Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah hari dilahirkannya nabi Agung baginda nabi
Muhammad SAW tanggal 12 Rabiul Awal hari senin tahun gajah. Dinamakan tahun
gajah karena tepat kelahiran beliau pasukan gajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah
menyerang kota Mekah dan menghancurkan Ka’bah.

Bahkan disebagian literatur yang lain, Raja Abrahah menginginkan untuk memindahkan
Ka’bah ke Yaman dimana dia memerintah dengan alasan karena merasa iri dengan
kota Mekah yang setiap saat banyak orang berdatangan baik untuk menunaikan ibadah
maupun sebagai pusat perdagangan.

Peringatan maulid Nabi Muhammad Saw di Indonesia bahkan di beberapa Negara yang
lain pun sudah menjadi habit atau kebiasaan di setiap tahunnya. Akan tetapi sebagian
ulama ada yang berpendapat bahwa hukumnya adalah bid’ah karena beralasan tidak
ada sumber yang jelas sanad hadistnya.

Sejarah terkait awal mula Maulid Nabi pun berbeda-beda, diantaranya : pertama,
perayaan Maulid diadakan oleh kalangan Dinasti Ubaid (Fathimi) di Mesir yang
berhaluan Syiah Ismailiyah (Rafidhah). Kedua, Maulid Nabi berasal dari kalangan ahlus
sunnah oleh Gubernur Irbil di wilayah Irak, Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri. Ketiga,
perayaan Maulid Nabi diadakan pertama kali oleh Sultan Shalahuddin Al Ayyubi dengan
tujuan untuk membangkitkan semangat juang kaum muslimin dalam perang salib
melawan kaum kafir Eropa dalam merebut kembali Kota Yerussalem di Palestina.

Kata Maulid itu sendiri diambil dari bahasa arab walada – yalidu (‫د يلد‬66‫ )ول‬artinya
kelahiran, Maulid Nabi artinya hari dimana dilahirkannya baginda Nabi Muhammad
Saw.

Banyak sekali peristiwa luar biasa dalam menjelang kelahiran manusia termulia ini,
yaitu diantaranya : runtuhnya 14 balkon istana kekaisaran Romawi, padamnya api
kaum Majusi, hancurnya gereja-gereja, air Danau Sawah di Persia yang dikultuskan
menyusut, tanah di kota Mekah tumbuh subur, bumi begitu bercahaya padahal di
malam hari dan sebagainya.

Ini semua karena kebanggaan bumi dan sekitarnya karena baginda Agung nabi akhir
zaman akan lahir kedunia ini, yang mana sebelumnya terjadi percakapan antara bumi
dan langit dengan menyombongkan kekayaan yang terdapat di dalamnya. Namun
semua sirna ketika bumi membanggakan dirinya dengan hadirnya Nabi Muhammad
Saw sebagai penduduk bumi.

Sebagai muslim tentunya kita bangga menjadi umat Nabi Muhammad Saw, meskipun
kita belum pernah berjumpa, mendengar dan bertatap muka secara langsung
dengannya.
Namun seyogyanya beliau merindukan kita semuanya sebagai saudaranya, dikisahkan
suatu ketika baginda Rasul menangis, sontak para sahabat pun bertanya, kenapa
Engkau menangis wahai baginda Rasul ? ku ingin sekali berjumpa saudara-saudaraku.’

Mereka (para sahabat) berkata, ‘Wahai Rasulullah, bukankah kami saudaramu?’, beliau
pun menjawab : bukan, kalian adalah sahabat-sahabatku, Saudara-saudaraku adalah
mereka beriman kepadaku meskipun belum pernah berjumpa denganku.

: ‫لم‬66‫ه وس‬66‫لى هللا علي‬66‫ هللا ص‬6‫ول‬66‫ال رس‬66‫ ق‬: ‫ال‬66‫في مسند اإلمام أحمد من حديث أنس بن مالك رضي هللا عنه ق‬
‫ أنتم‬: ‫ال‬66‫ أو ليس نحن إخوانك ؟ ق‬: ‫ فقال أصحاب النبي صلى هللا عليه وسلم‬: ‫ قال‬. ‫وددت أني لقيت إخواني‬
‫ ولكن إخواني الذين آمنوا بي ولم يروني‬، ‫أصحابي‬
Beliau sangat merindukan sekali ummatnya, bahkan ketika ajal akan menjemput pun
tak henti-hentinya memanggil ummatii, ummatii, ummatii dan tidak sampai disitu beliau
pun menyampaikan kepada malaikat Jibril as jangan sampai sakitnya sakaratul maut ini
ditimpakan kepada ummatku. Cukup hanya aku saja yang merasakan sakitnya
sakaratul maut ini.

Baginda Agung, manusia yang sangat sempurna dan teladan semua sikap dan kata-
katanya begitu merindukan kita sebagai ummatnya, lantas kenapa kita yang belum jelas
mendapatkan tiket surga tidak merindukannya? Tidak mengamalkan perintahnya?
Tidak bershalawat kepadanya? Padahal Allah Swt dan Malaikat pun bershalawat
kepadanya. Sebagaimana firmanNya :

‫ َتسْ لِيمًا‬6‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّمُوا‬ َ ‫ون َعلَى ال َّن ِبيِّ َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫ِين آ َم ُنوا‬ َ ‫إنَّ هَّللا َ َو َماَل ِئ َك َت ُه ُي‬
َ ُّ‫صل‬

“ Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-


orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab : 56)

Adapun hikmah yang dapat kita ambil dari peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw ini
adalah sebagai berikut :

1. Ungkapan Kecintaan Kepada Nabi Muhammad

Peringatan maulid Nabi Muhammad adalah sebuah ungkapan kecintaan dan


kegembiraan dengan beliau. Bahkan orang kafir saja mendapatkan manfaat dengan
kegembiran itu.

ّ ‫ا‬66‫ه لم‬66‫ة جاريت‬66‫ه لثويب‬6‫بب عتق‬66‫فقد جاء في البخاري أنه يخفف عن أبي لهب كل يوم اإلثنين بس‬
‫والدة‬66‫رته ب‬6‫بش‬
‫ظ‬66‫ه الحاف‬66‫ في الصحيح في كتاب النكاح معلقا ونقل‬6‫ وهذا الخبر رواه البخاري‬.‫المصطفى صلى هللا عليه وسلم‬
٤٧٨ ‫ص‬ ٧ ‫ ورواه اإلمام عبد الرزاق الصنعانيفي المصنف ج‬.‫ابن حجر في الفتح‬
Dalam hadits di atas yang diriwayatkan Imam al-Bukhori dikisahkan ketika Tsuwaibah,
budak perempuan Abu lahab, paman nabi, menyampaikan berita gembira tentang
kelahiran sang jabang bayi yang sangat mulia, Abu Lahab pun memerdekan Tsuwaibah
sebagai tanda cinta dan kasih. Dan karena kegembiraannya, kelak di hari kiamat siksa
atas dirinya diringankan setiap hari Senin tiba.

Meneguhkan Kembali Kecintaan kepada Beliau

Meneguhkan kembali kecintaan kepada Nabi Muhammad. Bagi seorang mukmin,


kecintaan kepada Nabi adalah sebuah keharusan, salah satu untuk meningkatkan
keimanan dan ketakwaan. Kecintaan kepada nabi harus berada di atas segalanya,
bahkan melebihi kecintaan kepada istri, anaknya, bahkan  kecintaan diri sendiri.

‫ال يؤمن أحدكم حتى أكون أحبّ إليه من ولده ووالده والناس أجمعين‬

Artinya: “Tidak sempurna iman salah satu diantara kamu sehingga aku lebih dicintai
olehnya daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia.” (HR. Bukhori Muslim).

2. Meneladani Nabi Muhammad Saw dalam kehidupan kita

Allah Swt berfirman :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
Dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab : 21)
Nabi Muhammad Saw diutus kedunia ini untuk menyempurnakan akhlaq, sudah jelas
ayat diatas menyebutkan bahwasannya pada (diri) Rasulullah terdapat suri teladan baik
untuk kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tentunya sesuai dengan
kapasitas keilmuan, kemampuan dan bidang kita masing-masing.

Contoh dan teladan dalam berbagai profesi :

Sebagai santri atau pelajar, bahwasannya banyak hal yang beliau sampaikan dan
contohkan terkait dengan kesungguhan dalam mencari ilmu, mencari ilmu wajib bagi
kaum muslimin dan muslimat serta berakhlak yang baik kepada guru, orang tua juga
lingkungan sekitar.

Sebagai orang tua, beliau banyak mengajarkan bagaimana menjadi orang tua yang
baik dan bijaksana, lembut serta penuh dengan kasih sayang juga bertanggungjawab
baik sandang, pangan, papan, pendidikan serta pilihan (pasangan hidup) untuk
berkeluarga.
Sebagai pejabat publik, beliau mengajarkan berkata yang baik atau lebih baik diam.
Serta dengan tegas kalau Fatimah binti Muhammad mencuri, maka aku yang akan
memotong tangannya

3. Meningkatkan ibadah

Dengan diperingati Maulid Nabi Muhammad Saw setiap tahunnya, harusnya


berdampak kepada keimanan dan kualitas serta kuantitas ibadah kita kepada Allah Swt.
Jangan sampai gebyar dalam peringatannya akan tetapi esensi dan maknanya tidak
berpengaruh kepada ibadah kita. Misalnya : shalat 5 waktu masih bolong-bolong,
masjid megah tapi minim jamaah, meninggalkan baca al-qur’an, durhaka kepada orang
tua dan sebagainya.

Tak jarang dalam peringatan Maulid Nabi ini, mendatangkan para muballigh untuk
memberikan tausiyah dan tentunya isi materinya pun bagaimana meningkatkan
kecintaan kita kepada baginda Nabi Muhammad Saw. Kecintaan kepada Nabi bagian
dari ibadah, maka sudah sepatutnya tidak hanya cukup untuk didengarkan akan tetapi
diamalkan dan dibiasakan dalam kehidupan. Istiqomahkan amalan yang wajib,
perbanyak amalan sunnah, perbanyak baca al-qur’an, menolong orang yang
membutuhkan dan saling menasihati.

4. Perbanyak Shalawat

Salah satu hikmah dari peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw adalah memperbanyak
shalawat kepada baginda Nabi, baik dilantunkan dengan rebana, marawis ataupun
individu sebagai wirid harian. Adapun jenis dan macam-macam shalawat sangat
banyak sekali, akan tetapi shalawat terbaik adalah shalawat yang biasa dibacakan
dalam shalat ketika tasyahud akhir.

5. Menguatkan Ukhuwah Islamiyah

Sebagaimana tujuan awal diadakannya peringatan Maulid Nabi ini yaitu untuk
memompa semangat juang kaum Muslimin dalam perang salib, maka terdapat misi
untuk menguatkan ukhuwah Islamiyah yang sudah semakin kendor setiap harinya.
Perpecahan antar bangsa, perbedaan madzhab, penistaan agama, fanatisme golongan
dan sebagainya mewarnai berita kita setiap harinya. Harapannya umat yang sudah
terkotak-kotak ini kembali kepada Al-qur’an dan sunnah nabi sebagai acuan dan
pegangan hidup kita, sehingga dengan adanya peringatan Maulid Nabi ini dapat
kembali merekatkan ukhuwah (persaudaraan) sesama muslim yang akan dirasakan
oleh seluruh alam semesta Islam rahmatan lil alamin.

Anda mungkin juga menyukai