemampuan Investasi PT. PLN adalah Rp 250 triliun dalam 5 tahun
Pertumbuhan Ekonomi Investasi yang paling mendesak untuk mengatasi krisis listrik/potensi
6-7 persen krisis listrik
Diperlukan program penyehatan kondisi keuangan PT. PLN melalui :
2019 Kapasitas pembangkit sekitar 85,7 GW Penyesuaian tarif dasar listrik mencapai nilai keekonomiannya pada
dan Rasio Elektrifikasi 96,6 persen tahun 2017, dengan tarif yang mencerminkan kemampuan investasi
PT. PLN secara mandiri (memperhitungkan beban investasi sesuai
Oleh PLN: Pembangkit: 16,4 GW ( berikut Transmisi 50
ribu kms; Jaringan Distribusi 150 ribu kms) kondisi demografi dan geografi yang ada serta beban sasaran
bauran energi)
Oleh Swasta: Pembangkit 18,7 GW (berikut transmisi
Peningkatan injeksi PMN
360 kms)
Subsidi yang semakin tepat sasaran (hanya untuk pengguna
dibawah 60 KWh) per bulan
Kebutuhan Investasi : Fasilitasi pemerintah dalam mengatasi hambatan (bottleneck)
PT. PLN 545 triliun dan Swasta Rp 435 triliun investasi, berupa: (a) penjaminan pemerintah untuk investasi; (b)
Percepatan persetujuan PKLN; (c) fasilitasi pembebasan lahan; (d)
Konsumsi Listrik per kapita (kWh) mempermudah perijinan (e) penyesuaian harga jual beli listrik IPP
yang lebih menarik terutama energi terbarukan; (f) fasilitasi
843 1.200
penyediaan gas untuk pembangkit listrik: serta (g) perlindungan
hukum bagi pelaksana proyek.
Slide - 66
RENCANA PEMBANGUNAN HYDRO POWER
Hydro Power Potential Map
(Potential: 75.000 MW, Plan to developed 12,900 MW up to 2027)
ACEH:
5.062 MW
KALSELTENGTIM:
16.844 MW
SUMUT:
3.808 MW
KALBAR: MALUKU:
SULUTTENG: 430 MW
4.737 MW
3.967 MW
SUMBAR & RIAU:
3.607 MW
PAPUA:
22.371 MW
SUMSEL, JAMBI,
BENGKULU & LAMPUNG:
3.102 MW JATENG: SULSELRA:
813 MW 6.340 MW
JABAR:
JATIM:
2.861 MW
525 MW
BALI NUSRA:
624 MW
3
Sumber : RUPTL dan Musrenbangnas 2014
Slide - 67
LOKASI RENCANA PLTU MULUT TAMBANG DI INDONESIA
TAHUN 2015-2019 (HANYA DI SUMATERA)
Sumber : Data diolah dari PT. PLN (Persero), KESDM dan Musrenbangnas 2014
Slide - 68
Rencana Pembangunan PLTA dan PLTM
(2015-2019)
Sumber : diolah dari PT. PLN (Persero), KESDM, dan Musrenbangnas 2014 Slide - 69
LOKASI 33 PEMBANGUNAN PLTA
DALAM PEMBANGUNAN 49 WADUK
• Wampu, 45 Mw,-Asahan III • Karama Peaking (Unsolicited) 150
(FTP 2), 174 Mw, Hasang (FTP Mw, Karama Baseload
2, 40 Mw, Simonggo-2, 86 (Unsolicited), 300 Mw (Sulbar)
MW, Batang Toru (Tapsel),
510 Mw, Masang-2, 55 Mw
• Peusangan 1 – 2, 88 Mw,
(Sumut) • Duminanga, 1 Mw,Sawangan, • PLTA Tersebar Maluku Utara,
Peusangan-4, 400 Mw (NAD)
12 Mw (Sulut) 4.5 Mw, (Malut)
• Bontobatu (FTP2), 110
Mw, Malea, 90 Mw
(Sulsel) • Isal 3 , 4 Mw, Nua (Masohi), 6
Mw, Wai Tala 13.5 Mw, Wai Tala
40.5 Mw, Isal, 6 Mw, PLTA
Tersebar Maluku , 18.5
Mw(Maluku)
• Merangin, 350
Mw(Jambi)
• Kusan, 65 Mw(Kalsel)
• Semangka (FTP2), 56 • Orya 2, 10 Mw,
Mw(Lampung) Kalibumi-2, 5 Mw,
• Brang Beh 1, 8 Mw, Mariarotu II 1.3 Mw,
Brang Beh 2, 4.1 Mw • Konawe, 50 Mw, • Maubesi ,1 Mw, Baliem, 10 Mw,
NTB) Watunohu 1, 20 Mw Kudungawa, 2 Mw, Kalibumi III Cascade, 5
(Sultra) Ubungawu III, 0.2 Mw Mw, Baliem, 40 Mw,
(NTT) Tatui, 4 Mw, Amai, 1.4
Mw (Papua)
Slide - 70
RENCANA PENGUSAHAAN
PENGUSAHAAN JALAN TOLJALAN TOL
SELANJUTNYA
2 1
11
3
4
5
6
7 9
8
10
*) dalam proses tender
**) proyek prakarsa
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Ruas Medan- Medan-Binjai Pekanbaru- Palembang- Kayuagung- Bakauheni- Serpong-Balaraja *) Pasirkoja- Cileunyi- Pandaan- Manado-
Kualanamu-Lubuk
Pakam-Tebing
Tinggi *)
Kandis-Dumai Indralaya Palembang-
Betung **)
Terbanggi
Besar JALAN TOL PRIORITAS Soreang Sumedang-
Dawuan
Malang Bitung
Panjang (km) 61,8 15,80 135,00 22,00 111,65 150,00 30,00 10,57 58,50 37,62 39,00
Biaya 6,277 2,295 17,347 2,313 13.298 17.389 5.177 1.786 10.033 2.968 2,166
Investasi
(Rp. Milyar)
Biaya Tanah 441 116 974 156 410 1,033 1.751 696 1.295 294 365
(Rp. Milyar)
Status Pengadaan Persiapan Pengadaan Pengadaan Persiapan Persiapan Pengadaan tanah Pengadaan Pengadaan Pengadaan Pengadaan
tanah (81,36%) pengadaan tanah Tanah Pengadaan pengadaan (Seksi I Serpong- tanah tanah tanah tanah oleh
& tahap tanah (7,72%) (13,89%) tanah tanah Legok 10 km (38,11%) (28,58%) & (14,90%) Pemda
pelelangan sudah bebas)& konstruksi (33%)
persiapan Slide - 71
RENCANA PENGEMBANGAN PERKERETAAPIAN
2015 - 2019
Slide - 72
RENCANA PEMBANGUNAN 15 BANDARA BARU
DAN PENGEMBANGAN 9 BANDARA KARGO
Slide - 73
TARGET PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TIK
Slide - 74
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENDUKUNG
KAWASAN EKONOMI KHUSUS
Slide - 75
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENDUKUNG
14 KAWASAN INDUSTRI DI LUAR JAWA
PROYEK STRATEGIS
Kebutuhan penanganan infrastruktur untuk Pelabuhan: Pembangunan Pel.Kualatanjung, Tanjung Perak, Pontianak, Bitung,
mendukung 13 Kawasan Industri sebesar Makassar, Banjarmasin, Kupang dan Halmahera
Rp.55,444.8 Triliun Tol: Pembangunan Jalan Tol Manado Bitung
Jalan: Pembangunan Jalan Lingkar Batulicin, Palu-Parigi, Lingkar Kupang, Jalan
Susumuk-Bintuni
SEKTOR INVESTASI Kereta Api: Pembangunan jalur KA antara Manado – Bitung, Sei Mangke –
Bandara 8,200.00 Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Pasoso – Tanjung Priok, DDT dan
Elektrifikasi Manggarai–Bekasi -Cikarang, Lingkar Luar Kereta Api .
Jalan 8,079.74
Listrik: Pembangunan pembangkit listrik (PLTU Kualatanjung, Asahan 3,
Kereta Api 10,085,00 Pangkalan Susu, PLTU Palu, PLTA Poso, PLTMG Morowali, PLTU NTT-2
Ketenagalistrikan 10,477.06 Kupang, PLTU Ketapang (FTP2), PLTG/MG Pontianak Peaker, PLTU
Bengkayang, Parit Baru, Pulau Pisau, PLTA Konawe, PLTA/MH Morowali,
Pelabuhan 17,664.00 Bantaeng dan PLTGU Tangguh.
Sumber Daya AIR 939.00 Bandara: Pengembangan Bandara Mutiara Palu, Eltari Kupang, Pengembangan,
Total 55,444,80 Halu Oleo Kendari. Sam Ratulangi Manado dan Bandara Syamsuddin Noor-
Banjarmasin
SUMATERA MALUKU
1. Kuala Tanjung - Sumut 12. Buli, Halmahera
2. Seimangke – Sumut Timur-MaluT
3. Tanggamus - Lampung
PAPUA
KALIMANTAN 13. Teluk Bintuni,
4. Batulicin – Kalsel Papua Barat
5. Ketapang - Kalbar
6. Landak - Kalbar;
7. Jorong - Kalsel
SULAWESI
7. Palu – Sulteng
8. Morowali - Sulteng
9. Bantaeng - Sulsel
10. Bitung – Sulut
11. Konawe – Sultra
Slide - 76
PELAKSANAAN TERPADU
MELALUI BADAN USAHA STRATEGIS
SektorPotensial
Restrukturisasi Sektor
Slide - 77
Perkiraan Kebutuhan Tanah
Pembangunan Infrastruktur
Luas Kebutuhan Tanah (Ha)
No Jenis Kegiatan Total
Pemerintah KPS
1. Persampahan dan Air Limbah - 76 76
2. Air Minum - 13 13
3. Energi dan Kelistrikan - 206 206
4. Kereta Api - 9.532 9.532
5. Jalan Tol - 5.054 50.054
6. Bandara - 637 637
7. Pelabuhan - 122 122
8. Bendungan 54.037 - 54.037
9. Kota Baru Publik 10.000 - 10.000
Total 64.037 76.677
Sumber : Bappenas 2014
SASARAN PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMERATAAN
Slide - 79
4. SASARAN PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMERATAAN
Slide - 80
4. SASARAN PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMERATAAN
Slide - 82
PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA KERJA
MELALUI REVITALISASI BALAI LATIHAN KERJA
Slide - 83
PENINGKATAN JANGKAUAN
PROGRAM KELUARGA PRODUKTIF & SEJAHTERA
TARGET NASIONAL 2015-2019
Bantuan Tunai Bersyarat : 3.000.000 KSM
Asistensi Disabilitas Berat : 24.000 Jiwa
Kelompok Usaha Bersama : 111.090 KK
Perdesaan
Kelompok Usaha Bersama : 53.300 KK
Perkotaan
MALUKU
SUMATERA Bantuan Tunai : 32.285 KSM
Bantuan Tunai : 516.337 KSM Bersyarat
KALIMANTAN SULAWESI
Bersyarat Asistensi Disabilitas : 384 Jiwa
Bantuan Tunai : 88.219 KSM Bantuan Tunai : 207.530 KSM Berat
Asistensi : 5.802 Jiwa Bersyarat Bersyarat
Disabilitas Berat Kelompok Usaha : 1.270 KK
Asistensi Disabilitas : 1.658 Jiwa Asistensi : 2.374 Jiwa Bersama Perdesaan
Kelompok Usaha : 11.370 KK Berat Disabilitas Berat
Bersama Kelompok Usaha : 300 KK
Perdesaan Kelompok Usaha : 2.290 KK Kelompok Usaha : 7.860 KK Bersama Perkotaan
Bersama Perdesaan Bersama
Kelompok Usaha : 9250 KK
Perdesaan
Bersama Kelompok Usaha : 2.300 KK
Perkotaan Bersama Perkotaan Kelompok Usaha : 6.790 KK
PAPUA
Bersama Bantuan Tunai Bersyarat : 12.080 KSM
Perkotaan
Asistensi Disabilitas Berat : 232 Jiwa
SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH
Slide - 86
5. SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (1)
Keterangan :
Asumsi target pertumbuhan PDB Nasional 8% di tahun 2019
Perhitungan proyeksi masih menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000.
Perhitungan proyeksi dapat berubah dengan adanya perubahan harga konstan tahun dasar 2010.
Slide - 87
STATUS RTRW PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA
Belum Selesai 8 81 12
Slide - 88
PROVINSI YANG BELUM MENETAPKAN
PERDA RTRWP
Slide - 89
SASARAN PEMBANGUNAN WILAYAH
2015-2019
PERAN PDRB WILAYAH (%) PERAN PDRB WILAYAH (%)
Wilayah TAHUN 2013 TAHUN 2019
SUMATERA 23,8 24,6
JAWA 58 55,1
KALIMANTAN 8,7 9,6
SULAWESI 4,8 5,2
Wilayah Sulawesi
BALI NUSTRA 2,5 2,6 Wilayah Kalimantan Sasaran 2015 2016 2017 2018 2019
MALUKU PAPUA 2,2 2,9 Sasaran 2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan ekonomi 7,4 7,6 8,2 8,9 9,1
Pertumbuhan ekonomi 5 5,9 6,1 6,9 7,6
Kemiskinan 9,6 9,1 8,1 7,1 5,6
Kemiskinan 5,7 5,4 4,8 4,2 3,3
Pengangguran 4,5 4,4 4,2 4 3,8 Pengangguran 4,9 4,7 4,5 4,3 4
Wilayah Jawa-Bali
Sasaran 2015 2016 2017 2018 2019
Pertumbuhan ekonomi 5,7 6,5 7,1 7,4 7,8 Wilayah Maluku
Kemiskinan 9 8,5 7,6 6,7 5,2 Sasaran 2015 2016 2017 2018 2019
Pengangguran 6,3 6,1 5,9 5,7 5,5 Pertumbuhan ekonomi 6,5 6,9 7,8 8 8,2
Kemiskinan 12,8 12,1 10,7 9,3 7,3
Pengangguran 5,9 5,7 5,4 5,2 4,9
Wilayah Jawa-Bali
Sasaran 2015 2016 2017 2018 2019
Wilayah Papua
Pertumbuhan ekonomi 5,7 6,5 7,1 7,4 7,8 Wilayah Nusa Tenggara
Sasaran 2015 2016 2017 2018 2019
Kemiskinan 9 8,5 7,6 6,7 5,2 Sasaran 2015 2016 2017 2018 2019
Pertumbuhan ekonomi 11,7 13,2 16 17,2 17,3
Pengangguran 6,3 6,1 5,9 5,7 5,5 Pertumbuhan ekonomi 4,6 7,3 7,6 8,2 9,2
Kemiskinan 26,9 25,3 22,3 19,4 15,1
Kemiskinan 16 15,1 13,4 11,7 9,2
Pengangguran 3,7 3,5 3,4 3,2 3
Sumber : Perhitungan Bappenas, 2014 Pengangguran 3,8 3,6 3,4 3,3 3,1
Slide - 90
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH
2015-2019
16,5
Sumatera
Pertumbuhan Ekonomi (%)
14,5
Jawa-Bali
10,5 Kalimantan
Sulawesi
8,5
Maluku
6,5
Papua
4,5
2,5
2015 2016 2017 2018 2019
Slide - 91
SASARAN TINGKAT KEMISKINAN WILAYAH 2015-2019
30
Sumatera
25
Kemiskinan (%)
Jawa-Bali
20
Nusa Tenggara
15
Kalimantan
10 Sulawesi
Maluku
5
Papua
0
2015 2016 2017 2018 2019
Slide - 92
SASARAN TINGKAT PENGANGGURAN WILAYAH 2015-2019
5,5 Sumatera
Pengangguran (%)
5 Jawa-Bali
Nusa Tenggara
4,5
Kalimantan
4 Sulawesi
Maluku
3,5
Papua
3
2,5
2015 2016 2017 2018 2019
Slide - 93
PEMBANGUNAN TECHNO PARK DAN SCIENCE PARK
ARAH KEBIJAKAN :
Pembangunan Tecno Park diarahkan berfungsi sebagai:
pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan
hasil (pasca panen) yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi
untuk diterapkan dalam skala ekonomi;
tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke
masyarakat luas;
Slide - 94
PEMBANGUNAN SCIENCE AND TECHNO PARK
Menuju Bangsa Berdaya Saing
PRESIDEN
TIM PENGARAH:
Menteri PPN/Bappenas;
Menteri Ristek dan Dikti;
Menteri Pertanian;
BPPT Menteri Kelautan dan Perikanan;
Menteri Perindustrian; dsb
PROVINSI/
KELOMPOK Science Park Science Park Science Park
PROVINSI
KABUPATEN/ Techno Techno Techno Techno Techno Techno Techno Techno Techno
KOTA Park Park Park Park Park Park Park Park Park
Slide - 95
GERAKAN SADAR PENGOLAHAN
Slide - 96
GERAKAN SADAR PENGOLAHAN
Bali dan Nusa Tenggara 3,1 2,8 3,0 3,3 2,9 2,8 2,5 2,5
Maluku dan Papua 2,9 1,8 1,7 2,0 2,5 1,8 2,0 2,2
Pergeseran peran wilayah/pulau dalam pembentukan PDB Nasional masih relatif kecil
atau bahkan tidak ada perubahan (stagnant)
Slide - 99
PERAN PDRB WILAYAH 2013 DAN PERKIRAAN 2019
SUMATERA
4,8 2,5 2,2
8,7 23,8
JAWA
KALIMANTAN
SULAWESI
58
BALI NUSTRA
MALUKU
PERAN PDRB WILAYAH (%) TAHUN 2019
PAPUA
2,9 SUMATERA
5,2 2,6 24,6
9,6 JAWA
KALIMANTAN
SULAWESI
55,1
BALI NUSTRA
Keterangan:
MALUKU
Asumsi target pertumbuhan PDB Nasional 5,8-8 % tahun 2015-2019
PAPUA
Perhitungan proyeksi masih menggunakan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tahun 2000
Perhitungan proyeksi dapat berubah dengan adanya perubahan harga konstan tahunn dasar
2010
Slide - 100
PDRB MENURUT PROVINSI (2011)
Slide - 101
POTRET KESENJANGAN ANTARWILAYAH
Slide - 102
PERKEMBANGAN GOLONGAN PENDAPATAN (GINI RATIO)
MENURUT WILAYAH/PULAU TAHUN 2008-2013
Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Sumatera Nusa Tenggara
Aceh 0,27 0,29 0,30 0,33 0,32 0,34 Nusa Tenggara Barat 0,33 0,35 0,40 0,36 0,35 0,36
Nusa Tenggara Timur 0,34 0,36 0,38 0,36 0,36 0,35
Sumatera Utara 0,31 0,32 0,35 0,35 0,33 0,35
Kalimantan
Sumatera Barat 0,29 0,30 0,33 0,35 0,36 0,36
Kalimantan Barat 0,31 0,32 0,37 0,40 0,38 0,40
Riau 0,31 0,33 0,33 0,36 0,40 0,37
Kalimantan Tengah 0,29 0,29 0,30 0,34 0,33 0,35
Kepulauan Riau 0,30 0,29 0,29 0,32 0,35 0,36
Kalimantan Selatan 0,33 0,35 0,37 0,37 0,38 0,36
Jambi 0,28 0,27 0,30 0,34 0,34 0,35 Kalimantan Timur 0,34 0,38 0,37 0,38 0,36 0,37
Sumatera Selatan 0,30 0,31 0,34 0,34 0,40 0,38 Sulawesi
Kep. Bangka Belitung 0,26 0,29 0,30 0,30 0,29 0,31 Sulawesi Utara 0,28 0,31 0,37 0,39 0,43 0,42
Bengkulu 0,33 0,30 0,37 0,36 0,35 0,39 Gorontalo 0,34 0,35 0,43 0,46 0,44 0,44
Lampung 0,35 0,35 0,36 0,37 0,36 0,36 Sulawesi Tengah 0,33 0,34 0,37 0,38 0,40 0,41
Slide - 104
5. SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (2)
Slide - 105
PETA RENCANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN
PERBATASAN PAPUA
Slide - 106
PETA RENCANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN
PERBATASAN MALUKU
Slide - 107
PETA RENCANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN
PERBATASAN NUSA TENGGARA
Slide - 108
PETA RENCANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN
PERBATASAN SULAWESI
Slide - 109
PETA RENCANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN
PERBATASAN KALIMANTAN
Slide - 110
PETA RENCANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN
PERBATASAN SUMATERA
Slide - 111
5. SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (3)
MEMBANGUN
INDONESIA DARI
PINGGIRAN
DENGAN
MEMPERKUAT
Pengurangan DAERAH-DAERAH
Kemen Keuangan; DAN DESA Pengembangan
overhead cost Kemen Keuangan;
Kemendagri; Tata Kelola
(biaya rutin)
Pemerintahan Kemendagri;
Kementerian untuk
Daerah dan
Sektor & Lembaga dialokasikan
Otonomi
Pemda
bagi pelayanan
Pemda Daerah
publik
Penataan
Daerah Kemen Keuangan;
Otonomi Baru
Kemendagri;
DPR & DPRD;
Pemda
Slide - 113
5. SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (4)
o Penguatan 39 pusat 39
pertumbuhan sebagai Pusat pusat
--
Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat pertumbuhan
Kegiatan Wilayah (PKW) yang diperkuat
Slide - 114
PEMBANGUNAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI
DI LUAR JAWA
Industrialiasi di
luar jawa
Penyediaan Tenaga
Terampil (BLK,
• Kemen Keuangan
SMK, Politeknik) Insentif fiskal • Kemen
• Kemen Dik-Nas Mensosialisasikan dan non fiskal Perindustrian
mental
• Kemen Tenaga Kerja Kewirausahaan
ikim investasi
PTSP
• BKPM
* Perda
• BKPD – bermasalah
Pemda
• Kemendagri
Slide - 115
SEBARAN 14 KAWASAN INDUSTRI PRIORITAS
WILAYAH LUAR JAWA
Kawasan Industri
Kawasan Industri Landak Kawasan Industri Palu Kawasan Industri Buli
Kawasan Industri Teluk Bitung
Kuala Tanjung
Industri Rotan, Karet, Industri Smelter Ferronikel,
Industri Karet, CPO Kakao (agro) dan Smelter Industri Agro dan Logistik
Industri Aluminium , CPO Stainless steel, dan
downstream stainless steel
Kawasan Industri
Kawasan Industri Ketapang Batu Licin
Kawasan Industri
Industri Besi Baja Teluk Bintuni
Industri Alumina
Industri Migas dan Pupuk
Slide - 118
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
SASARAN PEMBANGUNAN
SEKTOR POLHUHANKAM
Slide - 119
6. SASARAN POLHUKHANKAM
2014
Indikator 2019
(Baseline)
POLITIK & DEMOKRASI
Tingkat Partisipasi Politik Pemilu 73,21% 77,5%
Indeks Demokrasi Indonesia 63,7 75
PENEGAKAN HUKUM
Indeks Penegakan Hukum n.a. 75%
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 32 50
Indeks Perilaku Anti Korupsi 3,63 4
TATA KELOLA DAN REFORMASI BIROKRASI
Kualitas Pelayanan Publik
- Integritas Pelayanan Publik (Pusat) 7,37 9
- Integritas Pelayanan Publik (Daerah) 6,82 8,5
Persentase Instansi Pemerintah dengan Nilai Indeks
Reformasi Birokrasi Baik (Kategori B)
- Kementerian/Lembaga 67% 75%
- Provinsi NA 60%
- Kabupaten/Kota NA 45%
Opini WTP atas Laporan Keuangan K/L 74 % 95 %
Persentase Instansi Pemerintah yang Akuntabilitas
Kinerjanya Baik (Skor B)
- Kementerian/Lembaga 60,24% 85%
- Provinsi 30,30% 75%
- Kabupaten/Kota 2,38% 50% Slide - 120
6. SASARAN POLHUKHANKAM
2014
Indikator 2019
(Baseline)
PENGUATAN TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH
Kinerja Kuangan Daerah
- Rata-rata presentase belanja pegawai Kab/Kota 42 persen 35 persen
- Rata-rata pajak retribusi Kab/Kota terhadap total 5,89 persen 11 persen
pendapatan
- Rata-rata pajak retribusi Prov terhadap total 33,60 persen 40 persen
pendapatan
- Rata-rata belanja modal Kab/Kota 19,87 persen 30 persen
- Rata-rata belanja modal Prov 16,22 persen 30 persen
- Rata-rata presentase belanja pegawai Kab/Kota 42 persen 35 persen
- Rata-rata presentase belanja pegawai Prov 15 persen 13 persen
- Rata-rata ketergantungan dana transfer Kab/Kota 72,20 persen 70 persen
- Rata-rata ketergantungan dana transfer Prov 53,85 persen 50 persen
- Rata-rata nasional WTP Pemda Prov 52 persen 85 persen
- Rata-rata nasional WTP Pemda Kabupaten 18 persen 60 persen
- Rata-rata nasional WTP Pemda Kota 33 persen 65 persen
Slide - 121
6. SASARAN POLHUKHANKAM
2014
Indikator 2019
(Baseline)
Kinerja Kelembagaan
- PTSP Kondisi Mantap 35,50 persen 55 persen
- Perda bermasalah 350 perda 50 perda
- Rata-rata kinerja Daerah Otonomi Baru
Rata-rata kinerja maksimal 52,85 persen 70 persen
Rata-rata kinerja minimal 23,83 persen 48 persen
- Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah yg ideal 45 persen 70 persen
(sesuai PP 41) sampel 299 daerah
- Penerapan SPM di daerah (Prov/Kab/Kota) 75 persen 90 persen
Kinerja Aparatur
- Tingkat pendidikan aparatur Pemda S1, S2 dan S3 43,30 persen 50 persen
PERTAHANAN DAN KEAMANAN
- Tingkat Pemenuhan MEF (Tiga Tahap) Tahap I Tahap II
- Kontribusi industri pertahanan DN terhadap MEF 10% 20%
- Laju Peningkatan Prefalensi Penyalahgunaan Narkoba 0,08% 0,05%
Slide - 122
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TERIMA KASIH
Slide - 123