Anda di halaman 1dari 8

JABPI VOL.

22, NO 2, JULI 2014


ISSN: 1411.6871

SKEMA BONUS DALAM KEPUTUSAN AKUNTANSI MANAJER

Christina Retno Gayatrie


Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. Sudharto SH Tembalang Semarang 50275
Email: christina.gayatrie@yahoo.com

Abstract: The results show that the budget-based compensation creating


incentives for managers to select accounting decisions to maximize the value of
the bonus. The results of this study support some previous research literature,
especially the ratchet-principles. Research in the bonus scheme accounting
manager's decision is aimed to test the bonus scheme in accounting decisions
from the perspective of literature and ratchet rachet principles hipotheses
targets. The sample used is a company which reveal salaries and bonuses of
corporate managers. Samples collected 100 companies that publishes an
annual report for the year 2010 – 2013.This research using independent
samples t-test and paired sample t-test. The results show that the budget-
based compensation creating incentives for managers to select accounting
decisions to maximize the value of the bonus. The results of this study support
some previous research literature, especially the ratchet-principles.

Keywords: Positive accounting theory, Total accruals, Discretionary accruals,


Bonus scheme.

Abstrak: Riset Skema bonus dalam keputusan akuntansi manajer ini


bertujuan untuk menguji skema bonus dalam keputusan akuntansi dari
perspektif rachet principles literature dan ratchet target hipotheses. Sampel
yang digunakan adalah perusahaan yang mengungkapkan gaji dan bonus
manajer perusahaan. Sampel terkumpul 100 perusahaan yang menerbitkan
laporan tahunan selama tahun 2010 – 2013. Riset ini menggunakan t-test
sampel independen dan t-test paired sampel. Hasilnya menunjukkan, bahwa
kompensasi berbasis anggaran menciptakan dorongan bagi manajer dalam
memilih keputusan akuntasi untuk memaksimalkan nilai bonus. Hasil
penelitian ini mendukung beberapa penelitian terdahulu khususnya ratchet-
principles literature.

Kata kunci: Teori Akuntansi Positif, Akrual Total, Akrual Diskresioner, Skema
Bonus.

PENDAHULUAN ulangtentang praktik kompensasi


eksekutif. Satu bagian yang penting dari
Setelah skandal Enron dan paket kompensasi umumnya adalah
korporat-korporat besar lainnya, telah bonus. Perusahaan dapat menggunakan
banyak legislasi seperti Undang-undang kebijakan kompensasi melalui bonus
Sarbanes Oxley yang didisain untuk yang berfungsi untuk menyesuaikan
memperbaiki akuntabilitas korporat prosedur akuntansi yang terkait dengan
(Florou, 2004). Florou juga menyatakan laba perusahaan.
bahwa skandal tersebut telah
menyebabkan profesi akuntansi berpikir

Skema Bonus dalam Keputusan Akuntansi Manajer


203
JABPI VOL. 22, NO 2, JULI 2014
ISSN: 1411.6871

Bonus adalah salah satu terhadap nilai pasar perusahaan tampak


kebijakan dalam kompensasi yang lebih efisien dibanding dengan rencana
populer, karena menyangkut berbasis laba.
kesejahteraan para eksekutif di internal Ada dua jenis dasar rencana
perusahaan Terkait dengan masalah ini, kompensasi untuk memberikan reward
para peneliti akuntansi sudah lama pada kinerja manajer yang diukur oleh
mempelajari perilaku manajerial ketika angka-angka akuntansi, yaitu rencana
dihadapkan pada pilihan diantara bonus dan rencana kinerja. Pemisahan
alternatif terbaik akuntansi yang terkait kinerja merupakan faktor yang
dengan skema bonus dalam keputusan memotivasi rencana kompensasi berbasis
akuntansi. laba akuntansi. Perencanaan bonus
Banyak perusahaan memberikan insentif pada manajer untuk
memanfaatkan adanya peluang dalam memaksimalkan nilai perusahaan. Indek
aturan akuntansi pada laporan keuangan kinerja dalam kalkulasi bonus harus
sebelum dilaporkan pada publik untuk dikorelasi dengan efek tindakan manajer
mengatur laba yang disajikan. Hal ini terhadap nilai perusahaan. Oleh karena
diakui oleh para ahli ekonomi di bidang itu, semakin besar korelasi antara laba
akuntansi dan keuangan selama dan efek tindakan manajer tertentu
bertahun-tahun Cornett, et al (2006). Ada terhadap nilai perusahan, semakin
bukti yang konsisten tentang tindakan cenderung rencana bonus berbasis laba
pengaturan laba dalam laporan digunakan untuk memberikan reward
keuangan yang dilakukan pihak pada manajer.
eksekutif dengan tujuan mendapatkan Manajer dalam mengontrol
kompensasi (Healy and Wahlen, 1999). perhitungan laba sampai taraf bahwa
Dipandang dari perspektif mereka dapat melaporkan angka apapun
positive accounting theory, desain bonus yang mereka inginkan, rencana bonus
mempunyai hubungan atau pengaruh berbasis laba tidak akan ada untuk
positif terhadap keputusan ankuntansi. tujuan insentif. Pasar menduga manajer
Healey (1985) dan Hotlhausen (1995) memanipulasi angka-angka demi
menerangkan konsep yang disebut fixed keuntungan mereka sendiri, melaporkan
target hypotheses yang menyatakan jika laba yang tinggi seenaknya dan tidak
pendapatan bonus nol atau di bawah mengambil tindakan yang dapat
batas bawah dan laba melebihi batas meningkatkan laba karena mereka
atas, manajer mempunyai insentif untuk meningkatkan nilai perusahaan. Maka,
menurunkan laba, karenanya kompensasi manajer maupun nilai
meningkatkan pembelanjaan. Apabila perusahaan tidak akan ditingkatkan
pendapatan bonus antara batas atas dan oleh rencana bonus berbasis laba. Jika
batas bawah, manajer mampunyai rencana bonus berbasis laba digunakan
insentif untuk meningkatkan laba, untuk memberikan reward pada manajer
karenanya mengkapitalisasi atau demi alasan insentif, harus ada
menunda pengeluaran. Florou (2004) pembatasan untuk metoda-metoda yang
menyatakan bahwa analisis terhadap digunakan manajer dalam menghitung
positive accounting theory dan ratchet- laba (Watts and Zimmerman, 1986).
principle literature memperlihatkan Banyak penelitian empiris telah
kontroversi yang penting tentang meneliti efek rencana bonus. Parameter
dampak bonus manajer terhadap rencana bonus ditentukan sehingga
keputusan akuntansi. bonus diberikan hampir setiap tahun
Rencana kompensasi berbasis (Smith and Watts, 1982), dan jika bonus
laba menunjukkan kontrak yang efisien, dapat diberikan maksimum jumlahnya
namun sebuah kontrak manajer yang adalah fungsi linier positif laba yang
efisien memotivasi manajer untuk dilaporkan. Ini telah membuat banyak
memaksimalkan nilai perusahaan. Oleh peneliti berasumsi bahwa kompensasi
karena itu, rencana kompensasi yang manajer dalam rencana bonus meningkat
secara langsung mengaitkan kompensasi ketika laporan laba meningkat. Dalam
manajer dengan dampak mereka asumsi ini, peningkatan nilai laporan

Skema Bonus dalam Keputusan Akuntansi Manajer


204
JABPI VOL. 22, NO 2, JULI 2014
ISSN: 1411.6871

laba suatu perusahaan saat ini akan


meningkatkan nilai kompensasi manajer METODE
saat ini. Hal ini menghasilkan hipotesis
rencana bonus yang telah diuji dalam Zmijewski and Hagerman (1981)
sejumlah penelitian, yaitu: manajer yang menguji hipotesis rencana bonus ketika
berusaha dengan rencana bonus lebih menginvestigasi pengaruh rencana
cenderung memilih prosedur akuntansi kompensasi berbasiskan earnings dalam
yang mengalihkan laba dalam laporan pilihan prosedur akuntansi. Rencana
dari perioda mendatang ke perioda saat bonus tidak mendorong manajer untuk
ini. selalu mengadopsi prosedur akuntansi
Rencana bonus memberikan yang mengungkapkan earnings yang
jumlah maksimum yang dapat ditransfer dilaporkan pada perioda sekarang. Jika
ke “pusat bonus” dalam pembayaran earnings sekarang di bawah target yang
bonus. Transfer maksimum umumnya dibentuk oleh rencana (batas bawah)
adalah suatu porsi laba yang melebihi manajer mempunyai insentif untuk
angka target laba. Target biasanya mengurangi earnings yang dilaporkan
prosentase ekuitas pemegang saham atau untuk tahun sekarang dan untuk
aset total. Jika laba kurang dari target, mentransfer earnings untuk tahun yang
maka tidak ada bonus yang diberikan. akan datang. Jika rencana bonus
Sejumlah rencana juga mempunyai batas mempunyai batas atas dalam transfer
atas untuk transfer (Watts and maksimum dan earnings sesungguhnya
Zimmerman, 1986). di atas batas ini manajer mempunyai
Bonus telah memberi dorongan insentif untuk mengurangi earnings yang
pada manajer untuk menggunakan dilaporkan saat ini.
perubahan prosedur dalam Healy (1985) merumuskan bahwa
meningkatkan laba beberapa tahun dan laba terdiri atas dua komponen yaitu
menurunkan di tahun yang lain. Insentif aliran kas operasi dan total accrual.
tergantung pada laba di bawah batas Selanjutnya total accrual berdasarkan
bawah, di antara target, atau di atas sifatnya terdiri atas discretionary accrual
batas atas. Jika pendapatan di atas batas dan non-discretionary accrual. Non-
atas, manajer mempunyai insentif untuk discretionary accrual menggambarkan
mengurangi laba yang dilaporkan dengan pengaruh kondisi bisnis. Sedangkan
menunda laba. Bonus akan hilang untuk discretionary accrual merefleksikan
kelebihan laba di atas batas atas. pilihan manajer.
Menunda kelebihan laba akan Non-discretionary accrual
meningkatkan kesempatan bonus merupakan bagian yang muncul akibat
mendatang. Jika pendapatan bonus saat perubahan ekonomi yang dialami
ini adalah di antara target dan batas perusahaan selama tahun tertentu. Jika
atas, manajer mempunyai insentif untuk laba dibentuk tanpa memasukkan
menghilangkan laba yang mencukupi komponen discretionary accrual maka
untuk membuat laba saat ini sama pengaruh tersebut biasanya masih
dengan batas atas. Kenaikan bonus dirasakan pada perioda-perioda
diterima sekarang dan bukan nanti, berikutnya karena laba sekarang belum
sehingga mempunyai nilai saat ini yang merefleksikan pengaruh seluruh
lebih tinggi. Jika pendapatan bonus di perubahan yang terjadi di tahun
bawah target, manajer mepunyai insentif tersebut. Jadi discretionary accrual
untuk melakukan big bath (Watts and meningkatkan laba sebagai pengukur
Zimmerman, 1986). Berdasarkan latar kinerja karena discretionary accrual
belakang tersebut riset Skema bonus membantu pelaporan laba yang
dalam keputusan akuntansi manajer ini mencerminkan peristiwa ekonomi yang
bertujuan untuk menguji skema bonus terjadi pada perioda tersebut sehingga
dalam keputusan akuntansi dari laba pada perioda berikutnya berkorelasi
perspektif rachet principles literature terhadap peristiwa yang dialami perioda
dan ratchet target hipotheses. sebelumnya (Guay, et al, 1996).

Skema Bonus dalam Keputusan Akuntansi Manajer


205
JABPI VOL. 22, NO 2, JULI 2014
ISSN: 1411.6871

Komponen discretionary accrual standar. Oleh karena itu, Hotlhausen, et


berhubungan dengan adanya metoda- al menarik hipotesis ratchet target yang
metoda yang diperbolehkan dalam memprediksikan hubungan antara bonus
standar akuntansi dan merupakan area dan pembelanjaan.
praktik pemerataan laba. Discretionary Florou (2004) membandingkan
accrual pada dasarnya merupakan implikasi-implikasi hipotesis ratchet
accrual yang dapat dikendalikan oleh target dengan hipotesis fixed target,
manajer dalam jangka pendek. Oleh insentif manajer berbeda hanya ketika
karena itu discretionary accrual bonus aktual berada di antara bonus
merupakan item yang rentan terhadap minimum dan maksimum (yakni, ketika
pengaruh pilihan manajer atas metoda laba perusahaan antara batas bawah dan
akuntansi. atas). Dengan kata lain, untuk jangka
laba khusus ini, teori akuntansi positif
Ratchet-Principle Literature (Ratchet memprediksikan bahwa manajer
Target) mungkin ingin menurunkan
Penggunaan kinerja sekarang pembelanjaan investasi. Sebaliknya,
sebagai dasar parsial dalam menentukan ratchet-principle literature
target mendatang adalah praktik umum memprediksikan bahwa manajer
perencanaan ekonomi. Hasilnya adalah mungkin ingin meningkatkan ataupun
“ratchet-principle literature” yang menurunkan pengeluaran untuk litbang,
terkenal. Kinerja sekarang ini bertindak iklan, dan aset tetap, tergantung pada
seperti sebuah roda gir penarik dalam apakah kinerja aktual di bawah atau di
menentukan titik keberangkatan untuk atas kinerja yang ditargetkan.
tujuan perioda berikutnya (Florou, 2004). Hasil perbandingan implikasi-
Ratchet-principle literature ini implikasi hipotesis ratchet target dengan
menciptakan persoalan insentif dinamis hipotesis fixed target tersebut
yang dapat ditemukan dalam banyak memperlihatkan adanya kontradiksi.
situasi, misalnya dari penentuan standar Alasan utama kontradiksi di atas adalah
piecework (pekerjaan yang dibayar bahwa dalam hipotesis fixed target,
berdasar hasil yang dikerjakan) untuk parameter bonus kontrak (yakni, target
individu pekerja hingga penentuan bonus) diasumsikan tetap. Sebaliknya,
anggaran untuk perusahaan-perusahaan dalam hipotesis ratchet target tujuan
besar. Khususnya, agen-agen kinerja diasumsikan meningkat pada
menghadapi imbal-balik dinamis antara tahun dimana kinerja perusahaan
reward saat ini dari kinerja saat ini yang melebihi kinerja yang ditargetkan, tetapi
lebih baik dan kerugian mendatang tidak menurun ketika kinerja
karena penentuan target yang lebih perusahaan kurang dari kinerja yang
tinggi. ditargetkan (Florou, 2004). Apakah
Ratchet-principle literature lebih positive accounting theory yang
lanjut dipelajari oleh banyak sarjana. mempunyai kekuatan prediktif lebih baik
Solusi optimal bagi persoalan efek dibanding ratchet-principle literature,
ratchet-principle literature adalah bahwa masih merupakan persoalan untuk diuji
kinerja atasan pada tahun t diberi secara empiris.
reward melalui bonus yang lebih tinggi
tetapi dihukum melalui lebih tingginya Total Accrual.
standar kinerja pada tahun berikutnya. Pengukuran variabel dalam
Berdasar literatur efek ratchet-principle penelitian ini menggunakan definisi
literature, Hotlhausen, et al (1995) Subramanyam (1996) untuk accrual,
menyebut proses penganggaran tipikal laba, dan aliran kas operasi. Laba
sebagai ratchet target. Yakni, tujuan (EARNt) didefinisikan sebagai
anggaran meningkat pada tahun-tahun pendapatan sebelum item-item luar
disaat kinerja aktual tahun sebelumnya biasa, dan aliran kas operasi (CFOt)
melebihi standar kinerja tahun adalah cashflow netto dari aktivitas
sebelumnya tapi tidak menurun ketika operasi (Xie, 2001). Sedangkan total
kinerja sebenarnya tidak memenuhi

Skema Bonus dalam Keputusan Akuntansi Manajer


206
JABPI VOL. 22, NO 2, JULI 2014
ISSN: 1411.6871

accrual (ACCRt) diukur sebagai selisih pendek. Oleh karena itu discretionary
antara laba dan aliran kas operasi, yakni: accrual merupakan item yang rentan
terhadap pengaruh pilihan manajer atas
ACCRt = EARNt - CFOt metoda akuntansi. Variabel laba,
aliran kas operasi, dan total accrual
Discretionary Accrual dideflasi dengan total assets awal tahun
Discretionary accrual pada (TAt-1). Dalam riset ini digunakan model
dasarnya merupakan accrual yang dapat Jones untuk memperkirakan
dikendalikan oleh manajer dalam jangka discretionary accrual (Xie, 2001),

yakni:
ACCRt/TAt-1 = a1[1/TAt-1] + a2[REVt/TAt-1] + a3[PPEt/TAt-1] + et
REVt = perubahan pendapatan penjualan pada tahun t.
PPEt = aktiva kotor.

Batas Bawah berbeda-beda tergantung pada aturan


Healy (1985) menyatakan bahwa sebenarnya dari kesepakatan
rumusan dan definisi variabel yang kompensasi. Standar kinerja muncul dari
digunakan dalam skema bonus berbeda- keinginan untuk memberikan dorongan
beda antar perusahaan, dan bahka dalam secara serempak membayar tingkat
satu perusahaan dalam waktu yang kompensasi yang kompetitif dan
berbeda. Meskipun demikian terdapat prakiraan standar kinerja yang tepat
ciri umum dari kontrak bonus. Variabel akan memenuhi syarat gaji manajer.
laba yang dilaporkan dan batas bawah
digunakan dalam perhitungan bonus. Membasiskan pada skema bonus
Jika laba yang dilaporkan melampaui dalam keputusan akuntansi yang
target, maka kontrak menentukan memaksimumkan fungsi laba, penelitian
prosentase maksimum dari selisih yang ini menginvestigasi secara empiris
biasanya dialokasikan pada sebuah pusat perilaku manajer. Penginvestigasian
bonus. Jika laba kurang dari target, terhadap fenomena ini berkaitan dengan
maka tidak ada dana yang dialokasikan klaim yang menyatakan bahwa terdapat
pada pusat bonus. Variabel batas bawah perbedaan total accrual di antara bonus
diukur dengan perkalian total gaji dan di atas batas atas, bonus di bawah batas
base salary. bawah, dan bonus dalam target; terdapat
perbedaan discretionary accrual di antara
Batas Atas bonus di atas batas atas, bonus di bawah
Sejumlah skema menentukan batas bawah, dan bonus dalam target.
batas atas pada kelebihan laba di atas Pemilihan sampel hanya terbatas
target pendapatan. Ketika selisih antara pada kompensasi perusahaan. Oleh
laba sebenarnya dan yang ditargetkan karena itu, sampel penelitian ini adalah
lebih besar dibanding batas atas, transfer 100 perusahaan yang mengumumkan
pada pusat bonus adalah terbatas (Healy, kompensasi tahun 2011-2013. Seluruh
1985). Variabel batas atas diukur dengan data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
perkalian total gaji dan total remunerasi.

Target
Murphy (1999) mengolaborasi HASIL DAN PEMBAHASAN
insentif manajer untuk memanipulasi
investasi ketika bonus di antara batas Uji Independent Samples t-test Untuk
minimum dan maksimum. Murphy, Masing-masing Kelompok Posisi
menyatakan bahwa aturan kompensasi Hasil Uji Independent Samples t-test –
berdasar anggaran dapat menghasilkan Total Accrual
insentif bagi manajer untuk mencapai
tetapi tidak melampaui standar kinerja Hasil uji pada pasangan cap dan
yang ditetapkan. Hal ini tentu saja dapat bogey menunjukkan bahwa total accrual

Skema Bonus dalam Keputusan Akuntansi Manajer


207
JABPI VOL. 22, NO 2, JULI 2014
ISSN: 1411.6871

di antara bonus di atas batas atas dan Hasil Uji Independent Samples t-test –
bonus di bawah batas bawah terdapat Discretionary Accrual
perbedaan. Hal ini terbukti dari nilai
signifikansi variabel ACCR sebesar 0,068 Hasil uji pada pasangan cap dan
(<0,10). Artinya, terdapat perbedaan bogey menunjukkan bahwa discretionary
pada saat total accrual di antara bonus di accrual di antara bonus di atas batas atas
atas batas atas maka manajer dan bonus di bawah batas bawah tidak
menurunkan laba tahun berjalan. terdapat perbedaan. Hal ini terbukti dari
Demikian juga, dengan total accrual di nilai signifikansi variabel DA sebesar
antara bonus di bawah batas bawah 0,265. Artinya, tidak terdapat perbedaan
maka manajer meningkatkan atau pada saat discretionary accrual di antara
menurunkan laba tahun berjalan. Hasil bonus di atas batas atas dan di bawah
uji pasangan bogey dan par batas bawah maka manajer
menunjukkan bahwa total accrual di mempertahankan laba tahun berjalan.
antara bonus di bawah batas bawah dan Hasil uji pasangan bogey dan par
bonus dalam target tidak terdapat menunjukkan nilai signifikansi variabel
perbedaan. Hal ini terbukti dari nilai DA sebesar 0,094 (<0,10). Artinya,
signifikansi variabel ACCR sebesar 0,746. terdapat perbedaan pada saat
Artinya, tidak terdapat perbedaan pada discretionary accrual di antara bonus di
saat total accrual di antara bonus di bawah batas bawah manajer
bawah batas bawah dan di antara bonus menurunkan laba tahun berjalan dan
dalam target, maka manajer pada saat discretionary accrual di dalam
mempertahankan laba tahun berjalan. target, manajer mempertahankan laba
Demikian juga, dengan pasangan cap dan tahun berjalan. Hasil uji pasangan cap
par menunjukkan nilai signifikansi dan par menunjukkan nilai signifikansi
variabel ACCR sebesar 0,745. Artinya, variabel DA sebesar 0,297. Artinya, tidak
tidak terdapat perbedaan pada saat total terdapat perbedaan pada saat
accrual di antara bonus dalam target dan discretionary accrual di antara bonus di
bonus di atas batas atas, dengan arti lain atas batas atas dan bonus dalam target,
total accrual di antara bonus dalam dengan arti lain discretionary accrual di
target dan bonus di atas batas atas antara bonus di atas batas atas dan di
manajer mempertahankan laba tahun dalam target, manajer mempetahankan
berjalan. laba tahun berjalan.
Interpretasi hasil ketiga grup- Interpretasi hasil ketiga grup-
pasangan menunjukkan hasil yang pasangan menunjukan hasil yang
bervariasi antar pasangan, hasil uji bervariasi antar pasangan, hasil uji
menyimpulkan bahwa pada hasil uji total menyimpulkan bahwa pada hasil uji
accrual di antara bonus di atas batas atas discretionary accrual di antara bonus di
dan bonus di bawah batas bawah. Hasil bawah batas bawah dan bonus di dalam
ini mendukung penelitian Watts and target. Hasil ini mendukung penelitian
Zimmerman (1978), Zmijewski and Hotlhausen, et al (1995), dan Murphy
Hagerman (1981), dan Healey (1985), (1999), yaitu discretionary accrual sama
yaitu total accrual kurang dari batas dengan nol atau kurang dari batas
bawah maka manajer menurunkan laba bawah, manajer mempunyai insentif
untuk harapan bonus mendatang atau untuk menurunkan laba untuk harapan
meningkatkan laba untuk mencapai bonus mendatang meningkat. Jika
bonus saat ini. Demikian juga, jika total discretionary accrual saat ini di bawah
accrual melebihi batas atas maka target, maka manajer meningkatkan laba
manajer memilih teknik akuntansi untuk mencapai target yang ditentukan
menurunkan laba untuk harapan bonus sebelumnya. Demikian juga, jika
mendatang meningkat, sehingga hasil discretionary accrual saat ini di atas
tersebut mendukung positive accounting target, maka manajer menurunkan laba
theory. untuk tidak meningkatkan standar
kinerja tahun berikutnya. Sehingga hasil

Skema Bonus dalam Keputusan Akuntansi Manajer


208
JABPI VOL. 22, NO 2, JULI 2014
ISSN: 1411.6871

uji tersebut mendukung ratchet-principle Penelitian ini mempunyai


literature. keterbatasan-keterbatasan sebagai
Hasil uji menunjukkan bahwa berikut: (1) Terbatasnya jumlah sampel
total accrual dan discretionary accrual perusahaan-perusahaan yang
sebagai alat ukur yang valid, untuk mengungkapkan gaji dan bonus
mengukur perilaku manajer dalam karyawan perusahaan. (2) Penelitian ini
perusahaan pada positive accounting melakukan prediksi sendiri untuk target
theory dan ratchet-principle literature. laba, sehingga dapat melemahkan
Discretionary accrual merupakan satu validitas hasil penelitian ini. (3) Proses
cara yang efektif untuk mengurangi pengkalkulasian target kurang mampu
pendapatan bersih yang dilaporkan menunjukkan hasil analisis yang baik
dengan cara memanipulasi kebijakan karena basis data hanya dalam empat
akuntansi yang berkaitan dengan tahun. Sesuai dengan keterbatasan,
accrual. Hasil penelitian ini yang lebih saran untuk penelitian berikutnya
mendukung ratchet-principle literature memperbanyak sampel dengan
mengindikasikan bahwa manajer di memperpanjang tahun amatan. Juga
Indonesia cenderung melakukan memperluas sampel dengan
penentuan laba atau menjaga laba tidak menggunakan seluruh perusahaan yang
berfluktuasi. Pemertahanan laba ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
banyak dimaksudkan untuk menjaga sehingga mampu menunjukkan hasil
kestabilan bonus di masa-masa tahun analisis yang baik.
berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN
Cornett, M. M., J. Marcuss, Sauders dan
Dengan mempertimbangkan hasil Tehranian H., (2006),
pengujian skema bonus yang “Earnings Management
menyimpulkan bahwa bonus bervariasi Corporate Governance and
sesuai dengan target, maka kinerja True Financial Performance,”
manajer pada tahun t diberi reward htt://www.papers.ssrn.com/
melalui bonus yang lebih tinggi, tetapi
dihukum melalui lebih tingginya standar Defond, M,& C. Park (2001). The reversal
kinerja pada tahun mendatang (Florou, of AbnormalAccrual and the
2004). Parket Valuation of Earnings
Hasil riset ini menyimpulkan Surprise. The accounting
tendensi yang lemah pada skema bonus reviews,76, 375-404
dalam keputusan akuntansi, maka hasil Dewi, A. R. (2003), Pengaruh
ini tidak mendukung beberapa Konservatisma Laporan
penelitian-penelitian terdahulu Keuangan Terhadap Earnings
khususnya positive accounting theory Respons Coeficient. Makalah
yang telah dilakukan di perusahaan- Prosiding Simposium
perusahaan industri terbesar di Amerika Nasional Akuntansi VI
Serikat. Oleh karena itu, penelitian ini Surabaya
menyimpulkan dengan lebih
mempertajam bahwa kompensasi Florou, Annita, (2004), “The Design of
berdasar anggaran menciptakan Bonuses and Its Implications
dorongan bagi manajer dalam memilih For Investment Choices,”
keputusan akuntansi untuk Corporate Ownership &
memaksimalkan bonus, maka hasil ini Control, Volume 1, Issue 2.
mendukung beberapa penelitian-
penelitian terdahulu khususnya ratchet-
principle literature.

Skema Bonus dalam Keputusan Akuntansi Manajer


209
JABPI VOL. 22, NO 2, JULI 2014
ISSN: 1411.6871

Healey, P. M., (1985), “The Effect of Hotlhausen, R. W., Larcker D.F. and
Bonus Schemes on Accounting Sloan R.G., (1995), “Annual
Decisions,” Journal of Bonus Schemes and the
Accounting and Economics, 7, Manipulation of Earnings,”
pp. 85-107. Journal of Accounting and
Economics, 19, pp. 29-74.

Healy, P. M. and Wahlen J. M., (1999), “A Subramanyam, K. R., (1996), “The


Review of the Earning Pricing of Discretionary
Management Literature and Accrual,” Journal of
its Implications for Standard Accounting and
Setting,” Accounting Economics 22 (August-
Horizons, 13 (4), pp. 366-383. December): 249-281.

Skema Bonus dalam Keputusan Akuntansi Manajer


210

Anda mungkin juga menyukai