Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS ARTIKEL DALAM JURNAL ILMIAH

Nama : Reza Taufiq Wicaksono

NIM : 19140021

Judul Jurnal : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCERITERAKAN KEMBALI ISI


BACAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW SISWA
KELAS V SDN 01 MANGUHARJO, KECAMATAN MANGUHARJO KOTA
MADIUNTAHUN PELAJARAN 2014/2015

Penulis : Agus Budi Santoso

Sumber Jurnal: https://core.ac.uk/download/pdf/229502447.pdf

Di dalam jurnal penulis melakukan penelitian mengenai ada tidaknya peningkatan


kemampuan menceritakan kembali isi bacaan melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw
pada siswa kelas V SDN 01 Manguharjo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun Tahun
Pelajaran 2014/ 2015.

Rancangan dalam penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahap, yaitu melalui
beberapa siklus atau daur ulang. Penggunaan siklus ini, dengan suatu tujuan apabila pada
siklus awal dalam pelaksanaan tindakan belum ditemukan hasilnya atau belum diketahui
hasilnya secara nyata, dilakukan perencanaan untuk siklus- siklus berikutnya sehingga akan
diketahui hasil yang nyata dari beberapa siklus atau daur ulang tersebut.

Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas (Action Research) ini mengacu
pada rancangan Stephen Kemmis dan Robin MC Taggart (dalam Sukardi, 2005: 214) yang
terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu :

1. Tahap penyusunan rencana tindakan


2. Tahap pelaksanaan tindakan
3. Tahap pengamatan atau observasi
4. Tahap refleksi.

Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilaksanakan dan direncanakan secara


sistematis dan sangat berguna dalam menentukan hasil penelitian yang akan dilaksanakan.
Berdasarkan pengamatan sementara yang telah dilakukan peneliti didapatkan dan
digunakan dalam pemilihan tempat penelitian diantaranya adalah :

a) Bahwa SDN 01 Manguharjo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun terdapat


fenomena bahwa dalam pembelajaran masih ada sebagian guru yang belum
menggunakan metode yang berupaya menghilangkan dominasi guru dan
mengaktifkan siswa sehingga dalam pembelajaran kurang bermakna dan tidak
mempunyai pengalaman belajar sesuai dengan pengalaman yang nyata.

b) Siswa SDN 01 Manguharjo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun menunjukkan


sifat homogenitas, baik dari kemampuan atau prestasinya, latar belakang keluarga
maupun kepribadiannya.

c) SDN 01 Manguharjo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun merupakan tempat kerja


rekan peneliti sehingga akan lebih efektif dan efisien baik mengenai waktu maupun
tenaga. Untuk alasan ketiga ini seharusnya tidak masuk dijadikan alasan utama dalam
pemilihan tempat hanya karena keefektifitasan tenaga dan waktu penulis. Saran saya
sebaiknya memprioritaskan sd/mi yang lebih terbelakang dalam segi kemampuan
belajar mengajar

Di dalam penelitian ini peneliti mengacu pada teori menurut Arend (dalam Ekowati,
2005) yang mana pembelajaran kooperatif adalah :

a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi


siswa untuk belajar. Pada tahap ini diikuti oleh siswa dengan penyajian
informasi.
b) Siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan
guru pada saat siswa bekerja sama menyelesaikan tugas mereka
c) Penyajian hasil kerja kelompok dan mengevaluasi apa yang mereka pelajari,
serta memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun
individu.

Peneliti juga mengacu beberapa teori lainya sebelum melaksanakan penelitian yang
mana Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang
terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan
bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya.
Sehingga dengan mengacu beberapa teori dan sumber terpercaya penelitian akan lebih
terarah dan mendapatkan hasil yang bisa membantu berbagai kalangan kususnya dunia
pendidikan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Melalui pendekatan kooperatif model jigsaw yang mana di dalam pembelajaran


dengan kelompok akan menambah keefektifan dalam pembelajaran karena dengan kelompok
sebaya dapat meningkatkan ketertarikan belajar. Sehingga peserta didik akan lebih mudah
menerima materi pembelajaran dengan adanya peningkatan ketertarikan dalam belajar dan
dengan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan tersebut.

Dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kooperatif model jigsaw siswa juga


akan mendapatkan pengalaman interaksi sosial yang dapat mempermudah tercapainya tujuan
pembelajaran mengenai kemampuan menceritakan kembali isi bacaan.

Kemampuan menceritakan kembali isi bacaan merupakan salah satu kemampuan


kebahasaan dalam berkomunikasi serta memahami perasaan, mengungkapkan gagasan, ide,
pikiran dan mengekspresikan perasaan. Yang mana dalam hal ini akan baik dalam membantu
kemampuan siswa berpikir , memecahkan masalah serta menjalin hubungan dengan orang
lain.

Tujuan pembelajaran mengenai kemampuan menceritakan kembali isi bacaan


mencakup beberapa hal sebagai berikut:

1. Mudah dan lancar atau fasih, siswa diharuskan mendapat kesempatan yang besar
dalam berlatih berbicara atau menceritakan kembali isi bacaan sehingga mereka
mampu mengembangkan kemampuan berbicara dengan lancar, menyenangkan, baik
dan benar, baik di dalam kelompok kecil maupun dalam lingkup umum yang lebih
besar kapasitasnya.

2. Kejelasan, yang dimaksud dalam hal ini yaitu, agar siswa dapat berbicara dan
mengungkapkan isi bacaan dengan tepat dan jelas, baik artikulasi maupun diksi
kalimat- kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan baik;

3. Bertanggung jawab, latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara untuk


bertanggung jawab agar berbicara secara tepat dan dipikirkan dengan sungguh-
sungguh mengenai apa yang ditopikkan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak
berbicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya.
Dengan tujuan pembelajaran tersebut akan melatih siswa dan menyiapkan pribadi siswa
dalam kehidupan bermasyarakat untuk berkomunikasi secara baik dan benar.

Penulis mendapatkan presentase pengamatan melalui hasil pengamatan terhadap


situasi pembelajaran bahasa Indonesia secara berkelompok dari :

1. Tingkat perhatian siswa pada siklus I sebanyak 60%, sedangkan pada siklus ke II naik
menjadi 66,6%
2. Tingkat keaktifan bertanya yang pada siklus I diperoleh hasil 39%, sedangkan pada
siklus ke II naik menjadi 60%
3. Keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat pada siklus I adalah 51%, sedangkan
pada siklus dua naik menjadi 73,3%
4. Tingkat kedisiplinan siswa terhadap pembelajaran secara kelompok diperoleh hasil
pada siklus I adalah 73%, sedangkan pada siklus ke II menjadi 86,6%.

Berdasarkan hasil presentase pengamatan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa


pembelajaran melalui pendekatan kooperatif model jigsaw berpengaruh besar sehingga
membantu terjadinya peningkatan terhadap kemampuan menceritakan kembali isi bacaan
pada siswa kelas V SDN 01 Manguharjo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun Tahun
Pelajaran 2014/ 2015.

Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan pembelajaran kooperatif model


jigsaw dalam penelitian ini mendapatkan hasil adanya peningkatan kemampuan
menceritakan kembali isi bacaan siswa kelas V SDN 01 Manguharjo, Kecamatan
Manguharjo, Kota Madiun Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Yang mana hal ini disebabkan
karena dengan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Motivasi belajar karena dengan pendekatan kooperatif anak didik mengetahui


terhadap berbagai kekurangan yang ada pada dirinya.
2. Anak dituntut dapat bekerja sama, dengan kerjasama peserta didik akan lebih mudah
berlatih dengan teman kelompoknya sehingga mampu memahami materi yang
diberikan
3. Anak dapat belajar dari teman-teman atas dasar pengalaman bersama
4. Meningkatkan prestasi belajarnya, sehingga standar ketuntasan belajar batas
minimumnya semakin meningkat.
Dengan peningkatan yang dihasilkan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan
pendekatan kooperatif model jigsaw peserta didik berhasil/mampu menceritakan kembali isi
bacaan. Oleh karena itu berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan peneliti, pendekatan
kooperatif model jigsaw ini perlu untuk dikembangkan, digunakan sebagai acuan dalam
kegiatan pembelajaran dan di tambah kapasitas penggunaanya dalam kegiatan belajar
mengajar terlebih dalam dunia pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai