DISUSUN OLEH :
Oleh:
Penguji I Penguji II
Penguji III
Telah disetujui dan di sahkan pada Hari …. Tanggal …. Bulan …. Tahun 2016
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan Bandung
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas anugrah dan
Judul “Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Pada Pasien Nn. E dengan
Kementrian Bandung.
Ilmiah ini, namun berkat kasih sayang dan karunia-Nya serta bimbingan,
pengarahan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis
Ilmiah ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
1. Allah SWT yang memberikan segala bentuk nikmat dan karunia-Nya serta
berkat izin dan ridho-Nya Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai.
2. Bapak Oesman Syarif. Dr., Ir., MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan
3. Ibu Hetty Angrawati K., drg., M. Kes., AIFO selaku Ketua Jurusan
6. Ibu Hetty Anggrawati K., drg., M. Kes., AIFO selaku dosen penguji yang
7. Ibu Neneng Nurjannah, drg., M.Kes selaku dosen penguji yang telah
8. Seluruh dosen pengajar dan staf tata usaha yang telah memberikan ilmu
dalam mencari sumber referensi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,
penelitian.
11. Kepada kedua orang tua yang senantiasa memberikan nasihat, doa, motivasi,
12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa JKG angkatan 2013 yang saling membantu
13. Semua pihak yang telah memberikan gagasan dan dukungan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang belum tersampaikan. Tiada hal yang
lebih baik selain kritik dan saran yang membangun demi perbaikan karya-
sempurna untuk itu segala bentuk kritikan dan saran yang bersifat
Bandung,………….2016
Sheiva
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….…..……………......vi
D. Batasan Masalah.................................................................................. .4
A. Gingivitis ............................................................................................... 5
1. Pengertian Gingivitis....................................................................... 5
B. Pengkajian ........................................................................................... 24
G. Evaluasi ............................................................................................... 47
BAB 4 PEMBAHASAN………………………………...………...…………….49
BAB 5 PENUTUP.................................………….…...…………...…………….60
A. Kesimpulan ......................................................................................... 60
B. Saran .................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia. Riset Kesehatan Dasar tahun
masalah gigi dan mulut diatas angka nasional diantaranya DKI Jakarta 29,1%,
dan mulut seperti karies, pulpitis, stomatitis, bau mulut, karang gigi dan
jaringan yang mengelilingi gigi dan melekatnya pada tulang rahang yang
karang gigi, gigi berjejal, merokok, pemakaian gigi tiruan yang tidak pas,
Plak dan karang gigi inilah yang akan menyebabkan peradangan gusi
(Pratiwi, 2007).
dan mulut sebagai pencegahan penyakit gigi dan mulut pada individu dan
Ciumbuleuit Bandung pada tanggal 2 April diperoleh data bahwa pasien Nn.
pasien kurang mengetahui teknik menyikat gigi yang cermat dan waktu yang
tepat, sering mengonsumsi makanan yang manis dan lengket seperti permen
dan coklat namun jarang mengkonsumsi makanan berair dan berserat seperti
buah dan sayur, beberapa gigi pasien mengalami kelainan posisi yang
menyebabkan mudah terjadinya penumpukan plak dan karang gigi, selain itu
salah satu alasan pasien Nn. E tidak pernah memeriksakan keadaan gigi dan
mulutnya ke klinik gigi dan menjadi memperparah kondisi gigi dan mulutnya
sehingga timbul masalah pada gusi responden yang merasa mudah berdarah.
masalah pada pasien Nn. E dengan kasus gingivitis dengan tujuan pasien
B. Rumusan Masalah
Bandung ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
asuhan keperawatan gigi dan mulut pada pasien Nn. E dengan kasus
2. Tujuan Khusus
keperawatan gigi dan mulut pada pasien Nn. E dengan kasus gingivitis
D. BATASAN MASALAH
Ciumbuleuit Bandung.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gingivitis
1. Pengertian gingivitis
bakteri pada plak yang terakumulasi akibat faktor lokal seperti kalkulus,
tambalan berlebih, gigi berjejal, desain gigi tiruan atau alat ortodonti yang
keiru – biruan, yang awalnya tepi gusi berbentuk tajam seperti pisau
kulit jeruk kini menjadi licin dan mengkilap karena adanya jaringan
sukrosa yang memiliki molekul kecil yang mudah berdifusi, akibat plak ini
bakteri yang terdapat dilapisan paling dalam kehilangan sumber energi dan
menginflamasi gingiva dan bakteri yang terdapat pada lapisan terluar akan
lemah maka terjadi abses. Dinding akan semakin tipis, dan gusi merah
terang dan membulat karena banyak aliran darah dan cairan gusi yang
(Putri, 2013).
4. Faktor - faktor penyebab terjadinya gingivitis
a. Faktor Lokal
1) Plak
(Putri, 2013).
2) Kalkulus
dan objek solid lainnya di dalam mulut, misalnya restorasi dan gigi
3) Gigi berjejal
b. Faktor Sistemik
1) Hormonal
a) Kehamilan
b) Pubertas
yang dapat bereaksi hebat terhadap jumlah plak yang ada dan
2) Diabetes Mellitus
3) Kelainan darah
(Kusumawardani, 2011).
merah, nyeri, lunak dan cenderung lepas dari gigi. Stippling jaringan
orang antara usia 15-25 tahun, terutama yang mengalami stress yang
b. Gingivitis marginalis
d. Gingivitis diabetik
e. Gingivitis leukemik
gusi berwarna merah, nyeri, lunak dan cenderung lepas dari gigi.
hygiene seperti :
1) Sikat gigi
sikat gigi secara teratur dan pemilihan pasta gigi yang tepat.
Pemilihan bulu sikat yang halus agar tidak melukai gusi dan
0.20% dan H2O2 1.5% atau 3.0%. Kumur-kumur yang lebih murah
dimengerti dengan tepat karena jika tidak akan melukai gusi dan
(Hermawan, 2010).
1) Scalling
dari gigi-gigi molar rahang atas dan sisi lingual dari gigi anterior
4) Anti inflamasi
Indeks gingival yang pertama kali diusulkan pada tahun 1963 untuk
area gusi pada masing-masing gigi (fasial, mesial, distal dan lingual)
area dijumlahkan dan dibagi empat dan merupakan skor gingival untuk
Kriteria Skor
Sehat 0
a. Alat :
Dental unit, alat diagnostik, skaler (sickle, wing shape, curret, hoe), alat
poles, bak instrumen, dappen dish (2 buah), alat pelindung diri (sarung
b. Bahan :
Larutan disclosing, sikat gigi, pasta gigi, brush, cotton pellet, cotton
2. Prosedur skeling
a. Persiapan
sepatu bersih.
b. Pelaksanaan
2) Atur posisi pasien dan posisi operator pada tiap tahap skeling.
potong skaler.
per tahap.
10) Lakukan pemolesan gigi pasca skeling dengan alat, bahan dan
c. Penyelesaian
tempat kerja.
1. Pengertian
keperawatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut
2. Proses
a. Pengkajian
c. Perencanaan
d. Impementasi
2008).
e. Evaluasi
2008).
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. Uraian Kasus
dimana pasien merasa tidak nyaman karena sering berdarah saat menyikat
gigi dan belum pernah melakukan perawatan pada gigi dan mulutnya. Secara
46 memang terlihat gusi lebih lunak dan berwarna merah terang dan beberapa
gigi mengalami kelainan posisi dimana terlihat ada penumpukan plak dan
kalkulus.
1. Pengkajian
2. Diagnosis keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
1. Identitas Pasien
Nama : Nn. E
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Gol. Darah :O
2. Keluhan
a. Keluhan Utama :
mengeluhkan gigi bawah depan sering berdarah pada saat menyikat gigi
dan pasien merasa tidak nyaman pada kondisi giginya sejak setahun
bawahnya terasa kasar jika dirasakan oleh lidah sejak setahun lalu.
3. Pemeriksaan Awal
belum melakukan dengan cara yang benar, tepat dan cermat, menyikat
gigi sehari sekali yakni pada saat mandi pagi saja. Pasien sering
dan buah dengan intensitas seminggu tiga hari seperti buah pisang, apel,
disebelah kiri karena gigi kanan kadang merasa linu bila terkena
4. Pemeriksaan Objektif
1) Palpasi
Debris index
3 2 2 12/6= Kriteria
2 1 2 2,00 Buruk
Kalkulus index
3 0 2 7/6=
2 0 1 1,17
KMD : Gigi 47
DMF-T :
D =3
M =1
F =0
DMF-T = 4
dibagian lingual.
f. Pemeriksaan mukosa mulut :
bibir dan palatum, namun kelainan ditemukan pada gusi yaitu gingivitis
16 2 2 2 0
21 2 2 1 0
24 1 1 1 0
36 1 0 1 2
41 2 2 1 2
44 2 2 1 2
Total 10 9 7 6
semua gigi bebas dari stain yang membuat gigi terlihat perubahan
warna.
C. Analisa Data
gusinya berdarah.
dan mulutnya.
bawah belakang.
setahun lalu.
dan mulutnya.
rangsang dingin.
-Pasien Nn. E belum pernah
berlubang.
D. Diagnosa Keperawatan
berdarah.
dibiarkan menumpuk.
dan mulutnya.
bawah belakang.
setahun lalu.
untuk
Alat peraga :
mencegah
Flip chart
infeksi lebih
lanjut dan tentang
pendukung
penyebab
terjadinya
gingivitis
mengukur mengkonsumsi
Alat peraga :
perubahan buah – buahan dan
Flip chart
kondisi gusi sayuran berserat dan
tentang
yang berair sebagai self
gingivitis dan
mengalami cleansing dalam
phantom gigi
peradangan . mulut
-Rutin berkumur
antiseptik 2x sehari
untuk meredakan
gingivitis, berkumur
antiseptik 1x sehari.
F. Implementasi Perawatan
1. Kunjungan ke – 1
gigi dan pasien merasa tidak nyaman pada kondisi giginya sejak
pada gusi.
16 2 2 2 0
21 2 2 1 0
24 1 1 1 0
36 1 0 1 2
41 2 2 1 2
44 2 2 1 2
Total 10 9 7 6
peradangan sedang.
namun terlihat gusi yang turun berwarna merah terang dan terjadi
sedikit perdarahan.
mulut.
2. Kunjungan ke – 2
kunjungan pertama.
16 2 2 2 0
21 2 1 1 0
24 1 1 0 0
36 1 0 1 2
41 1 1 1 1
44 2 2 1 2
Total 9 7 6 5
dari 1,33 menjadi 1,12 dengan kriteria tetap yaitu perdarahan sedang.
3. Kunjungan ke – 3
mengalami peradangan.
16 1 2 1 0
21 1 0 0 0
24 0 0 0 0
36 1 0 1 1
41 0 0 1 0
44 1 1 1 2
Total 4 3 4 3
penyuluhan.
G. Evaluasi
kondisi gusinya yang tidak mudah berdarah lagi saat menyikat gigi dan
terlihat lebih bersih serta terasa halus pada setiap permukaan giginya.
BAB 4
PEMBAHASAN
keperawatan gigi dan mulut pada pasien Nn. E dengan kasus gingivitis marginals.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk petugas kesehatan khususnya
perawat gigi, dokter gigi dan peneliti pada saat melakukan penatalaksanaan
asuhan keperawatan gigi dan mulut dengan kasus gingivitis marginalis. Selain itu,
tindakan perawatan.
anamnesa yang diperoleh dari pasien Nn. E yaitu mengeluhkan gigi bawah
depan sering berdarah pada saat menyikat gigi sejak setahun lalu selain itu
mengeluhkan pada gigi bawah terasa kasar jika dirasakan oleh lidah.
kesehatan gigi, bahwa pasien Nn. E belum pernah kontrol ke klinik gigi sejak
20 tahun sebelum ada keluhan dan setahun lalu setelah timbul keluhan,
memiliki kebiasaan menyikat gigi belum melakukan dengan cara yang tepat
pada bagian gigi bawah dekat lidah tidak pernah terbersihkan, menyikat gigi
sehari sekali pada saat pagi hari. Pasien sering mengkonsumsi makanan manis
dan lengket seperti permen setiap hari namun jarang mengkonsumsi makanan
yang berserat dan berair seperti sayur dan buah seminggu hanya tiga hari yang
yang menempel pada permukaan gigi merupakan deposit lunak yang terdiri
melekat erat pada permukaan gigi jika seseorang melalaikan kebersihan gigi
mengalami kelainan posisi dan terasa kasar saat disentuh sonde pada
buruk. Gusi pasien Nn. E mudah berdarah saat mengobservasi cara menyikat
gigi tidak melakukan cara menyikat gigi yang tepat, bagian depan gigi dengan
Kasus yang terjadi pada pasien Nn. E yang terlihat gusi berwarna
sonde dan saat menyikat gigi, disekitar gusi tersebut terdapat kalkulus yang
berada dibagian gigi bawah dekat lidah, hal ini terjadi dilihat dari hasil
wawancara pasien Nn. E belum pernah kontrol ke klinik gigi dan kalkulus
tersebut tidak dibersihkan dalam waktu yang lama sejak 20 tahun sebelum
timbul keluhan dan mulai mengeluh gusi berdarah setahun yang lalu, serta saat
pemeriksaan kebersihan gigi terlihat adanya penumpukan plak. Penumpukan
plak tersebut terjadi dilihat dari kebiasaan dalam pemeliharaan kebersihan gigi
dan mulut yang kurang baik yaitu saat menyikat gigi pasien Nn. E tidak
melakukan dengan cara yang benar, ada permukaan gigi yang tidak pernah
terbersihkan yaitu bagian gigi bawah dekat lidah, bagian depan gigi dengan
cara horizontal serta dalam sehari pasien Nn. E hanya menyikat gigi sehari
sekali saat pagi hari karena kurang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.
Kondisi gigi pasien Nn. E ada yang mengalami kelainan posisi yang
dan berair seperti sayur dan buah sehingga tidak adanya self cleansing dalam
waktu yang lama, bakteri dalam plak terus berkembangbiak dan memperburuk
fisiologis pada Pasien Nn. E telah terjadi gangguan dari timbulnya rasa
ketidaknyamanan pada saat menyikat gigi sering berdarah dan kadang timbul
bau mulut, dari data tersebut didapatkan masalah yang dialami pasien Nn. E
tindakan utama yang harus dilakukan oleh pasien Nn. E, dikarenakan adanya
Ciumbuleuit oleh peneliti sendiri hampir semua tahap sesuai dengan Prosedur
mempersiapkan alat diagnostik dan bahan penunjang, alat tulis, kartu status,
inform consent, persiapan kebersihan pribadi terdiri dari cuci tangan, memakai
sarung tangan dan masker, baju praktik dan sepatu bersih. Selain itu, persiapan
kebersihan dan kerapihan lingkungan kerja seperti daerah sekitar kerja bersih,
Bandung.
seperti skaler manual (sickle, wing shape, curret dan hoe), bahan (lar.
Disklosing, sikat gigi, pasta gigi, venner, dan lar. Betadine 10%) dan operator
pada pengerjaan skeling. Tahap ini operator mempersiapkan alat tambahan
kalkulus yang sulit dibersihkan dengan skeler manual, hal tersebut tidak sesuai
khusus seperti alat ultrasonic scaller. Selain itu menurut Hermawan (2010),
kalkulus melekat keras dan tidak hilang dengan sikat gigi tetapi dengan
posisi operator pada tiap tahap skeling, tahapan tersebut dilakukan sesuai
disklosing dengan benar, tahapan ini juga dilakukan sesuai tahap pelaksanaan
menyikat gigi dengan cara yang tepat, tahapan tersebut dilakukan sesuai
menunjukan pada pasien bagian gigi/mulut yang masih kotor, tahapan ini juga
dengan melihat warna, letak dan kekerasannya. Hal tersebut sesuai dengan
melekat pada permukaan gigi dan konsistensinya keras seperti batu tanah liat
tua, letaknya dibawah saku gusi, kekerasannya seperti korek api dan melekat
menarik, retraksi pipi tahap per tahap), tahapan tersebut juga dilakukan sesuai
gigi pasca tindakan skeling dengan alat, bahan dan teknik yang benar, tahapan
sesuai kasus yang ditemukan pada pasien, operator memberikan instruksi pada
pasien Nn. E pada kasus lubang gigi yang masih dangkal untuk segera
berikut :
6. Menyikat gigi dengan waktu dan cara yang tepat dan cermat
gigi dan gusi adanya perubahan lebih baik setelah dilakukan perawatan
C. Analisa Teoritis
banyak terjadi dibagian gigi rahang bawah. Kasus tersebut terjadi karena
adanya kalkulus dibagian lingual gigi depan rahang bawah yang tidak pernah
mulutnya ke klinik gigi sejak 20 tahun sebelum timbul keluhan. Menurut Putri
tidur berkurang sehingga amoniak terbentuk dari urea saliva yang dapat
yang dilakukan secara terus menerus pasien Nn. E kurang baik yaitu dalam
menyikat gigi tidak melakukan dengan cara dan waktu yang tepat, keadaan
sehingga tidak ada self cleansing menyebabkan plak menumpuk dan menjadi
kalkulus. Hal tersebut didukung oleh Fedi (2012) bahwa kalkulus adalah plak
yang menyebabkan terjadinya gingivitis, seperti karang gigi dan gigi berjejal
terdapat dilapisan paling dalam kehilangan sumber energi dan mati. Bakteri
ditandai dengan gusi berwarna merah dan disebabkan oleh adanya kalkulus
skeler manual, hal tersebut tidak sesuai dengan prosedur tahap pelaksanaan
dilakukan dengan peralatan khusus seperti alat ultrasonic scaller. Selain itu
menurut Hermawan (2010), kalkulus melekat keras dan tidak hilang dengan
sikat gigi tetapi dengan menggunakan alat khusus yaitu ultrasonic scaler .
membaik dan banyak gusi yang terlihat kembali sehat. Sehingga dalam
gingivitis pada pasien Nn. E dilakukan selama dua minggu sekali pada tanggal
13 Mei 2016, 30 Mei 2016 dan 14 Juni 2016. Kejadian tersebut sesuai dengan
(Hermawan,2010).
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut setiap harinya agar tidak terjadi lagi
tersebut didukung oleh teori cara mencegah terjadinya radang gusi. Hal yang
gigi dengan waktu dua kali sehari setelah sarapan pagi dan sebelum tidur
15ml setiap pagi dan malam hari serta memperbanyak konsumsi buah dan
Semua cara dan instruksi tersebut berhasil jika pasien melakukannya dan
teratur kontrol ke klinik gigi setiap enam bulan sekali (Martariwansyah, 2008).
yang lebih baik pada gusi yang mengalami peradangan saat diperiksa
tindakan perawatan gigi kasus lainnya yang diderita oleh pasien Nn. E.
dialami oleh pasien Nn. E serta adanya perubahan gusi dan gigi pasien
A. Kesimpulan
pada pasien Nn. E yang menjadi keluhan utama sejak setahun yang lalu
Ciumbuleuit Bandung oleh peneliti berjalan dengan lancar tetapi ada yang
pengukuran gingival indeks dua minggu sekali pasca scalling dan Nn. E
perawatan.
B. Saran
1. TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeteksi adanya kalkulus dan stain di rongga mulut,
mampu mengenal kelainan gusi yang mengalami radang akibat adanya plak,
kalkulus, dan stain dan mampu melakukan skeling dan pemolesan stain dengan
prosedur yang benar.
2. RUANG LINGKUP
Penerapan standar prosedur praktikum ini dikerjakan oleh mahasiswa di
semester 4 (preklinik) dan pada semester 5 dan 6 yaitu pada kegiatan pelayanan
asuhan.
3. ACUAN
3.1 Buku petunjuk Praktikum untuk mahasiswa JKG Poltekkes Bandung
3.2 Anna Matsuishi Pattison & Gordon L. Pattison, 1992, Periodontal
Instrumentation, 2nd ed, Prentice-Hall International Inc, California
3.3 Esther M. Wilkins, 2005, Clinical Practice Of the Dental Hygienist, 9 th
ed, Lippincot Williams & Wilkins.
3.4 Ireland, R. 2006. Clinical Textbook Of Dental Hygienist and Therapy.
Blak Munksgaard, UK
4. URAIAN UMUM
4.1 Kalkulus adalah penumpukan plak yang menjadi keras karena mengalami
mineralisasi atau pengendapan garam-garam mineral. Penumpukan plak
tersebut akan terus berlangsung pada permukaan gigi yang kasar termasuk
stain.
4.2 Skeling adalah upaya menghilangkan kalkulus dengan skaler . ada dua
jenis skaler yaitu makro skaler dan mikro skaler.
4.3 Pekerjaan skeling di awali dengan deteksi kalkulus dengan eksplorer,
memilih alat skaleryang tepat sesuai jenis dan letak kalkulus, melakukan
skeling dengan tumpuan dan tata cara yang benar dan diakhiri dengan
memoles gigi yang telah di skeling. Gusi disekitar gigi yang di skeling
diberi antiseptik.
4.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan skeling adalah : posisi
pasien dan operator, tumpuan, iluminasi (pencahayaan), retraksi pipi,
pemilihan skaler dan bahan poles, pemberian antiseptik pada jaringan
lunak pasca skeling dan intruksi sesuai kasus.
5. PROSEDUR (procedure)
5.1 Persiapan
5.1.1 Persiapan alat diagnostik dan bahan penunjang
5.1.2 Persiapan alat tulis dan kartu status, pa dan informed consent
5.1.3 Persiapan kebersihan pribadi terdiri dari : cuci tangan sebelum
pemeriksaan, memakai sarung tangan dan masker, jas praktikum
dan sepatu bersih dan rapi.
5.1.4 Persiapan kebersihan dan kerapihan lingkungan kerja, yaitu daerah
sekitar kerja bersih dan rapi, dipersiapkan secara ergonomik.
5.2 Pelaksanaan
5.2.1 Lakukan persiapan alat, bahan dan operator pada pengerjaan
skeling
5.2.2 Atur posisi pasien dan posisi operator pada tiap tahap skeling
5.2.3 Teteskan larutan disklosing dengan benar
5.2.4 Bimbing pasien untuk menyikat gigi
5.2.5 Tunjukkan pada pasien bagian gigi / mulut yang masih kotor
5.2.6 Raba batas terbawah kalkulus dengan eksplorer sebagai acuan
meletakkan sisi potong (cutting edge) skaler
5.2.7 Bedakan kalkulus supra dan subgingival dengan melihat warna
letak dan kekerasannya.
5.2.8 Pilih alat skaler yang tepat untuk tiap letak / regio kalkulus.
5.2.9 Lakukan teknik skeling dengan benar dengan memperhatikan
prinsip : cara tumpuan, gerakan menarik, retraksi pipi, tahap per
tahap.
5.2.10 Lakukan pemolesan gigi pasca skeling dengan alat bur veneer
untuk menghilangkan stain dengan bahan dan teknik yang benar
5.2.11 Aplikasikan larutan antiseptik pada jaringan lunak
5.2.12 Lakukan intruksi sesuai kasus yang ditemukan pada pasien
5.2.13 Lakukan rujukan pada kasus-kasus gingivitis / periodontitis lanjut.
5.3 Penyelesaian
5.3.1 Menutup rangkaian pelaksanaan skeling. Selesai perawatan
lakukanlah pemberian intruksi pada pasien.
5.3.2 Membereskan kembali peralatan skeling dan merapihkan daerah
tempat kerja.
6. ALAT DAN BAHAN YANG DI PAKAI
6.1 Alat
1. Dental Unit
2. Alat diagnostik (sonde, pinset, kacamulut, ekskavator)
3. Skaler : Sickle, wing shape kiri-kanan, currete, hoe
4. Baki instrumen alumunium
5. Dappen disk (2 buah)
6. Tempat cotton roll, cotton pellet dan tampon
7. Alat pelindung diri (sarung tangan, masker, jas lab)
8. Taplak meja
9. Papan nama dental unit
6.2 Bahan
1. Larutan disklosing
2. Sikat gigi
3. Pasta gigi
4. Bristle brush
5. Vineer bundar, fissure
6. Cotton pellet, cotton roll, tampon
7. Larutan betadine 10%
7. DOKUMEN TERKAIT
7.1 Kartu Status
7.2 Performance Assessment (PA)
7.3 Lembar Informed Consent
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Nama : Nn. E
Umur : 21 tahun
prosedur, dan manfaat dari penelitian yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gigi
Ciumbuleuit Bandung”.
Oleh karena itu dengan rasa kesadaran, tanpa adanya paksaan dan
dalam penelitian ini dan bersedia untuk melaksanakan prosedur penelitian yang
Peneliti Responden