Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN TROPIK INFEKSI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT CAMPAK PADA ANAK

Dosen Pembimbing :
Praba Diyan Rachmawati S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 1, 2 dan 3
Kelas A3 Angkatan 2017

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai
tepat pada waktunya. Penulis makalah ini dilakukan untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Tropik Program S-1 Pendidikan Ners,
Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga Surabaya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat sulit terwujud sebagaimana yang
diharapkan, tanpa bimbingan dan bantuan serta tersedianya fasilitas-fasilitas yang
diberikan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
sampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat kepada :
1. Kedua orang tua kami, terima kasih atas doa, dukungan, perhatian serta
pengertiannya selama proses pengerjaan skripsi ini;
2. Bapak Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs., (Hons) selaku Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga serta segenap jajaran Wakil Dekan
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga;
3. Ibu Praba Diyan Rachmawati S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing
yang telah bersedia untuk meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing
serta memberi masukan dalam penyusunan makalah ini hingga dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Terima kasih banyak atas waktu, ilmu,
bimbingan serta perhatiannya yang telah diberikan;
4. Seluruh jajaran pengajar Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, namun setiap ilmu
yang diberikan sungguh sangat berharga dan merupakan kesatuan bekal bagi
Penulis di masa depan. Serta seluruh Pegawai Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang secara langsung maupun tidak langsung
banyak membantu penulis selama perkuliahan;
5. Teman-teman Kelas A3 Angkatan 2017 Mahasiswa Pendidikan Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga, terima kasih selama ini telah menjadi
sahabat bagi penulis. Semoga kita semua sukses dan segala impian kita
tercapai;
6. Kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu selama
perkuliahan dan penyusunan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang harus
disempurnakan dari makalah ini.Oleh karena itu, Penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya dan membuka diri untuk segala kritikan dan masukan yang
dapat membangun dan meningkatkan kualitas makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kepentingan ilmu di masa depan.
Surabaya, 2 November 2019

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit campak merupakan salah satu penyakit menular yang
masih menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Campak timbul karena
terpapar droplet yang mengandung virus campak. Sejak program imunisasi
campak dicanangkan, jumlah kasus menurun, namun akhir-akhir ini kembali
meningkat. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus golongan
Paramyxovirus. Di Indonesia, kasus campak masih banyak terjadi dan
tercatat peningkatan jumlah kasus yang dilaporkan pada tahun 2014.
Menurut Kemenkes RI (2015),campak merupakan penyakit endemik
di negara berkembangtermasuk Indonesia. Di Indonesia, campak
masih menempati urutan ke-5 penyakit yang menyerang terutama pada
bayi dan balita. Pada tahun 2014 di Indonesia ada 12.943 kasus campak.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2013 sebanyak 11. 521
kasus. Jumlah kasus meninggal sebanyak 8 kasus yang terjadi di 5
provinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau dan
Kalimantan Timur.
Campak adalah penyakit menular dengan gejala prodomal. Gejala
ini meliputi demam, batuk, pilek dan konjungtivitis kemudian diikuti
dengan munculnya ruam makulopapuler yang menyeluruh di tubuh.
Menurut Nugrahaeni (2012), kejadian campak disebabkan oleh adanya
interaksi antara host, agentdan environment. Perubahan salah satu
komponen tersebut mengakibatkan keseimbangan terganggu sehingga
terjadi campak. Cara yang efektif untuk mencegah penyakit campak
yaitu dengan imunisasi balita pada usia 9 bulan.
Dengan adanya permasalahan, dalam makalah ini, penulis tertarik untuk
mengulas proses asuhan keperawatan pada penyakit tropik infeksi pada
anak, yaitu campak.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, sebagai
berikut :
1. Bagaimana konsep umum campak pada anak ?
2. Bagaimana proses asuhan keperawatan penyakit tropik infeksi campak
pada anak ?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengaplikasikan
ilmu keperawatan yang diperoleh dan membuat asuhan keperawatan pada
anak dengan campak.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Campak
Penyakit Campak dikenal juga sebagai Morbili atau Measles. Campak
merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh virus
dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Campak merupakan salah satu
penyakit penyebab kematian tertinggi pada anak, sangat infeksius, dapat
menular sejak awal masa prodromal (4 hari sebelum muncul ruam) sampai
lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Campak timbul karena terpapar
droplet yang mengandung virus campak.
Penyakit campak bersifat endemik di seluruh dunia, pada tahun 2013
terjadi 145.700 kematian yang disebabkan oleh campak di seluruh dunia
(berkisar 400 kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam) pada sebagian
besar anak kurang dari 5 tahun. Sebagian besar kasus campak adalah anak-
anak usia pra-sekolah dan usia Sekolah Dasar

2.2 Etiologi Campak

Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh RNA virus
genus Morbillivirus, famili Paramyxoviridae. Virus ini dari famili yang sama
dengan virus gondongan (mumps), virus parain-uenza, virus human
metapneumovirus, dan RSV (Respiratory Syncytial Virus). Virus campak
berukuran 100-250 nm dan mengandung inti untai RNA tunggal yang
diselubungi dengan lapisan pelindung lipid. Virus campak memiliki 6 struktur
protein utama. Protein H (Hemagglutinin) berperan penting dalam perlekatan
virus ke sel penderita. Protein F (Fusion) meningkatkan penyebaran virus dari
sel ke sel. Protein M (Matrix) di permukaan dalam lapisan pelindung virus
berperan penting dalam penyatuan virus. Di bagian dalam virus terdapat
protein L (Large), NP (Nucleoprotein), dan P (Polymerase phosphoprotein).
Protein L dan P berperan dalam aktivitas polimerase RNA virus, sedangkan
protein NP berperan sebagai struktur protein nucleocapsid. Karena virus
campak dikelilingi lapisan pelindung lipid, maka mudah diinaktivasi oleh
cairan yang melarutkan lipid seperti eter dan kloroform. Selain itu, virus juga
dapat diinaktivasi dengan suhu panas (>370 C), suhu dingin (10). Virus ini
jangka hidupnya pendek (short survival time), yaitu kurang dari 2 jam.

2.3 Patofisiologi Campak

Penyebaran infeksi terjadi jika terhirup droplet di udara yang berasal


dari penderita. Virus campak masuk melalui saluran pernapasan dan melekat
di sel-sel epitel saluran napas. Setelah melekat, virus bereplikasi dan diikuti
dengan penyebaran ke kelenjar limfe regional. Setelah penyebaran ini, terjadi
viremia primer disusul multiplikasi virus di sistem retikuloendotelial di limpa,
hati, dan kelenjar limfe. Multiplikasi virus juga terjadi di tempat awal
melekatnya virus. Pada hari ke-5 sampai ke-7 infeksi, terjadi viremia
sekunder di seluruh tubuh terutama di kulit dan saluran pernapasan. Pada hari
ke-11 sampai hari ke14, virus ada di darah, saluran pernapasan, dan organ-
organ tubuh lainnya, 2-3 hari kemudian virus mulai berkurang. Selama
infeksi, virus bereplikasi di sel-sel endotelial, sel-sel epitel, monosit, dan
makrofag.

Tabel 1. Patogenesis Campak

2.4 Pemeriksaan Penunjang Campak


Pemeriksaan laboratorium rutin tidak spesifik terhadap campak dan
tidak membantu dalam diagnosis. Kultur virus campak belum tersedia secara
umum. Konfirmasi diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya sel raksasa
multinuklear pada sediaan apus mukosa nasal dan adanya peningkatan serum
antibodi akut dan kovalesen.

2.5 Penatalaksanaan Campak

Pada campak tanpa komplikasi tatalaksana bersifat suportif, berupa


tirah baring, antipiretik (parasetamol 10-15 mg/kgBB/dosis dapat diberikan
sampai setiap 4 jam), cairan yang cukup, suplemen nutrisi, dan vitamin
A.1,10,12 Vitamin A dapat berfungsi sebagai imunomodulator yang
meningkatkan respons antibodi terhadap virus campak. Pemberian vitamin A
dapat menurunkan angka kejadian komplikasi seperti diare dan pneumonia.5
Vitamin A diberikan satu kali per hari selama 2 hari dengan dosis sebagai
berikut :

1. 200.000 IU pada anak umur 12 bulan atau lebih.


2. 100.000 IU pada anak umur 6 - 11 bulan.
3. 50.000 IU pada anak kurang dari 6 bulan.
4. Pemberian vitamin A tambahan satu kali dosis tunggal dengan dosis
sesuai umur penderita diberikan antara minggu ke-2 sampai ke-4 pada
anak dengan gejala defisiensi vitamin A.

Pada campak dengan komplikasi otitis media dan/atau pneumonia


bakterial dapat diberi antibiotik.1,7,12 Komplikasi diare diatasi dehidrasinya
sesuai dengan derajat dehidrasinya.
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus Semu

Anak A berusia 31 bulan, diantar kedua orang tuanya ke Rumah Sakit Ibu
dan Anak dengan keluhan demam sejak 5 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Ibu
mengatakan, demam Anak A dirasakan terus menerus, terutama pada malam hari,
disertai menggigil tetapi tidak kejang. Ibu pasien juga mengeluhkan anaknya
batuk berdahak, pilek dan sariawan sejak 3 hari yang lalu. Batuk dengan dahak
yang sulit dikeluarkan. Selain itu, juga terdapat pilek dengan lendir encer, tidak
disertai sesak napas. Anak A juga dikeluhkan orang tuanya timbul bercak- bercak
merah dan mata merah berair sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Bintik-
bintik merah pada tubuh awalnya muncul di belakang telinga dan menyebar ke
wajah, dada dan perut. Bintik- bintik merah tidak gatal atau nyeri. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang,
kesadaran komposmentis, suhu aksial 39,2 ° frekuensi nadi 130 x/menit, frekuensi
nafas 28 x/menit, berat badan awal 11 kg tinggi badan 101 cm.

3.2 Asuhan Keperawatan

Pengkajian Keperawatan

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN


Tanggal MRS : 02-10-2019 Jam Masuk : 08.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 02-10-2019 No. Rekam Medis : 724XXXX
Jam Pengkajian : 09.00 WIB Diagnosa Masuk : Morbili
Hari rawat ke :1
IDENTITAS
Nama : An.A
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 31 bulan
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
Suku/Bahasa : Jawa/Indonesia
Sumber Biaya : BPJS
KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan Anak A mengalami demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit.
Demam dirasakan terus menerus, terutama pada malam hari, disertai menggigil tetapi tidak
kejang.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ibu mengatakan Anak A mengalami demam sejak 5 hari yang lalu, kemudian sejak 3 hari
yang lalu anak A mengalami batuk berdahak, pilek dan sariawan. Batuk dengan dahak sulit
dikeluarkan, selain itu juga terdapat pilek dengan lendir encer. Sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit, timbul bercak- bercak merah dan mata merah serta berair. Sehingga pada 02
November 2019 anak A dibawa ke Rumah Sakit Ibu dan Anak.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Pernah dirawat :  Ya :  Tidak Kapan: - Diagnosa: -
2. Riwayat penyakit kronik dan menular Ya  Tidak Jenis: -
Riwayat kontrol : -
Riwayat penggunaan obat : -
3. Riwayat alergi : Tidak ada
4. Riwayat operasi : Tidak ada
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
 Ya  Tidak
- Jenis :-
- Genogram :

Keterangan
: Laki- laki : Pasien
: Perempuan : Tinggal serumah

RIWAYAT KEHAMILAN IBU


Ante Natal Care (ANC)
Riwayat kunjungan selama kehamilan : Teratur dengan bidan
Konsumsi obat- obatan selama kehamilan : Obat zat besi, kalsium dan folat masa
kehamilan
Penyakit selama kehamilan : Tidak ada
Riwayat Persalinan
Jenis Persalinan : Normal (Pervaginum) ditolong bidan
Kondisi pada saat kelahiran : Lahir langsung menangis kuat, cukup bulan
dan tidak ada kelainan bawaan. Berat badan 2900 gr dengan panjang badan 46 cm.
RIWAYAT IMUNISASI
Pasien sudah mendapatkan imunisasi BCG (usia 0 bulan), DPT 3 kali ( usia 2,3, dan 4),
Polio 4 kali (Usia 0,2,3 dan 4 bulan), Hepatitis B 4 kali (Usia 0,2,3 dan 4 bulan) dan
Imunisasi campak pada usia 10 bulan.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksan Tanda-Tanda Vital
Tinggi badan : 101 cm
Berat badan : 11 kg
Status Gizi : (Z-score) BB/U -2 SD s/d -1 SD (gizi baik), TB/U 2 SD s/d 3 SD
(tinggi), BB/TB <-3 SD (sangat kurus).
Kesadaran : Kompos mentis
Suhu : 39,2 0C
Nadi : 130 x/menit
RR : 28 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Status generalis kulit tampak papul eritematosa berbatas jelas, berkonfluensi
menjadi bercak yang lebih besar, tidak gatal, di wajah, dada dan perut. Pada status
lokalis ditemukan konjungtiva hiperemesis (+/+), akral hangat, auskultasi paru
vesikuler, turgor kulit cukup baik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang darah lengkap dalam batas normal dengan laju endap darah
meningkat menjadi 15 mm/jam.

Analisa Data

No Data Etiologi Masalah Keperawatan


1. Data Sujektif: Paramycovirus Hipertermia
Ibu mengatakan An. A  (D.0130 Kategori
mengalami demam sejak 5 hari Lingkungan, Subkategori
Saluran nafas
yang lalu. Demam dirasakan Keamanan dan Proteksi)

terus menerus, terutama pada
Ditangkap makrofag
malam hari, disertai menggigil
tetapi tidak kejang. 
Data Objektif:
Menyebar ke
- Suhu Aksial 39,2 °C
kelenjar limfa
regional

Replikasi virus

Sel- sel jaringan


limfa local

Virus dilepas ke
aliran darah

Virus sampai
Retikuloendotelial

Replikasi kembali

Viremia sekunder

Reaksi radang

Pengeluaran
mediator kimia

Mempengaruhi
termostate
hipotalamus

Peningkatan suhu
tubuh

Hipertermia
2. Data Subjektif: Paramycovirus Bersihan Jalan Nafas
Ibu mengatakan sejak 3 hari  Tidak Efektif
yang lalu Anak A mengeluhkan (D.0001, Kategori
Saluran nafas
batuk berdahak, pilek denga Fisiologis, Subkategori

lendir encer. Batuk dengan Respirasi)
Ditangkap makrofag
dahak sulit dikeluarkan.
Data Objektif: 
- Nadi 130 x/menit
- Frekuensi nafas 28 Menyebar ke
x/menit kelenjar limfa
regional

Replikasi virus

Sel- sel jaringan


limfa local

Viremia primer

Mengendap pada
organ

Epitel saluran nafas


Penurunan fungsi
silia

Bersihan Jalan
Nafas Tidak Efektif
3. Data Subjektif: Paramycovirus Gangguan Integritas
Ibu mengatakan pada tubuh anak  Kulit/ Jaringan
A timbul bercak- bercak merah (D.0129, Kategori
Kulit
muncul di belakang telinga Lingkungan, Subkategori

menyebar ke wajah, dada dan Keamanan dan Proteksi)
Proliferasi sel
perut. Bintik bintik merah tidak
endotel kapiler
gatal atau nyeri.
dalam aliran darah
Data Objektif:

- Kulit tampak papul
eritematosa berbatas
jelas Eksudasi serum/
- Mata merah berair eritrosit dalam
- Konjungtiva hiperemesis
epidermis

Ruam

Gangguan
Integritas Kulit
Diagnosa Keperawatan Prioritas

1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Infeksi Saluran


Nafas (Akibat Penyakit Campak) ditandai dengan Batuk tidak efektif,
sputum berlebih, frekuensi nafas berubah.
2. Hipertermia berhubungan dengan Proses Infeksi (Akibat Penyakit
Campak) ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai normal 39,2 °C, kulit
terasa hangat.
3. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan Infeksi Paramycovirus
ditandai dengan kemerahan, kerusakan lapisan kulit

Diagnosa Keperawatan, Kriteria Hasil , dan Intervensi Keperawatan


No. Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
(Berdasarkan SLKI) Keperawatan
(Berdasarkan SIKI)
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
Efektif berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam (1.01011)
Infeksi Saluran Nafas (Akibat bersihan jalan nafas efektif Observasi
Penyakit Campak) ditandai ditandai dengan: a. Monitor pola
nafas
dengan Batuk tidak efektif, 1. Bersihan Jalan
b. Monitor sputum
Nafas (L.01001)
sputum berlebih, frekuensi Terapeutik
a. Produksi
nafas berubah. sputum a. Berikan minuman
menurun (5) hangat
b. Frekuensi nafas b. Lakukan
membaik (5) penghisapan
lendir
c. Berikan oksigen
jika perlu
Kolaborasi
a. Kolaborasikan
pemberian
bronkodilator,
mukolitik,
ekspektoran
1. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia
dengan Proses Infeksi (Akibat keperawatan 3x24 jam (1.15506)
Penyakit Campak) ditandai hipertermia dapat diatasi, Observasi
dengan suhu tubuh diatas nilai dengan kriteria hasil: a. Monitor suhu
tubuh
normal 39,2 °C, kulit terasa 1. Termoregulasi
b. Monitor
(L.14134)
hangat. komplikasi akibat
a. Suhu tubuh
hipertermi
membaik (36,5 °C)
Terapeutik
(5)
b. Menggigil a. Berikan cairan
menurun (5) oral
b. Lakukan
pendinginan
eksternal (misal
selimut
hipotermia atau
kompres dingin
pada dahi, leher,
dada, abdomen,
aksila)
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit IV
jika perlu
2. Gangguan Integritas Kulit Setelah dilakukan tindakan Pemberian Obat
berhubungan dengan Infeksi keperawatan 3x24 jam (1.02062)
Paramycovirus ditandai hipertermia dapat diatasi, Observasi
dengan kemerahan, kerusakan dengan kriteria hasil: a. Monitor tanda
vital
lapisan kulit 1. Integritas Kulit
b. Monitor efek
(L.14125)
terapeutik obat,
a. Kemerahan
efek samping,
menurun (5)
toksisitas dan
b. Suhu Kulit
interaksi obat
membaik (5)
Terapeutik
2. Respons Alergi
Lokal (L.14131) a. Perhatikan
a. Eritema lokal prosedur
menurun (5) pemberian obat
b. Konjungtivitis yang aman dan
menurun (5) akurat
b. Lakukan prinsip
enam benar
Edukasi
a. Jelaskan jenis
obat, alasan
pemberian,
tindakan yang
diharapkan dan
efek samping
sebelum
pemberian

Evaluasi
No Diagnosa Catatan Perkembangan
D.0001 Subjektif
Ibu Anak A mengatakan batuk berdahak
sudah berkurang, dan tidak pilek
Objektif
- Produksi sputum menurun (5)
- Frekuensi nafas membaik (5)
Analisis
Masalah teratasi
Perencanaan
Hentikan intervensi
D.0130 Subjektif
Ibu Anak A mengatakan demam pada anak
sudah tidak ada.
Objektif
a. Suhu tubuh membaik (36,5 °C) (5)
b. Menggigil menurun (5)
Analisis
Masalah teratasi
Perencanaan
Hentikan intervensi
D.0129 Subjektif
Ibu Anak A mengatakan ruam kemerahan
pada anak mulai menghilang.
Objektif
a. Kemerahan menurun (5)
b. Suhu Kulit membaik (5)
c. Eritema lokal menurun (5)
d. Konjungtivitis menurun (5)
Analisis
Masalah teratasi
Perencanaan
Hentikan intervensi
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit campak merupakan salah satu penyakit menular yang
masih menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Penyakit Campak dikenal
juga sebagai Morbili atau Measles. Campak merupakan penyakit yang sangat
mudah menular yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan
bersin. Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh RNA virus
genus Morbillivirus, famili Paramyxoviridae. Penyebaran infeksi terjadi jika
terhirup droplet di udara yang berasal dari penderita. Virus campak masuk
melalui saluran pernapasan dan melekat di sel-sel epitel saluran napas.
Pemeriksaan laboratorium rutin tidak spesifik terhadap campak dan tidak
membantu dalam diagnosis. Pemberian vitamin A dapat menurunkan angka
kejadian komplikasi seperti diare dan pneumonia.
4.2 Saran
Makalah yang ditulis penulis, semoga lebih baik lagi kedepannya.

Daftar Pustaka
Dubey AP. Measles. In: Parthasarathy A, Menon PSN, Gupta P, Nair MKC, Agrawal
R, Sukumaran TU, editors. IAP Textbook of Pediatrics. 5th ed. New Delhi:
Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd.; 2013. p. 250-1.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Profil
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan tahun 2014. Jakarta; 2015.
p. 25-7.
Halim, Ricky Gustian, 2016. Campak Pada Anak. RS Hosana Medica Lippo Cikarang.
Jakarta. Vol 43 No.3. Diakses melalui
http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/download/31/28 2
November 2019 Pukul 18.12 WIB.
World Health Organization. Measles [Internet]. 2015 February [cited 2015 June 11].
Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs286/en/
World Health Organization. Measles – The Americas [Internet]. 2015 February 13
[cited 2015 June 11]. Available from: http://www.who.int/csr/don/13-
february-2015-measles/en/
http://www.searo.who.int/indonesia/topics/immunization/mr_measles_status.pdf?ua=1
diakses 2 November 2019 pukul 16.28 WIB.
http://redbook.solutions.aap.org/DocumentLibrary/2015RedBookMeasles.pdf. Diakses
2 November 2019 Pukul 16.20 WIB.

Anda mungkin juga menyukai