PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan masalah yang menyimpang
dari permasalahan, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian
ini hanya pada bentuk pemberdayaan yang dilakukan PKPEK dan PNM
kepada perempuan pemilik sekaligus pengelola home industry di Desa
seponjen serta pengaruhnya terhadap pendapatan home industry dan
keluarga.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
A. Tinjauan Teoritis
1. Pemberdayaan Perempuan
a. Konsep Pemberdayaan
WID GAD
pendekatan
Berusaha Berusaha
mengintegrasikan memberdayak
perempuan ke an dan
dalam proses mentransforma
pembangunan. si hubungan
tak setara
anatara pria
dan wanita.
fokus
Perempuan Hubungan
antara pria
dan wanita
Permasalahan
Pengesampingan Hubungan
perempuan dari kekuatan tak
proses setara yang
pembangunan. menghalangi
pembangunan
yang layak
dan partisipasi
penuh
perempuan.
sasaran
Pembangunan yang Pembanguan
lebih efesien dan yang layak
efektif. dan
berkelanjutan.
Pria dan
wanita berbagi
dalam
pengambilan
keputusan dan
penguasaan.
b. Pendapatan Keluarga
Menurut T.Gilarso (2002: 63) “Pendapatan keluarga
merupakan balas karya atau jasa atau imbalan yang diperoleh karena
sumbangan yang diberikan dalam kegiatan produksi”. Secara konkritnya
pendapatan keluarga berasal dari :
1) usaha itu sendiri : misalnya berdagang, bertani, membuka usaha
sebagai wiraswastawan,
2) bekerja pada orang lain: misalnya sebagai pegawai negeri atau
karyawan,
3) hasil dari pemilihan: misalnya tanah yang disewakan dan lain-lain.
Pendapatan bisa berupa uang maupun barang misal berupa santunan
baik berupa beras, fasilitas perumahan dan lain-lain. Pada umumnya
pendapatan manusia terdiri dari pendapatan nominal berupa uang
dan pendapatan riil berupa barang.
3. Usaha Kecil
a. Undang-undang
Upaya untuk pemberdayaan usaha kecil diatur oleh :
1) UU No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil yang memberikan landasan
hukum yang kuat untuk tumbuh kembangnya usaha kecil.
Usaha kecil disini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil
tradisional. Usaha kecil informal adalah usaha yang belum terdaftar,
belum tercatat, dan belum berbadan hukum. Usaha kecil informal
meliputi petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan,
pedagang keliling, pedagang kaki lima dan pemulung. Sementara itu,
usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi
sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, atau berkaitan
dengan seni dan budaya (Sutrisno Iwanto, 2002: 47-48).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa usaha kecil
adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah),
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00. Dalam
penelitian ini yang dimaksud dengan usaha kecil adalah usaha home
industry yang dimiliki sekaligus dikelola oleh perempuan di Dusun
Pelemadu.
C. Kerangka Berpikir
Pemberdayaan adalah proses kepada masyarakat agar menjadi
berdaya, mendorong, atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya.
Dalam melakukan pemberdayaan harus ditujukan pada kelompok atau
lapisan masyarakat yang tertinggal.
Pemberdayaan pada kaum perempuan adalah usaha untuk
meningkatkan atau mendorong kaum perempuan agar mampu
meningkatkan kemampuannya. Pemberdayaan ini sangat diperlukan
karena dalam kehidupan sehari-hari perempuan sering mengalami
keterbatasan dalam mengaktualisasikan dirinya. Keterbatasan tersebut
menyebabkan perempuan kurang dapat secara aktif terlibat dalam
kegiatan ekonomi keluarga. Adapun keterbatasan tersebut seperti
rendahnya pendidikan, keterampilan, sedikitnya kesempatan kerja,
hambatan ideologis perempuan yang terkait rumah tangga serta kendala
tertentu yang dikenal dengan istilah “tripple burden of women”, yaitu
perempuan harus melakukan fungsi reproduksi, produksi dan fungsi
sosial secara bersamaan di masyarakat. Dengan alasan tersebut
pemberdayaan perempuan perlu dilakukan sebagai usaha untuk
meningkatkan kemampuan dan peran aktif perempuan dalam rangka
meningkatkan pendapatannya.
Seperti halnya pemberdayaan di bidang home industry yang
dilakukan PKPEK dan PNM di Desa Seponjen,Muaro Jambi.
Pemberdayaan dilakukan untuk membantu pengelola home industry
dalam mengembangkan usaha home industry yang dikelolanya. Dalam
penelitian ini lebih dikhususkan pada home industry leripik ubi yang
dimiliki sekaligus dikelola perempuan.
Dalam melakukan proses pemberdayaan, di gunakan analisis
dengan pendekatan Women in Development (WID) dan Gender and
Development (GAD). Tujuan dari penggunaan pendekatan ini adalah
untuk mengetahui fokus dalam pemberdayaan tersebut. Apakah dalam
melakukan pemberdayaan hanya berpusat kepada perempuan atau
melibatkan pihak laki-laki.
Sesuai dengan pengertian pemberdayaan yaitu usaha untuk
membuat yang tidak atau belum berdaya menjadi berdaya, maka
harapannya dengan dilakukan pemberdayaan dapat membantu
perempuan pemilik sekaligus pengelola di Seponjen untuk
mengembangkan usahanya dan meningkatkan pendapatan keluargany
Pengembangan usaha
home industry yang
dikelola perempuan
Peningkatan pendapatan
keluarga
BAB III
MOTODE PENELITIAN
A. Jenis dan pendekatan peneliti
Pendekatan teoritis dan emperis dalam penelitian sangatlah
diperlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul di atas, peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
diskriptif. Sebagaimana pendapat Kirk dan Miller seperti yang dikutip
oleh Moeloeng, yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif
“berusaha mengungkapkan gejala atau tradisi tertentu yang secara
fundamental tergantung pada pengamatan manusia dalam kawasan
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan peristilahannya”. Sedangkan deskriptif menurut
Moeloeng adalah “laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan
data untuk memberi gambaran penyajian laporan”.
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode kualitatif karena
ada beberapa pertimbangan lain, menjelaskan metode kualitatif lebih
mudah apabila berhadapan dengan kenyataan-kenyataan ganda.
Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara
peneliti denganresponden, metode ini lebih reka dan dapat
menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama
dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapai. Dalam pendekatan
deskriptif terdapat beberapa jenis metode yang telah lazim
dilaksanakan. Dan hubungan dengan hal tersebut peneliti
menggunakan pendekatan diskriptif dengan jenis studi komperatif,
yang berarti “suatu penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari
pemecahan melalui analisa tentang perhubungan-perhubungan
sebab akibat, yakni yang meneliti faktor-faktor tertentu yang
berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan
membandingkan satu faktor dengan yang lain”.
Oleh karena itu melalui observasi, wawncara, catatan
lapangan adalah teknik pengumpulan data yang akan digunakan
oleh peneliti yang juga akan ditambah dengan dokumentasi.
Pemaparan diatas menunjukkan bahwa penelitian jenis kualitatif ini
merupakan pendeskripsian data-data objektif yang diperoleh pada
penelitian secara menyeluruh dan proposional, sehingga diperoleh
hasil yangbetul-betul objektif dan apa adanya dalam konteks
penelitian ini, makapenelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan
tetang pemberdayaan perempuan desa seponjen dalam
meningkatkan per ekonomiam keluarga.
b. Obyek Penelitian
Obyek yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah home industri
keripik ubi Desa Seponjen yang dikenal sabagai organisasi
masyarakat Desa Seponjen Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro
jambi yang mampu memberdayaan masyarakat desa Seponjen guna
menjadikan masyarakat yang mandiri.
c. Lokasi Penelitian
Penelitian ini memilih lokasi di Desa Seponjen rt 04 dusun
pulo tigo Kecamatan Kumpeh.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Berdasarkan jenis dan sumber data , data di bagi menjadi dua
yaitudata primer dan data sekunder.
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
lapangan. Dalam hal ini berkait dengan Masyarakat desa
seponjen dengan peneliti melakukan pertanyaan-pertanyaan yang
membutuhkan jawaban. Data primer ini dapat berupa catatan
proses atau catatan lapangan yang biasa disebut fiel note,
laporan kegiatan harian atau mingguan atau bulanan bahkan
tahunan kelompok Masyarakat desa seponjen dan foto atau
dokumentasi kegiatan yang ada di lokasi penelitian yang
berkaitan dengan proses pemberdayaan masyarakat nelayan
yang dilakukan oleh kelompok perempuan desa seponjen.
b. Data sekunder
Yakni berupa sumber data yang diperoleh dari bahan bacaan
ataureferensi yang menunjang dalam penelitian ini. Data
sekunder ini berupa buku-buku, jurnal/artikel, internet ataupun
karya ilmiah yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat
dengan pemberdayaan perempuan home industri.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti
menggunakan koesioner atau wawancara dalam pengumpulan
datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik
pertanyaan tertulis maupun lisan.
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber
datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Untuk
melengkapi jenis data diatas maka diperlukan sumber data, sumber
data adalah subyek dari mana data di ambil atau dari mana data di
peroleh. Sumber data berupa benda, prilaku manusia, tempat, dan
lain sebagainya
Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data penulis
mengklasifikasikannya menjadi tiga tingkatan huruf P dari bahasa
Inggris
yaitu:
P = Person, sumber data berupa orang.
P = Place, sumber data berupa tempat.
P = Paper, sumber data berupa simbol.
Keterangan singkat untuk ketiganya adalah:
Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data
berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis
melalui angket.
Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa
keadaan diam dan bergerak. Diam misalnya ruangan, kelengkapan
alat, wujud benda. Bergerak misalnya aktivitas, kinerja, laju
kendaraan, ritme nyanyian. Keduanya merupakan obyek untuk
penggunaan metode observasi.
Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda
berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain.
Penentuan sumber data meliputi: populasi dan sampel. Populasi
dalam bidang metodologi penelitian berarti sekelompok orang,
benda atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel
penelitian.
Sejumlah informasi yang diperlukan untuk kepentingan
penelitian sekurang-kurangnya berasal dari dua sumber yaitu
sumber dokumenter dan bahan kepustakaan diperlukan untuk
mengungkap fakta-fakta terdahulu, sedangkan bahan lapangan
merupakan sumber informasi saat penelitian dilakukukan. Yang
mana dari sumber data ini peneliti dapat memperoleh keterangan
yang berguna untuk mendukung proses diskripsi dan analisa
masalah penulisan, adapun jenis data yang dipakai oleh peneliti
untuk melengkapi jenis data tersebut adalah:
a. Informan yakni orang yang mampu memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi serta lokasi latar penelitian fungsi informan bagi
penelilti adalah agar informasi dapat terjaring dala waktu yang cukup
singkat karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar
pikiran ata membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari
subye lainnya. Dalam hal ini peneliti menggunakan informan yan
benar-benar mengetahui program pemberdayaan masyaraka
nelayan yang dilakukan oleh Kelompok Nelayan di Des Palang
Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.
b. Dokumen yaitu berupa tulisan atau catatan, buku, surat kabar,]
brosur, laporan dan lain sebagainya. Dokumen-dokumem
tersebut peneliti dapatkan dari arsip-arsip yang ada di rumah
(bescame) Kelompok Nelayan. Dapat disimpulkan bahwa
dokumentasi bukan berarti hanya studi, histori, melainkan studi
dokumen berupa data tertulis yang mengandung keterangan dan
penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual.
Dokumentasi berproses dan berawal dari menghimpun dokumen,
memilih-milih dokumen sesuai dengan tujuan penelitian,
menerangkan dan mencatat serta menafsirkannya Adapun metode
yang dipakai oleh peneliti dalam melakukan pengidentifikasian di
lapangan adalah dengan menggunakan metodologi penelitian
kualitatif