Anda di halaman 1dari 77

ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT

PADA IBU HAMIL NY. S DENGAN PREGNANCY GINGIVITIS


DI POSYANDU ANGGREK II JALAN CIMANDE HILIR
DESA LEMAH DUHUR KECAMATAN CARINGIN
KABUPATEN BOGOR

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Jurusan Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung

Disusun Oleh:
Purnama Nurhakim
P17325113051

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2016
ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT

PADA IBU HAMIL NY. S DENGAN PREGNANCY GINGIVITIS

DIPOSYANDU ANGGREK II JALAN CIMANDE HILIR DESA

LEMAH DUHUR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Bandung

ABSTRAK
Pregnancy Gingivitis merupakan penyakit radang gusi yang dipengaruhi
oleh hormon. Berdasarkan data Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) mencatat
radang gusi merupakan masalah mulut dan gigi yang sering menimpa ibu hamil
dimana 5%-10% mengalami pembengkakan gusi.

Laporan kasus ini bertujuan untuk melakukan Asuhan Keperawatan Gigi


dan Mulut pada Ibu Hamil Ny. S dengan Pregnancy Gingivitis Diposyandu
Anggrek II Jalan Cimande Hilir Desa Lemah Duhur Kecamatan Caringin
Kabupaten Bogor. Gingivitis pada pasien Ny. S dipengaruhi oleh peningkatan
hormon estrogen dan progesteron ketika masa kehamilan.

Asuhan keperawatan gigi dan mulut pada pasien Ny. S dilakukan sejak
minggu ke 27 sampai minggu ke 30 dengan beberapa tahap, yaitu tahap
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pelaksanaan
asuhan keperawatan gigi dan mulut pada pasien Ny. S dilakukan dalam tiga kali
kunjungan perawatan, kunjungan pertama dilakukan skaling dan pemolesan
dental stain, kunjungan kedua dan ketiga dilakukan penambalan glass ionomer,
serta tiga kali kunjungan pemeriksaan HI. Hasil evaluasi terdapat penurunan
jumlah gingivitis sebanyak 36%.

Kata Kunci : Asuhan keperawatan gigi dan mulut pada kasus pregnancy
gingivitis
DENTAL NURSING CARE OF THE TEETH AND MOUTH
ON Mrs. S WITH PREGNANCY GINGIVITIS
AT POSYANDU ANGGREK II CIMANDE HILIR STREE
LEMAH DUHUR VILLAGE CARINGIN SUBDISTRICT OF BOGOR

Dental Nursing Major Polytechnic of Health Bandung

ABSTRACT
Pregnancy gingivitis is inflammation disease of gingiva influenced by
hormones. According to PDGI data, gingivitis is a problem of mouth and teeth
that often afflicts pregnant mothers where 5%-10% of them suffers swelling of the
gingiva.
This case is purposely reported to do the nursing care of the teeth and
mouth on pregnant Mrs. S with pregnancy gingivitis at Posyandu Anggrek II in
Cimande Hilir Street, Lemah duhur village, Caringin subdistrict of Bogor.
Gingivitis on Mrs. S affected by the increase of the estrogen and progesterone
hormones during pregnancy.
Dental nursing care of the teeth and mouth in Mrs. S done since week 27
until week 30 in several stages, assessment stage, diagnosis, planning,
implementation and evaluation. The nursing care of teeth and mouth of Mrs. S
have done in three visits, scalling and dentalstain polishing done in the first visit,
in the second and third visits she get restorative treatment of glass ionomer, there
are also three visits of HI examiation. The evaluation result reported there is
decrease in the gingivitis of 36%.

Keywords: Dental nursing care of the teeth and mouth in case of pregnancy
gingivitis
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaniirrahim

Mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut

Pada Ibu Hamil Ny. S dengan Pregnancy Gingivitis Diposyandu Anggrek Ii

Jalan Cimande Hilir Desa Lemah Duhur Kecamatan Caringin Kabupaten

Bogor”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk diajukan sebagai syarat

menyelesaikan pendidikan diploma III Jurusan Keperawatan Gigi di Politeknik

Kesehatan Bandung.

Penulisan Karta Tulis Ilmiah, penulis sudah menyusun secara optimal tapi

kemungkinan masih ada kekurangan baik dalam hal materi maupun penyusunan.

Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis mendapat bantuan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak baik

moril maupun materil dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Penulis ucapkan

terimakasih kepada:

1. Allah SWT, yang telah menginzinkan memahami ilmu Nya, sehingga penulis

dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah

2. Dr. Ir. H. Osman Syarif, MKM, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Bandung
3. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K, M.Kes AIFO, selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Bandung

4. Deru Marah Laut S.SiT, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberikan saran, gagasan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan

tugas Karya Tulis Ilmiah

5. Drg. Eliza Herijulianti, M.Pd sebagai penguji pertama

6. Tri Widyastuti, SKM, M.Epid sebagai penguji kedua

7. Seluruh staf dan dosen Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Keperawatan

Gigi

8. Kedua orangtua dan adik, yang memberikan dukungan moril maupun materil

9. Rekan kerja dan sahabat, Hashifah, Alfi Maulana Firmansyah, Dhony

Firmansyah dan Iman Santoso

10. Mahasiswa Jurusan keperawatan Gigi Bandung angkatan 19

11. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam menjalani pendidikan di

Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Keperawatan Gigi, yang tidak dapat

disebutkan satu persatu

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya tulis Ilmiah masih terdapat

kekurangan. Penulis mengharapkan saran yang membangun untuk Karya Tulis

Ilmiah. Semoga karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,

mahasiswa dan institusi Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Keperawatan

Gigi.
Bandung, Juli 2016

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGUJIAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ................................................................ 1


B. TUJUAN PENELITIAN ............................................................ 3
1. Tujuan Umum ................................................................. 3
2. Tujuan Khusus ................................................................ 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. GINGIVITIS
1. Pengertian ....................................................................... 5
2. Faktor Etiologis Gingivitis ............................................. 6
3. Proses Terjadinya Gingivitis........................................... 7
4. Gambaran Klinis Gingivitis ............................................ 9
5. Indeks Mengukur Gingivitis ......................................... 10
6. Pencegahan ................................................................... 13
7. Perawatan ...................................................................... 14
B. KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan ................................................... 15
2. Keadaan Fisik dan Psikologis Ibu Hamil...................... 16
BAB IIITINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien ............................................................. 17
2. Keluhan Pasien ............................................................. 17
3. Riwayat Kesehatan ....................................................... 18
4. Pemeriksaan Intra Oral dan Ekstra Oral ....................... 19
B. ANALISA DATA ..................................................................... 21
C. PERENCANAAN
1. Rencana Tindakan Klinis .............................................. 23
2. Rencana Konseling ....................................................... 27
D. IMPLEMENTASI
1. Implementasi Tindakan ................................................ 29
2. Implementasi Konseling ............................................... 31
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 33
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN......................................................................... 40
B. SARAN ..................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

2. 1 Gambaran Klinis dan Histologis Gingivitis .................................................... 9

2. 2 Nilai atau Skor Indeks Gingival .................................................................... 11

2. 3 Kriteria Penilaian Indeks Gingival ................................................................ 12

3.1 Analisa Data ................................................................................................... 21

3.2 Rencana tindakan klinis ................................................................................. 23

3.3 Rencana konseling ......................................................................................... 27

3.4 Implementasi tindakan ................................................................................... 29

3.5 Implementasi Konseling ................................................................................. 31


DAFTAR GAMBAR

2.1 Bagan Pemeriksaan HI ................................................................................... 12

5.1 Keadaan rongga mulut pasien Ny. S pada kunjungan pertama ...................... 35

5.2 Keadaan rongga mulut pasien Ny. S pada evaluasi .................................... 38


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun

sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat (Notoatmodjo,

2012). Pengetahuan dan kesadaran tentang cara-cara memelihara dan

meningkatkan kesehatan baik itu kesehatan gigi dan mulut adalah awal

dari keberdayaan kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

Asuhan keperawatan gigi dalam pelaksanaannya terdapat beberapa

aspek yaitu, pengkajian, diagnosis keperawatan gigi, perencanaan,

implementasi dan evaluasi (Dahlan, 2008). Pelayanan asuhan keperawatan

gigi terdapat prioritas yaitu terhadap balita, anak pra sekolah dan ibu

hamil. Pemenuhan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil masih belum

menjadi prioritas dimasyarakat. Kehamilan adalah masa yang unik dalam

kehidupan seorang wanita dan ditandai oleh perubahan fisiologis yang

kompleks seperti mual dan muntah, hal tersebut mempengaruhi kesehatan

gigi dan mulut selama kehamilan yang disebabkan adanya perubahan pola

makan dan kebersihan mulut yang kurang (Warongan dkk, 2015).

Gingivitis adalah sebuah reaksi inflamasi dari gingival yang

disebabkan oleh akumulasi biofilm pada plak di sepanjang gingival margin

dan respon host inflamasi terhadap produk bakteri (Hidayati dkk, 2012).

Gingivitis yang meradang umumnya disebabkan gangguan kuman

(Machfoedz, 2008). Faktor lainnya yang akan semakin memperburuk


peradangan adalah kehamilan, pubertas dan pil KB (Soebroto, 2009 cit

Astrina 2015).

Perubahan hormonal pada ibu hamil dan peningkatan aliran darah

ke seluruh tubuh termasuk gusi akan membuat gusi menjadi lebih lunak

dan lembut sehingga ketika menyikat gigi akan mudah berdarah

(Aritonang, 2012). Peningkatan kadar estrogen dan progesteron selama

periode kehamilan ikut memperparah gingivitis dan termasuk dalam

gingivitis yang dipengaruhi oleh hormon (Aritonang, 2012).

Di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)

pada tahun 2013 gingivitis menduduki urutan kedua masalah gigi dan

mulut yaitu mencapai 96,58% (Warongan, 2015). Persatuan Dokter Gigi

Indonesia (PDGI) mencatat radang gusi merupakan masalah mulut dan

gigi yang sering menimpa ibu hamil dimana 5%-10% mengalami

pembengkakan gusi (Hartati, 2011).

Ibu hamil dengan gingivitis memiliki faktor resiko terjadinya bayi

lahir dengan berat badan rendah. Penelitian yang dilakukan Retnoningrum

pada tahun 2006 di rumah sakit Dr. Kariadi Semarang, melaporkan bahwa

gingivitis pada ibu hamil mempunyai faktor resiko bayi lahir dengan berat

badan lahir rendah sebesar 8, 75 kali dibanding ibu yang tidak mengalami

gingivitis. Catatan PDGI diperkuat temuan Journal of Periodontology

yang diterbitkan pada tahun 1996. Riset itu mencatat 7 dari 10 perempuan

hamil yang menderita radang gusi berpotensi besar memiliki anak yang

lahir secara prematur (Hartati, 2011).


Ny. S sedang mengandung anak ketiga dengan usia kehamilan

memasuki trisemester ke II. Ny. S memiliki dua anak, anak pertama

berusia 12 tahun dan anak kedua 8 tahun. Pendidikan terakhir Ny. S

sampai Sekolah Menengah Pertama. Ny. S berada pada tingkat ekonomi

menengah dengan pekerjaan Ny. S sebagai Ibu Rumah Tangga dan suami

sebagai karyawan swasta.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan

“Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Ibu Hamil Ny. S Dengan

Pregnancy Gingivitis Diposyandu Anggrek II Jalan Cimande Hilir Desa

Lemah Duhur Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor”.

B. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai adalah:

1. Tujuan Umum

Memperoleh gambaran secara umum tentang asuhan

keperawatan gigi dan mulut pada Ny. S dengan pregnancy

gingivitis.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan gigi dan mulut pada

Ny. S dengan Pregnancy Gingivitis

b. Merumuskan diagnosa keperawatan gigi dan mulut pada

Ny. S dengan Pregnancy Gingivitis


c. Menyusun rencana keperawatan gigi dan mulut pada Ny. S

dengan Pregnancy Gingivitis

d. Melakukan tindakan keperawatan gigi dan mulut pada Ny.

S dengan Pregnancy Gingivitis

e. Melakukan evaluasi keperawatan gigi dan mulut pada Ny.

S dengan Pregnancy Gingivitis

f. Menyusun laporan keperawatan gigi dan mulut pada Ny. S

dengan Pregnancy Gingivitis

\
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. GINGIVITIS

1. Pengertian

Gusi bisa terkena radang atau infeksi oleh kuman disebut

gingivitis. Gingiva berarti gusi sedangkan itis berarti radang

(Machfoedz, 2008). Gingivitis adalah peradangan gingiva,

menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan, kemerahan,

eksudat, dan perubahan kontur normal, gingivitis sering terjadi dan

bisa timbul kapan saja setelah timbulnya gigi, gingiva tampak

merah (Warogan dkk, 2015). Gingivitis adalah suatu penyakit

infeksi yang melibatkan daerah interdental papil, tepi gusi, gusi

cekat atau kombinasinya (Kosterman dkk, 2012). Gingivitis

merupakan awal dari penyakit periodontal. (Ramadhan, 2010).

Peradangan adalah perubahan jaringan yang kompleks.

Peradangan ditandai oleh (Guyton dan Hall, 2007):

a. Vasodilatasi pembuluh darah lokal yang mengakibatkan

terjadinya aliran darah setempat yang berlebihan

b. Peningkatan permeabilitas kapiler

c. Terjadi pembekuan cairan di dalam ruang interstisial yang

disebabkan oleh fibrinogen dan protein lainnya yang bocor

dari kapiler dalam jumlah besar


d. Migrasi sejumlah besar sel granulosit dan monosit ke dalam

jaringan

e. Pembengkakan jaringan sel

Gingivitis kehamilan terjadi sebagai hasil dari peningkatan

kadar hormon progesteron dan estrogen (Soulissa, 2014).

Kehamilan dapat memperberat gingivitis yang biasa dikenal

dengan pregnancy gingivitis atau radang gusi selama kehamilan,

yang merupakan respon inflamasi yang berlebih dari gingiva

terhadap dental plak dan perubahan hormonal yang biasa terjadi

selama masa kehamilan (Hidayati dkk, 2012)

2. Faktor Etiologi Gingivitis

Menurut Martariwansyah, secara umum faktor utama yang

menyebabkan terjadinya radang gusi adalah penumpukan plak gigi

yang mengandung berjuta bakteri. Faktor pendukung yang

memodifikasi terjadinya gingivitis, seperti adanya karang gigi

(kalkulus), gigi berjejal (crowding), merokok, dan pembuatan gigi

tiruan yang buruk. Pengaruh kehamilan, obat obatan, leukimia dan

pubertas memiliki peranan penting (Martariwansyah, 2008).

Adanya perubahan keseimbangan hormonal selama

kehamilan dapat pula menyebabkan perubahan-perubahan pada

gusi (Susanto, 2011). Penyebab gingivitis pada saat kehamilan

yaitu peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron di


dalam darah. Perubahan hormonal disertai dengan perubahan

vaskuler menyebabkan gingiva menjadi sensitif khususnya

terhadap toksin maupun iritan lainnya, seperti plak dan kalkulus

yang mengakibatkan gingiva mengalami peradangan. Keadaan ini

ditandai dengan papila interdental yang memerah, bengkak, mudah

berdarah dan disertai rasa sakit (Warogan dkk, 2015).

Gingivitis akan semakin buruk selama masa kehamilan. Hal

ini disebabkan oleh perubahan hormonal (Mumpuni dan Pratiwi,

2013). Tingkat keparahan gingivitis memuncak pada usia

kehamilan delapan bulan dan menurun pada usia kehamilan

sembilan bulan, dengan pola akumulasi plak yang sama. Newman

melaporkan tingkat keparahan gingivitis terbesar terjadi pada

trimester kedua dan ketiga. Pengurangan tingkat keparahan

gingivitis dapat terjadi setelah dua bulan pasca melahirkan dan

setelah satu tahun kondisi gingiva dapat kembali normal, dapat

dibandingkan dengan kondisi wanita yang tidak hamil. Namun,

gingiva tidak akan kembali normal jika faktor lokal tidak

dihilangkan (Warongan dkk, 2015).

3. Proses Terjadinya Gingivitis

Penelitian mikroskopis dari jaringan gingiva pada fase

inflamsi ternyata tidak menunjukan adanya mikroorganisme yang

mengadakan invasi ke dalam jaringan gingiva tersebut. Oleh


karena itu dianggap bahwa inflamasi awal terjadi bukan

disebabkan oleh hasil kegiatan metabolisme tersebut.

Bakteri didalam plak dapat menyebabkan inflamasi pada

gingiva dengan cara; menghasilkan enzim yang mampu

menghidrolisis komponen interseluler dari epitel gingiva dan

jaringan ikat dibawahnya, endotoksin yang dihasilkan oleh bakteri

tersebut dan merangsang reaksinya antigen-antibodi yang abnormal

sebagai respon tubuh terhadap antigen bakteri (Putri dkk, 2010).

Hasibuan (2007) menyatakan bahwa istilah gingivitis

kehamilan dibuat untuk menggambarkan keadaan klinis

peradangan gingiva yang terjadi pada kebanyakan ibu hamil.

Perubahan gingiva biasanya mulai terlihat pada kehamilan usia dua

bulan, akan mencapai puncaknya pada bulan kedelapan. Hal ini

disebabkan karena adanya peningkatan hormon estrogen dan

progesteron selama periode kehamilan, serta adanya vaskularisasi

yang menyebabkan respon berlebih terhadap faktor iritasi lokal

(Bimo, 2006 cit Marzuqi 2013).

Fungsi hormon estrogen yaitu meningkatkan proliferasi

seluler, diferensiasi dan menurunkan keratinisasi sedangkan

progesteron berfungsi mempengaruhi permeabilitas darah kecil

(meningkatkan permebilitas kapiler), meningkatkan proliferasi

pembentukan kapiler-kapiler baru dijaringan gingival,

menyebabkan kenaikan cairan krevikuler, pola produksi kolagen


dan meningkatkan kerusakan folat (dibutuhkan dalam

pemeliharaan jaringan) (Depi, 2005 cit Marzuqi 2013).

Estrogen maupun progesteron menstimulasi prostaglandin

khususnya PGE1 dan PGE2 yang merupakan mediator poten pada

respon inflamasi. Kedua hormon ini mempunyai reseptor spesifik

pada jaringan gingival, sehingga secara otomatis peningkatan

kedua hormon ini akan mempengaruhi kesehatan jaringan gingival.

Jaringan gingival lebih sensitif terhadap bakteri patogen,

pendarahan dan rasa sakit. Hal ini dianggap sebagai faktor

eksternal yang dapat mempengaruhi wanita hamil untuk menjadi

takut menggosok gigi. Besarnya pengaruh peningkatan hormon

seksual terhadap jaringan gingival, saliva, serum dan cairan

krevikular, maka akan tersedia tempat pertumbuhan

mikroorganisme patogen periodontal, hal ini akan diawali dengan

mudah terbentuknya plak dalam rongga mulut (Peni, 2005 cit

Marzuqi 2013).

4. Gambaran Klinis Gingivitis

Tabel 2.1 Gambaran Klinis dan Histologis Gingivitis (Fedi dkk,


2004)
No Perubahan Klinis Perubahan Histologi Dasar
Pendarahan gingiva Ulserasi epitel sulkus, dengan
1 pelebaran kapiler yang meluas
dibawah permukaan
2 Warna kemerahan Hiperemia, disertai dilatasi dan
pelebaran kapiler
Pembengkakan Infiltrasi cairan dan eksudat sel
3
radang ke jaringan ikat
Hilangnya tonus Inflamasi disertai rusaknya serabut
4
gingiva gingiva
Hilangnya stipplig Edema pada jaringan ikat
5
dibawahnya
Konsistensi keras, Fibriosis karena terjadinya inflamasi
6
kaku kronis dalam waktu yang lama
Poket Gingiva Inflamasi disertai ulserasi epitel
7
suklus dan pembesaran gingiva

5. Indeks Pengukuran

a. Indeks gingival

Pendarahan dinilai dengan cara menelusuri dinding

margin gusi pada bagian dalam saku gusi dengan probe

periodontal. Skor keempat area selanjutnya dijumlahkan

dan dibagi empat, dan merupakan skor gingival untuk yang

bersangkutan. Menjumlahkan keseluruhan skor gigi dan

dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa, akan didapat skor

GI seseorang (Putri dkk, 2010).

Pengukuran dilakukan terhadap gigi indeks, yaitu:

molar pertama kanan atas, insisif pertama kiri atas,

premolar pertama kiri atas, molar pertama kiri atas, molar

pertama kiri bawah, insisif pertama kanan bawah, dan

premolar pertama kanan bawah (Putri dkk, 2010)


∑ ∑

Tabel 2.2 Nilai atau Skor Indeks Gingival (Putri dkk,


2010)
No Skor Keadaan Gingiva
1 0 Gingiva normal : tidak ada keradangan,
tidak ada perubahan warna dan tidak ada
pendarahan
2 1 Peradangan ringan: terlihat ada sedikit
perubahan warna dan sedikit edema. Tetapi
tidak ada perubahan saat probing
3 2 Peradangan sedang: warna kemerahan,
adanya edema, dan terjadi pendarahan
pada saat probing
4 3 Peradangan berat: warna merah terang atau
merah menyala, adanya edema, ulserasi,
kecenderungan adanya pendarahan
spontan.

Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Indeks Gingival (Putri dkk,


2010)

No Kriteria Skor
1 Sehat 0
2 Peradangan ringan 0,1-1,0
3 Peradangan sedang 1,1-2,0
4 Peradangan berat 2,1-3,0
b. Indeks Pengukuran HI

HI merupakan indeks pengukuran yang paling

akurat karena penilaian akumulasi plak dilakukan pada

seluruh gigi dan mencangkup empat permukaan, yaitu

mesial, fasial, distal dan lingual. Hasil pemeriksaan jika

terdapat plak dipermukaan gigi yang diberi tanda (+) jika

tidak ada penumpukan plak diberi tanda (-) (Putri dkk,

2010).

Skor HI ditentukan dengan membagi jumlah nilai

permukaan gigi yang bebas plak dengan jumlah permukaan

gigi yang diperiksa, dinyatakan dalam persentase

permukaan yang bersih (Putri dkk, 2010).

Gambar 2.1 Bagan Pemeriksaan HI (Putri dkk, 2010)

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
6. Pencegahan

Plak memegang peranan penting dalam etiologi dua macam

penyakit utama pada gigi dan jaringan pendukungnya yaitu karies

dan gingivitis.

a. Mengatur pola makan

Tindakan pertama yang dapat dilakukan untuk

mecegah atau setidaknya mengontrol pembentukan plak,

adalah dengan membatasi makanan yang banyak

mengandung karbohidrat terutama sukrosa (Putri dkk,

2010).

Nutrisi yang baik dengan banyak mengkonsumsi

sayuran dan buah yang berserat akan memperkuat dan

menyehatkan gusi (Susanto, 2011).

b. Tindakan secara kimiawi terhadap polisakarida

ekstraseluler

Gingivitis dapat dicegah dengan menggunakan obat

kumur yang mengandung bahan antiseptik serta

menggunakan tablet atau salep kortikosteroid yang

langsung dioleskan ke gusi (Martariwansyah, 2008).

c. Sikat gigi

Sikat gigi merupakan salah satu alat fisioterapi oral

yang digunakan secara luas untuk membersihkan gigi.

Teknik menyikat gigi berdasarkan macam gerakan yang


dilakukan yaitu: teknik vertikal, teknik horizontal, teknik

roll atau modifikasi stillman, vibratory teknik (teknik

charter, teknik stillman-McCall, teknik bass), teknik fones

atau teknik sirkuler, teknik fisiologik (Putri dkk, 2010).

d. Alat bantu sikat gigi

Macam-macam alat bantu yang dapat digunakan

antara lain: benang gigi (dental floss), tusuk gigi, sikat

interdental, sikat dengan berkas bulu tunggal. Rubber tip

dan water irrigation (Putri dkk, 2010).

e. Skaling

Karang gigi dibersihkan secara berkala agar plak

tidak menumpuk dan kerusakan gusi dapat dihindari

(Susanto, 2011).

f. Kontrol ke klinik gigi

Pasien diajurkan untuk memeriksakan kesehatan

gigi dan mulut ke klinik gigi minimal 6 bulan sekali

(Martariwansyah, 2008).

7. Perawatan

Menurut (Susanto, 2011), perawatan yang dapat dilakukan:

a. Gunakan pasta gigi khusus untuk mengurangi pendarahan

ringan pada gusi.


b. Jika gusi mengalami peradangan, perubahan warna, dan

pembengkakan, ini disebabkan oleh gangguan metabolisme

tubuh akibat makanan tidak cocok. Pasien bisa menjalani

terapi gusi untuk mengeluarkan darah kotor yang

mengendap ditepi-tepi gusi.

c. Memberikan kalsium, vitamin B dan vitamin C.

d. Apabila penderita sering mengalami muntah, atau morning

sickness, dianjurkan bagi penderita untuk membersihkan

diri dengan berkumur-kumur setelah muntah. Tunjuan dari

aktivitas berkumur-kumur ini adalah mengembalikan pH

saliva ke keadaan normal, sehingga mampu mengurangi

kemungkinan terjadinya karies karenan adanya perubahan

pH rongga mulut dan saliva muntahan (asam lambung yang

terdapat pada rongga mulut) (Natalia, 2005 cit Marzuqi

2013).

B. KEHAMILAN

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan proses faali dan menimbulkan

berbagai perubahan pada tubuh. (Susanto, 2011). Kehamilan

merupakan suatu peristiwa yang sering dijumpai dalam kehidupan

seorang wanita, merupakan keadaan fisiologis yang diikuti


perubahan hormonal, dimana tidak hanya mempengaruhi kesehatan

umum tetapi juga kesehatan gigi dan mulut (Hidayati, 2012).

2. Keadaan Fisik dan Psikologis Ibu Hamil

a. Tiga bulan pertama (umur 1- 3 bulan)

Pada trisemester pertama wanita yang mengalami

kehamilan akan terasa selalu mengantuk. Pada sebagian

wanita yang baru pertama kali hamil, jiwanya akan terasa

tertekan dan menggali stress namun perasaan tidak nyaman

seperti itu bersifat temporal (Basalamah, 2008 ).

b. Tiga bulan kedua (4 – 6 bulan)

Pada trisemester kedua ini kondisi psikologis wanita

yang sedang hamil mulai stabil. Hati dan jiwa mulai terasa

nyaman dan syahdu dengan kehamilan yang dialami. Gairah

makan semakin terjaga (Basalamah, 2008).

c. Tiga bulan ketiga (7-9 bulan)

Pada trisemester ketiga ini tidak dapat tidur

nyenyak, karena perut yang membuncit. Pertumbuhan bayi

akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan

pergelangan kaki, kadang tangan menjadi bengkak. Hal

demikian disebabkan oleh perubahan hormonal yang

menyebabkan retensi pada daerah kaki (Basalamah, 2008).


BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien

a. Nama Pasien : Ny. S

b. Tempat, Tanggal lahir : Bogor, 11 Januari 1978

c. Pekerjaan : IRT

d. Alamat : Kp. Cimande Hilir Rt 03/01, Desa

Lemah Duhur, Kecamatan

Caringin, Kabupaten Bogor

e. No Telepon : 085785833xxx

f. Jenis Kelamin : Perempuan

g. Agama : Islam

h. Bangsa : WNI

i. Golongan Darah :O

2. Keluhan Pasien

a. Keluhan Utama

Pasien datang dengan keluhan gusi mudah berdarah

pada bagian kanan dan kiri rahang atas serta bawah, ketika

menyikat gigi atau dihisap, sejak 2 minggu yang lalu

sampai sekarang, pasien ingin dirawat.


b. Keluhan Tambahan

Pasien tidak ada keluhan tambahan.

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Umum

Pasien sedang merasa sehat. Pasien dalam lima

tahun terakhir dinyatakan tidak mengalami penyakit serius

oleh tenaga medis dan pasien tidak pernah operasi maupun

dirawat dirumah sakit. Pasien tidak memiliki kelainan

pembekuan darah. Pasien tidak memiliki alergi terhadap

makanan, obat, obat suntikan, cuaca dan lain-lain. Pasien

sedang mengkonsumsi obat Fe yang diresepkan oleh

dokter.

b. Riwayat Kesehatan Gigi

Pasien tidak pernah memeriksa kesehatan gigi dan

mulutnya. Pasien kurang mengetahui cara memelihara

kesehatan gigi dan mulut. Pasien tidak menyikat gigi

minimal dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam

sebelum tidur. Pasien tidak menyikat gigi dengan cara yang

benar, tepat dan cermat. Pasien memiliki kebiasaan

meminum kopi sebelum hamil dan bruxism ketika tidur.


4. Pemeriksaan Intra Oral dan Ekstra Oral

a. Muka

Muka terlihat simetris.

b. Kelenjar limpe

Tidak ditemukan kelainan pada kelenjar limpe

sebelah kanan dan kiri setelah dilakukan palpasi.

c. Penentuan gigi index

Gigi index menurut Green dan Vermillion terdapat

seluruhnya.

16 11 26
46 31 36
Kebersihan mulut

Debris Index Kalkulus Index

1 1 2 Kriteria 0 0 0
1,33 3
1 1 2 Sedang 2 1 0

Skor OHI-S :

Kriteria OHI-S : Sedang

d. Pemeriksaan jaringan keras gigi

1) KME : Tidak Ada

2) KMD : 38 Oklusal, 48 Oklusal

3) KMP VITAL : Tidak Ada

4) KMP NON VITAL : Tidak Ada

5) KMA : 18, 15
6) FISSURE SEALENT : Tidak ada

e. Index pengalaman karies

def-t DMF-T
d : D :4
e : M :0
f : F :0
def-t : DMF-T :4

f. Pemeriksaan karang gigi

Hasil pemeriksaan karang gigi, terdapat karang gigi

pada gigi 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45, 46. Karang gigi

banyak terdapat pada bagian lingual.

g. Pemeriksaan mukosa mulut

Hasil pemeriksaan mukosa mulut, tidak terdapat

kelainan pada lidah, pipi, bibir dan palatum. Terlihat

gingivitis pada gigi 18, 17, 16, 15, 14, 23, 24, 25, 26, 27,

28, 38, 37, 36, 35, 34, 33, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48.

Gingivitis terdapat pada daerah bukal, palatal dan lingual,

dengan konsistensi relatif lunak, bentuk papil relatif bulat

bentuk margin relatif abnormal, dan warna merah terang.

h. Kelainan/anomali gigi

Hasil pemeriksaan kelainan gigi, terdapat atrisi pada

gigi 32, 31, 41, 42, 46, 47 serta terdapat kelainan posisi

pada gigi 13, 12, 11, 21, 43, 44 diastema dan 31, 41 rotasi.
i. Pewarnaan gigi extrinsik

Hasil pemeriksaan terdapat stain extrinsik pada gigi

11, 21, 33, 32, 31, 41, 42 dan 43.

B. ANALISA DATA

Tabel 3.1 Analisa Data


DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB
Gigi 18, 17, 16, a. Pasien sering a. Terdapat peningkatan
15, 14, 23, 24, berdarah ketika hormon
25, 26, 27, 28, menyikat gigi b. Terdapat karang gigi
38, 37, 36, 35, c. Terdapat penumpukan plak
34, 33, 41, 42, d. Pasien kurang mengetahui
43, 44, 45, 46, cara menyikat gigi dan
47, 48 gingivitis waktu menyikat gigi yang
tepat
e. Pasien kurang kontrol ke
klinik gigi
Gigi 18, 15 KMA a. Pasien merasa a. KMP Non Vital yang tidak
terganggu dirawat
karena sisa akar b. Pasien kurang mengetahui
tajam cara menyikat gigi dan
b. Terjadi retensi waktu menyikat gigi yang
plak tepat
c. Pasien kurang kontrol ke
klinik gigi
Gigi 38, 48 KMD a. Pasien merasa a. KME yang tidak dirawat
linu ketika b. Pasien kurang mengetahui
makan dan cara menyikat gigi dan
minum dingin waktu menyikat gigi yang
b. Terlihat lubang tepat
agak dalam c. Pasien kurang kontrol ke
dibagian oklusal klinik gigi
Gigi 34, 33, 32, a. Gigi terasa a. Pasien kurang mengetahui
31, 41, 42, 43, kasar ketika cara menyikat gigi dan
44, 45, 46 diraba oleh waktu menyikat gigi yang
Karang gigi lidah tepat
b. Pasien kurang kontrol ke
klinik gigi
Gigi 32, 31, 41, a. Terjadi a. Pertumbuhan rahang yang
42, 46, 47 atrisi penumpukan kecil
gigi 13, 12, 11, sisa makanan b. Gigi susu yang terlambat
21, 43, 44 pada gigi yang atau terlalu cepat tanggal
diastema mengalami c. Pasien mengalami stress
gigi 31, 41 rotasi rotasi

Gigi 11, 21, 33, a. Pasien merasa a. Kebiasaan meminum kopi


32, 31, 41, 42 , kurang percaya b. Pasien kurang mengetahui
43 Stain diri karena cara menyikat gigi dan
adanya dental waktu menyikat gigi yang
stain tepat
c. Pasien kurang kontrol ke
klinik gigi
C. PERENCANAAN

1. Rencana Tindakan Klinis

Tabel 3.2 Rencana tindakan klinis


INSTRUKSI
KUNJUNGAN TINDAKAN KLINIS PERAWATAN DI TUJUAN CARA EVALUASI
RUMAH
Kunjungan pertama Gigi 18, 17, 16, 15, 14, a. Memperbanyak a. Gingivitis a. Dilihat pada
15 April 2016 23, 24, 25, 26, 27, 28, makan makanan dilakukan OPT kunjungan
38, 37, 36, 35, 34, 33, yang berserat dan bertujuan selanjutnya
41, 42, 43, 44, 45, 46, berair mencegah apakah teknik dan
47, 48 gingivitis b. Menyikat gigi penumpukan plak cara yang
dilakukan OPT minimal dua kali digunakan sudah
sehari, pagi setelah benar atau belum
sarapan dan malam
sebelum tidur
dengan cara yang
cermat dan tepat
c. Rutin kontrol ke
klinik gigi minimal
enam bulan sekali
Gigi 34, 33, 32, 31, 41, a. Perbanyak makan a. Karang gigi a. Ditelusuri
42, 43, 44, 45, 46 makanan berserat dilakukan skaling mengggunakan
Karang gigi dilakukan dan berair bertujuan sonde apakah masih
skaling b. Menyikat gigi mencegah bau terdapat karang gigi
minimal dua kali mulut, mencegah atau tidak dan
sehari, pagi setelah infeksi berlanjut permukaan gigi
sarapan dan malam dan mencegah gigi masih terasa kasar
sebelum tidur tanggal atau sudah halus
dengan cara yang
cermat dan tepat
c. Rutin kontrol ke
klinik gigi minimal
enam bulan sekali
Gigi 32, 31, 41, 42, 46, a. Menggunakan alat a. Kelainan posisi gigi a. Dilihat pada
47 atrisi bantu dental floss dilakukan OPT dan kunjungan
gigi 13, 12, 11, 21, 43, untuk rujukan bertujuan selanjutnya apakah
44 diastema membersihkan mencegah teknik dan cara
gigi 31, 41 rotasi bagian interdental penumpukan plak yang digunakan
dilakukan OPT gigi serta mencegah sudah benar atau
b. Menyikat gigi kelainan gigi belum serta
minimal dua kali berlanjut menanyakan
sehari, pagi setelah apakah rujukan
sarapan dan malam sudah dilakukan
sebelum tidur atau belum
dengan cara yang
cermat dan tepat
c. Rutin kontrol ke
klinik gigi minimal
enam bulan sekali
Gigi 11, 21, 33, 32, 31, a. Menyikat gigi a. Stain dilakukan a. Dilihat
41, 42 , 43 Stain minimal dua kali pemolesan menggunakan kaca
dilakukan pemolesan sehari, pagi setelah bertujuan mulut apakah masih
sarapan dan malam mengembalikan terdapat stain atau
sebelum tidur estetik gigi tidak
dengan cara yang
cermat dan tepat
b. Rutin kontrol ke
klinik gigi minimal
enam bulan sekali
2. Rencana Konseling

Tabel 3.3 Rencana konseling


KUNJUNGAN PENYULUHAN / KONSELING TUJUAN CARA EVALUASI
Kunjungan pertama a. Penyuluhan tentang penyebab a. Pasien mengetahui a. Pasien diberi post tes
15 April 2016 terjadinya gingivitis penyebab terjadinya dengan menanyakan
b. Penyuluhan faktor yang gingivitis langsung tentang penyebab
memperparah gingivitis b. Pasien mengetahui gingivitis dan faktor yang
faktor yang memperparah gingivitis
memperparah
gingivitis
a. Penyuluhan tentang penyebab a. Pasien mengetahui a. Pasien diberi post tes
serta akibat karang gigi penyebab serta akibat dengan menanyakan
b. Penyuluhan tentang prosedur karang gigi penyebab dan akibat
skaling b. Pasien mengetahui karang gigi serta tentang
tentang prosedur prosedur skaling
skaling
a. Penyebab terjadinya kelainan a. Pasien mengetahui a. Pasien diberi post tes
posisi gigi dan atrisi penyebab kelainan dengan menanyakan
b. Penyuluhan tentang prosedur gigi dan atrisi penyebab kelainan gigi dan
OPT b. Pasien mengetahui atrisi serta OPT
tentang OPT
a. Penyuluhan tentang penyebab a. Pasien mengetahui a. Pasien diberi post tes
stain tentang penyebab dengan menanyakan
b. Penyuluhan tentang prosedur stain penyebab stain serta
pemolesan b. Pasien mengetahui prosedur pemolesan
tentang prosedur
pemolesan
D. IMPLEMENTASI

1. Implementasi Tindakan

Tabel 3.4 Implementasi tindakan


PERAWATAN
KUNJUNGAN INTRUKSI HASIL EVALUASI
KLINIS
Kunjungan Gigi 34, 33, 32, 31, 41, a. Pasien dianjurkan untuk tidak a. Hasil evaluasi memperlihatkan bahwa
Pertama 42, 43, 44, 45, 46 minum dan makan makanan keadaan gigi ketika dilihat
21 Mei 2016 Karang gigi dilakukan atau minuman yang panas menggunakan kaca mulut tidak terlihat
skaling selama 1,5 jam karang gigi dan ditelusuri oleh sonde
b. Pasien dianjurkan untuk tidak permukaan gigi tidak terasa kasar
memainkan luka skaling
dengan lidah atau tangan
c. Pasien dianjurkan untuk
memperbanyak makan
makanan berserat dan berair
Gigi 11, 21, 33, 32, 31, a. Pasien dianjurkan untuk a. Hasil evaluasi ketika dilihat
41, 42 , 43 Stain mengurangi meminum menggunakan kaca mulut, sudah tidak
dilakukan pemolesan minuman yang berwarna terlihat stain ekstrinsik
Gigi 18, 17, 16, 15, 14, a. Menyikat gigi minimal dua
23, 24, 25, 26, 27, 28, kali sehari, pagi setelah
38, 37, 36, 35, 34, 33, sarapan dan malam sebelum
41, 42, 43, 44, 45, 46, tidur dengan cara yang cermat
47, 48 gingivitis dan tepat
dilakukan OPT b. Pasien dianjurkan rutin -
Gigi 32, 31, 41, 42, 46, kontrol ke klinik gigi minimal
47 atrisi 6 bulan sekali
gigi 13, 12, 11, 21, 43,
44 diastema gigi 31, 41
rotasi dilakukan OPT
2. Implementasi Konseling

Tabel 3.5 Implementasi Konseling


KUNJUNGAN PENYULUHAN / KONSELING HASIL EVALUASI

Kunjungan pertama a. Penyuluhan tentang penyebab a. Pasien mengetahui dengan menyebutkan


21 Mei 2016 terjadinya gingivitis penyebab terjadinya gingivitis dan faktor yang
b. Penyuluhan faktor yang memperparah memperparah gingivitis
gingivitis

a. Penyuluhan tentang penyebab serta a. Pasien mengetahui dengan menyebutkan


akibat karang gigi penyebab serta akibat karang gigi
b. Penyuluhan tentang prosedur skaling b. Pasien kurang mengetahui ketika menyebutkan
tentang prosedur skaling
a. Penyebab terjadinya kelainan posisi a. Pasien kurang mengetahui ketika menyebutkan
gigi dan atrisi penyebab terjadinya kelainan posisi gigi dan
b. Penyuluhan tentang prosedur OPT atrisi
b. Pasien mengetahui ketika dengan menyebutkan
tentang prosedur OPT
a. Penyuluhan tentang penyebab stain a. Pasien mengetahui dengan menyebutkan
b. Penyuluhan tentang prosedur penyebab stain dan prosedur pemolesan
pemolesan
BAB IV

PEMBAHASAN

Hasil diagnosa diketahui bahwa pasien Ny. S ditemukan gingivitis pada

gigi 18, 17, 16, 15, 14, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 38, 37, 36, 35, 34, 33, 41, 42, 43,

44, 45, 46, 47, 48. Melihat letak gingivitis, terdapat gingivitis pada setiap

kwadran. Kemungkinan penyebab dari gingivitis pada pasien Ny. S adalah adanya

penumpukan plak, karang gigi dan kehamilan.. Pasien Ny. S sedang berada pada

masa kehamilan, adanya perubahan keseimbangan hormonal selama kehamilan

dapat pula menyebabkan perubahan-perubahan pada gusi (Susanto, 2011).

Selain itu, terdapat karang gigi pada gigi 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45,

46. Karang gigi merupakan faktor predisposisi yang mempengaruhi gingivitis.

Tekstur permukaan karang gigi yang kasar mengakibatkan plak mudah menempel

pada karang gigi. Berbeda dengan gigi yang tekstur permukaan bersifat halus.

Bakteri didalam plak dapat menyebabkan inflamasi pada gingiva dengan cara;

menghasilkan enzim yang mampu menghidrolisis komponen interseluler dari

epitel gingiva dan jaringan ikat dibawahnya; endotoksin yang dihasilkan oleh

bakteri tersebut dan merangsang reaksinya antigen-antibodi yang abnormal

sebagai respon tubuh terhadap antigen bakteri (Putri dkk, 2010).

Kunjungan pertama pada tanggal 21 Mei 2016 dilakukan penyuluhan,

skaling , pemolesan stain, bimbingan OPT dan rujukan. Pasien Ny. S dilakukan

pemeriksaan di Klinik Gigi Cimande. Pasien Ny. S diberi penyuluhan sesuai

dengan riwayat kesehatan gigi pasien, dalam riwayat kesehatan gigi, pasien

kurang mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan mulut, cara menyikat gigi
yang baik dan benar dan kehamilan. Materi yang disampaikan terkait cara

memelihara kesehatan gigi dan mulut adalah berkumur dan menyikat gigi. Materi

kedua adalah cara menyikat gigi dan mulut, terdapat beberapa teknik menyikat

gigi teknik vertikal, teknik horizontal, teknik roll atau modifikasi stillman,

vibratory teknik (teknik charter, teknik stillman-McCall, teknik bass), teknik

fones atau teknik sirkuler, teknik fisiologik (Putri dkk, 2010). Perawat gigi

pelaksana menganjurkan untuk menggunakan teknik menyikat gigi vertikal karena

melihat keadaan pasien yang sering terdapat sisa makanan pada sela gigi. Materi

ketiga adalah kehamilan, penyuluhan terkait perubahan hormon dan gingivitis

pada ibu hamil. Setelah itu dilakukan pengisian informed consent.

Skaling dan pemolesan stain ekstrinsik dilakukan pada kunjungan

pertama, untuk menghilangkan faktor predisposisi gingivitis dan mengembalikan

fungsi estetik gigi. Skaling dilakukan dalam satu waktu, tahap pertama yaitu

persiapan. Hal yang perlu dipersiapkan, operator , alat (ultrasonikskaler), bahan

dan komunikasi therapeutik. Tahap kedua adalah pelaksanaan, terdiri dari

memperhatikan posisi (alat, operator dan pasien), skaling, pemolesan, pengolesan

antiseptik, tindakan asepsis selama bekerja dan komunikasi therapeutik. Tahap

ketiga adalah tahap penyelesaian, terdiri dari intruksi kepada pasien, mencuci alat

dengan merapihkan tempat tindakan, komunikasi therapeutik pada tahap

penyelesaian. Setelah melakukan skaling dilakukan evaluasi dengan cara

ditelusuri mengggunakan sonde apakah masih terdapat karang gigi atau tidak dan

permukaan gigi masih terasa kasar atau sudah halus. Cara evaluasi stain dilihat

dengan menggunakan kaca mulut. Hasil evaluasi tidak terlihat karang gigi dan
stain ekstrinsik. Permukaan gigi ketika dilakukan penelusuran oleh sonde tidak

terasa kasar. Pasien Ny. S selain melakukan perawatan skaling dan pemolesan,

juga diberi penyuluhan tentang karanga gigi, sebab dan akibat karang gigi jika

tidak dirawat.

Keadaaan ronga mulut pasien Ny. S terdapat kelainan gusi, kelainan posisi

dan kelainan bentuk. Kelainan gusi terdapat pada gigi 18, 17, 16, 15, 14, 23, 24,

25, 26, 27, 28, 38, 37, 36, 35, 34, 33, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48 gingivitis,

merupakan keluhan utama dari pasien Ny. S.

Gambar. 4.1 Keadaan rongga mulut pasien Ny. S pada

kunjungan pertama

Kelainan posisi terdapat pada gigi gigi 13, 12, 11, 21, 43, 44 diastema, gigi

31, 41 rotasi. Kelainan bentuk terdapat pada gigi 32, 31, 41, 42, 46, 47 atrisi.

Bimbingan OPT adalah tindakan yang dapat mengurangi faktor gingivitis dan

mencegah terjadi penumpukan plak serta food debris. Pelaksanaan bimbingan

OPT dilakukan diklinik dengan melakukan menyikat gigi dengan teknik yang
sudah dianjurkan. Hasil dari OPT pasien Ny. S belum sepenuhnya menggunakan

teknik yang dianjurkan. Pasien Ny. S perlu pembiasaan menggunakan teknik

yang dianjurkan. Pasien dianjurkan untuk melakukan perawtan lebih lanjut ke

klinik dokter gigi.

Selain tindakan tersebut, dilakukan pemantauan kebersihan gigi dan mulut

selama tiga hari menggunakan HI (hygiene index) bertujuan untuk melihat faktor

yang mempengaruhi pasien Ny.S. Gingivitis yang terdapat pada pasien Ny. S

dipengaruhi oleh faktor utama yaitu plak atau faktor hormon. Kunjungan pertama

pemeriksaan HI dilakukan pada tanggal 10 Juni 2016 diperoleh hasil 91, 66%

dengan kriteria baik. Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 11 Juni 2016

diperoleh hasil 88, 33% dengan kriteria baik. Kunjungan ketiga dilakukan pada

tanggal 12 Juni 2016 diperoleh hasil 94, 16% dengan kriteriabaik. Melihat hasil

pemeriksaan HI, kriteria HI yaitu baik. selain itu, setelah pemerikasaan HI pasien

dilakukan Brushing, agar meminimalisir plak yang tertinggal pada permukaan

gigi.

Pemerikasaan HI dilakukan untuk melihat akumulasi plak yang merupakan

faktor utama dari gingivitis. Gingivitis terjadi karena adanya penumpukan plak

tua pada gigi selama 48 jam. Hasil HI, masih terdapat plak yang tertinggal digigi

posterior bagian lingual, untuk melihat tingkat keparahan gingivitis dipengaruhi

oleh hormon maka dilakukan brushing sebagai cara untuk menghilangkan faktor

utama. Hasil observasi masih terdapat gingivitis pada gusi Ny. S.


Asuhan keperawatan kepada pasien Ny. S dilakukan sejak usia kehamilan

27 minggu sampai usia kehamilan 30 minggu. Rentan waktu perawatan selama

kurang lebih 3 minggu, terdapat pengurangan jumlah gingivitis sebanyak 36%

dari jumlah gigi yang terdapat gingivitis sebanyak 9 gigi, terdapat pada gigi 15,14,

23, 24, 25, 33, 41, 42, 43. Hal tersubut dilihat dari keadaan gusi yang relatif

membaik, warna gusi sudah kembali menjadi merah muda, pembengkakan gusi

sudah mereda, dan bentuk sudah kembali terlihat normal. Namun masih terdapat

gingivitis sebanyak 64% sebanyak 16 gigi, pada gigi 18, 17, 16, 26, 27, 28, 38,

37, 36, 35, 34, 44, 45, 46, 47, 48. Gingivitis pada gigi posterior terdapat pada

daerah bukal, terlihat kondisi gusi yang memerah dan cenderung mudah

mengalami pendarahan spontan. Hal tersebut karena terdapat perubahan vaskuler

menyebabkan gingiva menjadi sensitif (warongan, 2015). Gingivitis pada bagian

lingual gigi posterior terlihat perbaikan kondisi gusi, namun masih terdapat

gingivitis. Hal tersebut karena telah dilakukan tindakan skaling untuk

menghilangkan faktor predisposisi.

Asuhan keperawatan gigi dan mulut pada kasus pregnancy gingivitis

dilakukan sebagai pencegahan dengan menghilang faktor predisposisi dan

mencegah gingivits agar tidak menjadi parah. Terdapat kekurangan dalam

penelitain ini, yaitu penulis tidak mengukur tingkat keparahan pada saat evaluasi

gingivitis maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

penurunan tingkat keparahan gingivitis.


Gambar. 4.2 Keadaan rongga mulut pasien Ny. S
pada evaluasi

Peningkatan hormon estrogen dan progesteron meningkat pada trisemester

terakhir. Peningkatan hormon estrogen dan progesteron memuncak pada usia

kehamilan delapan bulan. Peningkatan hormonal memicu perubahan vaskuler

menyebabkan gingiva menjadi sensitif khususnya terhadap toksin maupun iritan

lainnya. Hal tersebut bisa menandakan bahwa gingivitis yang teradapat pada

pasien Ny. S merupakan Gingivitis yang dipengaruhi oleh hormon (Pregnancy

gingivitis).

Tingkat keparahan gingivitis memuncak pada usia kehamilan delapan

bulan dan menurun pada usia kehamilan sembilan bulan. Pengurangan tingkat

keparahan gingivitis dapat terjadi setelah dua bulan pasca melahirkan dan setelah

satu tahun kondisi gingiva dapat kembali normal, dapat dibandingkan dengan

kondisi wanita yang tidak hamil. Namun, gingiva tidak akan kembali normal jika

faktor lokal tidak dihilangkan (Warongan dkk, 2015).

Keparahan gingivitis bisa dikontrol dengan perilaku yang memperhatikan

kesehatan gigi dan mulut, seperti mengurangi penumpukan faktor utama yaitu
plak dengan menyikat gigi, memperbanyak makanan yang berserat dan berair,

serta rutin kontrol keadaan gingivitis. Pasien akan mengalami susah tidur dan

mengakibatkan stress pada ibu hamil karena pada usia trisemester terakhir, perut

pasien akan membuncit dan pasien akan sulit tidur. Pasien perlu mencari kegiatan

yang dapat mengurangi beban stress, namun tidak membahayakan kandungan.


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Berdasarkan pemeriksaan klinis pada pasien Ny. S terdapat

gingivitis pada gigi 18, 17, 16, 15, 14, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 38,

37, 36, 35, 34, 33, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48 yang merupakan

keluhan utama dari pasien

2. Berdasarkan kasus yang terdapat pada pasien Ny. S, maka dari itu

dilaksanakan asuhan keperawatan gigi dan mulut secara individu

berupa pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi dan evaluasi agar mencapai kesehatan gigi yang

optimal.

3. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan penyebab gingivitis,

terdapatnya plak, kalkulus, gigi berjejal dan pasien berada pada

masa kehamilan.

4. Pasien Ny. s dilakukan tindakan skaling, penambalan, rujukan dan

OPT serta penyuluhan terkait kasus dan tindakan yang dilakukan,

hal tersebut bertujuan untuk mengurangi gingivitis.

5. Hasil evaluasi terdapat penurunan gingivitis pada gigi 15,14, 23,

24, 25, 33, 41, 42, sebanyak 36% dari jumlah gigi yang terdapat

gingivitis.
B. SARAN

1. Pasien Ny. S dapat melakukan tindakan untuk mengurangi tingkat

keparahan gingivitis dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari

pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, perbanyak makan

makanan yang berserat dan berair, rutin kontrol ke klinik gigi

minimal 6 bulan sekali.

2. Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut pada kasus Pregnancy

gingivitis dapat dilakukan sejak awal kehamilan sehingga dapat

mengurangi tingkat keparahan gingivitis dan dapat mengurangi

jumlah gingivitis sejak dini.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada kasus pregnancy

gingivitis untuk mengukur tingkat keparahan gingivitis.

4. Pasien Ny. S dapat melakukan kegiatan ringan untuk mengurangi

tingkat stress.
DAFTAR PUSTAKA

Astrina, Lia. 2015. KTI: Hubungan Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan Gigi


dan Mulut Terhadap Kejadian Gingivitis Pada Remaja di SMA Yayasan
Pesantren Islam Kota Bandung. Bandung: Poltekkes Bandung Jurusan
Keperawatan Gigi.
Aritonang, Intan., Manurung, Nelly. K., dan Nurasniwati, Susiani. 2012.
“Hubungan Umur Kehamilan Ibu dengan Keadaan Gingivis di Desa
Patumbak I dan II Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun
2012”, Jurnal Kesehatan gigi. Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes
Medan Jurusan Keperawatan Gigi.
Basalamah, A.H. 2008. Surat Terbuka Untuk Ibu Hamil. Editor: Mas Gie.
Tahamah Jeddah Saudi Arabia : Abata Press.
Dahlan, Zaeni. 2008. Diktat: Konsep Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi
Indonesia. Bandung: Poltekkes Bandung Jurusan Keperawatan Gigi.
Fedi Peter. F., Vernino. Arthur. F., dan Gray Jhon L. 2004. Silabus Periodontiti.
Alih Bahasa: Amaliya. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur. C., dan Hall, John. E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Alih Bahasa: Irawati dkk. Editor: Luqman Yanuar Rachman dkk. Jakarta:
EGC
Hartati., Rusmini., dan Waluyo, Bambang. T. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Gingivitis pada Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Talang Tegal”, Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan,
Vol. 7, No. 3:170-189.
Hidayati., Kuswardani., dan Rahayu, Gustria. 2012. “Pengaruh Kebersihan Gigi
dan Mulut dengan Status Gingivitis pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2012”
Majalah Kedokteran Andalas, Vol.36, No.2:216-223.
Ircham, Mahfoedz. 2008. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu
Hamil. Cetakan Keempat. Yogyakarta: Fitramaya.
Martariwansyah. 2008. Gigiku Kuat, Mulutku Sehat. Bandung: Karya Kita.
Marzuqi, Naila. 2013. Keparahan Gingivitis ditinjau. SKRIPSI. Surabaya:
Perpustakaan Universitas Airlangga.
Mumpuni, Yekti dan Pratiwi Erlita. 2013. 45 Masalah dan solusi Penyakit Gigi
dan Mulut. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan .
Jakarta: Rineka Cipta.
___________________. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Putri M. H., Herijulianti E., dan Nurjannah N. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC.
Ramadhan, Ardyan. G. 2010. Serba Serbi KesehatanGigi dan Mulut. Jakarta:
Bukuné.
Susanto, Grace W. 2011. Terapi Gusi untuk Kesehatan dan Kecantikan. Jakarta:
Erlangga.
Soulissa, Abdul Gani. 2014. “Hubungan Kehamilan dan Penyakit Periodontal
(Relationship between pregnancy and periodontal disease)”, Jurnal PDGI,
Vol. 63, No. 3:71-77.
Warongan, Gabrielle., Wagey, Freddy., dan Mintjelungan Christy. N. 2015.
“Gambaran Status Gingiva pada Ibu Hamil di Puskesmas Bahu Manado”,
Jurnal e-GiGi (eG), Vol. 3, No. 1:141-146.
LAMPIRAN
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai