DEFINISI MANGROVE
Mangrove adalah jenis tanaman dikotil yang hidup di habitat air payau dan air laut.
Hutan mangrove merupakan sekumpulan pepohonan yang tumbuh di area sekitar
garis pantai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut serta berada pada
tempat yang mengalami akumulasi bahan organik dan pelumpuran. Hutan
mangrove yang juga biasa di kenal dengan sebutan hutan bakau ini merupakan
sebuah ekosistem yang bersifat khas karena adanya aktifitas daur pengenangan
oleh pasang surut air laut.
B. MANFAAT MANGROVE
Hutan mangrove merupakan satu dari tiga komponen ekosistem pesisir. Dilansir
dari Oseanografi LIPI, hutan mangrove adalah sekumpulan tumbuhan spesifik
yang tumbuh di kawasan pesisir di daerah subtropi
Kata mangrove berasal dari bahasa Portugis yaitu mangue dan bahasa Inggris yaitu
grove. Kata ini digunakan untuk mendeskripsikan komunitas pohon-pohon atau
rumput-rumput yang tumbuh di pesisir, atau berkaitan dengan tumbuhan lainnya di
tempat yang sama.
Mangrove atau hutan bakau merupakan habitat bagi banyak jenis ikan, udang, dan
moluska. Tempat ini juga menyediakan tempat untuk bertelur, pembesaran, dan
tempat mencari makan berbagai hewan laut yang kecil.
Hutan mangrove mampu menahan dan memperlambat arus dan ombak yang
datang. Ini akan mengurangi risiko erosi dan dampak lainnya dari ombak yang
datang.
Ketika daratan banjir, air akan menuju ke laut membawa lumpur. Lumpur bisa
berbahaya bagi kehidupan ekosistem laut. Namun, dengan adanya tumbuhan
mangrove, ekosistem laut akan terlindungi sehingga tidak tercampur lumpur. Ini
disebabkan karena tumbuhan mangrove memiliki kemampuan untuk
mengendapkan lumpur. Ini pula penyebab air di sekitar kawasan mangrove lebih
jernih.
5. Fungsi ekonomis
Hutan bakau memiliki pesona tersendiri dan bisa dijadikan sebagai tempat wisata.
Oleh karena itu, terdapat beberapa wisata hutan bakau yang tersebar di pesisir
Indonesia.
Masyarakat sekitar bisa memanfaatkan tanaman bakau sebagai kayu bakar. Kayu
bakar ini umumnya digunakan untuk memasak.
Uniknya, kayu tanaman bakau bisa menghasilkan api yang besar tanpa
menghasilnya banyak asap. Artinya, kayu bakar dari tumbuhan bakau ini lebih
ramah lingkungan.
Fungsi hutan mangrove yang pertama adalah sebagai pencegah erosi pantai atau
yang kerap kali disebut sebagai abrasi. Abrasi pantai merupakan sebuah proses
pengikisan permukaan pantai yang digerus oleh air laut melalui hempasan ombak.
Fungsi hutan mangrove yang berikutnya adalah sebagai pencegah adanya intrusi
air laut. Intrusi laut juga merupakan salah satu proses alam yang menimbulkan
kerugian pada makhluk hidup dan lingkungan alamnya, sebab intrusi tersebut
menyebabkan air laut merembes ke dalam tanah daratan.
Alhasil, rembesan air laut tersebut membuat air di daratan menjadi payau hingga
tak baik untuk dikonsumsi manusia dan biota laut. Dengan adanya hutan
mangrove, akar-akar pohonnya dinilai mampu mengendapkan lumpur sehingga
mencegah terjadinya intrusi air laut.
Fungsi hutan mangrove yang ketiga adalah sebagai tempat hidup beragam makhluk
hidup. Hutan mangrove yang rimbun dapat mengurangi paparan sinar matahari
secara langsung yang masuk ke dalam air laut.
Sehingga, tempat tersebut kerap dipilih oleh beragam hewan darat dan udara
seperti kura-kura, biawak, burung, ular, hingga monyet untuk tinggal di sana.
Banyak pula biota laut yang juga memilih untuk menggantungkan hidupnya di
hutan mangrove seperti ikan kecil, kepiting, udang, dan siput.
Sumber Kehidupan
Selain sebagai tempat tinggal, fungsi hutan mangrove yang lain yakni sebagai
sumber kehidupan. Sebab, akar-akar dari tanaman mangrove ternyata memiliki zat
makanan yang dibutuhkan oleh banyak makhluk hidup.
Tak jarang pula berbagai hewan darat juga memilih untuk sekadar berlindung atau
mencari makanan di hutan mangrove tersebut. Bagi manusia, akar-akar mangrove
ini pun juga dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan alami dari berbagai penyakit
yang menyerang seperti flu hingga radang hati.
-PENGERTIAN EKOWISATA
Konep ekowisata, prinsip, dan manfaat tersebut tidak dapat dilepaskan dari sejarah
yang melatar belakangi lahirnya gagasan wisata berbasis konservasi lingkungan
hidup tersebut. Konsep, aktifitas, kriterianya berkembang seiring dengan
meningkatnya kesadaran lingkungan hidup masyarakat global.Untuk lebih
memahami tentang gagasan tersebut, sehingga tidak dengan mudah sebuah
kegiatan wisata alam langsung dikategorikan sebagai ekoturisme, kami tuliskan
artikel ini.
Manfaat ekowisata
Manfaat ekowisata berdampak dalam berbagai aspek. Manfaat tersebut meliputi
aspek konservasi, pemberdayaan dan pendidikan lingkungan. Manfaat tersebut
secara lengkap adalah sebagai berikut:
Konservasi. Keterkaitan ekoturisme dan satwa terancam punah sangat erat, bahkan
harus bersifat positif, sebagaimana studi yang dilakukan oleh peneliti Universitas
Griffith. Wisata berkorelasi positif dengan konservasi berarti memberikan insentif
ekonomi yang efektif untuk melestarikan, meningkatkan keanekaragaman hayati
budaya, melindungi warisan alam serta budaya di planet bumi.
Oleh karena itu, berdasarkan tiga komponen penting tersebut, maka tidak secara
otomatis setiap perjalanan wisata alam merupakan aktifitas wisata berbasis ekologi
(ecotourism).
Contoh ekowisata
Prinsip Ekowisata
Sejarah Ekowisata
Sehingga, hanya sebagian kecil masyarakat saja, yaitu orang sangat kaya, yang
dapat melakukannya. Akibat meningkatnya berbagai masalah lingkungan hidup
saat itu, dalam kasus tersebut adalah perburuan satwa liar tanpa kendali, tanpa
disadari, telah menurunkan jumlah populasi satwa liar. Spesies liar seperti Gajah,
Singa, menjadi korban pertama yang populasinya menurun drastis.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ekowisata