Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH

INDONESIA
INDONESIA MASA ORDE BARU

Madharasah Aliyah Ma’had Al - Zaytun

Usth. Titi Sujati S.Pd

YUSUF HIDAYATULLAH BIN SUDARMOYO//20160268//XII – IPS – A - 15


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Atas terselesaikannya
makalah yang berjudul Indonesia Masa Orde Baru. Makalah yang masih dikembangkan lebih
jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya secara
garis besar makalah ini memuat latar belakang tentang politik dalam negri dan politik luar
negri pada era orde baru, kehidupan di bidang ekonomi Indonesia masa orde baru,
perkembangan sosial budaya pada masa orde baru.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak
penulis tidak mungkin menyelesaikan penyusunan makalah ini, untuk itu ucapan terima
kasih, penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membatu. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran konstruktif, terutama dari Usth Titi Sujati S.Pd dan teman–
teman kelas 12 IPS A 15.
Indramayu, 21 September 2021

Yusuf Hidayatullah

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...........................................................................................................................1
Daftar Isi ................................................................................................................................... 2
Bab 1 Pendahuluan .................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 3
Bab 2 Pembahasan .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Lahirnya Orde Baru ............................................................................. 4
B. Politik dalam Negri ....................................................................................................... 5
C. Kehidupan Bidang Ekonomi Masa Orde Baru ..............................................................6
D. Kehidupan Bidang Sosial dan Budaya era Orde Baru .................................................10
Bab 3 Penutup ..........................................................................................................................11
A. Kesimpulan ..................................................................................................................11
B. Saran .............................................................................................................................11
Daftar Pusaka ...........................................................................................................................12

2
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaan
masa Sukarno (Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa
baru setelah pemberontakan Gerakan 30 September tahun 1965. Orde baru lahir sebagai
upaya untuk: mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama,
penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia.
Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni, konsekuen dan menyusun kembali
kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses
pembangunan bangsa.

B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, yaitu:

1. Bagaimana latar belakang lahirnya orde baru ?

2. Bagaimana politik dalam negri pada masa orde baru ?

3
BAB 2 : PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Lahirnya Orde Baru

Orde baru lahir karena di latar belakangi oleh beberapa hal, antara lain : Terjadinya
peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30
September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.
Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upaya
pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan
timbulnya keresahan masyarakat.
Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-
besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta
Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
Kesatuan Aksi ³Front Pancasila´ pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR
mengajukan tuntutan’’TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat).
Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet
Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut
duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk
mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak
berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub)
Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang
bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966
(SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang
dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
Upaya menuju pemerintahan Orde Baru :
kepercayaan rakyat kepada pemerintah karena Suharto berhasil memulihkan keamanan dan
membubarkan PKI. Munculnya konflik dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia.
Hal ini disebabkan karena saat itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementara
Soeharto menjadi pelaksana pemerintahan. Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto
mencapai puncak kekuasaannya karena akhirnya Sukarno mengundurkan diri dan
menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.Pada tanggal 23 Februari 1967,
MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk mengukuhkan pengunduran diri Presiden
Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai pejabat Presiden RI.

4
B. Perkembangan politik masa orde baru
1. Politik Dalam Negeri Era Order Baru.
Pembentukan Kabinet Pembangunan Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28
Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma
Kabinet Amper yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan
untuk melaksanakan pembangunan nasional. Program Kabinet AMPERA yang disebut Catur
Karya Kabinet AMPERA adalah sebagai berikut.
1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan 2. Melaksanakan
pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya.
Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk
masa jabatan 5 tahun maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet
Pembangunan.
sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi didasarkan pada ideologi
tetapi atas persamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-
politik, yaitu:
1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan Partai
Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam).
2. Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, PartaiMurba,
IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis).
3. Golongan karya (golkar)
Pemilihan Umum Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum
sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971,
1977,1982, 1987, 1992, dan1997..
Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat pada tanggal 2 Agustus
1969. Jabatan sipil seperti walikota, bupati dan gubenur bahkan ABRI memiliki jatah di
keanggotaan MPR/DPR. Alasan yang mendasari kebijakan tersebut tertuang dalam pasal27
ayat (1)UUD 1945.Pasal tersebut mengemukakan bahwa “segala warga Negara bersama
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Bukan
hanya pada bidang politik pemerintahan, ternyata kedudukan ABRI dalam masyarakat
Indonesia juga merambat di sektor ekonomi. Banyak anggota ABRI menjadi kepala skepala
BUMN maupun komisaris di berbagai perusahaan swasta.

5
C. Kehidupan Bidang Ekonomi Orde Baru
Pada masa Demokrasi Terpimpin, Negara bersama aparat ekonominya mendominasi
seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta.
Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha
penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi,
penyelamatan keuangan Negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat . Tindakan
pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang
menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang
lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah.
1. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi yang kacau sebagai peninggalan masa
Demokrasi terpimpin, pemerintah menempuh cara:
• Mengeluarkan Ketetapan MPRS No. XXIII/MPRS/1966 tentang pembangunan
• MPRS mengeluarkan garis program pembangunan, yakni program penyelamatan, program
stabilitas dan rehabilitasi, serta program pembangunan.
Program pemerintah diarahkan pada upaya penyelamatan ekonomi nasional terutama
stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Stabilisasi berarti mengendali akan inflasi agar harga
barang-barang tidak melonjak terus. Sedangkan Rehabilitasi adalah perbaikan secara fisik
sarana dan prasarana ekonomi. Hakikat dari kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi
berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi ke arah terwujudnya
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Langkah-langkah yang diambil Kabinet pada saat itu yang mengacu pada Tap MPRS tersebut
adalah sebagai berikut :
A. Mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang menyebabkan
kemacetan, seperti:
• rendahnya penerimaan Negara,
• terlalu banyak dan tidak produktifnya ekspansi kredit bank,
• terlalu banyak tunggakan hutang luar negeri,
• penggunaan devisa bagi impor yang sering kurang berorientasi pada kebutuhan prasarana.
B. Debirokratisasi untuk memperlancar kegiatan perekonomian. 3. Berorientasi pada
kepentingan produsen kecil
Untuk melaksanakan langkah-langkah penyelamatan tersebut maka ditempuh cara:
• mengadakan operasi pajak,
• cara pemungutan pajak baru bagi pendapatan perorangan dan kekayaan dengan menghitung
pajak sendiri dan menghitung pajak orang
• penghematan pengeluaran pemerintah (pengeluaran konsumtif dan rutin), serta
menghapuskan subsidi bagi perusahaan Negara membatasi kredit bank dan menghapuskan
kredit impor. Program stabilisasi dilakukan dengan cara membendung laju inflasi. Juli 1968
berdasarkan Tap MPRS NO.XLI/MPRS/1968, kebijakan ekonomi pemerintah dialihkan pada
pengendalian yang ketat terhadap gerak harga barang khususnya sandang, pangan, dan kurs
valas. Sejak saat itu kestabilan ekonomi nasional relatif tercapai sebab sejak 1966 kenaikan
harga bahan-bahan pokok dan valas dapat diatasi. Program rehabilitasi dilakukan dengan
berusaha memulihkan kemampuan berproduksi. Selama 10 tahun mengalami kelumpuhan
dan kerusakan pada prasarana ekonomi dan sosial. Lembaga perkreditan desa, gerakan
koperasi, perbankan disalah gunakan dan dijadikan alat kekuasaan oleh golongan dan
kepentingan tertentu.

6
Dampak nya lembaga tidak dapat melaksanakan fungsinya sebagai penyusun dan perbaikan
tata hidup masyarakat.
2. Kerja Sama Luar Negri
Untuk mengimpor bahan-bahan baku. Perundingan dilanjutkan di Paris, Perancis dan
dicapai kesepakatan sebagai berikut: Utang-utang Indonesia yang seharusnya dibayar tahun
1968 ditunda
pembayarannya hingga tahun 1972-1979
Utang-utang Indonesia yang seharusnya dibayar tahun1969 dab 1970 dipertimbangkan untuk
ditunda juga pembayarannya. Perundingan dilanjutkan di Amsterdam, Belanda pada tanggal
23-24 Februari 1967. Perundingan itu bertujuan membicarakan kebutuhan Indonesia akan
bantuan luar negri serta kemungkinan pemberian bantuan dengan syarat lunak yang
selanjutnya dikenal dengan IGGI (Inter Govermmental Group for Indonesia). Melalui
pertemuan itu pemerintah Indonesia berhasil mengusahakn bantuan luar negri. Indonesia
mendapatkan penangguhan dan keinginan syarat-syarat pembayaran utangnya.
3. kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam
suasana politik dan ekonomi yang stabil. Isi trilogi Pembangunan adalah sebagai berikut:
• Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
• Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
• Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
Pelaksananya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
• Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
• Jangka pendek mencakup periode 5 tahun
(pelita / pembangunan lima tahun), merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka
panjang sehingga tiap pelita akan selalu saling berkaitan/berkesinambungan.
Selama periode Orde Baru terdapat 5 pelita, yaitu:
1. Pelita 1
Dilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal
pembangunan ORBA.
rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
Titik Berat Pelita I : pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar
keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas
penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.
Muncul peristiwa marali (malapetaka lima belas januari) terjadi pada tanggal 15-16 Januari
1974 bertepatan dengan kedatangan PM Jepang Tanaka ke Indonesia. Peristiwa ini
merupakan kelanjutan demonstrasi para mahasiswa yang menuntut Jepang agar tidak
melakukan dominasi ekonomi di Indonesia sebab produk barang Jepang terlalu banyak
beredar di Indonesia. Terjadilah pengrusakan dan pembakaran barang-barang buatan Jepang.
2. Pelita 2
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984. Pelita III pembangunan
masih berdasarkan pada Trilogi Pembangunan dengan penekanan lebih menonjol pada segi
pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan, yaitu:
a) Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang, pangan, dan
perumahan
b) Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
c) Pemerataan pembagian pendapatan d) Pemerataan kesempatan kerja

7
e) Pemerataan kesempatan berusaha
f) Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda
dan kaum perempuan
g) Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air h) Pemerataan
kesempatan memperoleh keadilan
3. Pelita 3
awal tahun 1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya
mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan ekonomi
dapat dipertahankan
4. Pelita 4
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya pada sektor
pertaniaan dan industri. Indonesia memiliki kondisi ekonomi yang cukup baik dengan
pertumbuhan rata-rata 6,8% per tahun. Posisi perdagangan luar negri memperlihatkan
gambaran yang menggembirakan. Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
5. Pelita 5
Dilaksankan pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999. Titik beratnya pada
pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta
pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Pada
periode ini terjadi krisis moneter yang melanda Negara-negara Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa plitik dalam negri yang mengganggu
perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
Pemerintah mampu membangun pondasi yang kuat bagi kekuasaan lembaga kepresidenan
yang membuat semakin kuatnya peran Negara dalam masyarakat. Situasi keamanan pada
masa ORBA relatif aman dan terjaga dengan baik karena pemerintah mampu mengatasi
semua tindakan dan sikap yang dianggap bertentangan dengan Pancasila. Dilakukan
peleburan partai dimaksudkan agar pemerintah dapat mengontrol parpol.
Dampak Negatif dari Kebijakan Politik Pemerintah ORBA:
a. Terbentuk pemerintahan orde baru yang bersifat otoriter, dominatif, dan sentralis.
b. Otoritarianisme merambah segenap aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara
termasuk kehidupan politik yang sangat merugikan rakyat.
c. Pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik dan benar
kepada rakyat Indonesia. Golkar menjadi alat politik untuk mencapai stabilitas yang
diinginkan, sementara 2 paratai lainnya hanya sebagai boneka agar tercipta citra sebagai
Negara demokrasi.
d. Demokratisasi yang terbentuk didasarkan pada KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
sehingga banyak wakil rakyat yang duduk di MPR/DPR yang tidak mengenal rakyat dan
daerah yang diwakilinya.
e. Kebijakn politik teramat birokratis, tidak demokratis, dan cenderung KKN. g. Dwifungsi
ABRI terlalu mengakar masuk ke sendi-sendi kehidupan bebangsa
dan benegara bahkan pada bidang-bidang yang seharusnya masyarakat yang berperan besar
terisi oleh personel TNI dan Polri. Dunia bisnis tidak luput dari intervensi TNI/Polri.
f. Kondisi politik lebih payah dengan adnya upaya penegakan hukum yang sangat lemah.
Dimana hukum hanya diciptakan untuk keuntungan pemerimtah yang berkuasa sehingga
tidak mampu mengadili para konglomerat yang telah menghabisi uang rakyat.

8
Dampak Positif Kebijakan Ekonomi Orde Baru :
a. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah
terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat dilihat secara konkrit.
b. Indonesia mengubah status dari Negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang
memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
d. Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin
meningkat.
Dampak Negatif Kebijakan Ekonomi Orde Baru
a. Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam. b. Perbedaan
ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan, antar
kelompok dalam masyarakat semakin tajam.
c. Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (marginalisasi sosial).
d. Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme).
e. Pembangunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan
masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata.
f. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan
politik, ekonomi, dam sosial yang demokratis dan berkeadilan.
g. Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental pembangunan
ekonomi sangat rapuh.
Kalimantan Timur, dan Irian. Faktor inilah yang selanjutnya ikut menjadi penyebab
terpuruknya perekonomian nasional Indonesia akhir tahun 1997.

9
D. Kehidupan Bidang Sosial dan Budaya Era Orde
Baru
Masa Orde Baru diakui telah banyak mencapai kemajuan dalam proses untuk
mewujudkan cita-cita nasional. Dalam kehidupan sosial budaya, masyarakat dapat
digambarkan dari berbagai sisi. Selama dasawarsa 1970-an laju pertumbuhan penduduk
mencapai 2,3% setiap tahun. Dalam tahun awal 1990-an angka tadi dapat diturunkan menjadi
sekitar 1,6% setiap tahun. Jika awal tahun 1970-an penduduk Indonesia mempunyai harapan
hidup rata-rata sekitar 50 tahun maka pada tahun 1990-an harapan hidup lebih dari 61 tahun.
Dalam kurun waktu yang sama angka kematian bayi menurun dari 142 untuk setiap 1000
kelahiran hidup menjadi 63 untuk setiap 1000 kelahiran hidup. Hal ini antara lain
dimungkinkan makin meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Sebagai contoh
adanya Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu sampai di
tingkat desa atau RT.
Yang ada hanya dapat menampung sekitar 41% dari seluruh anak yang berumur sekolah
dasar. Fasilitas sekolah dasar yang telah dibangun di pelosok tanah air praktis mampu
menampung anak Indonesia yang berusia sekolah dasar. Kondisi ini merupakan landasan kuat
menuju pelaksanan wajib belajar 9 tahun di tahun-tahun yang akan datang. Sementara itu,
jumlah rakyat yang masih buta huruf telah menurun dari 39% dalam tahun 1971 menjadi
sekitar 17% di tahuan1990-an.
Dampak dari pemerataan pendidikan juga terlihat dari meningkatnya tingkat pendidikan
angkatan kerja. Dalam tahun 1971 hampir 43% dari seluruh angkatan kerja tidak atau belum
pernah sekolah. Pada tahun 1990-an jumlah yang tidak atau belum pernah sekolah menurun
menjadi sekitar 17%. Dalam kurun waktu yang sama angkatan kerja yang berpendidikan
SMA ke atas adalah meningkat dari 2,8% dari seluruh angkatan kerja menjadi hampir 15%.
Peningkatan mutu angkatan kerja akan mempunyai dampak yang luas bagi laju pembangunan
di waktui-waktu yang akan datang.
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Parasetia Pancakarsa). Dengan Pancasila
akan dapat memberikan kekuatan, jiwa kepada bangsa Indonesia serta membimbing dalam
mengejar kehidupan lahir dan batin yang makin baik menuju masyarakat yang adil dan
makmur. Dengan penghayatan terhadap Pancasila oleh manusia Indonesia akan terasa dan
terwujudlah Pancasila dalam kehidupan masyarakat bangsa Indonesia. Karena itulah
diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi penuntun dan pegangan hidup bagi sikap dan
tingkah laku setiap orang Indonesia. Untuk melaksanakan semua ini dilakukanlah penataran-
penataran baik melalui cara-cara formal, maupun non-formal sehingga di tradisikan sebagai
gera kan Budaya.

10
BAB 3 : PENUTUP
A. Kesimpulan
Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk memperbaiki
keadaan negara. Akhirnya Presiden Sukarnomengundurkan diri dan digantikan oleh Presiden
Suharto.
• Perkembangan politik pada masa orde baru diawali dari penataan politik dalam negeri yaitu
setelah sidang MPRS 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden dan dibentuklah Kabinet
Pembangunan, penyederhanaan dan pengelompokan partai politik, pemilihan umum serta
mengadakan Perpera di Irian Barat pada 2 Agustus 1969. Kedua, melakukan penataan politik
luar negeri yaitu dengan kembali menjadi anggota PBB serta normalisasi hubungan dengan
beberapa negara.
• Pada masa awal Orde Baru pembangunan ekonomi di Indonesia maju pesat mulai dari
pendapatan perkapita, pertanian, pembangunan infrastruktur dll. Upaya
pembangunanekonomi dilaksanakan melalui REPELITA (Rencana Pembangunan Lima
Tahun) yangdimulai pada tanggal 1 April 1969. Namun pada akhir tahun 1997 Indonesia
dilandakrisis ekonomi. Kondisi kian terpuruk ditambah dengan KKN yang merajalela.
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Parasetia Pancakarsa)untuk menuju
masyarakat yang adil dan makmur.

B.Saran

11
Daftar Pusaka

12

Anda mungkin juga menyukai