LANDASAN HUKUM
1. UU No.36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan
4. Undang-Undang No.17 Tahun 2007 tentag Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional
5. PP 17 tahun 2020 tentang Perubahan atas PP 11 tahun 2017 tentang
Manajemen PNS
6. Per LAN Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi
PNS
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 725 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang Kesehatan
Kebijakan Pelatihan
Pengembangan Kompetensi
Kebijakan Pelatihan
Pasal 203
Pengembangan
kompetensi bagi
setiap PNS
dilakukan paling
sedikit 20 jam
pelajaran dalam
1 (satu) tahun
Kebijakan Pelatihan
1) Kompetensi Teknis
2) Kompetensi Manajerial
3) Kompetensi Sosial Kultural
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
PP No.17
Th 2020
Pasal 212
Pendidikan Pelatihan
• Pelatihan tatap muka di kelas
• Kursus
• Seminar
Klasikal • Penataran
BIDANG PENGEMBANGAN
• Kebijakan Analisis PELATIHAN • Kebijakan penjaminan
Kompetensi mutu pelatihan di
• Kebijakan Pemetaan • Kebijakan bidang Akreditasi
Kebutuhan Pelatihan Penyusunan Pelatihan & Akreditasi
kurikulum-modul Institusi Pelatihan
dan pengembangan
BIDANG ANALISIS pelatihan
KOMPETENSI & BIDANG PENGENDALIAN
KEBUTUHAN PELATIHAN MUTU
Kebijakan Pelatihan
r
o Pemetaan
Kebutuhan
Pengumpulan data di
Unit utama atau hasil
s
Pengembangan pengkajian kompetensi
Kompetensi Assessment Center
e Sistem
s Analisa Data
Informasi
Kebijakan Pelatihan
PENGENDALIAN
MUTU
Sarana dan prasarana pelatihan ditetapkan sesuai dengan jenis pelatihan dan jumlah
peserta pelatihan
Manajemen pelatihan diselenggarakan melalui proses TNA, penetapan tujuan pelatihan,
merancang program pelatihan, penyelenggaraan pelatihan, evaluasi pelatihan dan
pengendalian mutu
Dalam menjaga mutu pelatihan, Kementerian Kesehatan menetapkan akreditasi pelatihan
dan akreditasi institusi pelatihan
Pelatihan diselenggarakan setelah terakreditasi oleh Kementerian Kesehatan cq Pusat
Pelatihan SDM Kesehatan
Sertifikat diberikan utk penyelenggaraan pelatihan yang telah terakreditasi serta
memenuhi ketentuan yang tercantum dalam kurikulum
Kebijakan Pelatihan
TANTANGAN
PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM KESEHATAN
• Dukungan pimpinan ASN dan jajarannya sangat berpengaruh dalm memberikan
percepatan peningkatan kualitas SDM Aparatur Instansi
• Permasalahan pemerintah yang kompleks dan sangat dinamis membutuhkan
pembelajaran kolektif (lintas instansi)
• Pengembangan kompetensi dituntut mampu memberikan manfaat nyata dalam
mendukung tercapainya visi, misi dan strategi organisasi
• Penyelenggaraan pengembangan kompetensi perlu dilakukan secara terintegrasi
dan lebih efisien sebagaimana amanat PP11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS
• Pandemi COVID-19 saat ini berdampak pada pengembangan kompetensi SDM
Kesehatan tidak bisa diselenggarakan sebagaimana kondisi normal
Konteks Global Pembangunan SDM Aparatur
22
PENGEMBANGAN ASN MENGHADAPI era
INDUSTRIAL 4.0
MiXED system
• Pemanfaatan kelas dan IT
Variasi • Knowledge & Skill : e-
learning
• E-reference : modul, MATERI • Pendalman Knowledge :
paparan, e-book dll Klasikal
• Film/Video: terstruktur dan LEARNING SYSTEM • Attitude : klasikal
tidak terstruktur • Evaluasi : e-evaluation &
• Case analysis klasikal
• Pelibatan tenaga pengajar
internal, praktisi dan expert
TERPADU SECARA
PERAN INSTANSI
PENGELOLAAN NASIONAL
Penyiapan • Sinergi antar K/L/D
Kompetensi Teknis • Adopsi Konsep Corporate
University
• Terdokumentasi secara
• Self Learning, Program
nasional melalui SIPKA
pelatihan teknis klasikal &
nonklasikal
• LAN : Penyiapan kompetensi
teknis bidang CPNS melalui
Self-Learning & Penugasan
khusus (tata naskah dinas,
nilai-nilai LAN, Bahasa
Inggris, protokoler)
PARADIGM SHIFT
from Diklat to Pengembangan Kompetensi
Reorientasi Kurikulum
Literasi baru (berbasis data, teknologi, humanities)
yang dikembangkan dan diajarkan.
Melakukan pembaharuan kurikulum untuk
pengembangan kepemimpinan dan kompetensi
teknis, dengan mendorong Entrepreneurship dan
internship.
Hybrid/Blended Learning, Online
Menerapkan sistem pelatihan berbasis Hybrid/
Blended Learning, yakni Learning yang dilakukan
melalui SIWI, SIPKA, dst.
Kurikulum dan bahan pembelajaran yang digunakan sebagai acuan utama program
pembelajaran mengacu pada kurikulum dan bahan pembelajaran yang telah
dikembangkan.
Dalam kondisi darurat, fasilitator dan peserta pembelajaran jarak jauh dapat
menyesuaikan dengan keadaan, namun tetap mengacu pada kurikulum yang telah
terakreditasi dan jumlah Jam Pelajaran (JP) mata pelatihan.
Kebijakan Pelatihan
YANG DIPERLUKAN
1. Perbaikan insfrastruktur dan akses internet
2. Memperluas akses untuk pembelajaran online ke aplikasi dan platform digital
3. Menggunakan teknologi digital dan analogue secara inklusif untuk pemebelajaran
jarak jauh
4. Mensupport Pengajar dan Trainer dengan lingkungan baru (New Normal)
5. Meningkatkan kompetensi Tenaga Pengajar dan Trainer untuk literacy Digital
6. Ditingkatkan short course dengan distance learning untuk skills sesuai kebutuhan
salah satunya entrepreneurship
7. Investasi di bidang digital
menjadikan SDM Kesehatan