Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISA REKONDUKTORING TRANSMISI SALURAN


UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK 150 KV
MRANGGEN UNGARAN

Disusun Oleh :

NAMA : AKHMAD NAUVAL HAMAMI


NIM : C.411.17.0073

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEMARANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR

DENGAN JUDUL

ANALISA REKONDUKTORING TRANSMISI SALURAN


UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK 150 KV
MRANGGEN UNGARAN

NAMA : AKHMAD NAUVAL HAMAMI


NIM : C.411.17.0073

Disusun dalam Memenuhi


Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Semarang

TELAH DISETUJUI
SEMARANG,................................................

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

……………………….. …………………………

KETUA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Titik Nurhayati, S.T., M.Eng


NIS. 06557003102025
ABSTRAK
Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan laju
pertembuhan ekonomi dan industri serta bertambahnya penduduk. Saluran
transmisi menyalurkan tenaga listrik dari pusat pembangkit sampai ke pusat beban
melalui Saluran Udara Tegangan tinggi (SUTT) atau Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET). Jarak antara pusat pembangit sampai ke pusat beban juga
berjarak cukup jauh. Oleh karena itu jarak yang cukup jauh dan pemasangan
penghantar yang kurang tepat, juga perpengaruh terhadap adanya rugi – rugi
daya. Awalnya penghantar yang di pakai merupakan penghantar berjenis ACSR.
Maka untuk mengurangi rugi – rugi daya tersebut dilakukanlah pengantian jenis
penghantar atau yang biasa disebut rekonduktoring yang pada awalnya
menggunakan jenis penghantar berjenis ACSR kemudian di lakukan pengantian
penghantar yang berjenis ACCC. Dimana ACCC memiliki current trying 2 kali
lipat dari penghantar jenis ACSR. Pada Penelitian ini akan mengkaji dan
menganalisis ACSR yang masih menggunakan alumunium bentuk serabut maka
dengan penggantian konduktor ACCC bentuk tunggal dapat mengurangi rugi-rugi
daya sepanjang saluran, kemudian menganalisa efisiensi penyaluran dari kedua
jenis penghantar yaitu ACSR dan ACCC, serta melakukan regulasi kedua
penghantar tersebut.
Kata kunci: Rugi – rugi daya, kapasitas konduktor, rekonduktoring
I.Bidang Ilmu
Teknik Elektro Konsentrasi Ketenaga Listrikan.

II. Latar Belakang


Dalam sistem penyaluran tenaga listrik umumnya dikenal 3 aspek
yang penting yaitu pembangkit, transmisi dan distribusi. Listrik yang
dihasilkan oleh pembangkit disalurkan melalui system transmisi dimana
system transmisi bisa terdiri dari Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
maupun Saluran Udara Tegangan tinggi ke system distribusi untuk
disalurkan ke pusat beban. Jarak antara pembangkit dan pusat beban yang
letaknya berjauhan tersebut menyebabkan adanya factor rugi – rugi sitem
penyaluran listrik. Penggunaan jenis konduktor merupakan salah satu cara
untuk menurunkan rugi – rugi listrik dalam proses penyalurannya.
Konduktor dengan jenis ACCC dikenal lebih handal dalam menyalurkan
listrik dari pada jenis konduktor ACSR. Sebagai bahan studi kasus akan
dibahas jaringan transmisi Tanjung Jati dimana kondisi keandalan kapasitas
penghantar Tanjung Jati memang memerlukan rekonduktoring karena sering
terjadi anomaly pada penghantar yang mengakoibatkan jika salah satu line/
jaringan mengalami pemadaman, maka jaringan yang lain akan menopang
beban dari jaringan yang padam. Pada penelitian ini akan dibahas berapakah
penurunan rugi – rugi daya dan efisiensi penyaluran daya listrik antara
konduktor ACSR (kondisi sebelum rekonduktoring) dengan konduktor
ACCC (setelah rekonduktoring).

III. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat di hasilkan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mengetahui rugi – rugi daya dari kedua jenis penghantar
yaitu ACSR dan ACCC
2. Bagaimana mengetahui efisiensi penyaluran dari kedua jenis
penghantar yaitu ACSR dan ACCC
3. Bagaimana mengetahui regulasi dari kedua jenis penghantar yaitu
ACSR dan ACCC

IV. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan dan penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Menganalisis berapakah besarnya rugi-rugi daya dati kedua jenis
penghantar yaitu ACSR dan ACCC
2. Menganalisis efisiensi penyaluran dari kedua jenis penghantar yaitu
ACSR dan ACCC
3. Melakukan regulasi dari kedua jenis penghantar tersebut

V. Batasan Masalah
Pada penyusuna dan penulisan tugas akhir dengan judul penulis
memberikan batasan masalah yaitu :
1. Menghitung besarnya rugi – rugi daya dari kedua jenis penghantar
yaitu ACSR dan ACCC
2. Menghitung efisiensi penyaluran dari kedua jenis penghantar yaitu
ACSR dan ACCC
3. Mengetahui regulasi dari kedua jenis penghantar

VI. Manfaat
Dari tujuan penyusunan dan penulisan tugas akhir ini akan diperoleh
manfaat antara lain :
1. Dapat mengetahui besarnya rugi-rugi daya dari kedua jenis penghantar
yaitu ACSR dan ACCC
2. Dapat mengetahui efisiensi penyaluran dari kedua jenis penghantar
yaitu ACSR dan ACCC
3. Dapat mengetahui regulasi dari kedua jenis penghantar yakni ACSR
dan ACCC

VII. Kajian Pustaka


[1] M.K. Huda, W.G. Ariastina, I W. Sukerayasa (2020) dengan judul
“ Analisa aliran saya sistem kelistrikan 150 kV bali saat rekonduktoring
SUTT gilimanuk-negara-antosari” Pekerjaan Penggantian Konduktor
(Rekonduktoring) SUTT 150 kV Gilimanuk – Negara – Antosari merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan 150 kV
Bali. Penggantian konduktor ACSR 240 mm2 yang mempunyai KHA
sebesar 651 A dengan konduktor ACCC/TW 310 mm2 yang mempunyai
KHA 1285 A. Dengan demikian akan ada peningkatan KHA sebesar 634 A
pada setiap sirkitnya. Pekerjaan rekonduktoring SUTT 150 kV Gilimanuk –
Negara – Antosari dilakukan dengan metode padam total pada satu sirkit.
Proses uprating konduktor berlangsung selama 60 hari. Sehingga pengaturan
beban dan keandalan sistem kelistrikan menjadi sangat penting selama
proses tersebut berlangsung. Sehubungan dengan hal tersebut, pada
penelitian ini dilakukan kajian tentang apa yang akan terjadi pada aliran
daya sistem kelistrikan Bali apabila satu penyulang transmisi 150 kV di
sistem kelistrikan Bali terbuka (trip) selama pekerjaan rekonduktoring
berlangsung. Bagaimana dampaknya ketika belum dilakukan
rekonduktoring, bagaimana dampaknya ketika salah satu Sirkit SUTT 150
kV Gilimanuk – Negara – Antosari yang beroperasi masih menggunakan
konduktor TACSR 240 mm2 , bagaimana dampaknya ketika salah satu
Sirkit SUTT 150 kV Gilimanuk – Negara – Antosari yang beroperasi sudah
menggunakan konduktor ACCC/TW 310 mm2 , dan bagaimana dampaknya
ketika SUTT 150 kV Gilimanuk – Negara – Antosari telah selesai
rekonduktoring

[2] Oktaria Handayani1 ; Tasdik Darmana2 ; Christine Widyastuti3


(2019) dengan judul “Analisis Perbandingan Efisiensi Penyaluran Listrik
Antara Penghantar ACSR dan ACCC pada Sistem Transmisi 150kV”
Penggunaan jenis konduktor merupakan salah satu cara untuk menurunkan
rugi – rugi listrik dalam proses penyalurannya. Konduktor dengan jenis
ACCC dikenal lebih handal dalam menyalurkan listrik dari pada jenis
konduktor ACSR. Sebagai bahan studi kasus akan dibahas jaringan
transmisi Tebing Tinggi – Kuala Tanjung dimana kondisi keandalan
kapasitas penghantar Tebing Tinggi – Kuala Tanjung memang memerlukan
rekonduktoring karena sering terjadi anomaly pada penghantar yang
mengakoibatkan jika salah satu line/ jaringan mengalami pemadaman, maka
jaringan yang lain akan menopang beban dari jaringan yang padam. Pada
penelitian ini akan dibahas berapakah penurunan rugi – rugi daya dan
efisiensi penyaluran daya listrik antara konduktor ACSR (kondisi sebelum
rekonduktoring) dengan konduktor ACCC (setelah rekonduktoring).

[3] Rahmad Yusuf Desprianto, Suprihadi Prasetyono, Dedy Kurnia


Setiawan (2017) dengan judul “Studi Perencanaan Upgrade Transmisi
Tegangan Tinggi 150 kV Perak-Ujung Menggunakan Konduktor HTLS
(High Temeprature-Low Sag)” Saluran transmisi udara umumnya
menggunakan konduktor jenis ACSR (Alumunium Conductor Steel
Reinforced) yang memiliki batas temperatur kerja yang diizinkan sebesar
90°C. Konduktor ini mempunyai sifat tahan panas yang berbatas walaupun
konduktivitas listriknya tinggi, karena menggunakan bahan aluminium jenis
EC grade sehingga tidak dapat memberikan peningkatan kemampuan hantar
arus. Konduktor jenis ini dapat beroperasi pada pembebanan harian pada
suhu 75°C. Dengan keterbatasan yang dimiliki oleh konduktor konvensional
tersebut memungkinkan penggantian konduktor yang sifatnya mempunyai
ketahanan panas yang jauh lebih baik sehingga menghasilkan kapasitas
hantar arus yang lebih besar. Penelitian mengenai upgrade saluran transmisi
udara 150 kV sebelumnya telah dilakukan yaitu mengenai Evaluasi
Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Mekanisme Kinerja Konduktor ACCC
dan ACSR. Penelitian yang sebelumnya yaitu membandingkan kinerja dari
konduktor HTLS dengan konduktor konvensional. Namun tidak
membandingkan unjuk kerja antara konduktor HTLS. Dengan hal ini
penelitian ini bertujuan mengkaji konduktor HTLS yang jauh lebih handal
dalam penyaluran transmisi daya listrik. Sehingga dapat menghasilkan
proses penyaluran energi listrik yang lebih efektif dan efisien khususnya
pada saluran transmisi udara 150 kV Perak-Ujung
[4] Akhmad Nauval Hamami (2021) dengan judul “Analisa
rekonduktoring transmisi saluran udara tegangan tinggi gardu induk 150 kV
Mranggen Ungaran” Saluran transmisi menyalurkan tenaga listrik dari pusat
pembangkit sampai ke pusat beban melalui Saluran Udara Tegangan tinggi
(SUTT) atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Jarak antara
pusat pembangit sampai ke pusat beban juga berjarak cukup jauh. Oleh
karena itu jarak yang cukup jauh dan pemasangan penghantar yang kurang
tepat, juga perpengaruh terhadap adanya rugi – rugi daya. Awalnya
penghantar yang di pakai merupakan penghantar berjenis ACSR. Maka
untuk mengurangi rugi – rugi daya tersebut dilakukanlah pengantian jenis
penghantar atau yang biasa disebut rekonduktoring yang pada awalnya
menggunakan jenis penghantar berjenis ACSR kemudian di lakukan
pengantian penghantar yang berjenis ACCC. Dimana ACCC memiliki
current trying 2 kali lipat dari penghantar jenis ACSR. Pada Penelitian ini
akan mengkaji dan menganalisis ACSR yang masih menggunakan
alumunium bentuk serabut maka dengan penggantian konduktor ACCC
bentuk tunggal dapat mengurangi rugi-rugi daya sepanjang saluran,
kemudian menganalisa efisiensi penyaluran dari kedua jenis penghantar
yaitu ACSR dan ACCC, serta melakukan regulasi kedua penghantar
tersebut.

Analisa Rugi Daya


Rtotal = R x I………………………………………………………(7.1)

Reaktansi Total
Xtotal = XL x I…………………………………………………...……
(7.2)

Impedansi Total
(X)
Nilai θ = Arctan R …………………………………………...…(7.3)

Faktor Daya
Untuk mencari faktor daya terlebih dahulu kita mencari besar daya semu (S)
S = √ P2r + Q2……………………………………………………...(7.4)

Maka untuk mencari faktor daya yaitu:


P
Cosφ= S …………………………………………………………...(7.5)

Tegangan Pengiriman
Untuk mencari besar jatuh tegangannya, faktor kapasitansi dapat diabaikan
dalam perhitungan. Persamaan yang digunakan sebagai berikut:
│ I S│=│ I R│………………………………………………….(7.6)
V S =│V R │+│ I R │ │ Z │

Sebelum mencari jatuh tegangan, kita harus mencari dulu nilai sudut θ.
Daya pengiriman dapat dicari seperti berikut ini:
PS =PR + P Rugi−Rugi……………………………………….(7.7)
∆ P=PS −P R

Jatuh tegangan (regulasi tegangan)


Dari hasil perhitungan di atas, maka diketahui hasil VS dan VR sehingga
didapat regulasi tegangannya:
v s −V
∆ V =¿ x 100%.....................................................(7.8)
R

vs

Rugi Korona
Untuk mencari rugi korona terlebih dahulu mencari kepadatan udara relatif
dan gradien tegangan pada permukaan kawat yaitu sebagai berikut:
Kepadatan udara relative
0,386 b
δ=
272+t °
…………………………………………...(7.9)

Gradien tegangan pada permukaan kawat untuk saluran transmisi 3 fasa:


0,4343 E
E g= ( kV /cm)
D ……………………………………………….(7.10)
( )
r log 10
r

Setelah diketahui hasil dari nilai kepadatan udara relatif dan gradien
tegangan permukaan kawat, maka dapat dicari besar rugi – rugi daya korona
sebagai berikut:
A
P= ( f +25 ) r 2 ( Eg −mδ ' Ego ) 10−2 ………………………………(7.11)
δ
Dimana:
E’go = 21,1 kV/cm Gradien tegangan permukaan kawat
A = 0,448 untuk kawat padat dan 0,375 untuk kawat lilit
m = mo x m1 = 0,83 x 1,0 = 0,83

Setelah diketahui besar rugi korona, maka dapat dicari besar rugi korona
total pada penghantar sebagai berikut:
Pkorona total =PxL……………………………………………………(7.12)

Rugi daya Total


Rugi daya total adalah penjumlahan dari rugi daya resistan dengannjumlah
rugi korona total. Maka rugi daya total dapat dicari sebagai berikut:
Prugi =∆ P+ Pkorona total ……………………………………………(7.13)

Daya pengiriman
Untuk mencari daya pengiriman yaitu jumlah dari daya penerimaan dengan
jumlah dari rugi daya total sebagai berikut:
Ps total=P r + Prugi…………………………………………………...(7.14)
Efisiensi transmisi
Pr
η= x 100 %..................................................................................(7.15)
P s total
Kerugian korona dalam persen dari rugi daya total adalah:
Pkorona total
P x 100 %..........................................................................
Rugi daya total
(7.16)

VIII. Metode Penelitian


1. Metode Studi Literatur
Studi literatur adalah pengumpulan referensi dari buku-buku, penelitian
sebelumnya dan jurnal-jurnal dari internet yang berhubungan atau yang
dapat mendukung teori penyelesaian penelitian “Analisa rekonduktoring
transmisi saluran udara tegangan tinggi gardu induk 150 KV Mranggen
Ungaran”.
2. Metode Pengambilan Data
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengambilan data di Gardu
Induk 150 KV Mranggen PT. PLN (persero), pengambilan data dilakukan
dengan cara meminta data yang sudah ada di Gardu Induk 150 KV
Mranggen PT. PLN (Persero), data diperoleh dengan mengikuti prosedur
yang ada pada instansi tersebut yaitu dengan cara mengirimkan surat izin
pengambilan data dari pihak Universitas. Seterusnya menunggu balasan dari
pihak PLN, setelah surat balasan diperoleh baru dilakukan pengambilan data
sesuai kebutuhan penelitian.
3. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam analisis data pada penelitian ini adalah
metode koordinasi isolasi, dimana dari data-data yang diperoleh kemudian
dihitung rugi-rugi daya penghantar, regulasi saluran udara tegangan tinggi,
serta jarak efisiensi saluran udara tegangan tinggi.
4. Metode Pembuatan Laporan
Yaitu penulisan hasil akhir dari suatu kegiatan atau penelitian dan
analisa berdasarkan data dan fakta yang telah lakukan saat pembuatan tugas
akhir.
IX. Blok Diagram Metodologi Penelitian

MULAI

 Data rugi-rugi daya


ACSR dan ACCC
 Data efisiensi ACSR
dan ACCC

Rumus Analisa rugi -rugi


daya ACSR dan ACCC
Rtotal = R x I

Rumus Analisa efisiensi


ACSR dan ACCC Tidak
Pr
η= x 100 %
P s total

sesuai

Ya

Melakukan regulasi nilai ACSR dengan


ACCC

SELESAI
X. Sistematika Penelitian
Laporan Penulisan Tugas Akhir ini di susun dengan sistematika sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan analisa, serta
penulisan sistematika laporan.

BAB II Tinjauan Pustaka


Pada bagian ini membahas rugi-rugi daya dari kedua jenis
penghantar yakni ACSR dan ACCC. Kemudian membahas
efisisensi penyaluran dari kedua jenis penghantar yakni ACSR dan
ACCC, setelah itu melakukan regulasi antara ACSR dan ACCC.
Dan membahas alasan dilakukannya rekonduktoring dari ACSR ke
ACCC.

BAB III Metodologi Penelitian


Mengumpulkan data yang berhubungan dengan judul yang telah
dibuat, data-data yang dibutuhkan antara lain adalah data rugi-rugi
daya dari kedua jenis penghantar ACSR dan ACCC. Kemudian
data efisiensi penyaluran dari kedua jenis penghantar ACSR dan
ACCC, serta melakukan regulasi terhadap data-data tersebut.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Menganalisa perhitungan rugi-rugi daya dari kedua jenis
penghantar yakni ACSR dan ACCC, melakukan Analisa efisiensi
penyaluran dari kedua jenis penghantar ACSR dan ACCC,
melakukan regulasi antara ACSR dan ACCC, serta perlunya
dilakukan rekonduktoring.
BAB V Penutup
Berisi kesimpulan dan saran mengenai analisa yang telah dibuat
dan pengembangan kedepannya.
XI.Jadwal Pelaksanaan

Bulan
Kegiatan
APRIL MEI JUNI JULI

Pembuatan Proposal        
Penelusuran Pustaka        
Pengumpulan Data        
Penulisan Laporan TA        
Seminar TA        
DAFTAR PUSTAKA

[1] Djalal, M R, dan Haikal M A. 2013. Penyelesaian Aliran Daya 37 Bus


Dengan Metode Newton Raphson (Studi Kasus system Interkoneksi 150
kV Sulawesi Selatan). J. Intake. 4(1).1-9
[2] Harun, E H dan Yusuf, T I. 2012. Analisa Aliran Daya Pada Sistem
Tenaga Listrik 150 kV Gorontalo Menggunakan Metode Newton
Raphson. Gorontalo (ID) : Universitas Negeri Gorontalo
[3] Pratiwi, Nur Ayu Puspita Indra, arjana, I Gede Dyana, dan weking,
Antonius Ibi. 2018. Studi Analisa Kemampuan Penyediaan Suplai Daya
Akibat Peningkatan Beban di Gardu Induk Nusa Dua. Jurnal Spektrum
5(1) 123 – 12
[4] Fauzi, Muhammad, Sukerayasa, I W., Ariastina,W.G..2018 Pengaruh
Pemindahan SUTT 150 kV Celukan Bawang – Kapal Terhadap Aliran
Daya Sistem Bali. Majalah Ilmiah Teknologi Elektro 17(1) 86 – 93
[5] Bali, P. P. (Persero) P. J. (2010). Kontrak Pekerjaan Rekonduktoring
SUTT 150 kV Mranggen Incomer (TX 46 – GI Mranggen) Dari
Konduktor 2xACSR 240/40mm2 (HAWK) menjadi 2x High Temperature
Log Sag Konduktor (ACCC) Kapasitas 2500A
[6] Kabel.com, I. (2013). Susunan Kawat Konduktor.
[7] JASA, P. P. ( P. ), & BOGOR, U. P. D. P. (2017a). MATERI KULIAH
NO. 12 SUTT/SUTETI
JASA, P. P. ( P. ), & BOGOR, U. P. D. P. (2017b). Materi Kuliah
Npl12.SUTT/SUTETI.
[8] Teorema, M., & Karim, S. A. (n.d.). ANALISIS RUAI-RUGI DAYA
PADA SALURAN TRANSMISI SISTEM SULSEL Abstrak MEDIA
ELEKTRI, Volume 4 Nomor 1, Juni 2009, d, 2-4.

Anda mungkin juga menyukai