NIM : P05140421006
Prodi DIV Kebidanan Kelas Alih Jenjang
Tugas Mikrobiologi
VIROLOGI DASAR
• Virus : parasit obligat intraseluler, bereplikasi di dlm sel menggunakan asam nukleat
& perlengkapan sintesis protein Host
• Ukuran Bervariasi, diameter 15 - 300 nm
• Tdd materi utama asam nukleat (DNA atau RNA) dan dibungkus oleh protein
• Metabolisme tidak terjadi di luar sel
• Tidak tumbuh pada media → sel hidup
A. STRUKTUR VIRUS
G. TORCH
TORCH adalah singkatan untuk kumpulan beberapa penyakit infeksi yang
terkait dengan meningkatnya risiko terjadinya abortus atau kelainan/cacat bawaan pada
janin akibat infeksi yang terjadi pada masa kehamilan. Kepanjangan TORCH adalah
Toxoplasmosis, Rubella (campak Jerman), Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes
simpleks.
1. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii.
Parasit ini dapat ditemukan pada kotoran kucing yang terinfeksi dan makanan yang
belum matang. Jika ibu hamil menderita toksoplasmosis, parasit tersebut dapat
menular ke janin dan menyebabkan janin terlahir dengan masalah kesehatan, seperti
infeksi mata yang serius, gangguan pendengaran, atau gangguan mental.
2. Rubella
Rubella dikenal juga sebagai campak Jerman. Bila terjadi pada ibu hamil, infeksi ini
dapat menular ke janin dan menyebabkan janin terlahir dengan kelainan jantung, tuli,
gangguan penglihatan, infeksi paru, kelainan darah, atau keterlambatan pertumbuhan.
Selain itu, seiring bertumbuhnya bayi, infeksi rubella juga dapat menyebabkan
gangguan saraf pusat, kelainan sistem imun, atau gangguan tiroid.
3. Cytomegalovirus (CMV) , Cytomegalovirus (CMV) adalah jenis virus yang umumnya
menyerang orang dewasa dan jarang menyebabkan gangguan kesehatan serius.
Namun, pada janin dan bayi baru lahir, virus tersebut dapat menyebabkan tuli,
gangguan penglihatan, pneumonia, kejang, dan keterlambatan pertumbuhan.
4. Herpes simplex virus (HSV) , HSV adalah virus yang dapat menyebabkan herpes,
baik oral maupun genital, pada orang dewasa. Bayi dapat tertular virus herpes dari
ibunya selama proses persalinan, terutama jika ibunya menderita herpes genital. Pada
bayi, infeksi virus herpes dapat menyebabkan gejala, seperti ruam-ruam yang berisi
cairan di mulut, mata, dan kulit, bayi terlihat malas, gangguan pernapasan, serta
kejang.
5. Sifilis , Ibu hamil dapat menderita sifilis lewat hubungan seksual, yang selanjutnya
dapat ditularkan ke janin yang sedang dikandungnya. Infeksi yang sering disebut
“penyakit raja singa” ini dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, dan tuli.
CONTOH VIRUS
Dunia: Riboviria
Kerajaan: Orthornavirae
Divisi: Kitrinoviricota
Kelas: Alsuviricetes
Memesan: Hepelivirales
Keluarga: Matonaviridae
Analisis filogenetik RNA polimerase yang bergantung pada RNA dari alphaviruses,
virus rubella dan virus RNA sense positif lainnya menunjukkan dua genera dalam
Togaviridae tidak monofiletik. Secara khusus, kelompok virus rubella lebih dekat dengan
anggota keluarga Benyviridae, Hepeviridae dan Alphatetraviridae, bersama dengan beberapa
virus yang tidak diklasifikasikan, dibandingkan dengan anggota keluarga Togaviridae
termasuk dalam genus Alphavirus.
Virus rubella diisolasi pertamakali pada tahun 1962 oleh Parkman dan Weller.
Rubellamerupakan virus RNA yang termasuk dalam genus Rubivirus, famili Togaviridae,
denganjenis antigen tunggal yang tidak dapat bereaksi silang dengan sejumlah grup
Togaviruslainnya. Virus rubella memiliki 3 protein struktural utama yaitu 2 glycoprotein
envelope, E1dan E2 dan 1 protein nukleokapsid. Secara morfologi, virus rubella berbentuk
bulat (sferis)dengan diameter 50–70 mm dan memiliki inti (core) nukleoprotein padat,
dikelilingi oleh dualapis lipid yang mengandung glycoprotein E1 dan E2. Virus rubella dapat
dihancurkan olehproteinase, pelarut lemak, formalin, sinar ultraviolet, PH rendah, panas dan
amantadine tetapirelatif rentan terhadap pembekuan, pencairan atau sonikasi
Virus menempel pada permukaan sel melalui reseptor spesifik dan diambil oleh
endosom sedang dibentuk. Di netral pH di luar sel protein amplop E2 menutupi protein E1.
Penurunan pH di dalam endosom membebaskan domain luar E1 dan menyebabkan fusi
selubung virus dengan membran endosom. Dengan demikian, kapsid mencapai sitosol,
membusuk dan melepaskan genom
The (+) ssRNA (positif, untai tunggal RNA) pada awalnya hanya bertindak sebagai
template untuk penerjemahan protein non-struktural, yang disintesis secara besar-besaran
poliprotein dan kemudian dipotong menjadi protein tunggal. Urutan protein struktural
pertama kali direplikasi oleh virus RNA polimerase (Replikase) melalui ssRNA (-)
komplementer sebagai template dan diterjemahkan sebagai mRNA pendek yang terpisah.
RNA subgenomik pendek ini juga dikemas dalam virion.
Terjemahan dari protein struktural menghasilkan polipeptida besar (110 Dalton). Ini
kemudian secara endoproteolitik potong menjadi E1, E2 dan protein kapsid. E1 dan E2
adalah tipe I protein transmembran yang diangkut ke retikulum endoplasma (ER) dengan
bantuan sebuah N-terminal urutan sinyal. Dari ER kompleks heterodimerik E1 · E2 mencapai
Badan Golgi, dimana tunas baru virion terjadi (tidak seperti virus alfa, di mana tunas terjadi
di membran plasma. Protein kapsid di sisi lain tinggal di sitoplasma dan berinteraksi dengan
RNA genom, bersama-sama membentuk kapsid.
SUMBER
Julia Fitriany, Yulia Husna. Jurnal Averrous Vol.4 No.1 2018. Sindrom Rubella Kongenita.
http://ojs.animal.ac.id. 16 September 2021.
https://id.wiki2.wiki/wiki/Rubella_virus