Disusun oleh :
SITI NURJANAH
P17325112072
Penguji 1 Penguji 2
Penguji 3
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
ABSTRAK
Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di
masyarakat. Prevalensi karies gigi terutama pada anak cukup tinggi. Akibat dari karies gigi
adalah terganggunya fungsi pengunyahan (mastikasi). Akibat gangguan pengunyahan dapat
berpengaruh pada asupan makanan. Dengan demikian diduga adanya gangguan pengunyahan
tersebut dapat berpengaruh terhadap status gizi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat keparahan karies gigi dengan
status gizi pada anak kelas satu di SDN Hegarmukti 02 Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten
Bekasi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik dengan desain cross sectional. Sistem
pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah sampel 58 responden. Analisa
menggunakan uji fisher exact.
Penelitian dilakukan dengan cara pemeriksaan langsung pada responden dengan melihat
keadaan tingkat keparahan karies gigi dan penilaian status gizi menggunakan parameter
IMT/U. Hasil penelitian yang didapat sebagian besar tingkat keparahan karies berat/parah
(51,72%) dan status gizi normal (82,76%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat keparahan karies dengan status gizi. Berdasarkan hasil uji fisher
exact yang menunjukan p (0,097) > α (0,05).
Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Tingkat Keparahan Karies dengan Status
Gizi Anak Kelas Satu SDN Hegarmukti 02 Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten
Bekasi Tahun 2015”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk diajukan sebagai syarat
Bandung.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan, arahan
dan bimbingan dari berbagai pihak, dalam penyusunan isi serta teknik penulisan. Penulis
1. Dr. Ir. H. Osman Syarif, MKM. Selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Bandung,
2. drg. Hj. HettyAnggrawati K, M.Kes, AIFO Selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi,
3. Tri Widyastuti, SKM, M.Epid selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran,
gagasan, dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,
4. Drg. Nurhayati, M.Kes dan Nining Ningrum, S.SiT, M.Kes selaku dosen penguji yang
5. Kedua orang tua, suami serta putri dan putra tercinta yang senantiasa memberikan
semangat, doa, nasehat dan dukungannya yang menjadi inspirasi bagi penulis,
6. Seluruh dosen pengajar, petugas perpustakaan dan staf tatausaha yang telah memberikan
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa JKG angkatan 2012 yang saling membantu dan
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan demi perbaikan karya-
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Semoga
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGUJIAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. ................. Latar Belakang ............................................................................ 1
B................... Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C................... Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1. ....... Tujuan Umum ............................................................................. 3
2. ....... Tujuan Khusus ............................................................................ 3
D. ................. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
1. ....... Manfaat Teoritik ......................................................................... 4
2. ....... Manfaat Praktis ........................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ................. Karies
1. ............. Pengertian Karies ........................................................................ 6
2. ............. Etiologi Karies ............................................................................ 7
3. ............. Klasifikasi Karies ........................................................................ 8
a. ........ Berdasarkan Stadium Karies / Dalamnya Karies ........................ 9
b. ........ Berdasarkan Kecepatan Berkembang dan Keparahan Karies ..... 13
B................... Status Gizi
1. ............. Pengertian Status Gizi................................................................. 10
2. ............. Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Gizi .............................. 10
3. ............. Klasifikasi Masalah Gizi ............................................................. 11
4. ............. Penilaian Status Gizi ................................................................... 12
C................... Hubungan Karies dengan Status Gizi ......................................... 13
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESA DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. ................. Kerangka Konsep ........................................................................ 15
B................... Hipotesa ...................................................................................... 15
C................... Definisi Operasional ................................................................... 15
1. ............. Tingkat Keparahan Karies .......................................................... 15
2. ............. Status Gizi ................................................................................... 16
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. ................. Jenis Penelitian .......................................................................... 17
B................... Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 17
C................... Populasi dan Sampel ................................................................... 17
D. ................. Jenis dan Cara Pengumpulan Data.............................................. 18
1. ....... Jenis Data .................................................................................... 18
2. ....... Cara Pengumpulan Data ............................................................. 19
E. .................. Pengolahan dan Analisa Data ..................................................... 19
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ................. Hasil Penelitian ........................................................................... 21
1.Kategori Tingkat keparahan Karies ............................................................ 21
2. Kategori Status Gizi .................................................................................. 22
3.Hubungan Tingkat Keparahan Karies dengan Status Gizi ......................... 22
B................... Pembahasan ................................................................................ 24
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. ................. Kesimpulan ................................................................................. 28
B................... Saran ........................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
secara jasmani maupun rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua
menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat
dicapai jika tubuh mereka sehat. Anak-anak usia 6 - 7 tahun termasuk dalam rentang
anak usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi sangat penting
karena pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan
Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga
kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi
penting bagi kesehatan dan kesejahteraan tubuh secara umum dan sangat
percaya diri. Gangguan kesehatan mulut akan berdampak pada kinerja seseorang
melaporkan bahwa Prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9 %,
Dalam Profil Kesehatan Jawa Barat tahun 2013 menyata bahwa penduduk yang
mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut mencapai persentase tertinggi pada
usia anak-anak dan usia 5-9 tahun yaitu 32,4 % dan persentase Effective Medical
Demand (EMD) sebesar 11,7% sedangkan untuk status gizi anak menunjukan bahwa
prevalensi kurus (menurut IMT/U) di Jawa Barat pada anak umur 5-12 tahun adalah
9,1 %, terdiri dari 3,1 % sangat kurus dan 6,0 % kurus, serta prevalensi gemuk yaitu
18,6 %, terdiri dari gemuk 10,7 % dan sangat gemuk (obesitas) 7,9%. Kabupaten
Bekasi merupakan daerah dengan prevalensi kurus dan gemuk diatas angka Jawa
Barat.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan penulis pada 8 januari 2015 didapat
makanan jajanan antara lain es sirup, kue-kue, cokelat, permen dan gorengan yang
beberapa zat yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi. Data yang didapat bahwa 93%
murid kelas satu di sekolah tersebut menderita karies gigi. Sedangkan untuk
pengukuran status gizi berdasarkan penjaringan anak sekolah pada siswa kelas satu
yang dilakukan Puskesmas setempat tahun 2014 adalah 0,9% prevalensi kurus dan
1,3% prevalensi gemuk. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan tingkat keparahan karies dengan status gizi
anak kelas satu SDN Hegarmukti 02 Desa Hegarmukti Kecamatan Cikarang Pusat
penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Tingkat keparahan karies dengan
status gizi anak kelas satu SDN Hegarmukti 02 Desa Hegarmukti Kecamatan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran Tingkat keparahan karies gigi anak kelas satu SDN
c. Mengetahui hubungan tingkat keparahan karies dengan status gizi anak kelas
2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah bagi yang
masyarakat tentang hubungan tingkat keparahan karies dengan status gizi anak
hubungan tingkat keparahan karies dengan status gizi anak kelas satu di SDN
2. Manfaat Praktis
terutama mengenai hubungan tingkat keparahan karies dengan status gizi anak
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karies
1. Pengertian Karies
sebagai suatu proses patologi pascaerupsi yang terlokalisasi dan disebabkan oleh
faktor luar. Proses ini dimulai dengan kerusakan jaringan email yang menjadi lunak
dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya kavitas (Bahar, 2011). Karies adalah
kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email hingga menjalar ke dentin
(Kusumawardani, 2011).
Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm,
dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri
plak menjadi asam, terutama asam latat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi
jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya (Putri et al,2012).
Karies berarti busuk. Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang
antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam microbial
tersebut berdasarkan pada tiga faktor utama yaitu: (1) Bakteri kariogenik; (2)
permukaan gigi yang rentan, dan (3) tersedianya bahan nutrisi untuk mendukung
pertumbuhan bakteri. Terjadinya karies gigi disebabkan karena keberadaan tiga faktor
secara bersama-sama dan didukung oleh faktor keempat yaitu faktor waktu (Bahar,
Menurut Margareta (2012), Secara umum ada empat faktor utama yang
memegang peranan penyebab karies yaitu: faktor host atau tuan rumah, agen atau
mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu. Selain faktor-faktor tersebut
diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan menurun
sampai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam
waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan
proses kariespun dimulai. Karies baru bisa terjadi jika keempat faktor tersebut di atas
Penjalaran karies mula-mula terjadi pada email. Bila tidak segera dirawat,
karies akan menjalar ke bawah hingga sampai keruang pulpa yang berisi pembuluh
darah dan pembuluh saraf, sehingga menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi
4. Klasifikasi karies
timbul. Dengan demikian lesi bisa dimulai pada pit dan fissur atau pada permukaan
halus.Lesi permukaan halus dimulai pada email atau sementum dan dentin akar yang
terbuka (karies akar). Kemungkinana lain karies bis timbul pada tepian restorasi. Ini
disebut karies rekuren atau karies sekunder (Kidd dan Bechal, 2012). Selanjutnya
dalam Usri et al (2012), Karies diklasifikasikan menjadi empat macam karies yaitu:
Karies terbatas pada email, Karies Dentin, Karies Akar dan Karies Terhenti
(Arrested).
1) Karies Superfisialis
Karies jenis ini berarti adanya karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin
belum terkena.
2) Karies Media
Yaitu karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
3) Karies Profunda
Karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah
mengenai pulpa.
1) Karies Ringan
Karies ringan hanya terjadi pada gigi yang paling rentan seperti pit (depresi
yang kecil, besarnya seperti ujung jarum yang terdapat pada permukaan
oklusal dari gigi molar) dan fisure (suatu celah yang dalam dan memanjang
2) Karies Sedang
Karies dikatakan sedang jika serangan karies meliputi permukaan oklusal dan
(hiperemi pulpa).
3) Karies Berat/Parah
Karies dikatakan berat jika serangan juga meliputi gigi anterior yang biasanya
bebas karies. Kedalaman karies sudah mengenai pulpa, baik pulpa tertutup
maupun pulpa terbuka (pulpitis dan ganggren pulpa). Karies pada gigi anterior
B. Status Gizi
Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan
dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
2014).
asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi
status gizi kurang maupun status gizi lebih. Gangguan gizi disebab oleh 2 faktor
a. Faktor Primer
b. Faktor Sekunder
identifikasi gejala klinis penyakit sebagai dasar usaha penyembuhan (terapi) dan
dinyatakan menurut penyebabnya terbagi empat, yaitu : Kurang kalori dan protein
(KKP), kekurangan garam besi dan anemia gizi, kekurangan vitamin A, dan
2013). Selanjutnya menurut Khumaidi (1994) dalam Santoso dan Ranti (2013),
Klasifikasi masalah gizi di luar aspek medik adalah masalah gizi yang diakibatkan
kurang.
kecukupan gizi.
Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi dua yaitu secara langsung dan
biokimia, klinis dan biofisik. Penilaian status gizi secara tidak langsung meliputi:
survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Penilaian status gizi
anatara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran
kepala, lingkar dada dan jaringan lunak. Penggunaan dan pemilihan parameter
tersebut sangat tergantung dari tujuan pengukuran status gizi, apakah mengukur
status gizi sekarang atau mengukur status gizi yang dihubungkan dengan masa
Penilaian status gizi anak sekolah salah satunya dapat dilakukan dengan
menggunakan BMI (Body Mass Index) for age atau IMT (Indeks Massa Tubuh)
menurut umur yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) tahun
2007 (Devi, 2012). Penilaian status gizi anak dengan menggunakan IMT menurut
umur, langkah pertamanya tentukan dahulu IMT anak dengan Rumus sebagai
IMT =
kemudian bandingkan dengan tabel standar penilaian status gizi berdasarkan IMT
menurut umur.
C. Hubungan Karies dan Status Gizi
Karies gigi menjadi masalah kesehatan yang penting karena kelainan pada gigi
ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan jika dibiarkan berlanjut
akan merupakan sumber fokal infeksi dalam mulut sehingga menyebabkan keluhan
rasa sakit. Kondisi ini tentu saja akan mengurangi frekuensi kehadiran anak ke
mengakibatkan gangguan pertumbuhan yang akan mempengaruhi status gizi anak dan
dapat berimplikasi pada kualitas sumber daya (Siagian, 2008. Cit. Kusumawati, 2010).
Karies gigi merupakan masalah mulut utama pada anak-anak. Rasa timbul
tidak nyaman pada orang yang menderita karies menimbulkan dampak pada status
gizi anak. Rangsangan yang sensitif pada penderita karies sangat mengganggu
terutama saat melakukan makan serta minum, masalah yang timbul tersebut membuat
sebagian besar mempengaruhi status gizi anak-anak (Ghofur dan Firmansyah, 2012).
BAB III
A. Kerangka Konsep
B. Hipotesa
Ada hubungan tingkat keparahan karies dengan status gizi pada anak kelas satu
tahun 2015.
C. Definisi Operasional
2 = Karies Sedang
3 = Karies Berat/Parah
2. Status gizi
variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu
Gemuk = ≥ 19,8
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
desain cross sectional dimana pengumpulan data untuk variabel sebab (Tingkat
Keparahan Karies) maupun variabel akibat (Status Gizi) dilakukan secara bersama-
Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi. Penelitian ini di mulai dari bulan oktober 2014.
1. Populasi
orang.
2. Sampel
N
Keterangan :
n=
1 + N (d)² N = Populasi
kepercayaan = 90%
n= 50,24
Maka besar sampel minimal yang dibutuhkan untuk penelitian ini sebanyak 51
orang.
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
di dapatkan secara langsung pada sumber data. Data sekunder di dapatkan dari
Data karies diperoleh melalui metode pemeriksaan langsung pada setiap anak
kelas satu SDN Hegarmukti 02 yang menjadi responden penelitian dengan Sonde
Data status gizi di peroleh melalui metode pengukuran berat badan dengan
alat timbangan berat badan, tinggi badan dengan microtoa dan umur responden.
kuantitatif yang akan dihitung secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel tabulasi
silang.
Tingkat
Status Gizi
Keparahan Total
( Menurut IMT/U )
Karies
Kurus Normal Gemuk
Ringan a B c a+b+c
Sedang d E f d+e+f
Baik g H i g+h+i
Total a+d+g b+e+h c+f+i a+b+c+d+e+f+g+h+i
Kemudian data diolah dan dianalisa pada aplikasi SPSS dengan menggunakan uji
fisher exact, karena ada sel yang nilai expectasinya (E) lebih kecil dari satu. Setelah itu
A. Hasil Penelitian
cikarang Pusat Kabupaten Bekasi pada Anak Kelas satu diperoleh sampel sebanyak 58
responden. Untuk memudahkan memahami hasil penelitian maka data yang diperoleh
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies
Jumlah
Tingkat Keparahan Karies
N %
Karies Ringan 16 27,6
Karies Sedang 12 20,7
Karies Berat 30 51,7
Total 58 100
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi
Jumlah
Status Gizi
N %
Kurus 7 12,06
Normal 48 82,76
Gemuk 3 5,18
Total 58 100
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi normal,
Status Gizi
Tingkat Jumlah
Keparahan
Kurus Normal Gemuk
Karies
N % N % N % N %
Ringan 1 1,73 12 20,69 3 5,17 16 27,59
Sedang 1 1,72 11 18,97 0 0 12 20,69
Berat 5 8,62 25 43,10 0 0 30 51,72
Total 7 12.07 48 82,76 3 5,17 58 100
P = 0,097
α = 0,05
Tabel 5.3 menunjukan bahwa hasil dari perhitungan uji fisher exact P (0,097) > α (0,05),
maka H0 diterima dan Ha ditolak, dengan demikian berarti tidak ada hubungan antara
tingkat keparahan karies dengan status gizi anak kelas satu SDN Hegarmukti 02 Desa
B. Pembahasan
Tingkat Keparahan Karies gigi anak kelas satu SDN Hegarmukti 02 Kecamatan
Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi sebagian besar mengalami karies gigi dengan tingkat
Pada anak usia 5-7 tahun permukaan oklusal gigi molar pertama sedang
berkembang, pada masa ini gigi rentan karies sampai maturasi kedua (pematangan
Gigi yang mudah sekali terserang karies adalah gigi sulung, karena struktur giginya lebih
anak kelas satu sekolah dasar karena pada usia ini sebagian besar gigi yang ada pada anak
adalah gigi sulung, serta anak belum memiliki kesadaran untuk memelihara kesehatan
gigi, dan kebanyakan anak mempunyai kebiasaan konsumsi jajanan yang kurang baik
bagi kesehatan gigi, diantaranya makanan yang banyak mengandung gula dan mudah
melekat.
Status gizi anak kelas satu SDN Hegarmukti 02 Kecamatan Cikarang Pusat
Kabupaten Bekasi sebangian besar masuk dalam kategori status gizi Normal.
Berdasarkan Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya status gizi
responden normal sejumlah 48 responden (82,76 %), sedangkan sebagian kecil responden
status gizinya kurus sejumlah 7 responden (12,06%) dan gemuk sejumlah 3 responden
(5,18 %).
Seorang anak kurus dikatakan mempunyai status gizi kurang. Faktor penyebabnya
bisa karena asupan gizi yang kurang, aktivitas anak yang berlebih sehingga persediaan
energi habis terpakai, dan akibatnya persediaan lemak dalam tubuh digunakan untuk
energi. Gaya hidup modern cenderung menyebabkan status gizi anak di atas normal,
sehingga anak menjadi gemuk atau obesitas. Hal ini disebabkan anak banyak makan
namun kurang beraktivitas sehingga energi yang masuk kedalam tubuh jauh lebih banyak
daripada yang digunakan untuk aktivitas. Status gizi gemuk pada anak bisa disebabkan
oleh faktor keturunan, jika kedua orang tua gemuk maka 80 persen peluang anak menjadi
Menurut Peneliti status gizi anak kelas satu SDN Hegarmukti dapat dikatakan
baik, karena sebagian besar responden memiliki status gizi normal. Namun masih
ditemukannya status gizi kurus sebanyak 7 responden kemungkinan karena anak kurang
konsumsi asupan gizi dan lebih sering konsumsi jajanan yang kurang baik bagi
kesehatan. Selanjutnya kemungkinan untuk anak yang memiliki status gemuk adalah
anak banyak makan atau ngemil tetapi kurang bergerak atau lebih banyak duduk di depan
televisi atau komputer selain itu kemungkinan 3 reponden yang memiliki status gemuk
Dari hasil analisa data menggunakan uji statistik fisher Exact yang menunjukan P
(0,097) > α (0,05) sehingga tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat keparahan
karies dan status gizi. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Garini (2011) serta Ghofar
dan Firmansyah (2012) yang menyatakan ada hubungan antara tingkat keparahan karies
dengan status gizi. Terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian ini diantaranya,
Sampel yang diteliti pada kedua penelitian tersebut sama yaitu pada anak prasekolah
sedangkan pada penelitian ini sampel yang diteliti anak sekolah dasar kelas satu,
kemudian pada indikator tingkat keparahan karies yang diteliti oleh kedua penelitian
Karies gigi bila tidak segera dirawat dapat menimbulkan gangguan, mulai dari
gigi ngilu, bila ada rangsangan menyebabkan nyeri, dan keadaan berlanjut menjadi sakit
yang berdenyut, sampai terkadang tidak dapat ditoleransi sakitny (Susanto, 2011).
Selanjutnya menurut Siagian (2008) dalm Kusumawati (2010) Keluhan rasa sakit dari
pertumbuhan yang akan mempengaruhi status gizi anak dan dapat berimplikasi pada
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan tidak adanya hubungan antara
tingkat keparahan karies dengan status gizi pada penelitian ini, diantaranya: Tingkat
keparahan karies yang ditemukan. Pada penelitian ini didapat responden dengan Tingkat
terjadi pada gigi seri bagian atas dan adapula pada gigi geraham namun kebanyakan
kedalaman kariesnya sudah mencapai pulpa dan akar gigi atau nekrosis pulpa.
Nekrosis Pulpa adalah kematian pulpa sebagian atau seluruhnya yang disebabkan
oleh inflamasi atau trauma, pasien tidak mengeluhkan apa-apa, pada pemeriksaan klinis
akan ditemukan kavitas yang sangat besar menembus ruang pulpa (Usri et al, 2012).
Selanjutnya menurut Susanto (2011), Ambang rangsang sakit masing-masing orang tidak
sama. Sering kali penderita gigi berlubang tidak merasakan sakit sampai mahkota gigi
habis dan harus dicabut. Kemungkinan hal tersebut terjadi pada responden penelitian ini,
sehingga walaupun anak memiliki karies dengan tingkat keparahan berat tetapi anak
tersebut masih dapat mengunyah makanan dengan baik sehingga kebutuhan nutrisi
Faktor pendidikan orang tua, sosial ekonomi dan penyediaan pangan yang cukup
baik. SDN Hegarmukti ini berada dipemukiman yang berdekatan dengan kawasan
industri dan fasilitas umum (Pasar tradisional), data yang didapat dari kuesioner yang
Berdasarkan hal tersebut walaupun responden menderita tingkat keparahan karies berat
kemungkinan asupan gizinya masih baik. Menurut Almatsier (2009) salah satu faktor
primer penyebab terjadinya gangguan gizi yaitu kurangnya penyediaan pangan, kurang
baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan dan lain sebagainya. Gangguan gizi
terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuh akan
Jumlah sampel kecil. Dalam penelitian cross sectional jumlah sampel dalam
penelitian sangat penting artinya karena berkaitan dengan kekuatan uji statistik. Pada
sampel yang kecil dibutuhkan perbedaan yang besar untuk menolak hipotesis nol, pada
penelitian dengan sampel kecil, biasanya diharuskan untuk menerima hipotesis nol dan
pada kondisi demikian bila sampel diperbesar, kemungkinan uji statistik dapat menjadi
salah satu penyebab terjadinya gangguan pada status gizi, karena jika tingkat keparahan
karies yang diderita sudah Nekrosis dan Sering kali penderita gigi berlubang tidak
merasakan sakit sampai mahkota gigi habis atau harus dicabut, karena ambang rangsang
pada setiap anak berbeda. Sehingga walaupun anak memiliki karies dengan tingkat
keparahan berat tetapi anak tersebut masih dapat mengunyah makanan dengan baik dan
A. Kesimpulan
keparahan karies dengan status gizi anak kelas satu SDN Hegarmukti 02 Desa
2. Dari 58 responden yang diteliti, kriteria status gizi terbanyak yaitu status gizi
3. Tidak ada hubungan antara tingkat keparahan karies dengan status gizi didasarkan
B. Saran
1. Bagi orang tua siswa agar meningkatkan upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut untuk mencegah terjadinya karies atau mencegah karies yang lebih parah.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengajarkan dan membiasakan anak untuk
menyikat gigi dengan teknik dan waktu yang tepat secara teratur, dan pemeriksaan
2. Walaupun sebagian besar anak memiliki status gizi normal, namun ditemukan
anak dengan status gizi kurus, maka sebaiknya perlu perbaikan status gizi dengan
4. Untuk penelitian lebih lanjut mengenai hubungan tingkat keparahan karies dengan
status gizi, diharapkan menambahkan faktor lain yang diteliti dan dengan sampel
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Bahar, Armasastra. 2011. Paradigma Baru Pencegahan Karies Gigi.Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2014. Profil Kesehatan Provisi Jawa Barat 2013,
diakses dari http://www.diskes.jabarprov.go.id. pada tanggal 25Februari 2015 pukul
11:21.
Devi, Nirmala. 2012. Gizi Anak Sekolah. Jakarta: Kompas.
Garini, Gita Septia. 2011. Hubungan Indeks Karies Gigi Dengan Status Gizi pada Anak Pra
Sekolah di PAUD Sakura Kelurahan Cigugur Tengah Rt 05/02 Kota Cimahi. KTI.
Bandung: Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Keperawatan Gigi
Ghofur dan Firmansyah. 2012. Hubungan Gigi Karies Terhadap Status Gizi Anak Tk
Tk.Muslimat 7 Peterongan Jombang. Jurnal Edu Health, Vol.2, No.2, September
2012. diakses dari portal garuda.org pada tanggal 22 oktober 2014 pukul 10:12
Hoerudin, Cecep Wahyu., Enung K Rukiati, Yeti Heryati, Heri Jauhari. 2012. Pengembangan
Kompetensi Bahasa Indonesia. Bandung: Insan Mandiri.
Kidd dan Bechal. 2012. Dasar – Dasar karies penyakit dan penanggulangannya. Jakarta :
EGC
Kawuryan, Sekar Purbarini. 2014. Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah dan
Pembelajarannya, diakses dari staff.uny.ac.id/sites/default/file/tmp/karakteristik dan
cara belajar siswa SD kelas rendah.pdf pada tanggal 5 Maret 2015 pukul 11:15.
Kementrian Kesehatan RI, 2014.Riset Kesehatan Dasar 2013, diakses dari
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/laporan_riskesdas2013.pdf.
pada tanggal 5 Desember 2014 pukul 14:34.
Kusumawati, Rina.2010. Hubungan Tingkat Keparahan Karies Gigi dengan Status Gizi Siswa
Kelas Dua SDN 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten Bogor,Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta diakses dari respository.uinjkt.ac.id/101338-rina kusumawati-
fkik-pdf pada tanggal 24 oktober 2014 pukul 12:14
Kusumawardani, Endah. 2011. Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta: SIKLUS.
Margareta, Shinta. 2012. 101 Tips & Terapi Alami Agar Gigi Putih dan Sehat.Yogyakarta:
Pustaka Utama.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Putri, Megananda.Hiranya, Eliza Herijulianti, Neneng Nurjanah. 2012. Ilmu Pencegahan
Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC.
Santoso dan Ranti. 2013. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta
Supariasa, I Dewa Nyoman, Ibnu Fajar, Bachyar Bakri. 2014. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
EGC
Susanto, Grace W. 2011. Terapi Gusi Untuk Kesehatan dan Kecantikan. Semarang: Erlangga
Usri, Kosterman., Eriska Riyanti, Tenny Setiani Dewi, Nunung Rusminah, Asep Jajuli
Arwana, Dudi Aripin, Irman Syiarudin. 2012. Diagnosis dan Terapi Penyakit Gigi
dan Mulut Edisi 2.Bandung: LSKI.
LAMPIRAN
PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
( INFORMED CONSENT )
Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud, tujuan, prosedur dan manfaat tentang
penelitian Hubungan Tingkat Keparahan Karies dengan Status Gizi pada Anak Kelas satu SDN
Hegarmukti 02 Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi Tahun 2015, Saya orang tua dari :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat Rumah :
No Telp / Hp :
Mengijinkan anak saya untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan akan memberi
keterangan yang diperlukan untuk penelitian ini. Persetujuan ini diberikan dengan penuh
kesadaran, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Bekasi, 2015
(.............................................)
INSTRUMEN PENELITIAN
Hubungan Tingkat Keparahan Karies dengan Status Gizi Pada Anak Kelas 1 SD Negeri
Hegarmukti 02 Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi Tahun 2015
Nama anak : BB :
Tanggal lahir : TB :
Jenis Kelamin : Status Gizi :
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Keterangan :
D= Decayed / Karies pada gigi tetap
d= Decayed / Karies pada gigi sulung
1= Karies mencapai Email
2= Karies mencapai Dentin
3= Karies mencapai Pulpa
4= Karies mencapai akar/sisa akar
M=Missing / Gigi hilang akibat karies pada gigi tetap
e= Indicated for Extracted/Gigi hilang akibat karies pada gigi sulung
F=Filling / Tambalan pada gigi tetap
f=Filling / Tambalan pada gigi sulung
Kuisioner Penelitian
“Hubungan Tingkat Keparahan Karies dengan Status Gizi pada anak kelas 1 SDN.Hegarmukti 02
Desa Hegarmukti Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi tahun 2015”
Nama :
Usia :
Alamat :
DATA ORANGTUA
AYAH IBU
Usia :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
TINGKAT KEPARAHAN
KARIES STATUS
NO NAMA UMUR JK KRITERIA BB TB IMT/U
GIZI
RINGAN SEDANG BERAT