Anda di halaman 1dari 7

NAMA : TSANY AULIA LESTARI

KELAS :XII IPA 2

MATPEL: AKIDAH AHLAK

MENGHINDARI AKHLAK TERCELA

A. NIFAQ
1. PENGERTIAN NIFAQ
Nifaq berasal dari kata nafiqa yang berati lubang tempat keluarnya hewan
sejenis tikus dari sarangnya.
Ada yang berpendapat ia berasal dari kata nafaq yaitu lobang tersembunyi.
Nifaq secara bahasa berarti ketidaksamaan antara lahir dan batin.Menurut Ibnu
Rajab nifak secara bahasa bersinonim dengan kata mencela, berbuat makar
dan menampakkan kebaikan serta menyembunyikan kejahatan. Orang yang
melakukan perbuatan nifak disebut dengan munafik.Menurut Ibnu Katsir
munafik adalah orang yang keluar dari jalan kebenaran masukke jalan
kesesatan. Karena itu Allah memperingatkan dengan firman-Nya:
‫ن‬ُَِْ ُ
ِ 
 ْ 
َ ‫ا‬
 

 
ُ 
ُ ُ
 
ََُِِْ َُْ 
‫ا‬
 
‫ن‬ِ ِ 
Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang
fasik.  (QS. Al taubah (9):67

Adapun dalam pengertian syara, munafik adalah orang yang lahirnya beriman
padahal hatinya kufur. Ada dua jenis, yakni nifaq akbar (kemunafikan besar) dan
nifaq asghar (kemunafikan kecil). Kemunafikan akbar yang disebut juga
kemunafikan itiqadi (keyakinan) adalah menyembunyikan kekufuran dan
menampakkan keislaman.
Kemunafikan ini mengeluarkan pelakunya dari Islam. Kemunafikan asghar yang
disebut pula kemunafikan amali (amalan) adalah menampakkan lahiriah yang baik
dan menyembunyikan kebalikannya. Pokok kemunafikan asghar kembali kepada
lima perkara: Sering berdusta ketika berbicara, sering tidak menepati janji, jika
berselisih melampaui batas, jika melakukan perjanjian melanggarnya, dan sering
khianat jika diberi amanah.Adapun yang menyebabkan timbulnya sifat munafik
itu pada seseorang sebagai berikut.:

Sebab-sebab timbulnya sifat munafik :

1. Sifat Dengki. Sifat ini adalah sifat dimana seseorang tidak menyukai kelebihan
atau nikmat yang ada pada orang lain, sehingga mereka berusaha untuk
mendapatkan kelebihan atau nikmat orang itu sehingga nikmat itu berpindah at

2. Sifat Khianat. Sifat ini disebabkan oleh seorang individu yang lalai dalam
menjaga amanah orang lain.

3. Sifat Riya. Sifat ini adalah sifat dimana seseorang membuat ibadah atau apa
saja amalan bukan untuk mengharapkan keridhoan dari Allah swt, bahkan karena
mengharapkan pujian dan penilaian dari manusia.

4. Sifat Takabur. Sifat takabur sering juga disebut sebagai sifat sombong. Sifat ini
adalah sifat dimana seseorang merasa bahwa dirinya terlalu tinggi atau lebih
hebat apabila dibandingjkan dengan orang lain.

AKIBAT BURUK SIFAT NIFAQ

Perbuatan nifaq adalah salah satu perilaku tercela ,baik nifaq kecil maupun nifaq
besar nifaq kecil merupakan jembatan menuju nifaq yg besar demikian pula
perbuatan perbuatan maksiat merupakan jembatan menuju kekufuran.perbuatan
nifak akan mendatangkan keburukan baik bagi pelaku nifaq itu sendiri ataupun
bagi orang lain

a. Bagi diri sendiri(tercela dalam pandangan allah)


-Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya
-Tidak disenang dalam pergaulan hidup sehari sehari
-Mempersempit jalan untuk memperoleh rizki
b. Bagi orang lain
- Menimbulkan kekecewaan hati, merusak hubungan persahabatan
dan dapatterjadi tindakan anarkis.
-Membuka peluang munculnya itnah
- Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat.

 CONTOH PERBUATAN NIFAQ

Perbuatan munafik sangat dibenci oleh Allah Swt dan rasulNya. Oleh karenaitu
orang munafik dijanjikan oleh Allah Swt mendapat balasan yang berat karena
mereka melakukanperbuatan tidak islami, menebarkan kebencian dan
kebatilan.serta mengabaikan kebenaran. Orang munafik hanya berpikir demi
kepentingan dankeinginan mereka tanpa memperhatikan kebenaran danprinsip-
prinsip yang luhur.Mereka telah menjual kejujuran dengan kesesatan dan makar.

B. KERAS HATI (PEMARAH)

1. Pengertian Keras Hati/

Ghadab(marah)Ghadab secara etimologi berarti marah. Marah dalam pengertian


ghadabbersifat negatif. Dalam kamus bahasa Indonesia marah berarti merasa
atauperasaan tidak senang dan panas karena dihina atau diperlakukan kurang
baik danlain sebagainya. Marah secara umum mengakibatkan terganggunya
aktualisasi diri di dalam kehidupan dan marah merupakan penyakit jiwa yang ada
di dalam dirimanusia. Dalam hal ini terdapat hadis dari Abu Hurairah:

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa seorang laki-laki berkata: “Berilah aku
pesan”. Rasulullah Saw bersabad: “Jangan marah”. Laki-laki itu mengulang
permintaannya agar Rasulullah Saw memberinya pesan, namun Rasulullah
Sawtpbersabda: “Jangan marah”. (HR. Bukhari)

Macam-macam Daya Marah

Menurut al-Ghazali kekuatan marah terdapat pada jantung dan yang


dimaksuddengan marah yaitu ketika darah yang berada di sekitar jantung
mendidih dantersebar ke seluruh pembuluh darah lalu naik ke atas tubuh
sebagaimana api danair yang mendidih saat di masak di tungku. Oleh karena itu
ketika orang marahdarah akan naik ke atas wajah lalu wajah, mata dan kulit
menjadi merah. Hal itumenggambarkan warna darah di baliknya sebagaimana
kaca menggambarkanwarna sesuatu yang bercermin padanya.Kondisi marah pada
diri seseorang terbagi menjadi tiga: Tidak ada atau lemah,berlebihan dan sedang.

a. Tidak Memiliki Daya Marah atau lemah

Kurang baik ketika seseorang tidak dapat marah atau memiliki tingkatkemarahan
yang lemah. Dengan tingkat daya marah yang lemah seseorang akanmemiliki
harga diri yang rendah dan hina yang berdampak pada tidak melakukantindakan
apa-apa atau hanya diam terhadap hal-hal yang haram atau hal-hal yangbersifat
munkar. Hal ini digambarkan oleh al-Qur’an dalam masalah perzinahan.

Allah Swt berirman:

 “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-


tiap seorangdari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada
keduanyamencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu berimann
kepada Allah,dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan olehsekumpulan orang-orang yang beriman”.(QS. Al-Nur(24):2)

b. Daya Marah yang Berlebihan

Daya marah berlebihan adalah daya marah yang keluar dari diri
seseorangsehingga seseorang keluar dari kontrol akal dan agama. Saat seseorang
marahseperti ini, maka nurani dan daya pikir warasnya sudah hilang. Di sini
seseorangmemiliki posisi seperti orang yang berada di dalam posisi terpaksa yang
tidakmemiliki pilihan lain untuk melakukan tindakan kecuali mengikuti hawa
nafsunya.Posisi marah seperti ini tentu saja bersifat negatif dan memiliki dampak
terhadapanggota tubuh sebagai berikut:

1. jasad

Jasad atau badan orang yang marah akan berubah warna menjadi merah,seluruh
tubuhnya gemetar, muncul perbuatan-perbuatan yang tidak beratura ndan
terkendali serta gerakan dan pembicaraan yang tidak semestinya. Perubahan

tersebut muncul dari bathin menuju fisik.

2.lisan

Akibat marah, maka melalui lisan akan muncul cacian dan pembicaraan
yangburuk yang malu apabila pembicaraan tersebut di dengar oleh orang yang
waras.Demikian pula oleh yang bersangkutan ketika kondisi marahnya sudah
mereda yangdisertai dengan pembicaraan dan ungkapan yang tidak beraturan.

3.Anggota tubuh lain

Pengaruh atau akibat marah pada anggota tubuh lainnya akan muncul
pukulan,hantaman, merobek, pukulan bahkan pembunuhan. Seseorang
terkadang merobekbaju, menampar wajar, memukul tanah, memecahkan kaca,
mencaci-maki hewanseperti orang yang sudah tidak waras.

3. Keempat, hati
Dampak yang terjadi kepada hati adalah sifat dengki, iri hati, menyimpandendam
dan umpatan, kesedihan, niat untuk mengungkap keburukan sosok yangdimarahi,
membuka aib dan mengolok-olok.

c. Daya Marah Sedang

Tidak memiliki daya marah atau lemah dan memiliki daya marah berlebihantidak
diinginkan oleh agama. Allah Swt dan rasulNya menginginkan seseorangtetap
memiliki daya marah tetapi tidak berlebihan diistilahkan dengan daya
marahsedang.Daya marah sedang adalah daya marah yang muncul yang masih
berada didalam kontrol akal dan agama. Daya marah sedang adalah daya marah
yang munculketika memang harus muncul dan redup ketika memang harus tidak
marah ataumengedepankan kesabaran. Menjaga posisi marah dalam kondisi
sedang adalahanjuran yang disarankan oleh agama di mana sebaik-baiknya hal
bersifat tengah-tengah.

3. Mengobati Perilaku Keras Hati (Pemarah)

Di atas telah dijelaskan bagaimana seharusnya mengendalikan daya


marahsehingga ia tidak memuncak. Ketika seseorang mulai naik daya marahnya,
makasebaiknya ia harus meredamnya sehingga ia tidak melakukan tindakan
tercela.Mengobati daya marah dalam diri seseorang harus dilakukan dengan
dasar ilmupengetahuan dan amal shalih. Imam al-Ghazali menyatakan terdapat
beberapa haluntuk mengobati daya marah yang memuncak tersebut yang
didasarkan pada ilmupengetahuan, yaitu sebagai berikut:

a) Mengingat keutamaan menahan amarah


b) Takut akan siksa allah
c) Waspada terhadap dampak emosi
d) Wajah buruk orang yang marah

Untuk menghindari emosi selain didasarkan pada ilmu penegtahuansebagaimana


dijelaskan di atas, maka dapat dilakukan dngan tindakan atau malshaleh. Menurut
al Ghazali ketika daya marah atau emosi seseorang mulai memuncak,maka ia
harus mengupayakan diri untuk:
o Pertama, membaca ta’awudz Taawudz adalah memohon perlindungan
kepada Allah Swt dari tipu dayasyaitan yang selalu membangkitkan emosi).
Rasulullah SAW. mengajarkan untukmengatasi rasa amarah yang ada di
dalam diri dengan ber ta’awudz. Emosi yangmemuncak umumnya disertai
dengan bisikan dan tipu daya setan.
o Kedua, merubah posisi Apabila emosi seseorang sudah mulai naik, maka
sebaiknya ia meribah posisinya.Apabila berada pada posisi berdiri, maka
hendaklah ia merubah posisi denganposisi duduk dan apabila pada posisi
duduk, maka hendaklah dengan menidurkandirinya
o Ketiga, berwudhu ,Selain itu seseorang mengupayakan untuk berwudhu
apabila emosi atau dayamarah mulai naik karena emosi berasal dari api dan
api dapat padam hanyadengan air
o keempat, diam. Diam itu emas barang kali ungkapan yang tepat. Dengan
diam bukan berartiseseorang takut atau tidak memiliki daya marah. Diam
merupakan obat mujarabuntuk meredam emosi karena orang yang sedang
dalam posisi emosi perkataanyang keluar berupa kata-kata kotor yang tidak
baik.
o Kelima, memberi maaf Dalam memberi maaf diperlukan kesadaran dan
kebesaran hati. Sebagai seorangmuslim wajib hukumnya memberi maaf
baik dirinya yang bersalah atau oranglain. Allah memerintahkan agar
memberikan maaf dengan ikhlas.

Contoh perilaku ghadab (marah)

Anda mungkin juga menyukai