Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya
makalahyang berjudul ³Orde Baru´. Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih
jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Secara garis besar makalah ini memuat latar belakangtentengpolitik
dalam negri era order baru, kehidupan di bidangekonomi pada masa orde baru,
perkembangan sosial budaya pada masa orde baru.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai
pihak, penulis tidak mungkin menyelesaiakan penyusunan makalah ini, untuk itu
ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif, terutama dari
Ibu Endang Dwi Astuti S.Pd dan teman-teman kelas XII IPA
(2)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...1
Daftar Isi...2
Bab I PENDAHULUAN...3
Latar Belakang...3
Rumusan Masalah...3
4.Bab II PEMBAHSAN...4
Latar Belakang Orde Baru...4
Pollitik dalam Negeri...5
Kehidupan Bidang Ekonomi Orde Baru…...8
Kehidupan Bidang Sosial Budaya Era Orde Baru………...16
5.Bab III PENUTUP...18
Kesimpulan...18
Saran...19
(3)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara
kekuasaanmasa Sukarno (Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang
menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan Gerakan 30 September tahun
1965. Orde baru lahir sebagai upayauntuk: mengoreksi total penyimpangan yang
dilakukan pada masa Orde Lama, penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat,
bangsa, dan negara Indonesia,melaksanakan Pancasila dan UUD1945 secara murni
dan konsekuen dan menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan
stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaiman latar belakang lahirnya orde baru ?
2. Bagaimanapolitik dalam negri pada masa orde baru ?
(4)
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Lahirnya Orde Baru
Orde baru lahir karena dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain : Terjadinya
peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan
30September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah
berlangsung lama. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi
mencapai 600% sedangkanupaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan
kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.
Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan
besar- besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut
agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
(5)
Kesatuan Aksi ³Front Pancasila´ pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR
mengajukan tuntutan’’TRITURA(Tri Tuntutan Rakyat).
Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan
KabinetSeratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di
kabinettersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30
September 1965.
Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk
mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965
tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar
Biasa(Mahmilub)
Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang
bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas
Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil
langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau
dan sulit dikendalikan.
Upaya menuju pemerintahan Orde Baru :
(6)
kepercayaan rakyat kepada pemerintah karena Suharto berhasil memulihkan
keamanan dan membubarkan PKI. Munculnya konflik dualisme kepemimpinan
nasional di Indonesia.
Hal ini disebabkan karena saat itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden
sementara Soeharto menjadi pelaksana pemerintahan. Konflik Dualisme inilah yang
membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya karena akhirnya Sukarno
mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.Pada
tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk
mengukuhkan pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai
pejabatPresiden RI.
(7)
B. Perkembangan politik masa orde baru 1.Politik Dalam Negeri Era Order
Baru.
Pembentukan Kabinet Pembangunan Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan
(28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi
Darma Kabinet Amper yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi
sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Program Kabinet
AMPERA yang disebutCatur Karya Kabinet AMPERA adalah sebagai berikut.
1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan 2.
Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk
dan manifestasinya.
Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden
untuk masa jabatan 5 tahun maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama
Kabinet Pembangunan.
(8)
sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi didasarkan pada
ideologi tetapi atas persamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan tiga
kekuatan sosial-politik, yaitu:
1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII,
danPartai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai
politik Islam).
2. Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik,
PartaiMurba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis).
3. Golongan karya (golkar)
Pemilihan Umum Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan
umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu:
tahun 1971, 1977,1982, 1987, 1992, dan1997..
Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat pada tanggal 2
Agustus 1969.
(9)
jabatan sipilseperti walikota,bupati dan gubenur bahkan ABRI memiliki jatah di
keanggotaanMPR/DPR.Alasan yang mendasari kebijakan tersebut tertuang dalam
pasal27 ayat (1)UUD 1945.Pasal tersebut mengemukakan bahnwa “segala warga
Negarabersama kedudukankannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan
tidakada kecualinya.Bukan hanya pada bidang politikpemerintahan,ternyata
kedudkan ABRI dalam masyarakat Indonesia juga merambat di sector
ekonomi.Banyak anggota ABRI menjadi kepala skepala BUMN maupun komisarisdi
berbagai perusahaan swasta .
B. Kehidupan Bidang Ekonomi Orde Baru
Pada masa Demokrasi Terpimpin, Negara bersama aparat ekonominya mendominasi
seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi
swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada
usaha penyelamtan ekonomi nasioanl terutama pada usaha mengendalikan tingkat
inflasi, penyelamatan keuangan Negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat .
Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun
1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi
penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan
pemerintah.
(10)
1. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi ekonomi yang kacau sebagai peninggalan
masa Demokrasi terpimpin, pemerintah menempuh cara:
 Mengeluarkan Ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang pembangunan
 MPRS mengeluarkan garis program pembangunan, yakni program penyelematan,
program stabilitas dan rehabilitasi, serta program pembangunan.
Program pemerintah diarahkan pada upaya penyelamatan ekonomi nasional
terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Stabilisasi berarti mengendaliakan
inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak terus. Sedangkan Rehabilitasi adalah
perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi. Hakikat dari kebijakan ini
adalah pembinaan sistem ekonomi berencana yang menjamin berlangsungnya
demokrasi ekonomi kearah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.
Langkah-langakah yang diambil Kabinet pada saat itu yang mengacu pada Tap
MPRS tersebut adalah sbb :
1. Mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang
menyebabkan kemacetan, seperti:
 rendahnya penerimaan Negara,
(11)
 terlalu banyak dan tidak produktifnya ekspansi kredit bank,
 terlalu banyak tunggakan hutang luar negeri,
 penggunaan devisa bagi impor yang sering kurang berorientasi pada kebutuhan
prasarana.
2. Debirokrtisasi untuk memperlancar kegiatan perekonomian. 3. Berorientasi pada
kepentingan produsen kecil
Untuk melaksanakan langkah-langkah penyelamatan tersebut maka ditempuh cara:
 mengadakan operasi pajak,
 cara pemungutan pajak baru bagi pendapatan perorangan dan kekayaan dengan
menghitung pajak sendiri dan menghitung pajak orang
 penghematan pengeluaran pemerintah (pengeluaran konsumtif dan rutin), serta
menghapuskan subsidi bagi perusahaan Negara membatasi kredit bank dan
menghapuskan kredit impor
Program stabilisasi dilakukan dengan cara membendung laju inflasi.
(12)
juli 1968 berdasarkan Tap MPRS NO.XLI/MPRS/1968, kebijakn ekonomi pemerintah
dialihkan pada pengendalian yang ketat terhadap gerak harga barang khususnya
sandang, pangan, dan kurs valas. Sejak saat itu kestabilan ekonomi nasional relatif
tercapai sebab sejak 1966 kenaikan harga bahan-bahan pokok dan valas dapat
diatasi. Program rehabilitasi dilakukan dengan berusaha memulihkan kemampuan
berproduksi. Selam 10 tahun mengalami kelumpuhan dan kerusakan pada prasarana
ekonomi dan sosial. Lembaga perkreditan desa, gerakan koperasi, perbankan
disalahgunakan dan dijadikan alat kekuasaan oleh golongan dan kepentingan
tertentu. Dampaknya lembaga tidak dapat melaksanakan fungsinya sebagai
penyusun dan perbaikan tata hidup masyarakat.
2. Kerja Sama Luar Negri
(13)
untuk mengimpor bahan-bahan baku. Perundingan dilanjutkan di Paris, Perancis dan
dicapai kesepakatan sebagai berikut: Utang-utang Indonesia yang seharusnya
dibayar tahun 1968 ditunda
pembayarannya hingga tahun 1972-1979
Utang-utang Indonesia yang seharusnya dibayar tahun1969 dab 1970
dipertimbangkan untuk ditunda juga pembayarannya. Perundingan dilanjutkan di
Amsterdam, Belanda pada tanggal 23-24 Februari 1967. Perundingan itu bertujuan
membicarakan kebutuhan Indonesia akan bantuan luar negri serta kemungkinan
pemberian bantuan dengan syarat lunak yang selanjutnya dikenal dengan IGGI (Inter
Governmental Group for Indonesia). Melalui pertemuan itu pemerintah Indonesia
berhasil mengusahakn bantuan luar negri. Indonesia mendapatkan penangguhan
dan keinginan syarat-syarat pembayaran utangnya
3. Pembangunan Nasional
(14)
kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat
dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil. Isi trilogi Pembangunan adalah
sebagai berikut:
 Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
 Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
Pelaksanannya pembanguanan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
 Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
 Jangka pendek mencakup periode 5 tahun
(pelita / pembangunan lima tahun), merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan
jangka panjang sehingga tiap pelita akan selalu saling berkaitan/berkesinambungan.
Selama periode Orde Baru terdapat 6 pelita, yaitu:
 Pelita I
Dilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal
pembangunan ORBA.
(15)
rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
Titik Berat Pelita I : pembanguan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk
mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian,
karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.
Muncul peristiwa marali (malapetaka limabelas januari) terjadi pada tanggal 15-16
Januari 1974 bertepatan dengan kedatangan PM Jepang Tanaka ke Indonesia.
Peristiwa ini merupakan kelanjutan demonstrasi para mahasiswa yang menuntut
Jepang agar tidak melakukan dominasi ekonomi di Indonesia sebab produk barang
Jepang terlalu banyak beredar di Indonesia. Terjadilah pengrusakan dan pembakaran
barang-barang buatan Jepang.
 Pelita II
(16)
 Pelita III
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984. Pelita III
pembangunan masih berdasarkan pada Trilogi Pembangunan dengan penekanan
lebih menonjol pada segi pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur
Pemerataan, yaitu:
a) Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang, pangan,
dan perumahan
b) Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
c) Pemerataan pembagian pendapatan d) Pemerataan kesempatan kerja
e) Pemerataan kesempatan berusaha
f) Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi
generasi muda dan kaum perempuan
g) Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air h) Pemerataan
kesempatan memperoleh keadilan
 Pelita IV
(17)
awal tahun 1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah
akhirnya mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan
pembangunan ekonomi dapat dipertahankan
 Pelita V
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya pada
sektor pertnian dan industri. Indonesia memiliki kondisi ekonomi yang cukup baik
dengan pertumbuhan rata-rata 6,8% per tahun. Posisi perdagangan luar negri
memperlihatkan gambaran yang
menggembirakan. Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
 Pelita VI
Dilaksankan pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999. Titik beratnya pada
pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian
serta pembanguan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai
pendukungnya. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda Negara-negara
Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa plitik dalam
negri yang mengganggu
perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
(18)
Pemerintah mampu membangun pondasi yang kuat bagi kekuasaan lembaga
kepresidenan yang membuat semakin kuatnya peran Negara dalam masyarakat.
Situasi keamanan pada masa ORBA relatif aman dan terjaga dengan baik karena
pemerintah mampu mengatasi semua tindakan dan sikap yang dianggap
bertentangan dengan Pancasila. Dilakukan peleburan partai dimaksudkan agar
pemerintah dapat mengontrol parpol.
Dampak Negatif dari Kebijakan Politik Pemerimtah ORBA:
a. Terbentuk pemerintahan orde baru yang bersifat otoriter, dominatif, dan sentralis.
b. Otoritarianisme merambah segenap aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara termasuk kehidupan politik yang sangat merugikan rakyat.
c. Pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik dan
benar kepada rakyat Indonesia. Golkar menjadi alat politik untuk mencapai stabilitas
yang diinginkan, sementara 2 paratai lainnya hanya sebagai boneka agar tercipta
citra sebagai Negara demokrasi.
(19)
e. Demokratisasi yang terbentuk didasarkan pada KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme) sehingga banyak wakil rakyat yang duduk di MPR/DPR yang tidak
mengenal rakyat dan daerah yang diwakilinya.
f. Kebijakn politik teramat birokratis, tidak demokratis, dan cenderung KKN. g.
Dwifungsi ABRI terlalu mengakar masuk ke sendi-sendi kehidupan bebangsa
dan benegara bahkan pada bidang-bidang yang seharusnya masyarakat yang
berperan besar terisi oleh personel TNI dan Polri. Dunia bisnis tidak luput dari
intervensi TNI/Polri.
h. Kondisi politik lebih payah dengan adnya upaya penegakan hukum yang sangat
lemah. Dimana hukum hanya diciptakan untuk keuntungan pemerimtah yang
berkuasa sehingga tidak mampu mengadili para konglomerat yang telah menghabisi
uang rakyat.
Dampak Positif Kebijakan Ekonomi Orde Baru
a. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan
pemerintah terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat dilihat secara konkrit.
b. Indonesia mengubah ststus dari Negara pengimpor beras terbesar menjadi
bangsa yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
(20)
d. Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang
semakin meningkat.
Dampak Negatif Kebijakan Ekonomi Orde Baru
a. Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan summer daya alam. b.
Perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan, antar
kelompok dalam masyarakat tersa semakin tajam.
c. Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (marginalisasi sosial).
d. Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme).
e. Pembangunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil
kalangan masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata.
f. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi
kehidupan politik, ekonomi, dam sosial yang demokratis dan berkeadilan.
g. Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental
pembangunan ekonomi sangat rapuh.
(21)
Kalimantan Timur, dan Irian. Faktor inilah yang selanjutnya ikut menjadi penyebab
terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menkelang akhir tahun 1997.
C. KEHIDUPAN BIDANG SOSIAL-BUDAYA ERA ORDE BARU
Masa Orde Baru diakui telah banyak mencapai kemajuan dalam proses untuk
mewujudkan cita-cita nasional. Dalam kehidupan sosial budaya, masyarakat dapat
digambarkan dari berbagai sisi. Selama dasawarsa 1970-an lajupertumbuhan
penduduk mencapai 2,3% setiap tahun. Dalam tahun tahun awal 1990-an angka tadi
dapat diturunkan menjadi sekitar 1,6% setiap tahun. Jika awal tahun 1970-an
penduduk Indonesia mempunyai harapan hidup rata-rata sekitar 50 tahun maka
pada tahun 1990-an harapan hidup lebih dari 61 tahun. Dalam kurun waktu yang
sama angka kematian bayi menurun dari 142 untuk setiap 1000 kelahiran hidup
menjadi 63 untuk setiap 1000 kelahiran hidup. Hal ini antara lain dimungkinkan
makin meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Sebagai contoh adanya
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu sampai di
tingkat desa atau RT.
(22)
yang ada hanya dapat menampung sekitar 41% dari seluruh anak yang berumur
sekolah dasar. Fasilitas sekolah dasar yang telah dibangun di pelosok tanah air
praktis mampu menampung anak Indonesia yang berusia sekolah dasar. Kondisi ini
merupakan landasan kuat menuju pelaksanan wajib belajar 9 tahun di tahun-tahun
yang akan datang. Sementara itu, jumlah rakyat yang masih buta huruf telah
menurun dari 39% dalam tahun 1971 menjadi sekitar 17% di tahuan1990-an.
Dampak dari pemerataan pendidikan juga terlihat dari meningkatnya tingkat
pendidikan angkatan kerja. Dalam tahun 1971 hampir 43% dari seluruh angkatan
kerja tidak atau belum pernah sekolah. Pada tahun 1990-an jumlah yang tidak atau
belum pernah sekolah menurun menjadi sekitar 17%. Dalam kurun waktu yang sama
angkatan kerja yang berpendidikan SMA ke atas adalah meningkat dari 2,8% dari
seluruh angkatan kerja menjadi hampir 15%. Peningkatan mutu angkatan kerja akan
mempunyai dampak yang luas bagi laju pembangunan di waktui-waktu yang akan
datang.
(23)
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Parasetia Pancakarsa). Dengan
Pancasila akan dapat memberikan kekuatan, jiwa kepada bangsa Indonesia serta
membimbing dalam mengejar kehidupan lahir dan batin yang makin baik menuju
masyarakat yang adil dan makmur. Dengan penghayatan terhadap Pancasila oleh
manusia Indonesia akan terasa dan terwujudlah Pancasila dalam kehidupan
masyarakat bangsa Indonesia. Karena itulah diperlukan suatu pedoman yang dapat
menjadi penuntun dan pegangan hidup bagi sikap dan tingkah laku setiap orang
Indonesia. Untuk melaksanakan semua ini dilakukanlah penataran-penataran baik
melalui cara-cara formal, maupun non-formal sehingga di tradisikan sebagai gerakan
Budaya.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
(24)
Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk memperbaiki
keadaan negara. Akhirnya Presiden Sukarnomengundurkan diri dan digantikan oleh
Presiden Suharto.
 Perkembangan politik pada masa orde baru diawali dari penataan politik dalam
negeri yaitu setelah sidang MPRS 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden dan
dibentuklah Kabinet Pembangunan, penyederhanaan dan pengelompokan partai
politik, pemilihan umum serta mengadakan Perpera di Irian Barat pada 2 Agustus
1969. Kedua, melakukan penataan politik luar negeri yaitu dengan kembali menjadi
anggota PBB serta normalisasi hubungan dengan beberapa negara.
 Pada masa awal Orde Baru pembangunan ekonomi di Indonesia maju pesat mulai
dari pendapatan perkapita, pertanian, pembangunan infrastruktur dll. Upaya
pembangunanekonomi dilaksanakan melalui REPELITA (Rencana Pembangunan Lima
Tahun) yangdimulai pada tanggal 1 April 1969. Namun pada akhir tahun 1997
Indonesia dilandakrisis ekonomi. Kondisi kian terpuruk ditambah dengan KKN yang
merajalela.
(25)
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Parasetia Pancakarsa)untuk
menuju masyarakat yang adil dan makmur.
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai