Disusun Oleh:
Purnama Nurhakim
P17325113051
ABSTRAK
Pregnancy Gingivitis merupakan penyakit radang gusi yang dipengaruhi
oleh hormon. Berdasarkan data Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) mencatat
radang gusi merupakan masalah mulut dan gigi yang sering menimpa ibu hamil
dimana 5%-10% mengalami pembengkakan gusi.
Asuhan keperawatan gigi dan mulut pada pasien Ny. S dilakukan sejak
minggu ke 27 sampai minggu ke 30 dengan beberapa tahap, yaitu tahap
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pelaksanaan
asuhan keperawatan gigi dan mulut pada pasien Ny. S dilakukan dalam tiga kali
kunjungan perawatan, kunjungan pertama dilakukan skaling dan pemolesan
dental stain, kunjungan kedua dan ketiga dilakukan penambalan glass ionomer,
serta tiga kali kunjungan pemeriksaan HI. Hasil evaluasi terdapat penurunan
jumlah gingivitis sebanyak 36%.
Kata Kunci : Asuhan keperawatan gigi dan mulut pada kasus pregnancy
gingivitis
DENTAL NURSING CARE OF THE TEETH AND MOUTH
ON Mrs. S WITH PREGNANCY GINGIVITIS
AT POSYANDU ANGGREK II CIMANDE HILIR STREE
LEMAH DUHUR VILLAGE CARINGIN SUBDISTRICT OF BOGOR
ABSTRACT
Pregnancy gingivitis is inflammation disease of gingiva influenced by
hormones. According to PDGI data, gingivitis is a problem of mouth and teeth
that often afflicts pregnant mothers where 5%-10% of them suffers swelling of the
gingiva.
This case is purposely reported to do the nursing care of the teeth and
mouth on pregnant Mrs. S with pregnancy gingivitis at Posyandu Anggrek II in
Cimande Hilir Street, Lemah duhur village, Caringin subdistrict of Bogor.
Gingivitis on Mrs. S affected by the increase of the estrogen and progesterone
hormones during pregnancy.
Dental nursing care of the teeth and mouth in Mrs. S done since week 27
until week 30 in several stages, assessment stage, diagnosis, planning,
implementation and evaluation. The nursing care of teeth and mouth of Mrs. S
have done in three visits, scalling and dentalstain polishing done in the first visit,
in the second and third visits she get restorative treatment of glass ionomer, there
are also three visits of HI examiation. The evaluation result reported there is
decrease in the gingivitis of 36%.
Keywords: Dental nursing care of the teeth and mouth in case of pregnancy
gingivitis
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaniirrahim
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut
Bogor”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk diajukan sebagai syarat
Kesehatan Bandung.
Penulisan Karta Tulis Ilmiah, penulis sudah menyusun secara optimal tapi
kemungkinan masih ada kekurangan baik dalam hal materi maupun penyusunan.
Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
Penulis mendapat bantuan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak baik
moril maupun materil dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Penulis ucapkan
terimakasih kepada:
1. Allah SWT, yang telah menginzinkan memahami ilmu Nya, sehingga penulis
2. Dr. Ir. H. Osman Syarif, MKM, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Bandung
3. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K, M.Kes AIFO, selaku Ketua Jurusan
4. Deru Marah Laut S.SiT, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang selalu
Gigi
8. Kedua orangtua dan adik, yang memberikan dukungan moril maupun materil
Ilmiah. Semoga karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
Gigi.
Bandung, Juli 2016
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGUJIAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
5.1 Keadaan rongga mulut pasien Ny. S pada kunjungan pertama ...................... 35
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat (Notoatmodjo,
meningkatkan kesehatan baik itu kesehatan gigi dan mulut adalah awal
gigi terdapat prioritas yaitu terhadap balita, anak pra sekolah dan ibu
hamil. Pemenuhan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil masih belum
gigi dan mulut selama kehamilan yang disebabkan adanya perubahan pola
dan respon host inflamasi terhadap produk bakteri (Hidayati dkk, 2012).
Astrina 2015).
ke seluruh tubuh termasuk gusi akan membuat gusi menjadi lebih lunak
pada tahun 2013 gingivitis menduduki urutan kedua masalah gigi dan
pada tahun 2006 di rumah sakit Dr. Kariadi Semarang, melaporkan bahwa
gingivitis pada ibu hamil mempunyai faktor resiko bayi lahir dengan berat
badan lahir rendah sebesar 8, 75 kali dibanding ibu yang tidak mengalami
yang diterbitkan pada tahun 1996. Riset itu mencatat 7 dari 10 perempuan
hamil yang menderita radang gusi berpotensi besar memiliki anak yang
menengah dengan pekerjaan Ny. S sebagai Ibu Rumah Tangga dan suami
“Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Ibu Hamil Ny. S Dengan
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
gingivitis.
2. Tujuan Khusus
\
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GINGIVITIS
1. Pengertian
jaringan
Marzuqi 2013).
5. Indeks Pengukuran
a. Indeks gingival
No Kriteria Skor
1 Sehat 0
2 Peradangan ringan 0,1-1,0
3 Peradangan sedang 1,1-2,0
4 Peradangan berat 2,1-3,0
b. Indeks Pengukuran HI
2010).
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
6. Pencegahan
dan gingivitis.
2010).
ekstraseluler
c. Sikat gigi
e. Skaling
(Susanto, 2011).
(Martariwansyah, 2008).
7. Perawatan
2013).
B. KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan
yang sedang hamil mulai stabil. Hati dan jiwa mulai terasa
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
c. Pekerjaan : IRT
e. No Telepon : 085785833xxx
g. Agama : Islam
h. Bangsa : WNI
i. Golongan Darah :O
2. Keluhan Pasien
a. Keluhan Utama
pada bagian kanan dan kiri rahang atas serta bawah, ketika
3. Riwayat Kesehatan
dokter.
a. Muka
b. Kelenjar limpe
seluruhnya.
16 11 26
46 31 36
Kebersihan mulut
1 1 2 Kriteria 0 0 0
1,33 3
1 1 2 Sedang 2 1 0
Skor OHI-S :
5) KMA : 18, 15
6) FISSURE SEALENT : Tidak ada
def-t DMF-T
d : D :4
e : M :0
f : F :0
def-t : DMF-T :4
pada gigi 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45, 46. Karang gigi
gingivitis pada gigi 18, 17, 16, 15, 14, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 38, 37, 36, 35, 34, 33, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48.
h. Kelainan/anomali gigi
gigi 32, 31, 41, 42, 46, 47 serta terdapat kelainan posisi
pada gigi 13, 12, 11, 21, 43, 44 diastema dan 31, 41 rotasi.
i. Pewarnaan gigi extrinsik
B. ANALISA DATA
1. Implementasi Tindakan
PEMBAHASAN
gigi 18, 17, 16, 15, 14, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 38, 37, 36, 35, 34, 33, 41, 42, 43,
44, 45, 46, 47, 48. Melihat letak gingivitis, terdapat gingivitis pada setiap
kwadran. Kemungkinan penyebab dari gingivitis pada pasien Ny. S adalah adanya
penumpukan plak, karang gigi dan kehamilan.. Pasien Ny. S sedang berada pada
Selain itu, terdapat karang gigi pada gigi 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45,
Tekstur permukaan karang gigi yang kasar mengakibatkan plak mudah menempel
pada karang gigi. Berbeda dengan gigi yang tekstur permukaan bersifat halus.
Bakteri didalam plak dapat menyebabkan inflamasi pada gingiva dengan cara;
epitel gingiva dan jaringan ikat dibawahnya; endotoksin yang dihasilkan oleh
skaling , pemolesan stain, bimbingan OPT dan rujukan. Pasien Ny. S dilakukan
dengan riwayat kesehatan gigi pasien, dalam riwayat kesehatan gigi, pasien
kurang mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan mulut, cara menyikat gigi
yang baik dan benar dan kehamilan. Materi yang disampaikan terkait cara
memelihara kesehatan gigi dan mulut adalah berkumur dan menyikat gigi. Materi
kedua adalah cara menyikat gigi dan mulut, terdapat beberapa teknik menyikat
gigi teknik vertikal, teknik horizontal, teknik roll atau modifikasi stillman,
fones atau teknik sirkuler, teknik fisiologik (Putri dkk, 2010). Perawat gigi
melihat keadaan pasien yang sering terdapat sisa makanan pada sela gigi. Materi
fungsi estetik gigi. Skaling dilakukan dalam satu waktu, tahap pertama yaitu
ketiga adalah tahap penyelesaian, terdiri dari intruksi kepada pasien, mencuci alat
ditelusuri mengggunakan sonde apakah masih terdapat karang gigi atau tidak dan
permukaan gigi masih terasa kasar atau sudah halus. Cara evaluasi stain dilihat
dengan menggunakan kaca mulut. Hasil evaluasi tidak terlihat karang gigi dan
stain ekstrinsik. Permukaan gigi ketika dilakukan penelusuran oleh sonde tidak
terasa kasar. Pasien Ny. S selain melakukan perawatan skaling dan pemolesan,
juga diberi penyuluhan tentang karanga gigi, sebab dan akibat karang gigi jika
tidak dirawat.
Keadaaan ronga mulut pasien Ny. S terdapat kelainan gusi, kelainan posisi
dan kelainan bentuk. Kelainan gusi terdapat pada gigi 18, 17, 16, 15, 14, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 38, 37, 36, 35, 34, 33, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48 gingivitis,
kunjungan pertama
Kelainan posisi terdapat pada gigi gigi 13, 12, 11, 21, 43, 44 diastema, gigi
31, 41 rotasi. Kelainan bentuk terdapat pada gigi 32, 31, 41, 42, 46, 47 atrisi.
Bimbingan OPT adalah tindakan yang dapat mengurangi faktor gingivitis dan
OPT dilakukan diklinik dengan melakukan menyikat gigi dengan teknik yang
sudah dianjurkan. Hasil dari OPT pasien Ny. S belum sepenuhnya menggunakan
selama tiga hari menggunakan HI (hygiene index) bertujuan untuk melihat faktor
yang mempengaruhi pasien Ny.S. Gingivitis yang terdapat pada pasien Ny. S
dipengaruhi oleh faktor utama yaitu plak atau faktor hormon. Kunjungan pertama
pemeriksaan HI dilakukan pada tanggal 10 Juni 2016 diperoleh hasil 91, 66%
dengan kriteria baik. Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 11 Juni 2016
diperoleh hasil 88, 33% dengan kriteria baik. Kunjungan ketiga dilakukan pada
tanggal 12 Juni 2016 diperoleh hasil 94, 16% dengan kriteriabaik. Melihat hasil
pemeriksaan HI, kriteria HI yaitu baik. selain itu, setelah pemerikasaan HI pasien
gigi.
faktor utama dari gingivitis. Gingivitis terjadi karena adanya penumpukan plak
tua pada gigi selama 48 jam. Hasil HI, masih terdapat plak yang tertinggal digigi
oleh hormon maka dilakukan brushing sebagai cara untuk menghilangkan faktor
dari jumlah gigi yang terdapat gingivitis sebanyak 9 gigi, terdapat pada gigi 15,14,
23, 24, 25, 33, 41, 42, 43. Hal tersubut dilihat dari keadaan gusi yang relatif
membaik, warna gusi sudah kembali menjadi merah muda, pembengkakan gusi
sudah mereda, dan bentuk sudah kembali terlihat normal. Namun masih terdapat
gingivitis sebanyak 64% sebanyak 16 gigi, pada gigi 18, 17, 16, 26, 27, 28, 38,
37, 36, 35, 34, 44, 45, 46, 47, 48. Gingivitis pada gigi posterior terdapat pada
daerah bukal, terlihat kondisi gusi yang memerah dan cenderung mudah
lingual gigi posterior terlihat perbaikan kondisi gusi, namun masih terdapat
penelitain ini, yaitu penulis tidak mengukur tingkat keparahan pada saat evaluasi
lainnya. Hal tersebut bisa menandakan bahwa gingivitis yang teradapat pada
gingivitis).
bulan dan menurun pada usia kehamilan sembilan bulan. Pengurangan tingkat
keparahan gingivitis dapat terjadi setelah dua bulan pasca melahirkan dan setelah
satu tahun kondisi gingiva dapat kembali normal, dapat dibandingkan dengan
kondisi wanita yang tidak hamil. Namun, gingiva tidak akan kembali normal jika
kesehatan gigi dan mulut, seperti mengurangi penumpukan faktor utama yaitu
plak dengan menyikat gigi, memperbanyak makanan yang berserat dan berair,
serta rutin kontrol keadaan gingivitis. Pasien akan mengalami susah tidur dan
mengakibatkan stress pada ibu hamil karena pada usia trisemester terakhir, perut
pasien akan membuncit dan pasien akan sulit tidur. Pasien perlu mencari kegiatan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
gingivitis pada gigi 18, 17, 16, 15, 14, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 38,
37, 36, 35, 34, 33, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48 yang merupakan
2. Berdasarkan kasus yang terdapat pada pasien Ny. S, maka dari itu
optimal.
masa kehamilan.
24, 25, 33, 41, 42, sebanyak 36% dari jumlah gigi yang terdapat
gingivitis.
B. SARAN
tingkat stress.
DAFTAR PUSTAKA